Obesitas pada anak bisa menjadi salah satu faktor yang mengkhawatirkan, karena terkait erat dengan berbagai kondisi penyakit berbahaya lainnya. Misalnya saja kolesterol, stroke, hingga penyakit jantung bisa lebih rentan.
Faktanya, sebanyak 216 juta anak mengalami berat badan berlebih secara global. Indonesia pun kini masih mengalmi beban ganda kondisi gizi, yakni kondisi gizi buruk dan obesitas yang masih cukup tinggi.
Perlu diperhatikan, rupanya ada beberapa penyebab obesitas pada anak. Parents pun sebaiknya mengetahui pencegahan yang tepat agar si kecil bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
Penyebab obesitas pada anak
Menurut dr. Sandi Perutama Gani, selaku Medical Expert Combiphar dalam media workshop beberapa waktu lalu, ada beberapa penyebab obesitas pada anak yang kerap terjadi, antara lain:
dr. Sandi Perutama Gani dalam media workshop
1. Genetik
“Berbicara mengenai genetik, tentu kemungkinannya 50:50. Kalau orangtua mengalami obesitas dan diabetes berarti punya kemungkinan 50 persen,” ujar dr. Sandi.
Bila demikian, orangtua sudah harus berhati-hati terhadap kebiasaan makan dan aktivitsa fisik si kecil. Risikonya tentu bisa ditekan bila si kecil dibiasakan untuk hidup sehat.
2. Gaya hidup
Pola hidup yang kurang sehat seperti pola konsumsi dan aktivitas fisik bisa juga menjadi pemicu lainnya. Kebiasaan mengonsumsi makan dan ngemil yang tak sehat serta kaya lemak jenuh bisa memicu kondisi obesitas ini.
Ditambah lagi, bila si kecil tidak terbiasa bermain di luar ruangan, tentu kalori yang dikonsumsi tidak akan sepenuhnya terbakar, sehingga mengendap dan berakibat obesitas.
3. Gadget
Dokter Sandi percaya bahwa gadget bisa menjadi pemicu obesitas pada anak yang lainnya. Menurutnya, bermain gadget memang suatu hal yang menyenangkan, khususnya pada anak. Namun, justru bisa membuatnya malas beraktivitas fisik.
Anak yang sudah kecanduan gadget bisa menjadi malas bermain yang melibatkan fisiknya secara langsung, seperti permainan outdoor misalnya.
4. Fakta dan kebiasaan di masyarakat Indonesia
Ada beberapa kebiasaan yang ditengarai turut andil dalam kondisi obesitas pada anak di Indonesia, seperti:
- Menurut data, Indonesia merupakan negara yang gemar mengonsumsi camilan, nomor 1 di asia pasifik.
- Hanya 2 persen masyarakat yang memilih camilan sehat (mayoritas keripik, biskuit, roti, kue).
- Terdapat sebesar 3 persen peningkatan belanja produk makanan kemasan pada platform e-commerce.
- Sebanyak 95 persen penduduk Indonesia masih kurang mengonsumsi sayuran.
- Masyarakat Indonesia malas bergerak, nomor 1 paling malas jalan kaki.
- Rata-rata langkah per hari hanya 3.513 langkah, padahal yang disarankan adalah 10.000 langkah.
- Penduduk Indonesia juga masih belum cukup aktivitas fisik (hanya sekitar 33.5 persen).
Mencegah obesitas pada anak
Menurut dr. Sandi, beberapa cara pencegahan yang bisa dilakukan setiap orangtua untuk menghindari obesitas pada anak, antara lain:
Kurangi penggunaan gadget
Gadget dan sejenisnya sebaiknya dibatasi penggunaannya atau kurangi screen time lainnya. Kebiasaan ini bisa membuat anak malas, mulai dari malas untuk makan hingga aktivitas fisik.
Konsumsi makanan gizi seimbang
Biasakanlah si kecil untuk mengonsumsi makanan bervariasi. Biasakan agar si kecil hobi mengonsumsi sayuran dan buah yang kaya serat.
Aktivitas fisik
Si kecil senang bermain di luar dan aktif bersama teman-temannya? Jangan dilarang Bun, karena bermain bisa menjadi salah satu aktivitas fisik yang cukup efektif untuk mencegah obesitas pada anak.
Sebaiknya, biasakan aktivitas fisik ini sejak dini dengan outdoor activity. Parents bisa turut berpartisipasi untuk meningkatkan bonding, seperti bermain futsal bersama atau sekedar lari pagi, maupun berjalan kaki santai.
Olahraga lari untuk mengatasi obesitas pada anak, apakah efektif?
Aktivitas fisik berupa olahraga yang cukup mudah dilakukan ialah berlari. Bisa membakar kalori cukup efektif, berlari pun menjadi dasar yang tepat untuk melatih tubuh sebelum melakukan olahraga berat lainnya.
Namun Parents, rupanya tidak semua orang direkomendasikan untuk berlari, khususnya anak dengan obesitas yang sudah sangat parah.
“Pada saat status gizi anak mengalami obesitas parah, tidak disarankan bagi anak tersebut untuk lari dalam jangka waktu yang panjang,“ ujar dr. Sandi. Hal ini karena bisa jadi ada bagian tubuh lain yang bisa terkena dampak negatifnya.
Kaki akan menahan beban lebih berat sehingga bisa mengalami Osteoarthritis yang bisa membahayakan. Ditambah lagi, anak tengah berada pada masa pertumbuhan, khususnya di bagian tulangnya.
“Kalau dipaksa bisa bahaya di tulangnya, terutama tulang kaki, karena yang menopang berat badan kaki. Oleh karena itu bila ingin lari, sebaiknya perhatikan intensitasnya. Bila obesitas dinilai parah, disarankan untuk lebih memilih berjalan cepat atau berjalan biasa, maupun aktivitas fisik lain,“ pungkas dr. Sandi.
Jadi sebelum terlambat, yuk ajak si kecil untuk rutin melakukan aktivitas fisik!
Baca Juga :
Jangan terlewat! Inilah 7 zat gizi penting untuk perkembangan otak anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.