Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau yang akrab disebut ISPA dapat menyebabkan komplikasi gangguan kesehatan pneumonia yang mematikan. Oleh karena itu, kenali cara penanganan dan gejala ISPA pada anak sejak dini!
Apa Itu ISPA?
ISPA merupakan infeksi yang menganggu proses pernapasan seseorang. Infeksi ini pada umumnya terjadi akibat virus yang berkembang dan menyerang bagian hidung, trakea (pipa pernapasan), atau paru-paru.
Setidaknya ada beberapa mikroorganisme yang menjadi penyebab munculnya ISPA, yaitu:
- Adenovirus: Gangguan pernapasan seperti pilek, bronkitis, dan pneumonia bisa disebabkan oleh virus yang memiliki lebih dari 50 jenis ini.
- Pneumokokus: Penyakit meningitis disebabkan oleh virus jenis ini. Bakteri ini juga bisa memicu gangguan pernapasan lain seperti pneumonia.
- Rhinovirus: Virus ini yang menyebabkan pilek. Pada anak kecil dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah, pilek biasa bisa berubah menjadi ISPA pada tahap yang serius.
Seseorang yang mengalami ISPA harus segera ditangani, sebab ISPA dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan dan membuat tubuh kekurangan oksigen. Bila terlalu lama dibiarkan, kondisi ini bisa membuat seseorang pingsan dan bahkan meninggal dunia.
ISPA merupakan salah satu penyakit yang sangat mudah tertular. Orang yang memiliki kelainan sistem kekebalan tubuh, orang lanjut usia, dan anak-anak lebih mudah tertular penyakit ini. Sebab, sistem kekebalan tubuh mereka lebih lemah dibandingkan orang lain pada umumnya.
Selain itu, ISPA juga rentan terjadi pada orang-orang yang memiliki penyakit jantung atau memiliki gangguan paru-paru. Perokok juga berisiko tinggi terkena infeksi ini dan cenderung lebih sulit untuk pulih.
Penularan ISPA dapat terjadi melalui udara atau benda. Misalnya, saat penderita ISPA bersin atau batuk. Bisa juga saat virus atau bakteri menempel pada permukaan benda sehingga menularkan ke orang lain ketika mereka menyentuhnya.
Kasus ISPA di Indonesia
Saat ini, Indonesia tengah memasuki musim pancaroba. Batuk merupakan salah satu masalah kesehatan yang umum dan paling sering terjadi selama masa pancaroba. Bahkan berdasarkan data, 1 dari 3 orang mengalami batuk dalam 3 bulan terakhir.
Menurut Dr. Riana Nirmala Wijaya, Sanofi Medical Expert, musim pancaroba adalah peralihan dua musim utama di negara tropis, yaitu antar musim hujan dan kemarau. Perubahan cuaca dan temperatur pada masa pancaroba akan memengaruhi daya tahan tubuh, sebab tubuh kita akan otomatis bekerja keras untuk dapat menyesuaikan diri dengan temperatur yang ada di sekitarnya.
“Pada saat inilah, sistem imunitas atau daya tahan tubuh terhadap penyakit (virus) menjadi berkurang. Akhirnya, pada musim ini tidak heran jika banyak orang yang terserang penyakit. Hal ini erat kaitannya dengan gangguan kesehatan seperti batuk, flu, dan ISPA,” ujarnya dalam konferensi pers Keluarga Bisolvon Kalahkan Batuk Berdahak di Masa Pancaroba, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa selama masa pancaroba penyakit yang patut diwaspadai salah satunya ialah Insfeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA. Sebab, berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, 25 persen penduduk Indonesia menderita ISPA. Hal ini pun menunjukan bahwa angka penderita ISPA di Indonesia masih tinggi.
ISPA Bisa Mengakibatkan Pneumonia
Pada umumnya, ISPA berlangsung selama 3 hingga 14 hari. Riana menjelaskan bahwa dalam beberapa kasus, ISPA bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti pneumonia. Untuk itu, ia menegaskan para orangtua untuk mulai waspadai bila batuk pada anak atau anggota keluarga lainnya telah terjadi berlarut-larut.
Perlu diketahui, pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada salah satu atau kedua belah paru-paru, bisa disebabkan oleh jamur, bakteri, maupun virus. Infeksi ini menyebabkan kantung udara berisi cairan bahkan nanah.
Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat berisiko kematian. Terutama bagi anak-anak yang masih memiliki daya tahan tubuh yang rendah.
Artikel terkait: Pneumonia pada bayi bisa berbahaya, waspadai gejalanya berikut!
Gejala ISPA
Untuk menghindari risiko kematian akibat pneumonia, sebaiknya segera mengenali gejala ISPA sekarang.
Berikut ini beberapa gejala ISPA yang perlu diwaspadai:
- Batuk
- Ketidaknyamanan di saluran hidung
- Demam ringan
- Pilek
- Hidung tersumbat
- Rasa sakit atau tekanan di belakang wajah
- Tenggorokan gatal atau sakit
- Bersin
- Bau mulut
- Pegal-pegal
- Sakit kepala
Dalam beberapa kasus, ISPA dapat menunjukan gejala yang lebih serius, seperti:
- Hyposmia atau hilangnya indera penciuman
- Mata gatal
- Pusing
- Demam tinggi hingga mengigil
- Tingkat oksigen dalam darah rendah
- Kesadaran menurun bahkan pingsan
Penyebab ISPA
Ada banyak penyebab infeksi saluran pernapasan akut. Berikut adalah beberapa penyebab infeksi saluran pernapasan atas:
-
Faringitis akut
-
Flu biasa
-
Infeksi telinga akut
Penyebab sistem pernapasan bagian bawah adalah:
- Bronkitis
- Radang paru-paru
- Bronkiolitis
-
Faktor Risiko
Hampir tidak mungkin untuk menghindari virus dan bakteri, tetapi faktor risiko tertentu meningkatkan peluang si kecil terkena infeksi saluran pernapasan akut.
