Apabila terlanjur berhubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi apa pun selain kondom, untuk mencegah kehamilan tidak diinginkan Parents bisa menggunakan pil kontrasepsi darurat.
Namun, bagaimana caranya dan amankah pil KB darurat ini dikonsumsi? Apa saja efek samping atau risikonya yang bisa timbul?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Artikel Terkait: Pil Kontrasepsi Darurat, Bisakah Cegah Kehamilan Setelah Sperma Terlanjur Masuk?
Apa Itu Pil Kontrasepsi Darurat?
Mengutip dari Mayo Clinic, kontrasepsi darurat digunakan untuk mencegah kehamilan bagi wanita yang pernah melakukan hubungan seks tanpa pengaman, baik karena:
- tidak menggunakan alat kontrasepsi,
- melewatkan jadwal minum pil KB,
- mengalami pemerkosaan,
- alat kontrasepsi yang tidak bekerja dengan seharusnya/rusak.
Menurut WHO, kontrasepsi darurat direkomendasikan untuk digunakan dalam jangka waktu 5 hari setelah berhubungan, tetapi akan lebih efektif jika digunakan lebih cepat segera setelah hubungan seksual hubungan intim.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan kontrasepsi darurat yang berulang dan terlalu sering dapat berbahaya bagi kesehatan.
Setelah penggunaan pil darurat, perempuan dapat melanjutkan penggunaan metode kontrasepsi regular lainnya seperti pil KB biasa, kondom, atau IUD.
Artikel Terkait: Pil Kontrasepsi Darurat, Bisakah Cegah Kehamilan Setelah Sperma Terlanjur Masuk?
Apa Saja Jenis Pil Kontrasepsi Darurat?
Sumber: Freepik
Ada dua jenis pil kontrasepsi darurat yaitu pil yang mengandung ulipristal acetate atau Levonorgestrel.
Selain itu, pil KB kombinasi juga bisa digunakan untuk kontrasepsi darurat.
1. Ulipristal Acetate
Ulipristal acetate (UPA) adalah salah satu jenis pil darurat yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah hubungan seksual tanpa pengaman.
Obat ini termasuk dalam kelas obat yang disebut progestin, dan bekerja dengan cara mencegah atau menunda pelepasan sel telur dari ovarium.
Selain itu, Ulipristal mengubah lapisan rahim untuk mencegah perkembangan kehamilan.
Ulipristal berupa sebagai tablet untuk diminum (obat oral).
Ulipristal dapat digunakan kapan saja dalam satu siklus menstruasi.
Namun, obat ini tidak boleh digunakan lebih dari sekali selama siklus menstruasi yang sama.
Perlu diperhatikan pula bahwa pil darurat ini juga dapat menyebabkan efek samping seperti:
2. Levonorgestrel
Levonorgestrel adalah kontrasepsi darurat yang digunakan dalam pencegahan kehamilan setelah hubungan seksual tanpa penggunaan alat kontrasepsi lainnya.
Pil ini juga digunakan dalam kasus kegagalan kontrasepsi yang diketahui atau dicurigai.
Obat ini bekerja dengan menekan pelepasan sel telur (ovum) dari ovarium, sehingga mencegah pembuahan sel telur dengan sperma.
Levonorgestrel harus diminum dalam waktu maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa pengaman karena mungkin tidak efektif setelah lewat dari jangka waktu tersebut.
Jangan gunakan pil ini sebagai alat kontrasepsi regular atau digunakan terlalu sering.
Levonorgestrel tidak dianjurkan untuk dikonsumsi jika ada:
- kecurigaan kehamilan,
- perdarahan uterus yang abnormal,
- tumor hati,
- hipertensi intrakranial (peningkatan tekanan di sekitar otak),
- kondisi tromboemboli (adanya gumpalan darah di pembuluh darah),
- kanker payudara,
- gangguan pada hati.
Ada beberapa efek samping yang umum muncul setelah konsumsi pil ini seperti:
Meski begitu, efek samping ini biasanya mereda seiring waktu.
3. Pil KB Kombinasi
Dikutip dari Cleveland Clinic, pil KB kombinasi juga bisa digunakan sebagai metode kontrasepsi darurat.
Caranya dengan meminum dua dosis pil KB kombinasi yang biasa digunakan sebagai metode kontrasepsi reguler, yaitu yang mengandung total 100mcg Etinil estradiol dan 0,5mg Levonorgestrel.
Dosis pertama diminum sesegera mungkin dan dosis kedua diminum dalam jangka waktu 12 jam.
Minum dua dosis pil KB kombinasi ini dapat menyebabkan efek samping yang lebih serius pada beberapa orang dan meningkatkan risiko pembekuan darah.
Jadi, metode ini hanya boleh dipertimbangkan dalam kasus di mana bentuk kontrasepsi darurat lainnya tidak tersedia.
Bagaimana Cara Mengonsumsi Pil Kontrasepsi Darurat?
Sumber: Freepik
Pil kontrasepsi darurat dimaksudkan untuk kontrasepsi cadangan saja, bukan sebagai metode kontrasepsi utama ya, Parents.
Bacalah baik-baik dan ikuti petunjuk yang ada dalam kemasan. Jika Parents menggunakan pil yang mengandung Levonorgestrel, minumlah satu pil sesegera mungkin dan kurang dari 72 jam setelah berhubungan seks tanpa kondom.
Untuk Parents yang menggunakan pil Ulipristal asetat, minum satu pil sesegera mungkin dan kurang dari 120 jam setelah berhubungan seks tanpa kondom.
