Emosi labil ibu merupakan penyebab utama bayi rewel
Bayi Rewel = Cedera Psikis karena Emosi Ibu
Semua ibu di dunia ini pasti merasa kesal jika bayi rewel. Terutama bayi baru lahir. Jika Anda ibu dari satu anak yang masih bayi, mungkin Anda belum memahami hal ini.
Namun jika Anda ibu dari dua atau tiga anak, maka Anda bisa saja baru menyadari mengapa bayi kerap menangis tanpa henti, kendati ia tidak lapar, haus atau mengantuk. Seorang ibu memang sering mengalami emosi karena menumpuknya pekerjaan rumah yang seolah tidak berakhir, mengatur pengeluaran rumah tangga, dan segudang masalah lainnya.
Mengatasi bayi rewel pun merupakan hal tersulit dibandingkan mengatur budget belanja. Bayi memiliki keterikatan yang sangat kuat dengan sang ibu sehingga ia pun pasti rewel berkepanjangan saat ibu marah atau gelisah. Parahnya, banyak ibu yang makin marah saat si bayi rewel.
Banyak kasus menyedihkan di mana ibu sampai hati membunuh buah hatinya karena terus-menerus menangis. Padahal, penyebab bayi rewel adalah emosi yang ditimbulkan ibunya sendiri.
Emosi labil ibu merupakan penyebab utama bayi rewel
Teori tersebut diatas bukan sekedar omong kosong yang didasari atas kompilasi pengalaman jutaan bunda di dunia. Teori ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh salah satu guru besar University of Chicago, Dr. Russell Posey.
Hasil penelitian yang dilakukan kepada puluhan ibu dengan bayi berusia 0 – 12 bulan menunjukkan bahwa orang tua yang gelisah menularkan perasaan tersebut kepada bayi. Alhasil, bayi menangis merupakan adalah ekspresi emosionalnya.
Namun saya sendiri mengalami hal tersebut. Saya sebenarnya malu untuk mengakui bahwa saya seorang yang sangat emosional dan temperamental. Saat ini, putra terkecil saya berusia 2 tahun dan ia sangat rewel saat saya kesal dengan deadline artikel yang hampir terlambat, cucian yang tak kunjung habis dan banyak lagi.
Saya pun ingat bahwa kedua kakaknya—12 tahun dan 6 tahun—sering rewel tanpa sebab yang pasti. Tak pelak lagi, hal ini disebabkan oleh emosi saya yang sulit sekali saya kontrol. Bahkaan saat ini, ketiga anak saya bertengkar dan marah-marah tanpa alasan saat saya juga sedang kesal.
Tak dapat dipungkiri bahwa anak kita memiliki kedekatan emosional yang sangat erat dengan ibunya. Ibu yang sedang emosi memberikan sentuhan, kontak mata, bahasa tubuh, ekspresi wajah yang berbeda dengan saat ibu sedang memiliki perasan tenang. Bahkan saat ibu tidak berbicara sepatah kata pun, sang anak masih bisa merasa bahwa sang ibu sedang dilanda emosi.
Bayi atau anak-anak jauh lebih peka dengan perasaan ibu kendati ibu tidak mengutarakan bahwa ia sedang jengkel atau sedih. Ibu bisa saja menyembunyikan perasaan di depan sang ayah, teman atau bahkan orang tua. Namun, jangan dikira anak tidak dapat menebak apa yang sedang dirasakan ibu.
Ruginya Emosi
Nah, emosi memang tidak menguntungkan bagi siapa saja. Bayi makin rewel, dan bunda pun beresiko terkena serangan jantung, bahkan stroke! Bayi ataupun balita anda tidak berhak dipermainkan emosinya. Memang mudah berteori, namun tidak ada salahnya mengalahkan diri sendiri.
Manjakan diri sendiri saat sedang frustasi. Entah dengan mendengar musik salsa favorit anda, menghabiskan 250ml es krim, atau cukup dengan rileks dan menikmati secangkir cappucino sebelum melakukan aktifitas rutin lainnya. Apapun yang anda lakukan, pastikan emosi anda tidak tertular pada bayi anda! Mudah kan, mengatasi bayi rewel?
Ref : Your Emotion Affect Your Baby’s Mood
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.