Sistem kekebalan anak-anak dan lansia lebih rentan terkena virus. Anak-anak sangat berisiko karena kontak terus-menerus dengan anak-anak lain yang bisa menjadi pembawa virus.
Anak-anak sering tidak mencuci tangan secara teratur. Mereka juga lebih sering menggosok mata dan memasukkan jari ke mulut, yang bisa mengakibatkan penyebaran virus.
Orang dengan penyakit jantung atau masalah paru-paru lainnya lebih mungkin untuk tertular infeksi pernapasan akut. Siapa pun yang sistem kekebalannya mungkin melemah oleh penyakit lain akan berisiko terhadap ISPA. Perokok juga berisiko tinggi dan lebih sulit pulih.
Diagnosis
Diagnosis tergantung dari pemeriksaan gejala, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan fisik. Dokter akan fokus pada pernapasan si kecil dan akan memeriksa peradangan dan cairan di paru-paru.
Biasanya dokter akan melakukannya dengan mendengarkan suara-suara abnormal yang dibuat saat si kecil bernapas. Dokter juga akan memeriksa tenggorokan, hidung, dan telinga.
Dokter mungkin mengambil swab dari mulut dan hidung si kecil. Cara lain mereka mungkin meminta untuk batuk berdahak sebagai sampel. Ini juga berfungsi untuk memeriksa jenis virus yang menyebabkan penyakit. Pada pemeriksaan fisik infeksi saluran pernapasan atas, dokter mungkin melihat:
Selain itu, tes laboratorium direkomendasikan untuk diagnosis infeksi saluran pernapasan bawah. Tes darah dan tes pencitraan jarang diperlukan. Jika dokter yakin bahwa infeksi pada sistem pernapasan bagian bawah si kecil, rontgen dan CT scan diperlukan.
Alat diagnostik yang berguna adalah tes fungsi paru-paru. Pulse Oximetry sangat membantu dalam memeriksa berapa banyak oksigen yang masuk ke paru-paru.
Saat merawat infeksi pernapasan, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengendalikan gejalanya. Mereka akan memantau kondisi si kecil. Dalam kasus infeksi bakteri, mereka mungkin meresepkan antibiotik.
Oleh karena itu, segeralah periksakan diri ke dokter bila melihat tanda-tanda infeksi saluran pernapasan atas. Ini bisa terjadi kapan saja, kebanyakan terjadi di musim gugur dan musim dingin.
Bunda bisa membatasi penyebaran infeksi dengan menggunakan metode sederhana. Tutupi wajah si kecil saat batuk atau bersin dan cuci tangan dengan benar. Hindari menyentuh wajah terutama mulut dan mata. Tujuannya untuk menghindari masuknya kuman ke dalam sistem si kecil. Vitamin C sangat bagus untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Komplikasi
Komplikasi infeksi saluran pernapasan akut sangat serius dan dapat mengakibatkan kerusakan permanen dan bahkan kematian. Mereka termasuk:
-
henti napas, yang terjadi ketika paru-paru berhenti berfungsi
-
kegagalan pernapasan, peningkatan CO2 dalam darah Anda yang disebabkan oleh paru-paru Anda tidak berfungsi dengan benar
-
gagal jantung kongestif
Cara Mengatasi ISPA
Hingga sampai saat ini, belum ada pengobatan khusus yang efektif untuk membunuh virus yang menyerang manusia. Biasanya pengobatan ini dilakukan hanya untuk meredakan gejala yang muncul akibat virus. Untuk itu, sebaiknya segera hubungi dokter untuk mendapatkan pengobatan yang diperlukan.
Meskipun pengobatan belum ditemukan, tetapi ada cara terbaik untuk menghindari dan menangani ISPA, seperti:
- Mencuci tangan secara teratur terutama setelah beraktivitas di tempat umum
- Hindari menyentuh wajah, terutama di mulut, hidung, dan mata dengan tangan
- Perbanyak makanan kaya serat dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh
- Tutup mulut dengan tisu atau tangan saat bersin atau batuk
- Berolahraga secara teratur
- Berikan ASI secara rutin bila terjadi pada bayi
- Vaksinasi flu
Cara Mencegah ISPA pada Anak
Sebagian besar penyebab infeksi saluran pernapasan akut tidak dapat diobati. Oleh karena itu, pencegahan adalah cara terbaik untuk menangkal infeksi pernapasan yang berbahaya.
Mendapatkan vaksin MMR (campak, gondok, dan rubella) dan pertusis secara substansial menurunkan risiko terkena infeksi pernapasan. Si kecil juga dapat memperoleh manfaat dari vaksinasi influenza dan pneumovax. Bicaralah dengan dokter agar si kecil bisa mendapatkan vaksin ini.
Ingat, segera periksakan kondisi Anda dengan dokter jika mengalami gejala-gejala ISPA pada anak tersebut di atas untuk mengantisipasi risiko yang tidak diinginkan ya, Bun!
***
Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah
Baca juga:
Batuk pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi
ISPA Bisa Berkembang Menjadi Pneumonia yang Mematikan, Kenali Gejalanya Sekarang!
Benarkah Nasal Spray untuk Anak Bisa Cegah ISPA? Ini Kata Pakar!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.