Meski idealnya bayi perlu diberkan ASI, ada beberapa bayi yang harus mendapatkan bantuan susu formula sebagai makanan utamanya. Namun, saat memberikan susu formula, ibu harus mengetahui takaran susu bayi yang tepat agar tidak overfeeding.
Pergantian ASI ke susu formula disetujui oleh pihak World Health Organization (WHO) untuk alasan medis.
Misalnya, pada bayi yang mengalami kelainan metabolik sehingga tubuh tidak memiliki enzim tertentu untuk mencerna salah satu komponen dalam susu, termasuk ASI.
Faktor pendorong pemberian susu formula pada bayi juga dapat dilihat dari segi kondisi ibu. Ada ibu yang tidak dianjurkan memberikan ASI, di antaranya:
- Ibu yang menderita HIV positif tidak boleh memberikan ASI, karena virus HIV juga ditularkan melalui ASI,
- Ibu yang menderita HTLV (Human T-lymphotropic Virus),
- Ibu dengan CMV (citomegalovirus),
- Menjalani psikoterapi dengan menggunakan penenang,
- Sakit berat sehingga tidak bisa merawat bayinya.
Maka itu, Parents jangan khawatir apabila tidak bisa memberikan ASI pada bayi, karena masih bisa menggantinya dengan susu formula yang tepat.
Namun perlu dicatat, orang tua harus memperhatikan berapa takaran susu bayi yang ia berikan pada buah hati, agar tidak berlebihan dan membahayakan si Kecil.
Takaran susu bayi tak hanya tergantung pada berat badannya, tapi juga berdasarkan usia bayi.
Artikel terkait: Bun, Kenali Ciri-Ciri Intoleransi Laktosa pada Anak Sejak Dini, Yuk!
Untuk itu, bagi Bunda yang masih bingung berapa takaran susu bayi yang sesuai dengan usia bayi, berikut ini panduannya. Simak ya, Bun!
5 Panduan Takaran Susu Bayi Sesuai Tahapan Usianya
1. Minggu Pertama
Selama beberapa hari pertama, takaran susu bayi yang dapat diberikan, yaitu antara 60 hingga 90 mililiter. Bayi tidak akan bisa menerima lebih dari takaran ini dalam sekali menyusu.
Di usia ini, rata-rata bayi menyusu tiga hingga empat jam sekali. Jika bayi tidur lebih dari empat hingga lima jam, orangtua bisa bangunkan bayi untuk diberi susu.
2. Usia 1 Bulan
Bayi yang mulai menginjak usia satu bulan bisa diberikan susu sebanyak 75 hingga 120 mililiter, dengan jadwal pemberian susu sekitar empat jam sekali.
Bayi di usia ini memang membutuhkan asupan yang lebih banyak dari sebelumnya, karena metabolisme tubuh bayi bekerja lebih cepat.
Untuk itu, orangtua jangan sampai membuat bayi merasa lapar karena kurang memberikan asupan susu untuknya.
3. Usia 2 hingga 6 Bulan
Ketika bayi berusia sekitar dua bulan, takaran susu bayi yang sesuai untuk diberikan yaitu antara 105 hingga 210 mililiter setiap menyusui.
Bunda, jangan sampai kurang atau lebih dalam memberikannya, ya.
4. Usia 6 Bulan
Ketika bayi Anda berusia antara dua bulan dan enam bulan, ia membutuhkan sekitar 210 hingga 240 mililiter setiap kali menyusu.
Di usia ini, bayi bisa menyusu empat hingga lima kali dalam satu hari.
5. Asupan Susu Bayi Setelah Mulai MPASI
Berdasarkan American Academy of Pediatrics (AAP), rata-rata, bayi harus mengonsumsi sekitar 75 ml susu formula sehari untuk setiap 4,5 kg berat badannya.
Contoh menghitung jumlah takaran susu pada bayi dengan berat 6 kg, maka bayi setidaknya mengonsumsi susu formula sebanyak 100 ml.
Sebagian besar bayi puas dengan 90-120 ml per makan selama bulan pertama. Kemudian, jumlah itu meningkatkan sebanyak 30 ml per bulan, sampai mereka mencapai maksimum sekitar 210-240 ml.
Jika bayi secara konsisten tampaknya menginginkan lebih atau kurang dari ini, diskusikan dengan dokter anak.
Bayi harus minum tidak lebih dari 960 ml susu formula dalam 24 jam, dikarenakan akan mengganggu penyerapan zat besi (Fe).
Saat bayi sudah mulai diberikan MPASI, asupan susu formula hariannya bisa berkurang dalam satu hari, yaitu sekitar 600 mililiter.
Pasalnya, bayi juga mendapatkan asupan lain dari berbagai makanan padat yang mulai diberikan kepadanya.
Ada hal yang harus orang tua ketahui, yaitu nyatanya memang kebutuhan susu setiap bayi berbeda.
