Ada banyak paparan zat beracun yang bisa mengakibatkan masalah perkembangan fisik janin dan intelektual bayi saat lahir. Di antaranya merkuri, asap rokok, zat-zat terlarang, dan alkohol. Paparan alkohol adalah yang paling buruk, karena bisa mengakibatkan fetal alcohol syndrome yang bertahan hingga anak tumbuh dewasa.
Lantas, apa itu fetal alcohol syndrome dan bagaimana penyakit ini bisa memengaruhi intelektualitas bayi? Simak penjabarannya di bawah ini, ya, Bunda.
Apa Itu Fetal Alcohol Syndrome?
Sindrom adalah sekelompok gejala yang terjadi bersamaan sebagai akibat dari penyakit tertentu atau kondisi abnormal pada seseorang. Sementara fetal alcohol syndrome (FAS) merupakan suatu kondisi yang berkembang pada janin saat ibunya mengonsumsi alkohol selama kehamilan.
Itu artinya, saat masih di dalam rahim, si janin sudah mengalami banyak sekali gejala penyakit tertentu yang diakibatkan kebiasaan ibu mengonsumsi alkohol selama hamil. Setelah dilahirkan, penyakit pada bayi tersebut tak dapat disembuhkan.
Seperti yang Bunda ketahui sendiri, alkohol dapat merusak kesehatan, apalagi bila dikonsumsi berlebihan dan selama kehamilan. Jumlah alkohol yang dikonsumsi hingga menyebabkan FAS juga tidak jelas.
Satu yang pasti, tidak ada jumlah yang aman. Berapapun jumlah alkohol yang dikonsumsi, sedikit atau banyak, selama kehamilan tetap dapat menyebabkan FAS.
Artikel terkait: Bagaimana Menghindari Kerusakan Otak pada Anak?
Perbedaan Fetal Alcohol Syndrome dan Fetal Alcohol Spectrum Disorder
Lantas apa bedanya FAS dengan fetal alcohol spectrum disorder (FASD) atau gangguan spektrum alkohol janin? Penyebabnya sama seperti FAS, tetapi tanda dan gejala yang ditunjukkan pada FASD dalam skala yang lebih ringan –FAS berada di level parah atau serius.
Sejauh ini, melansir laman Cleveland Clinic, tidak ada statistik pasti mengenai berapa banyak orang yang memiliki gangguan spektrum alkohol janin. Namun, Centers for Disease Control (CDC) dan para ilmuwan kesehatan memperkirakan ada kurang dari 2 kasus FASD di setiap 1.000 kelahiran hidup di Amerika Serikat.
Peneliti di CDC juga menemukan, di tahun 2019 ada 1 dari 9 orang hamil yang mengonsumsi alkohol dalam jangka waktu 30 hari.
Kondisi lain yang masih berada dalam satu lingkup FASD adalah:
- Partial fetal alcohol syndrome (pFAS) atau sindrom alkohol janin parsial. Memiliki beberapa karakteristik FAS, misalnya, perubahan pada fitur wajah, tetapi tidak memiliki semua gejala FAS.
- Alcohol-related neurodevelopmental disorder (ARND) atau gangguan perkembangan saraf terkait alkohol (ARND). Orang dengan gangguan ini mengalami beberapa atau semua hal berikut: Impulsif, kurang perhatian, dan sulit mengikuti pelajaran di sekolah.
- Alcohol-related birth defects (ARBD) atau cacat lahir terkait alkohol. Cacat lahir fisik (perubahan abnormal pada bagian tubuh) yang juga dapat memengaruhi jantung, mata, sistem kerangka, telinga, dan ginjal.
- Neurobehavioral disorder associated with prenatal alcohol exposure (ND-PAE) atau gangguan neurobehavioral terkait dengan paparan alkohol prenatal. Janin terkena paparan alkohol dalam jumlah banyak selama di kandungan. Ia akan lahir dan tumbuh dengan kesulitan menjalani tugas sehari-hari seperti mandi, sulit mengendalikan emosi, serta pelupa.
Penyebab Fetal Alcohol Syndrome
Sesuai dengan namanya, fetal alcohol syndrome disebabkan oleh alkohol yang diminum ibu saat sedang hamil. Minuman beralkohol tersebut termasuk anggur (wine), bir, sari buah keras, dan minuman berlabel “minuman keras”.
Meski saat mengonsumsinya ibu tidak mabuk, alkohol yang masuk ke aliran darahnya juga akan mengalir ke bayi melalui plasenta dan masuk ke dalam jaringan otak janin yang sedang terbentuk.
Pertumbuhan dan perkembangan janin merupakan momen penting selama kehamilan, terutama otak yang terus berkembang di sepanjang kehamilan. Oleh karena itu, sangat berisiko bagi ibu bila ia minum alkohol kapanpun itu sebelum kelahiran bayinya.
