Di musim hujan, demam berdarah dengue (DBD) atau atau dengue hemorrhagic fever kerap menghantui para orang tua. Pasalnya, penyakit ini sering menghampiri anak-anak terutama DBD pada bayi dan anak. Bagaimana mendeteksi ciri ciri DBD pada bayi?
Parents perlu waspada wajib mengetahui gejala DBD pada bayi dan cara menanganinya. Simak informasi selengkapnya di artikel ini.
Bayi Lebih Rentan Terkena DBD

Penyakit yang umum terjadi di negara tropis ini disebabkan oleh virus dengue yang dapat menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk A. aegypti.
Siapa pun bisa terkena penyakit ini, tak terkecuali bayi dan anak-anak. Bahkan bayi lebih rentan terkena penyakit DBD daripada orang dewasa sehingga memerlukan penanganan sejak dini.
Seseorang dapat mengalami DBD dalam waktu 4-10 hari setelah tergigit nyamuk yang membawa virus dengue.
Namun, berbeda dengan orang dewasa, gejala demam berdarah yang muncul pada bayi dan balita lebih sulit terdeteksi. Mengutip laman BabyCenter, beberapa bayi dan balita yang terserang demam berdarah bahkan bisa jadi tidak menunjukkan gejala yang spesifik.
Oleh sebab itu, Parents harus lebih waspada dengan perubahan kondisi tubuh si Kecil.
Bagaimana Ciri DBD pada Bayi?

Ciri DBD pada bayi bisa terlihat dari badannya demam tinggi, nafsu makan berkurang, mendadak lesu dan lemak, sakit kepala, dan gejala yang paling, yakni muncul bintik-bintik merah atau ruam di tubuh. Kebanyakan penderita demam berdarah memiliki gejala ringan atau tidak ada gejala sama sekali dan akan membaik dalam 1–2 minggu. Dalam kasus yang jarang terjadi, demam berdarah dapat menjadi parah dan menyebabkan kematian.
Jika gejala muncul, biasanya tanda-tanda tersebut mulai muncul 4–10 hari setelah infeksi dan berlangsung selama 2–7 hari. Ciri-ciri DBD pada bayi dapat meliputi:
1. Demam Tinggi
Ciri paling umum dari DBD adalah demam tinggi. Perhatikan jika si Kecil mengalami demam hingga mencapai 40 derajat Celcius disertai dengan panas dingin.
Ketika demamnya turun seolah mau sembuh namun tiba-tiba kambuh lagi, maka ini bisa jadi tanda DBD. Lebih baik segeralah periksakan anak ke dokter sebelum terlambat.
2. Mendadak Sangat Lemas dan Lesu
Gejala DBD pada bayi dan balita yang lain adalah rasa nyeri dan linu di belakang mata.
Ketika si Kecil tampak sangat pucat dan rewel, atau biasanya aktif tapi terlihat malas untuk beraktivitas sebaiknya Parents waspada. Karena bayi belum bisa mengeluhkan rasa sakitnya.
3. Mual dan Nafsu Makan Berkurang
Bayi dan balita yang terserang DBD cenderung menurun nafsu makannya. Hal ini disebabkan oleh rasa mual.
Terkadang bagian telapak kaki si Kecil juga terasa gatal sehingga dia terus menggaruknya.
4. Muncul Bintik-bintik Merah dan Ruam

Munculnya bintik merah dan ruam pada sekujur tubuh adalah ciri DBD yang bisa dilihat secara kasat mata.
Bintik ini muncul akibat sistem pembekuan darah di dalam tubuh yang diserang oleh virus dengue.
5. Sakit Kepala
DBD juga menyebabkan anak merasakan sakit kepala. Oleh karenanya, perhatikan jika si Kecil terlihat lesu, menangis dan sering memegangi kepala. Terlebih jika disertai dengan gejala lainnya.
6. Mimisan, Gusi Berdarah, dan Muntah Darah
Pada fase yang paling parah, DBD pada bayi dan balita mengakibatkan anak mimisan kemudian muntah darah berwarna kehitaman.
Selain itu, kulit anak juga mudah mengalami memar.
7. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
Demam berdarah dapat membuat kelenjar getah bening mengalami pembengkakan karena tubuh berusaha melawan infeksi virus.
Maka dari itu, jika anak mengalami pembengkakan kelenjar getah bening dan terasa nyeri, maka Parents harus segera membawanya ke dokter.
Bayi, anak atau orang yang terinfeksi DBD untuk kedua kalinya memiliki risiko lebih besar terkena demam berdarah yang parah.
Tanda-tanda demam berdarah yang parah sering kali muncul setelah demamnya hilang:
- nyeri perut yang parah
- muntah terus-menerus
- pernapasan cepat
- gusi atau hidung berdarah
- kelelahan
- gelisah
- darah dalam muntahan atau tinja
- sangat haus
- kulit pucat dan dingin
- merasa lemah.
Bagaimana Penanganan DBD pada Bayi dan Balita?

