Di musim hujan ini, bencana banjir merupakan salah satu yang paling berisiko. Tidak hanya menghanyutkan perabotan dan merusak lingkungan rumah, penyakit pasca banjir juga perlu diwaspadai.
Berikut ini daftar penyakit pasca banjir yang perlu Parents waspadai beserta upaya mengatasinya. Baca sampai habis, ya!
Berbagai Penyakit Pasca Banjir yang Perlu Diwaspadai
1. Diare

Ketika banjir, semua sampah, got, septic tank, serta berbagai kotoran lainnya sudah bercampur baur menjadi satu.
Ketika air banjir surut dan kering, kotoran serta kumannya tertinggal pada benda-benda yang terkena banjir, serta dapat terbang terbawa angin.
Nah, kondisi ini bisa sebabkan penyakit diare apabila lingkungan sekitar tidak segera dibersihkan, Parents.
Setelah banjir surut, sebaiknya cucilah semua perabotan dengan baik menggunakan karbol atau desinfektan.
Jangan hanya terfokus pada bidang horisontal (mendatar), tetapi sekalah juga bidang vertikal (tegak) seperti dinding lemari bagian luar maupun dalam.
Untuk menghindari diare, selalu cuci tangan dan peralatan makan sebelum digunakan.
2. DBD (Demam Berdarah Dengue)
Nyamuk penyebab demam berdarah berkembang biak di air bersih. Namun setelah banjir, penyakit ini sering mewabah. Pasalnya, curah hujan yang tinggi membuat banyak wadah terbuka jadi terisi air hujan di sekitar rumah.
Gejala DBD ini umumnya adalah demam tinggi. Demam mungkin turun setelah meminum obat pereda panas, tetapi suhu badan naik kembali setelah efek obat hilang dan berlangsung beberapa hari.
Untuk menghindari penyakit ini, buang semua genangan air di sekitar rumah akibat banjir. Kemudian, kuras bak kamar mandi minimal setiap 3 hari sekali.
Apabila Anda atau anggota keluarga mengalami demam yang tidak sembuh-sembuh dalam 2-3 hari, segeralah ke dokter.
3. Demam Tifoid

Penyakit lain yang kerap menyerang setelah banjir adalah demam tifoid atau tifus.
Demam tifoid disebabkan karena makanan yang tidak bersih. Tifus adalah demam akut yang disebabkan bakteri Salmonella Enterica Serotype Typhi.
Demam tifoid masih sering mengancam orang-orang dengan lingkungan bersanitasi buruk.
Sanitasi buruk bisa membuat bakteri penyebab penyakit ini, Salmonella typhi, mencemari makanan dan minuman.
Jika seseorang terkena penyakit ini, mereka akan menderita gejala demam, sakit perut, sembelit, diare, dan sakit kepala.
Selain itu, penderita demam tifoid juga akan tampak lemah dan lesu.
Pengobatan demam tifoid dilakukan dengan pemberian obat-obatan oleh dokter, banyak beristirahat di tempat tidur, tak banyak bergerak, serta minum cukup air putih.
Waktu penyembuhan bisa makan waktu 2 minggu hingga satu bulan.
Penderita demam tifoid baiknya tidak mengonsumsi makanan berserat tinggi, dan makanan yang berisiko menimbulkan kontraksi pada pencernaan seperti makanan pedas atau asam.
Pasien dianjurkan mengonsumsi makanan berprotein tinggi seperti daging, telur, susu, tahu, tempe, dan lain-lain.
Hal ini dapat membantu daya tahan tubuh sehingga waktu penyembuhan pun semakin cepat.
Untuk mencegah penyakit tifus, Parents dan keluarga baiknya menerapkan pola hidup sehat, dan rutin mencuci tangan sebelum makan.
4. Leptospirosis
Penyakit ini disebabkan oleh kuman pada air kencing dan kotoran tikus yang masuk ke tubuh kita melalui luka.
Gejalanya adalah panas, menggigil, dan sakit kepala.
Untuk menghindari penyakit ini, Parents baiknya menghindari terkena air banjir, terutama bila sedang mengalami luka.
Gunakan sepatu bila terpaksa berjalan di tengah banjir, supaya tidak terkena paku atau benda tajam lainnya yang dapat melukai kita.
5. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)

Gejala ISPA adalah demam dan batuk, serta dapat disertai sesak nafas atau nyeri dada.
Cara mengatasinya, Parents baiknya menutup mulut bila batuk atau bersin, tidak meludah sembarangan, tingkatkan kekebalan tubuh, banyak istirahat dan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
6. Penyakit Kulit
Kotoran pada air dapat menyebabkan penyakit kulit, mulai dari yang ringan seperti gatal-gatal, hingga yang berat seperti infeksi kulit.
Cara mencegah penyekit kulit ini adalah dengan rutin membersihkan diri setelah terkena air banjir.
Apabila mengalami gejala berupa gatal-gatal atau ruam pada kulit, segera berkonsultasi ke dokter agar bisa diobati sesuai kondisi.
Artikel Terkait: 10 Penyakit Kulit Karena Polusi yang Mayoritas Penderitanya Gen Z
Itulah informasi mengenai penyakit setelah banjir dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat!
***
Baca Juga:
Waspada Pembuluh Darah Otak Pecah, Ketahui Gejala dan Cara Pengobatannya
Apa Penyebab GERD pada Bayi dan Bisakah Sembuh Sendiri? Ini Penjelasannya
[Video] Banjir bandang melanda Sulawesi Selatan, banyak rumah terseret arus
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.