Para perempuan juga SANGAT TIDAK disarankan mengonsumsi alkohol saat sedang menjalani program kehamilan. Alasannya:
- Anda tidak tahu kapan kehamilan dimulai –biasanya baru sadar sudah hamil di minggu keempat hingga keenam. Bayangkan bila saat itu Anda masih mengonsumsi alkohol?
- Tubuh Anda butuh waktu untuk membangun cukup hCG (human chorionic gonadotropin) –hormon yang berkembang pada awal kehamilan untuk mendeteksi kehamilan.
Alkohol dapat mengganggu perkembangan normal janin, terutama di bagian otak dan sistem saraf pusat. Hal tersebut terjadi dengan cara berikut:
- Membunuh sel-sel di berbagai bagian janin dan menyebabkan perkembangan fisik yang tidak normal.
- Mengganggu cara sel-sel saraf berkembang dan merusak perjalanan sel-sel tersebut saat akan membentuk berbagai bagian otak dan fungsinya.
- Menyempitkan pembuluh darah dengan memperlambat aliran darah ke plasenta (pasokan makanan saat berada di dalam rahim) dan mengakibatkan janin kekurangan oksigen dan nutrisi.
- Produk sampingan beracun dihasilkan ketika tubuh memproses alkohol dan kemudian dapat berkonsentrasi di sel-sel otak bayi dan menyebabkan kerusakan.
Artikel terkait: Jaga Emosi Saat Bayi Menangis, Waspadai Shaken Baby Syndrome yang Mematikan
Apa Saja Gejala Fetal Alcohol Syndrome?
Janin tidak memetabolisme (memecahkan) alkohol dengan cara yang sama seperti orang dewasa, sehingga alkohol tetap berada di dalam tubuh janin dalam jangka waktu yang lebih lama.
Gejala sindrom alkohol janin mencakup mental dan fisik dan dapat bervariasi pada tiap anak. Ada anak yang mungkin memiliki perubahan nyata pada wajah dan anggota tubuhnya, ada juga yang mengalami keterlambatan dari waktu ke waktu.
Berikut ini tanda dan gejalanya, melansir laman Mayo Clinic:
Fisik
Cacat fisik yang diakibatkan fetal alcohol syndrome adalah:
- Ciri-ciri wajah yang khas, termasuk mata kecil, bibir atas yang sangat tipis, hidung yang pendek, dan permukaan kulit yang halus antara hidung dan bibir atas.
- Deformitas sendi, tungkai, dan jari.
- Pertumbuhan fisik yang lambat sebelum dan sesudah lahir (berat badan rendah).
- Kesulitan penglihatan atau masalah pendengaran.
- Lingkar kepala dan ukuran otak kecil.
- Cacat jantung, masalah dengan ginjal, sistem urine dan genital, juga sistem kerangka bayi.
Masalah Otak dan Sistem Saraf Pusat
Hal yang menjadi masalah dengan otak dan sistem saraf pusat termasuk:
- Keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa.
- Koordinasi atau keseimbangan yang buruk.
- IQ di bawah rata-rata, cacat intelektual, gangguan belajar dan perkembangan yang tertunda.
- Memori buruk.
- Masalah dengan perhatian dan pemrosesan informasi.
- Sulit berkonsentrasi dan rentang perhatian yang pendek sehingga sulit mengikuti pelajaran di sekolah.
- Kesulitan dengan penalaran dan pemecahan masalah.
- Kesulitan mengidentifikasi konsekuensi dari pilihan.
- Keterampilan yang buruk.
- Gelisah.
- Suasana hati yang cepat berubah.
- Kesulitan membedakan antara kenyataan dan fantasi.
- Hiperaktif.
Masalah Sosial dan Perilaku
Semakin besar anak FAS akan mengalami masalah yang berkaitan dengan perilaku dan sosial, seperti:
- Kesulitan bergaul dengan orang lain.
- Keterampilan sosial yang buruk.
- Kesulitan beradaptasi dengan perubahan atau beralih dari satu tugas ke tugas lainnya.
- Masalah dengan perilaku dan kontrol impuls.
- Konsep waktu yang buruk.
- Kesulitan mengerjakan tugas tetap.
- Kesulitan merencanakan atau bekerja menuju suatu tujuan.
- Mudah marah atau tersinggung.
Setelah mengetahui dampak buruk yang bisa terjadi bisa buah hati terkena fetal alcohol syndrome, maka ibu hamil sudah sepatutnya menjauhi alkohol dan tidak mengonsumsinya sama sekali selama promil, kehamilan, dan menyusui.
Diagnosis Sindrom Alkohol Janin
Sulit untuk mendiagnosis sindrom alkohol janin karena tidak ada tes langsung untuk gangguan ini. Ditambah lagi pasien hamil mungkin tidak memberikan keterangan lengkap dalam riwayat kesehatannya (mengenai kebiasaan minum alkohol selama kehamilan).
Biasanya, tenaga layanan pediatrik membuat diagnosis fetal alcohol syndrome berdasarkan ukuran anak, tanda dan gejala fisik spesifik yang berkembang selama masa kanak-kanak, termasuk:
- Riwayat konsumsi minuman beralkohol oleh ibu anak selama kehamilan.
