Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia dinilai masih dalam taraf yang mengkhawatirkan. Kondisi ini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh berbagai pihak. Mulai dari pemerintahan, tenaga medis, hingga masyarakat umum.
Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Apa yang Dimaksud dengan Angka Kematian Ibu?

Melansir dari laman Badan Pusat Statistik, Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya perempuan yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan, bunuh diri atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan dari data WHO, sekitar 260.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan pada tahun 2023. Sekitar 92% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah pada tahun 2023, dan sebagian besar dapat dicegah.
Berapa Angka Kematian Ibu di Indonesia Terbaru?
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, menurut data dari Maternal Perinatal Death Notification (MPDN), sistem pencatatan kematian ibu Kementerian Kesehatan, pada tahun 2023, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia mencapai 4.129. Ini merupakan peningkatan dari tahun 2022, ketika AKI tercatat 4.005. AKI per 100 ribu kelahiran hidup pada Januari 2023 berada di kisaran 305. Angka ini menempatkan Indonesia pada urutan kedua kasus AKI tertinggi di ASEAN.
Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah: perdarahan (28%), preeklampsi/ eklampsi (24%), dan infeksi (11%). Ada dua faktor utama yang menyebabkan angka kematian di Indonesia masih tinggi, yaitu terlambat menegakkan diagnosis dan terlambat untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang memiliki sarana dan prasarana lengkap.
Apa Penyebab Angka Kematian Ibu?
Menurut WHO, penyebab utama Angka Kematian Ibu adalah komplikasi selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Sebagian besar komplikasi ini berkembang selama kehamilan dan sebagian besar dapat dicegah atau diobati.
Komplikasi lain mungkin ada sebelum kehamilan tetapi memburuk selama kehamilan, terutama jika tidak ditangani sebagai bagian dari perawatan wanita tersebut.
Komplikasi utama yang menyebabkan sekitar 75% dari semua kematian ibu adalah:
- pendarahan hebat (kebanyakan pendarahan setelah melahirkan).
- infeksi (biasanya setelah melahirkan).
- tekanan darah tinggi selama kehamilan (preeklamsia dan eklamsia).
- komplikasi saat melahirkan.
- aborsi yang tidak aman.
Upaya Penanganan Kasus Kematian Ibu

Target angka kematian ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2024 adalah 183 per 100.000 kelahiran hidup, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Namun, AKI di Indonesia masih lebih tinggi daripada negara-negara ASEAN.
Untuk mencapai target SDGs, yaitu kurang dari 70 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup pada 2030, diperlukan upaya yang lebih optimal.
Untuk menangani kasus ini, WHO dan dan organisasi-organisasi internasional lain pun melahirkan konsep The Safe Motherhood Initiative. Konsep ini mencakup serangkaian upaya, praktik, protokol, dan panduan pemberian pelayanan yang didesain untuk memastikan para ibu menerima layanan yang tepat.
Mulai dari pelayanan ginekologis, layanan keluarga berencana, serta layanan prenatal, delivery, dan postpartum yang berkualitas. Ini bertujuan untuk menjamin kondisi kesehatan sang ibu agar tetap optimal pada saat kehamilan, persalinan, dan pasca-melahirkan.
Tidak hanya untuk ibu, konsep ini juga bertujuan untuk menjamin kondisi kesehatan janin di dalam kandungan agar tidak mengalami keguguran atau stillbirth.
Mengacu pada modul yang disusun oleh The Health Policy Project (2003), konsep safe motherhood sendiri memiliki enam pilar utama, yaitu:
1. Keluarga Berencana
Memastikan bahwa baik individu maupun pasangan memiliki akses terhadap informasi, dan layanan keluarga berencana untuk merencanakan waktu, jumlah, dan jarak kehamilan.
2. Perawatan Antenatal
Menyediakan vitamin, imunisasi, dan memantau faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan. Juga memastikan bahwa segala bentuk komplikasi dapat terdeteksi secara dini dan ditangani dengan baik.

3. Perawatan Persalinan
Memastikan bahwa tenaga kesehatan yang terlibat dalam proses persalinan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan alat-alat kesehatan untuk mendukung persalinan yang aman.
Juga menjamin ketersediaan perawatan darurat bagi perempuan yang membutuhkan, terkait kasus-kasus kehamilan berisiko dan komplikasi kehamilan.
4. Perawatan Postnatal
Memastikan bahwa perawatan pasca-persalinan diberikan kepada ibu dan bayi, seperti bantuan terkait cara menyusui, layanan keluarga berencana, serta mengamati tanda-tanda bahaya yang terlihat pada ibu dan anak.

