Air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi baru lahir terbaik serta kaya akan nutrisi penting bagi bayi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bahwa bayi harus disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan.
Bahkan, direkomendasikan agar ibu dapat menyusui hingga anak berusia 24 bulan atau 2 tahun.
Namun, apa jadinya jika seorang bayi dihadapkan dengan kondisi tidak bisa mendapat ASI dari sang ibu sejak lahir?
Seperti diketahui, menyusui adalah cara paling sehat untuk memberi makan bayi.
ASI kaya akan antibodi penting, seperti protein yang mendukung sistem kekebalan bayi.
Penelitian menunjukkan bayi yang diberi ASI lebih kecil kemungkinannya terkena penyakit tertentu, mulai dari infeksi telinga, alergi, hingga masalah perut.
Selain keuntungan nutrisinya, menyusui tergolong nyaman dan murah. Tak hanya itu, menyusui juga meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi.
Artikel Terkait: Mencari Susu Formula yang Kualitasnya Mirip ASI? Pastikan Memenuhi 8 Hal Ini
Meski ASI memberikan manfaat baik bagi tumbuh kembang si kecil, namun sayangnya tidak semua bayi mendapat ASI dari sang ibu.
Ada beberapa alasan bayi tidak bisa mendapat ASI dari ibunya, seperti produksi ASI seret, ibu mengalami masalah dengan pelekatan (puting yang sakit atau peradangan di bagian payudara), atau bahkan kematian ibu.
Akibat hal tersebut, Parents harus mencari alternatif makanan bayi baru lahir sebagai pengganti ASI.
Apa Saja Alternatif Makanan Bayi Baru Lahir Pengganti ASI?
Alternatif makanan bayi baru lahir pengganti ASI adalah susu formula.
Susu formula bayi adalah bentuk sintetis dari nutrisi cair yang dirancang untuk meniru kualitas nutrisi dan komposisi ASI.
Berdasarkan data Food and Drug Administration (FDA) mensyaratkan, jumlah minimal 29 nutrisi berbeda dalam susu formula bayi, dengan setidaknya 9 di antaranya memiliki tingkat tertentu yang tidak dapat dilampaui.
Aturan tersebut mencakup jumlah kalori, lemak, dan protein yang sama per onsnya seperti ASI.
Adapun 8 pilihan susu formula bayi atau alternatif makanan bayi baru lahir pengganti ASI, yaitu:
1. Susu Formula Khusus Bayi Baru Lahir
Beberapa tenaga kesehatan mungkin menyarankan pemberian susu formula khusus bayi baru lahir untuk menggantikan ASI, terutama pada bayi dengan kondisi tertentu.
Dilansir dari laman WebMD, susu formula yang berisi protein susu sapi dapat menjadi alternatif makanan bayi baru lahir.
Sebagian besar formula didasarkan pada susu sapi yang telah diubah menjadi sangat mirip dengan ASI manusia.
Melansir laman National Health Service, pilihlah susu formula yang mengandung whey dan kasein.
Formula bayi pertama didasarkan pada protein whey yang dianggap lebih mudah dicerna daripada jenis susu formula lainnya.
Sementara, kasein menyediakan asam amino yang penting untuk meningkatkan laju metabolisme tubuh.
Kendati demikian, perlu diingat bahwa susu yang tidak dimodifikasi tidak menyediakan cukup vitamin E, zat besi, atau asam lemak esensial yang dibutuhkan.
Akibatnya, sistem tubuh bayi tidak dapat menangani tingkat protein, natrium, dan kalium yang tinggi dari susu sapi yang tidak dimodifikasi.
Jadi, Parents juga harus berhati-hati dan selalu berkonsultasi dengan dokter, ya!
2. Susu Formula Berbasis Kedelai
Berdasarkan jurnal Nutrients yang dipublikasikan tahun 2016, susu formula yang terbuat dari protein kedelai adalah pilihan yang efektif untuk bayi dengan galaktosemia atau defisiensi laktase bawaan.
Mereka membantu bayi dengan kolik dan alergi susu.