- Fitur wajah abnormal —koneksi halus antara hidung dan bibir atas, bibir atas tipis dan mata kecil.
- Ukuran (berat dan tinggi) saat lahir dan sepanjang masa kanak-kanak.
- Masalah emosional dan perilaku seperti kesulitan memperhatikan, hiperaktif, dan penilaian perilaku lainnya.
Gejala FAS juga sering kali menyerupai atau kerap ditemukan pada gangguan mental lain, seperti pada gangguan spektrum autisme (ASD), attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), dan Sindrom Williams.
Jika Bunda memang mengonsumsi alkohol selama kehamilan, berapa pun jumlahnya, laporkanlah kepada dokter kandungan Anda agar dokter dapat membantu mengecek kondisi janin dan segera mencari solusi bisa ditemukan masalah.
Artikel terkait: Ingin Punya Anak? Hindari Minuman Keras Sekarang Juga, Ini Alasannya!
Pengobatan FAS
Sindrom alkohol janin tidak dapat disembuhkan, gejalanya pun akan berdampak pada anak sepanjang hidup. Adapun yang bisa dilakukan orang tua dengan anak FAS adalah pengobatan dini untuk mengatasi atau mengurangi gejala guna tetap dapat meningkatkan perkembangan si kecil.
Pilihan pengobatan dapat mencakup:
- Obat-obatan untuk mengobati beberapa gejala seperti masalah perhatian dan perilaku.
- Terapi perilaku dan pendidikan untuk masalah emosional dan pembelajaran.
- Pelatihan untuk orang tua agar dapat membantu anaknya mengatasi tantangan perilaku, pendidikan, dan sosial anak. Mereka akan mempelajari rutinitas dan aturan yang berbeda yang dapat membantu anak beradaptasi dengan situasi yang berbeda.
Faktor pendukung lainnya yang juga dapat membantu mengurangi dampak negatif FAS pada anak adalah:
- Diagnosis sebelum usia anak 6 tahun.
- Lingkungan rumah yang penuh kasih, mendukung, dan stabil selama tahun-tahun sekolah.
- Tidak adanya kekerasan dalam kehidupan anak.
- Pendidikan khusus untuk anak dan pelayanan sosial.
Cara Mencegah Fetal Alcohol Syndrome
Tentu saja, TIDAK MENGONSUMSI ALKOHOL SEBELUM DAN SELAMA KEHAMILAN!
Diperlukan waktu empat hingga enam minggu sebelum Anda tahu bahwa Anda hamil. Pada awal kehamilan, pertumbuhan janin sudah bergerak sangat cepat, dan konsumsi alkohol dapat membahayakan perkembangan tersebut.
Jika Bunda sudah terlanjur mengonsumsi alkohol di awal kehamilan, tidak ada kata terlambat untuk berhenti.
Begitu juga setelah melahirkan dan saat Anda masih menyusui buah hati Anda, sebisa mungkin berhentilah mengonsumsi alkohol. Bila tidak memungkinkan, berkonsultasilah dengan konsultan laktasi atau dokter anak mengenai praktik terbaik penggunaan alkohol selama menyusui. Aturan umumnya setidaknya menunggu 2 jam untuk menyusui bayi atau memompa ASI kembali setelah minum alkohol.
Gangguan Otak pada Janin Lainnya
Selain disebabkan oleh alkohol, gangguan otak lainnya yang kerap dialami janin juga bisa diakibatkan oleh ini:
Faktor Genetik
Kondisi genetik yang diwariskan dari ayah dan ibu bisa mengakibatkan otak bayi menjadi terbelakang. Contoh faktor genetiknya adalah:
- Penyakit turunan, salah satunya down syndrome
- Cacat bawaan atau cacat lahir yang diturunkan dari genetik ayah dan ibu
Pemeriksaan rutin selama masa kehamilan bisa mengidentifikasi apakah ada masalah pada bayi sebelum ia lahir.
Penyakit Menular
Ibu hamil yang menderita penyakit menular seperti meningitis atau measles, bisa berdampak pada bayinya. Bayi lahir dengan disabilitas intelektual atau hidrochepalus.
Komplikasi Kehamilan
Bayi kekurangan oksigen dalam proses persalinan bisa memicu cedera otak dan berisiko membuat anak mengalami disabilitas intelektual.
Bayi yang lahir prematur karena komplikasi kehamilan, juga berisiko mengalami kesulitan dalam belajar di masa depan
***
Demikian Bunda penjelasan mengenai fetal alcohol syndrome. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang
Baca juga:
Ketahui 12 Komplikasi Persalinan yang Mungkin Terjadi, Distosia Bahu hingga Bayi Sungsang
Bermain Ponsel Dapat Mengganggu Perkembangan Otak Bayi
Mengenal Apa Itu Pregnancy Brain, Sering Lupa dan Susah Fokus pada Ibu Hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.