Penanganan DBD sebaiknya dilakukan di rumah sakit dengan pemantauan dari dokter, hingga kondisi bayi membaik. Hingga saat ini belum ada metode pengobatan spesifik untuk mengobati DBD sehingga deteksi dini dan mendapatkan perawatan yang tepat akan secara signifikan menurunkan angka kematian akibat demam berdarah parah.
Jika sudah muncul beberapa gejala demam berdarah seperti di atas, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Jangan menunggu sampai anak menunjukkan gejala yang parah.
Penanganan yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi, sambil membantu tubuh untuk melawan virus dengue dan sembuh secara alami.
Bila dokter mengijinkan Si Kecil dirawat di rumah, Parents dapat melakukan beberapa hal berikut:
- Berikan obat penurun demam yang diresepkan oleh dokter.
- Pastikan si Kecil terhidrasi dengan baik. Jadi, berikan asupan cairan lebih sering dari biasanya. Bayi usia 6 bulan ke bawah hanya diperbolehkan minum ASI atau susu formula.
- Pastikan si Kecil beristirahat dengan cukup.
Pencegahan DBD pada Bayi dan Balita

Perlu diketahui bahwa tidak ada vaksin yang bisa melindungi bayi dari virus dengue. Vaksin dengue hanya direkomendasikan untuk anak-anak berusia 9-16 tahun.
Berikut beberapa hal yang dapat Parents lakukan untuk mencegah bayi terkena DBD, yakni:
- Oleskan obat anti nyamuk yang mengandung DEET 7-20 persen, picaridin, atau IR3535. Namun perlu diingat, obat ini hanya boleh digunakan pada bayi berusia 2 bulan ke atas.
- Pakaikan si Kecil baju berbahan katun longgar yang menutupi tubuh hingga kaki dan tangannya.
- Pasang kelambu di tempat tidur dan stroller si Kecil.
- Pasang pula jaring-jaring anti nyamuk di jendela dan pintu agar nyamuk tidak bisa masuk ke dalam rumah.
- Lakukan 3M Plus (menutup, menguras dan mengubur). Bersihkan tempat penampungan air, seperti bak mandi, vas bunga, talang air, dan tempat penampungan air minum, minimal seminggu sekali. Setelah dibersihkan, jangan lupa untuk menutup tempat-tempat penampungan air tersebut. Bagian Plusnya adalah termasuk menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat antinyamuk, hingga buang sampah yang dapat menampung air, seperti plastik dan botol bekas, agar nyamuk tidak bertelur di situ.
Pertanyaan Populer Seputar DBD pada Bayi
Apakah Bayi Terkena DBD Bisa Sembuh?
Menurut WHO, bayi yang terkena DBD bisa sembuh. Sebagian besar orang yang mengalaminya akan membaik dalam waktu 1-2 minggu. Akan tetapi, mereka yang mengalami DBD berat bisa dirawat di rumah sakit. Di beberapa kasus, DBD bisa berakibat fatal.
Berapa Lama DBD pada Bayi?
Gejala DBD pada bayi dapat muncul hingga 2 minggu setelah terinfeksi. Sebagian yang terinfeksi virus tidak akan menunjukkan gejala apa pun. Sebagian lainnya akan menunjukkan gejala selama beberapa hari hingga 2 minggu sebelum membaik.
Bintik Merah DBD pada Bayi Seperti Apa?
Bintik merah DBD pada bayi terlihat seperti ruam merah dan datar, yang mungkin muncul di sebagian besar tubuh 2 hingga 5 hari setelah demam dimulai. Selanjutnya, ruam kedua, yang tampak seperti campak, akan muncul. Bayi yang mengalami ini biasanya kulitnya akan lebih sensitif dan merasa tidak nyaman.
***
Itulah gejala DBD pada bayi dan balita serta cara menangani dan mencegahnya.
Semoga si Kecil sehat selalu dan terhindar dari infeksi virus dengue.
****
Baca Juga:
Parenting a la Dian Sastro dan Tips Lindungi Keluarga dari Demam Berdarah
Gejala Ruam disertai Demam pada Bayi: Campak, Penyakit Serupa, dan Penanganannya
Apa Perbedaan Batuk Biasa dan Pneumonia pada Bayi? Ini Kata Dokter
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.