Namun, jarang ada bayi yang alergi terhadap susu sapi mungkin juga alergi terhadap susu kedelai.
Akan tetapi, produk susu kedelai tidak boleh digunakan pada bayi di bawah usia 6 bulan dengan alergi makanan.
Hal ini dikarenakan kandungan fitoestrogen dalam formula berbasis kedelai dapat menyebabkan potensi bahaya bagi bayi.
Meski begitu, hal ini masih kontroversial.
3. Susu Formula Hipoalergenik
Dikutip dari laman NHS, susu hipoalergenik adalah alternatif susu formula untuk bayi alergi susu sapi atau susu kedelai.
Susu formula ini termasuk mudah dicerna karena sesuai dengan protein yang sepenuhnya terhidrolisis (dipecah).
Protein dalam susu ini telah dipecah menjadi ukuran yang lebih kecil daripada yang ditemukan dalam produk berbasis sapi atau kedelai.
Untuk bayi yang memiliki alergi protein, formula terhidrolisis ekstensif adalah salah satu alternatif.
Namun, pemberiannya tetap membutuhkan konsultasi dokter terlebih dahulu ya, Parents.
4. Comfort Formula
Jenis susu formula ini mengandung protein susu sapi yang telah dipecah sebagian (partially hydrolysed).
Susu ini seharusnya membuat bayi lebih mudah mencerna dan membantu mencegah masalah pencernaan seperti kolik dan sembelit.
Namun, susu formula terhidrolisis sebagian tidak cocok untuk bayi yang memiliki alergi susu sapi.
5. Susu Formula Bebas Laktosa
Berdasarkan laman NHS, susu formula ini cocok untuk bayi yang mengalami intoleran laktosa.
Kondisi ini berarti bayi tidak dapat menyerap laktosa, yang merupakan gula yang secara alami ada dalam susu dan produk susu.
Intoleransi laktosa jarang terjadi pada bayi. Gejalanya termasuk diare, sakit perut, angin dan kembung.
6. Hungry Milk
Jenis susu formula ini mengandung lebih banyak kasein daripada whey, dan kasein lebih sulit dicerna oleh bayi.
Meskipun sering digambarkan cocok untuk “bayi yang lebih sering lapar”.
Namun, tidak ada bukti bahwa bayi menjadi lebih tenang atau tidur lebih lama saat diberi susu formula jenis ini.
7. Susu Formula Anti-Refluks
Jenis susu formula ini dikentalkan dengan tujuan untuk mencegah refluks pada bayi (saat bayi mengeluarkan ASI selama atau setelah menyusu).
Refluks pada bayi juga dikenal sebagai gastroesophageal reflux disease (GERD).
Kondisi ini terjadi pada bayi yang berusia lebih muda.
Hal ini dikarenakan cincin kecil otot antara lambung dan kerongkongan belum matang dan belum berfungsi sepenuhnya, seperti katup yang tidak menutup dengan benar.
Petunjuk untuk membuat susu formula anti-refluks mungkin berbeda dengan formula standar.
Pedoman umum untuk membuat formula merekomendasikan penggunaan air matang yang didiamkan tidak lebih dari 30 menit, sehingga suhunya masih di atas 70 derajat Celcius.
Beberapa produsen susu formula anti-refluks merekomendasikan untuk membuatnya pada suhu yang lebih rendah daripada yang biasanya direkomendasikan.
Jika tidak, susu kemungkinan akan menggumpal.
Sangat penting untuk berhati-hati saat membuat dan menyimpan produk ini. Karena formula bubuk tidak steril dan pada suhu yang lebih rendah tidak akan membunuh bakteri berbahaya yang mungkin ada di dalamnya.
8. Susu Formula Asam Amino
Dikutip dari jurnal Nutrients, susu formula asam amino adalah pilihan lain untuk bayi yang memiliki alergi susu sapi parah dengan reaksi atau penolakan untuk menelan jumlah yang tepat dari formula terhidrolisis ekstensif.