Waspadai bila Anda muntah dalam waktu dua jam setelah minum pil kontrasepsi darurat, dan tanyakan kepada dokter apakah harus meminum pil lagi atau tidak.
Ingat: pil darurat tidak memberikan perlindungan jangka panjang dari kehamilan.
Jadi, jangan berhubungan seks sampai memulai metode kontrasepsi lain seperti pil KB, kondom, IUD, dan lainnya.
Jika melakukan hubungan seks tanpa kondom pada hari-hari dan minggu-minggu setelah minum pil pagi hari, risiko hamil masih tetap ada.
Pastikan untuk mulai menggunakan atau melanjutkan penggunaan alat kontrasepsi lainnya.
Artikel Terkait: Wanita yang Belum Menikah Bolehkah Minum Pil KB? Ini Penjelasannya!
Bagaimana Cara Kerja Pil Kontrasepsi Darurat?
Pil kontrasepsi darurat bekerja dengan cara menunda ovulasi terjadi (pelepasan sel telur selama siklus bulanan).
Jika pembuahan dan implantasi telah terjadi, maka penggunaan pil darurat tidak bisa mencegah atau menggugurkan kandungan.
Kontrasepsi darurat juga tidak akan mencegah kehamilan jika hubungan seks tanpa kondom terjadi setelah menggunakannya.
Perlu dicatat bahwa kontrasepsi darurat tidak mencegah kehamilan 100%.
Sekitar 1 atau 2 dari setiap 100 perempuan yang menggunakan pil kontrasepsi darurat akan hamil meskipun meminum pil dalam waktu 72 jam setelah berhubungan seks tanpa kondom.
Tidak ada gejala atau ciri-ciri yang akan menjadi tanda pasti apakah pil darurat berhasil bekerja atau tidak mencegah kehamilan.
Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah menunggu sampai menstruasi berikutnya atau melakukan tes kehamilan.
Parents dapat melakukan tes kehamilan dari enam hari sebelum tanggal perkiraan hari pertama menstruasi.
Bagaimana Efektivitasnya?
Dilansir dari NHS, sebuah penelitian pada tahun 2017 memperkirakan bahwa sekitar 1 hingga 2% dari perempuan yang minum pil dengan Ulipristal acetate setelah berhubungan seks tanpa kondom akan hamil.
Sebagai perbandingan, diperkirakan 0,6 hingga 2,6% perempuan yang minum pil dengan Levonorgestrel setelah berhubungan seks tanpa kondom akan hamil.
Pil yang mengandung Levonorgestrel diketahui tidak efektif setelah kadar hormon lutein (hormon yang memicu ovulasi) mulai naik.
Di sisi lain, Ulipristal asetat baru akan efektif di penghujung siklus menstruasi seorang perempuan.
Efektivitas kedua pil tersebut juga diketahui dapat berkurang jika perempuan yang mengkonsumsinya memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi atau mengalami obesitas.
Artikel Terkait: Bunda Ingin Mencoba Pil KB untuk Pertama Kali? Ikuti Tips Ini
Adakah Efek Samping dan Risiko yang Timbul?
Sumber: Freepik
Bagi kebanyakan orang, tidak ada efek samping serius dari pil kontrasepsi darurat. Beberapa gejala yang mungkin terjadi dapat meliputi:
- Perubahan pada siklus menstruasi normal
- Pendarahan ringan
- Mual dan muntah
- Kelelahan
- Sakit kepala dan pusing
- Nyeri di perut atau payudara
Efek samping dari pil tersebut umumnya ringan, tetapi jika mengalami gejala yang lebih parah segera hubungi dokter.
Pil darurat bukanlah bentuk kontrasepsi permanen dan tidak akan memengaruhi kesuburan secara keseluruhan dalam jangka waktu yang lama.
Yang membedakan pil kontrasepsi darurat dan pil kontrasepsi biasa adalah dosisnya yang lebih tinggi sehingga sebaiknya hanya digunakan dalam keadaan darurat.
Menurut dr. Sabrina Anggraini seperti dilansir dari SKATA, selain karena dosisnya yang tinggi pil KB darurat tidak disarankan untuk dikonsumsi rutin karena:
- tingkat efektivitasnya yang hanya 87% (dibandingkan pil KB biasa yang di atas 92%),
- harganya yang lebih mahal,
- efek samping jangka pendek yang dapat mengganggu,
- siklus haid menjadi tidak teratur sehingga sulit untuk diprediksi.
Di masyarakat sendiri beredar mitos bahwa mengonsumsi pil kontrasepsi darurat terlalu sering dapat menyebabkan mandul.
Akan tetapi, faktanya pil darurat tidak menyebabkan kemandulan.
Sebuah penelitian di tahun 2019 meneliti kelompok perempuan yang menggunakan kontrasepsi darurat secara teratur memiliki peluang hamil sebesar 20 hingga 35 persen dalam setahun.
Artikel Terkait: Mengenal Vasektomi, Salah Satu Metode Kontrasepsi Pria yang Aman
Itulah beberapa hal yang perlu Parents ketahui seputar penggunaan pil kontrasepsi darurat.
Semoga informasi ini bermanfaat!
***
Baca Juga:
Konsumsi Pil KB Bikin Gemuk, Mitos atau Fakta ?
Kontrasepsi pil kb tidak disarankan untuk orang dengan 5 kondisi ini, catat!
Ayah Tidak Suka Kondom/Bunda Anti Minum Pil? Ini Alternatif KB lainnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.