Saat memasuki musim hujan, tak heran kalau berbagai penyakit mungkin lebih rentan dialami. Salah satu yang perlu Anda waspadai adalah penyakit leptospirosis atau kencing tikus. Penyakit ini perlu diwaspadai terutama bila Anda tinggal di daerah yang rawan banjir atau genangan air yang cukup banyak.
Apa itu penyakit leptospirosis dan mengapa penyakit ini perlu diwaspadai?
Penyebab Penyakit Leptospirosis
Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention, leptospirosis adalah penyakit bakteri yang bisa menyerang manusia atau pun hewan. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dari genus Leptospira interrogans.
Pada manusia, bakteri Leptospira interrogans dapat menyebabkan berbagai gejala, beberapa gejala mungkin sangat mirip dengan penyakit lain. Namun, ada beberapa orang yang terinfeksi tidak memiliki gejala sama sekali.
Tanpa pengobatan, Leptospirosis dapat menyebabkan risiko tinggi terhadap penyakit lain, seperti kerusakan ginjal, meningitis (radang selaput di sekitar otak dan sumsum tulang belakang), gagal hati, gangguan pernapasan, dan bahkan kematian.
Bakteri Leptospira interrogans disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Hewan yang dapat menjadi pembawa leptospirosis adalah anjing, hewan pengerat seperti tikus dan hewan ternak seperti sapi dan babi.
Leptospirosis akhirnya dapat menjangkit manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine dari hewan-hewan di atas. Seringnya, infeksi bakteri ini terjadi di daerah yang terkena banjir.
Banyak menjangkiti negara tropis seperti Indonesia, Leptospirosis rentan menerpa kondisi orang seperti berikut ini:
- Menghabiskan sebagian besar waktu di luar ruangan seperti pekerja tambang, petani, atau nelayan
- Sering berinteraksi dengan hewan, seperti peternak, dokter hewan, atau pemilik hewan peliharaan
- Memiliki pekerjaan yang terkait dengan saluran pembuangan atau selokan
- Tinggal di daerah rawan banjir
- Sering melakukan olahraga atau rekreasi air di alam bebas
Artikel terkait: Alice Norin Idap Kanker Sarkoma, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai
Gejala
Pada manusia, Leptospirosis dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk:
- Demam tinggi
- Sakit kepala
- Panas dingin
- Nyeri otot
- Muntah
- Penyakit kuning (kulit dan mata kuning)
- mata merah
- Sakit perut
- Diare
- Ruam
Banyak dari gejala ini dapat disalahartikan sebagai penyakit lain. Selain itu, beberapa orang yang terinfeksi mungkin tidak memiliki gejala sama sekali.
Waktu antara paparan bakteri dan munculnya gejala dimulai dari 2 – 4 minggu. Leptospirosis dapat terjadi dalam dua fase, yaitu:
- Fase pertama akan muncul selama 5 hingga 7 hari. Gejalanya yaitu demam tinggi, kedinginan, sakit kepala, nyeri otot, muntah, atau diare, mata merah, ruam, nyeri otot terutama paha dan betis. Pasien dapat pulih untuk sementara waktu tetapi bisa sakit kembali.
- Fase kedua atau fase imun akan muncul 1 atau 2 minggu kemudian. Gejala dan tanda yang muncul meliputi, demam kuning (di kulit dan mata), gagal ginjal, detak jantung tak teratur, masalah paru-paru, meningitis (peradangan selaput otak), dan mata merah.
Pada beberapa kasus yang langka, mungkin penderitanya akan mengalami penyakit Weil, atau salah satu jenis leptosporosis yang sudah tergolong parah. Gejalanya bisa berkembang satu hingga tiga hari setelah gejala leptospirosis sudah mereda yaitu menunjukkan tanda berikut:
- Demam
- Sakit kuning
- Sulit buang air kecil
- Bengkak di tangan dan kaki
- Perdarahan, seperti mimisan atau batuk berdarah
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Jantung berdebar
- Lemas dan keringat dingin
- Sakit kepala dan leher kaku
Saat seseorang terserang kedua penyakit leptospirosis, bakteri dapat menyerang organ lain sehingga kondisi menjadi lebih parah. Biasanya ditunjukkan dengan hal berikut:
- Gangguan pada paru-paru, gejalanya bisa berupa batuk, napas pendek, batuk yang mengeluarkan darah.
- Gangguan pada ginjal yang bisa berujung dengan gagal ginjal.
- Gejala meningitis, saat bakteri menyerang otak.
- Peradangan jantung (miokarditis) atau gagal jantung, bila bakteri sudah menyerang jantung
Artikel terkait: Satu dari Tiga Balita Indonesia Berisiko Anemia Akibat Kekurangan Zat Besi, Kenali Gejalanya!
Perawatan dan Pencegahan Leptospirosis
Leptospirosis dapat diobati dengan antibiotik, termasuk penisilin dan doksisiklin. Dokter mungkin akan merekomendasikan ibuprofen untuk demam dan nyeri otot.
Umumnya, penyakit ini akan sembuh dalam waktu sekitar satu minggu. Tapi, seseorang mungkin harus kontrol kembali ke rumah sakit jika infeksi lebih parah, termasuk tanda-tanda gagal ginjal, meningitis, dan masalah paru-paru.
Pada kasus yang sangat serius, infeksi dapat merusak organ tubuh Anda, sehingga penderitanya mungkin perlu disuntikkan antibiotik ke dalam tubuh.
Nah, untuk mencegah penyakit tersebut, inilah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kesehatan:
- Hindari air yang terkontaminasi. Jangan minum air kecuali Anda yakin itu bersih. Tetapi karena leptospirosis dapat masuk melalui lubang tubuh lainnya, sebaiknya hindari berenang, berlayar, atau memancing di daerah air tawar yang bisa terjangkin bakteri.
- Jauhkan diri dari hewan yang terinfeksi, terutama tikus liar. Tikus dan hewan pengerat lainnya adalah pembawa utama bakteri. Bahkan di dunia, 20% dari tikus liar mungkin membawa bakteri tersebut. Di negara maju, hewan ternak biasanya divaksinasi, jadi risikonya jauh lebih kecil. Jika seekor hewan sakit, hindari gigitan dan cairan dari tubuhnya. Penyakit ini tidak bisa ditularkan melalui udara seperti flu atau pilek.
- Waspadai lingkungan sekitar, terutama saat Anda bepergian. Di negara-negara dengan sanitasi buruk, leptospirosis lebih sering terjadi dan mungkin sulit dihindari. Jadi, kenali gejalanya dan cari bantuan jika Anda sakit.
- Gunakan disinfektan bila perlu.
- Gunakan pakaian yang melindungi tubuh dari kontak langsung dengan hewan pembawa bakteri leptospira.
- Mandi segera setelah berolahraga dalam air.
- Jaga kebersihan dan cuci tangan setelah melakukan kontak dengan hewan atau sebelum makan.
- Lakukan vaksinasi hewan piaraan atau ternak supaya terhindar dari leptospirosis.
- Biasakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menjaga kebersihan di lingkungan rumah, mencuci tangan sebelum makan, dan lain-lain.
Itulah informasi tentang penyakit Leptospirosis yang perlu diwaspadai saat musim hujan. Semoga bermanfaat!
***
Referensi: WebMD, CDC.gov
Baca juga:
Kartika Putri Alami Sindrom Stevens-Johnson, Kenali Gejalanya yang Perlu Diwaspadai
Pneumonia pada Bayi: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Cara Mencegah
Flu Singapura: Penyebab, Gejala, Proses Penularan, Pengobatan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.