Melahirkan bayi besar memiliki berbagai risiko komplikasi bagi ibu, dan masalah kesehatan pada bayi. Bayi baru lahir dibilang besar jika beratnya melebihi berat normal 2,5-3 kg. Pola makan ibu dan gaya hidup selama hamil bisa menyebabkan bayi lahir lebih besar dari rata-rata bayi lainnya.
Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
1. Penyebab bayi berukuran besar
Bayi baru lahir lebih besar dibandingkan bayi pada umumnya, biasanya disebabkan oleh:
- Faktor genetik. Jika ibu atau ayah saat lahir memiliki berat di atas bayi normal, biasanya anaknya juga akan mengalami hal yang sama
- Pola makan selama hamil. Makan terlalu banyak saat hamil bisa membuat bayi Anda lebih besar dari bayi normal. Pada ibu hamil yang memiliki indeks massa tubuh normal, umumnya bisa disebabkan oleh diabetes gestasional. Kondisi ini membuat pasokan gula berlebih di dalam darah masuk ke tubuh bayi. Akibatnya, tubuh janin memproduksi lebih banyak insulin, dan membuat ukuran badannya lebih besar.
- Melewati HPL. Pakar kandungan Dr Christopher Chong, menjelaskan bahwa masa kehamilan yang lebih lama dibanding seharusnya, akan membuat bayi lahir lebih besar.
- Jenis kelamin bayi. Bayi laki-laki cenderung berukuran lebih besar dibandingkan bayi perempuan.
2. Menimbang bayi setelah lahir adalah yang paling akurat
Semua bentuk penimbangan pada berat janin, kurang akurat jika dilakukan sebelum usia kandungan 28 bulan. Namun, yang paling akurat tentu saja setelah bayi dilahirkan.
3. Melahirkan bayi besar secara secara cesar
Dokter yang berpengalaman akan melakukan serangkaian pemeriksaan pelvis dan mempelajari ukuran janin. Barulah dia memutuskan apakah ibu bisa melahirkan bayi besar secara normal, atau harus cesar.
Bagi ibu yang baru hamil anak pertama, dokter akan menyarankan untuk melahirkan bayi besar secara cesar. Namun, jika sebelumnya sudah pernah melahirkan bayi besar melalui persalinan normal, maka Bunda bisa mencoba melahirkan secara normal.
Tetaplah berpikiran terbuka. Jika proses persalinan normal memakan waktu lama dan hampir tidak mungkin melahirkan bayi besar secara normal, operasi cesar adalah solusi agar ibu dan bayi bisa diselamatkan.
4. Kemungkinan melahirkan bayi besar secara normal
Bila bayi bertekad lahir secara normal, walaupun bayinya berukuran besar, dokter akan menentukan kesiapan ibu dalam tiga hal berikut ini:
- Kekuatan kontraksi. Bisa dibantu dengan obat yang merangsang kontraksi
- Jalur lahir. Kondisi alami pada vagina ibu untuk tempat keluarnya bayi, ukuran dan ruang di area tulang pelvis. Apabila sebelumnya pelvis pernah cedera, maka biasanya persalinan dilakukan secara cesar.
- Ukuran bayi. Dokter akan mencoba mengetahui letak dan ukuran bayi saat persalinan hendak dilakukan.
5. Risiko masalah kesehatan pada ibu dan bayi
Kondisi bayi berukuran besar bisa memicu berbagai masalah kesehatan pada ibu dan bayi. Risiko bayi kuning, gula darah rendah, dan masalah di saluran pernapasan. Semua ini berkaitan dengan kondisi diabetes gestasional yang dialami ibu saat hamil.
Bayi yang lahir dari ibu dengan penyakit diabetes, memiliki keterlambatan tumbuh kembang paru-paru. Sehingga membuat bayi mengalami kesulitan bernapas. Risiko terbesar adalah distosia bahu, ketika pundak bayi terjebak di kanal lahir saat proses persalinan. Hingga menyebabkan trauma atau bahkan berisiko kematian.
Berikut adalah risiko kesehatan pada ibu yang melahirkan bayi besar:
- Trauma di otot pelvis : Otot di bagian lantai pelvis, berfungsi menahan semua otot, jaringan dan organ pelvis di tempat masing-masing. Trauma yang dialami saat melahirkan bisa membuat semua organ itu menurun. Ini juga terjadi pada wanita yang melahirkan bayi berukuran rata-rata.
- Pipis keluar saat batuk atau bersin, ini juga dialami oleh para ibu dengan bayi berukuran normal. Namun ibu yang mengandung bayi besar memiliki risiko paling tinggi.
- Robekan di sfingter anus. Kondisi ini bisa membuat Bunda kesulitan buang air besar atau feses kering.
6. Bayi berukuran besar adalah kasus yang jarang
Dr. Christoper Chong, seorang konsultan OB/GYN di RS Gleneagles menekankan, hanya 10% bayi lahir dengan berat lebih dari 3,7 kg. Dan hanya 3% bayi baru lahir dengan berat lebih dari 4 Kg.
Jika dokter menyarankan operasi cesar, ibu memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi dan perdarahan. Serta pemulihan yang lamban. Juga risiko kerusakan organ dan jaringan lain karena proses operasi. Dan beberapa risiko komplikasi lain seperti aspiration pneumonia.
Namun, bila dokter sudah menentukan metode kelahiran, itu berarti sudah keputusan terbaik untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
Boleh tahu Bun, berapa berat bayi Anda saat ia lahir? Share di kolom komentar, ya!
Baca juga:
8 Bayi Indonesia yang lahir dengan Bobot Fantastis!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.