Susu ini menyediakan protein dalam bentuk asam amino bebas tanpa peptida.
Artikel Terkait: Bunda, Ini Pilihan Susu Berbahan Dasar Susu Sapi untuk Anak Alergi
Namun ada catatan penting, beberapa susu formula atau makanan bayi baru lahir ini wajib disertakan resep atau rekomendasi dari dokter atau ahli.
Pasalnya, penggunaan susu formula tersebut hanya boleh diberikan sesuai dengan kondisi tubuh bayi.
Sangat tidak disarankan untuk membeli susu tersebut dan memberikannya kepada bayi berdasarkan saran pribadi atau perseorangan.
Selain itu, Parents juga wajib mengetahui beberapa makanan bayi baru lahir atau jenis susu yang harus dihindari.
Jenis Susu yang Harus Dihindari
Menurut seorang dokter anak dan konsultan laktasi di Orlando, Joan Y. Meek, MD, susu formula bayi yang tersedia secara komersial biasanya mencantumkan beberapa tambahan atau manfaat khusus pada labelnya, seperti probiotik, omega-3, kesehatan mata, dan banyak lagi.
Ia menjelaskan, dalam studi head-to-head bayi yang mendapat produk susu formula, terdapat perbedaan dan dampak kecil pada kesehatan bayi.
Berikut beberapa jenis susu yang harus dihindari:
- Susu formula impor tidak ber-BPOM: FDA juga menyarankan agar para orang tua lebih memperhatikan kandungan pada beberapa susu formula impor yang tidak sesuai dengan pedoman keselamatan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tiap negara.
- Susu hewani yang tidak dimodifikasi: Susu hewan yang tidak dimodifikasi juga tidak disarankan menjadi makanan bayi baru lahir pengganti ASI. Ini termasuk susu dari sapi, kambing, atau domba. Perbedaan konsentrasi protein dan elektrolit adalah beberapa alasan mengapa jenis susu yang tidak dimodifikasi ini bukan sebagai pengganti ASI yang cocok. Penggunaan susu seperti itu dapat memberikan tekanan ekstra pada ginjal bayi dan menyebabkan berbagai kekurangan nutrisi.
- Susu yang tidak didipasteurisasi. Susu yang tidak dipasteurisasi bisa meningkatkan risiko infeksi berbahaya. Susu sapi pasteurisasi juga tidak boleh diberikan sebagai minuman utama untuk bayi di bawah usia 12 bulan.
- Air tajin: Penggunaan air tajin atau santan sebagai pengganti ASI dapat mengakibatkan kekurangan gizi yang parah.
- Minuman non-susu, seperti jus dan manis. Penggunaan minuman seperti itu dapat menyebabkan kekurangan gizi yang parah, gangguan pencernaan, nafsu makan berkurang, gagal tumbuh, kerusakan gigi, dan obesitas.
- Minuman berkafein. Minuman seperti teh juga mengandung tanin yang menghambat penyerapan gizi pada tubuh.
Artikel Terkait: Mencampur susu formula dan ASIP untuk meningkatkan nutrisi, amankah bagi bayi?
***
Terlepas dari pro kontra pemberian susu formula sebagai alternatif makanan bayi baru lahir pengganti ASI, beberapa ahli merekomendasikan pemberian donor ASI.
Pasalnya, donor ASI dianggap sebagai pilihan terbaik berikutnya, terutama pada bayi baru lahir prematur atau berat badan lahir rendah.
Untuk bayi baru lahir yang sehat, tetapi ibunya tidak mampu memberikan ASI yang cukup, pilihan-pilihan saat ini adalah susu formula.
Namun kembali lagi, selalu berkonsultasi kepada dokter sebelum memberikannya kepada sang bayi.
***
Baca Juga:
10 Ciri-Ciri Bayi Tidak Cocok dengan Susu Formula yang Diberikan
Bunda, Ini 3 Cara Mencegah Alergi Susu Sapi pada Anak
Mencari Susu Formula yang Kualitasnya Mirip ASI? Pastikan Memenuhi 8 Hal Ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.