5. Perawatan Post-aborsi
Mencegah terjadinya komplikasi, memastikan bahwa komplikasi aborsi terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan baik, membahas tentang permasalahan kesehatan reproduksi lain yang dialami oleh pasien. Serta memberikan layanan keluarga berencana jika dibutuhkan.
6. Kontrol Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV dan AIDS
Ini dilakukan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengendalikan penularan IMS, HIV dan AIDS kepada bayi, menghitung risiko infeksi di masa yang akan datang, menyediakan fasilitas konseling dan tes IMS, HIV, dan AIDS.
Cara Menekan Angka Kematian Ibu

Audra Meadows, MD, MPH, Dokter Kandungan di Rumah Sakit Brigham dan Wanita (BWH), memiliki beberapa saran gaya hidup yang sehat pada ibu hamil untuk mengoptimalkan kesehatan sebelum, selama, dan setelah kehamilan.
Dengan begitu mereka dapat mencegah berbagai risiko kesehatan hingga kematian saat hamil. Adapun beberapa gaya hidup yang dimaksud ialah:
1. Makan dengan Benar
Konsumsi makanan yang sehat sangat penting bagi ibu hamil. Bayi membutuhkan makanan sehat, bukan gula dan lemak.
Perbanyak makan buah dan sayuran berwarna, biji-bijian utuh, makanan kaya kalsium, dan makanan rendah lemak jenuh.
2. Konsumsi Vitamin
Pastikan untuk mendapatkan asam folat dan kalsium yang cukup selama kehamilan. Anda bisa mendapatkan vitamin dan mineral yang diperlukan ini dari makanan dan multivitamin standar.
Bayam, jeruk, brokoli, dan kacang merah kaya akan asam folat. Adapun susu, yoghurt, dan bayam dikemas dengan kalsium.
Anda juga bisa mendapatkan berbagai nutrisi ini dalam multivitamin prenatal. Konsultasikan pada dokter kandungan tentang multivitamin prenatal mana yang terbaik untuk kebutuhan Anda.

3. Tetap Terhidrasi
Tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak air daripada biasanya. Targetkan untuk delapan atau lebih cangkir setiap hari.
4. Lakukan Perawatan Prenatal yang Tepat
Ibu hamil harus mendapatkan perawatan pranatal secara teratur dari profesional kesehatan. Ibu hamil yang tidak mendapatkan perawatan pranatal secara teratur jauh lebih mungkin memiliki komplikasi kehamilan yang tidak diinginkan.
5. Hindari Makanan Tertentu
Ada beberapa makanan tertentu yang harus dihindari ibu hamil. Seperti makanan mentah dan susu yang tidak dipasteurisasi. Produk hewani mentah dan tidak dipasteurisasi dapat menyebabkan keracunan makanan. Beberapa ikan, bahkan ketika dimasak bisa mengandung banyak merkuri.
6. Hindari Minum Alkohol
Wanita tidak boleh minum alkohol sebelum dan selama kehamilan dan saat menyusui. Minum alkohol meningkatkan risiko memiliki bayi dengan gangguan spektrum alkohol janin (FASD).
FASD dapat menyebabkan fitur wajah yang tidak normal, ketidakmampuan belajar yang parah, dan masalah perilaku.
Selain itu, alkohol juga dapat memengaruhi kesehatan bayi pada tahap awal kehamilan, sebelum seorang wanita menyadari bahwa ia hamil.
7. Jangan Merokok
Merokok tidak sehat untuk ibu hamil dan bayi di dalam kandungan. Ini dapat meningkatkan risiko SIDS (sindrom kematian bayi mendadak), kelahiran prematur, keguguran, stillbirth, dan komplikasi lainnya.

8. Olahraga
Olahraga harian sangat bagus untuk sebagian besar ibu hamil. Periksa dengan dokter untuk mengetahui berapa banyak aktivitas fisik yang tepat untuk Anda.
9. Dapatkan Suntikan Vaksin Flu
Flu dapat membuat ibu hamil sakit. Jadi tanyakan kepada dokter Anda tentang suntikan flu.
10. Tidur Nyenyak
Tidur yang cukup 7 hingga 9 jam sangat penting untuk ibu hamil dan bayi di dalam kandungan. Selama hamil, disarankan tidur di sisi kiri untuk meningkatkan aliran darah ke Anda dan bayi Anda.
11. Kurangi Stres
Mengurangi stres sangat penting untuk meningkatkan hasil kelahiran. Ibu hamil harus menghindari sebisa mungkin situasi yang membuat stres.
12. Pilih Waktu yang Tepat untuk Hamil
“Jika Anda memilih untuk hamil pada saat Anda tahu bahwa Anda berada dalam kondisi paling sehat, itu meningkatkan peluang Anda untuk memiliki kehamilan yang sehat dan kelahiran yang sehat,” kata Dr. Meadows.
Pertanyaan Populer Seputar Angka Kematian Ibu
Berapa Persen Ibu Melahirkan Meninggal?
Menurut WHO, setiap hari di tahun 2023, lebih dari 700 perempuan meninggal dari penyebab yang bisa dicegah yang berhubungan dengan kehamilan dan melahirkan. Kematian ibu terjadi hampir setiap 2 menit di tahun 2023. Sekitar 92% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah pada tahun 2023, dan sebagian besar dapat dicegah.
Apa Itu 4T dan 3T?
4T adalah Empat Terlalu, yakni terlalu tua, terlalu muda untuk hamil, terlalu banyak, terlalu dekat sementara 3T adalah Empat Terlambat, yakni terlambat mengambil keputusan, terlambat merujuk dan terlambat mendapat penanganan di tempat rujukan.
***
Itulah penjelasan tentang Angka Kematian Ibu. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca Juga:
Sering Tak Disadari, Waspada Tanda Janin Meninggal dalam Kandungan
7 Cara Menghindari Kematian Ibu Pasca Melahirkan Menurut Obgyn
4 Artis Cantik Meninggal Saat Hamil, Kepergiannya Sisakan Duka Mendalam
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.