Oleh karena itu, jangan khawatir jika bayi Anda tidak mau minum susu dalam jumlah tersebut, karena masih dapat diganti dengan memberikan asupan lain.
Artikel Terkait: Mencari Susu Formula yang Kualitasnya Mirip ASI? Pastikan Memenuhi 8 Hal Ini
Cara Mengetahui Bayi Sudah Cukup Minum Susu atau Belum
Sama seperti bayi yang minum ASI, bayi yang diberikan susu formula juga masih memiliki refleks yawning.
Ia akan melakukan suatu hal untuk mengisyaratkan bahwa dirinya sedang lapar.
Adapun isyarat lapar pada bayi seperti dikutip dari laman BabyCenter, adalah:
Menangis
Menangis adalah tanda akhir kelaparan. Isyarat awal bayi lapar meliputi:
- Memukul bibir mereka atau mengisap
- Rooting (memutar kepala ke arah tangan Anda saat Anda mengelus pipinya)
- Menempatkan tangan ke mulut
- Membuka mulut.
Melihat Sekeliling
Parents akan tahu bahwa bayi menginginkan lebih ketika mereka selesai menyusu dengan cepat dan mencari lebih banyak lagi.
Jika mereka tampak tidak puas setelah botol pertama, coba siapkan beberapa mililiter lagi.
Jika Parents membuat jumlah yang lebih besar, mereka mungkin tidak menghabiskannya dan harus segera dibuang.
Sementara, pada bayi yang merasa sudah cukup minum susu atau kenyang, mereka akan memalingkan wajah dari botol atau dotnya.
Bayi mungkin akan sendawa atau gumoh sebagai tanda mereka sudah kenyang.
Untuk itu, Parents sudah tidak perlu memberi susu lagi ke anak pada waktu tersebut.
Tanda Bayi Terlalu Banyak Mengonsumsi Susu Formula
Jangan bersenang hati jika Parents melihat anak kuat minum susu formula.
Alih-alih bisa menambah berat badan bayi, kebanyakan minum susu formula juga dapat berdampak anak mengalami obesitas.
Untuk itu, ketahui terlebih dahulu tanda-tanda bayi mengonsumsi terlalu banyak susu formula, yaitu:
1. Muntah
Muntah setelah menyusui mungkin merupakan tanda bahwa bayi terlalu banyak minum. Bedakan gumoh dengan muntah. Gumoh tergolong normal dan wajar, sementara muntah dapat membuat bayi tidak nyaman.
2. Sakit Perut
Sakit perut setelah menyusui juga bisa menjadi tanda makan berlebihan. Jika bayi menarik kakinya atau perutnya tampak tegang, ia mungkin kesakitan.
3. Pertambahan Berat Badan yang Berlebihan
Bayi mungkin lebih lapar dari biasanya selama percepatan pertumbuhan atau growth spurts.
Ini biasanya terjadi 10 hingga 14 hari setelah kelahiran dan sekitar usia 3 minggu, 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan.
Pada bayi yang beranjak besar, kapasitas perut mereka juga telah meningkat, yang berarti mereka dapat pergi lebih lama di antara waktu makan siang hari.
Namun, jka berat badan bayi tampaknya secara konsisten bergerak ke atas lebih cepat dari tinggi badannya, tanyakan kepada dokter.
Dia mungkin mendapatkan terlalu cepat dan terlalu banyak mengonsumsi susu formula.
Jika bayi tampaknya masih sering menyusu atau mengonsumsi lebih banyak, coba alihkan perhatiannya dengan bermain atau dengan dot.
Terkadang pola obesitas dimulai sejak masa bayi, jadi penting untuk tidak memberi susu formula bayi secara berlebihan.
Tahan keinginan untuk menanggapi setiap rengekan bayi dengan botol susu.
Mereka mungkin menangis karena popoknya basah, kedinginan atau kepanasan, mereka perlu bersendawa, atau mereka hanya ingin dekat dengan Parents.
Artikel Terkait: Bunda, Ini Pilihan Susu Berbahan Dasar Susu Sapi untuk Anak Alergi
Cara Mencegah Obesitas karena Terlalu Banyak Mengonsumsi Susu Formula
Tanda obesitas atau kegemukan pada bayi dapat diketahui dengan menghitung berat badan rata-rata sesuai umurnya.
Jika dokter anak memberi tahu bahwa bayi tampaknya makan berlebihan, ada beberapa hal yang dapat Parents lakukan untuk memperlambat asupan susu formulanya.
Caranya adalah:
1. Memberi makan untuk alasan yang tepat
Dilansir dari laman What to Expect, orang tua harus memberi makan bayinya untuk alasan yang tepat. Alasannya adalah karena dia lapar.
Bukan karena bayi tidak bahagia, atau karena bayi bosan, atau karena bayi rewel, atau karena bayi mendambakan perhatian.
Jika bayi baru saja diberi makan tetapi sering gelisah dan marah, cobalah tawarkan kenyamanan dengan pelukan, bukan makanan tambahan.
Jika bayi rewel setelah makan, pertimbangkan bahwa mereka mungkin hanya perlu bersendawa, bukan menambah asupan susu.
2. Tawarkan Dot pada Bayi untuk Memuaskan Keinginannya untuk Mengisap
Penggunaan dot atau empeng memang masih sering menjadi pro kontra di kalangan ibu-ibu dan tenaga kesehatan.
Namun terkadang, dot atau empeng dapat memberikan kenyamanan pada bayi dengan cara mengisapnya.
Selain dot atau empeng, bayi terkadang mengisap jari atau tangannya sendiri untuk mencari kenyamanan.
Intinya, beberapa bayi hanya perlu mengisap ekstra di antara waktu makan atau setelah menyusu, bukan berniat menambah makannya.
3. Pastikan Tidak Terlalu Mengencerkan Formula
Selalu periksa label kemasan saat Parents mencampur formula. Ini berguna untuk memastikan apakah tidak menambahkan terlalu sedikit air secara tidak sengaja.
4. Tanyakan kepada Dokter Apakah Orangtua dapat Menawarkan Air Minum untuk Bayi
Biasanya, pemberian air minum seperti air putih atau minuman lain selain susu tidak dianjurkan sebelum bayi mulai mengonsumsi makanan padat pada usia 6 bulan.
Beberapa teguk air bisa menghilangkan dahaganya tanpa membuatnya kenyang.
Susu formula dengan air untuk mengurangi konsumsi kalori tanpa saran dokter dapat menyebabkan ketidakseimbangan natrium.
Hal ini bisa berdampak serius terhadap kesehatan bayi.
Cara Menyiapkan Susu Formula yang Aman untuk Bayi
Terlepas dari itu, perlu diketahui bahwa susu formula dapat menjadi sarang bakteri jika tidak disimpan dan disiapkan dengan benar.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bubuk formula bayi bukan produk steril sehingga ada risiko penyakit akibat kontaminasi bakteri jika penyiapan dan pemberiannya tidak memperhatikan standar kebersihan dan keamanan.
Untuk itu, IDAI menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyiapkan susu formula yang aman untuk bayi, yaitu:
- Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum menyentuh atau mencuci bersih peralatan minum bayi.
- Cuci peralatan minum dan perlengkapan yang dipakai, seperti gelas dan sendok dengan air hangat dan sabun. Apabila menggunakan perangkat sterilisasi, ikuti petunjuk pemakaian.
- Semua sisa susu harus disikat bersih tanpa sisa. Setelah itu, bilaslah dengan air bersih. Jangan lupa membersihkan permukaan meja tempat menyiapkan susu formula sebelum digunakan.
- Selalu gunakan air matang bersuhu minimal 70 derajat Celcius dengan jumlah sesuai takaran penyajian untuk membuat susu formula. Untuk mendapatkan suhu 70 derajat, air yang sudah mendidih didiamkan sekitar 10 menit, baru kemudian dicampur dengan susu formula. Susu yang masih panas dapat diturunkan suhunya dengan meletakkan botol atau gelas berisi susu dalam wadah berisi air dingin. Periksa suhu formula sebelum diberikan pada bayi dengan cara meneteskan di kulit pergelangan tangan bagian dalam orang dewasa.
- Tidak boleh menyiapkan susu dengan cara mencampur bubuk formula dengan sedikit air bersuhu 70 derajat Celcius kemudian menambahkan air dingin hingga mencapai jumlah takaran yang disarankan.
- Berikan susu formula dalam waktu 2 jam setelah dibuat. Buanglah sisa susu apabila waktunya sudah lewat.
- Apabila susu tidak akan segera diberikan setelah dibuat, segera dinginkan dan simpan dalam wadah tertutup rapat dalam lemari pendingin dengan suhu kurang dari 5 derajat Celcius. Gunakan susu yang disimpan tersebut dalam waktu kurang dari 24 jam.
Parents, itulah pedoman takaran pemberian susu pada bayi, tapi ingat ya jangan khawatir jika kebiasaan minum susu pada bayi berbeda dengan pedoman tersebut.
Lalu, jika Parents ingin mengetahui yang lebih yakin berapa takaran susu bayi yang tepat untuk si Kecil, bisa langsung konsultasikan dengan dokter anak.
***
Baca Juga:
6 Susu Formula Anak 1 Tahun Pilihan di 2022, Bantu Tubuhnya Tetap Sehat
Ketahui 8 Alternatif Makanan untuk Bayi Baru Lahir, Wajib Konsultasi Dokter Dulu!
10 Ciri-Ciri Bayi Tidak Cocok dengan Susu Formula yang Diberikan
Bayimu alergi terhadap protein susu sapi? Segera beralih ke susu soya. Klik disini untuk mengetahui lebih lanjut.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.