Sudah tak diragukan lagi, olahraga secara rutin dapat memberi sejumlah manfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Parents yang sedang dalam program diet, mungkin lagi semangat-semangatnya, nih, berolahraga. Namun awas, jangan sampai olahraga berlebihan atau overtraining, ya!
Kita semua sepakat, segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Tidak terkecuali dalam urusan olahraga. Yuk, cari tahu beberapa dampak buruk olahraga berlebihan dengan membaca ulasan berikut sampai tuntas!
Kapan Seseorang Dikatakan Overtraining?
Orang dewasa yang sehat biasanya disarankan berolahraga 3-5 seminggu dengan durasi latihan 30-60 menit. Ini adalah anjuran yang bersifat umum tentunya, mereka yang memiliki kondisi medis tertentu atau para atlet profesional punya jadwal olahraga sendiri yang disesuaikan.
Lalu yang jadi pertanyaan, kapan seseorang dikatakan berolahraga secara berlebihan? Untuk mengetahui hal ini secara gamblang, sebenarnya agak sulit jika hanya berpatokan pada durasi atau frekuensi latihan. Pasalnya, kemampuan dan ketahanan fisik setiap orang berbeda-beda.
Melansir laman Hospital for Special Surgery, Marci A. Golsby, MD, direktur medis Women’s Sports Medicine Center mengatakan bahwa tanda overtraining yang dapat dikenali dengan mudah adalah rasa lelah yang luar biasa yang menyebabkan performa olahraga jadi menurun.
“Perasaan seperti Anda tidak pulih meski sudah beristirahat atau mengalami kelelahan secara keseluruhan dan kesulitan mendorong diri sendiri selama latihan bisa menjadi indikator overtraining,” kata dr. Goolsby.
Saat Olahraga Menjadi Sebuah Keharusan
Bagi sebagian orang, olahraga bukan lagi sesuatu yang bisa dipilih untuk dilakukan, tetapi menjadi sebuah kewajiban. Seolah, tak bisa ditawar apa pun yang terjadi.
Kondisi di atas dikenal juga dengan sebutan compulsive training atau latihan secara kompulsif. Pola olahraga yang cenderung obsesif semacam ini sangat berkaitan erat dengan overtraining.
Nah, berikut ini beberapa tanda compulsive training yang harus diwaspadai:
- Merasa bersalah atau cemas jika tidak berolahraga
- Terus berolahraga, bahkan jika terluka atau sakit
- Olahraga tidak lagi menyenangkan
- Melewatkan pekerjaan, sekolah, atau acara sosial untuk berolahraga
- Berhenti menstruasi pada perempuan
Artikel terkait: 6 Penyebab Timbulnya Rasa Mual Setelah Olahraga dan Cara Mengatasinya
9 Dampak Buruk Overtraining atau Olahraga Berlebihan
Olahraga secara berlebihan dapat membawa berbagai dampak buruk terhadap kesehatan fisik maupun mental. Dalam kasus yang ekstrem, seseorang bisa menderita overtraining syndrome.
Berikut beberapa dampak buruk olahraga berlebihan.
1. Disfungsi Hormonal, Salah Satu Efek Negatif Overtraining
Latihan fisik dalam kadar yang berlebih bisa memberikan efek negatif pada hormon stres kortisol dan epinefrin. Ketidakseimbangan hormon ini pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan emosional, masalah dengan konsentrasi, mudah marah, depresi, dan kesulitan tidur.
2. Gangguan Makan
Ketidakseimbangan hormon juga berdampak pada sinyal lapar dan kenyang di dalam tubuh. Meskipun peningkatan aktivitas olahraga seharusnya meningkatkan rasa lapar, mereka yang berolahraga berlebihan justru bisa merasakan pengalaman sebaliknya.
Overtraining nyatanya bisa menyebabkan gangguan makan, seperti anoreksia. Akibatnya, penurunan berat badan bisa menjadi masalah serius bagi mereka yang memforsir diri untuk latihan fisik.
3. Metabolisme Terganggu
Efek buruk olahraga berlebihan selanjutnya adalah metabolisme yang terganggu. Ketersediaan energi yang rendah dalam jangka waktu yang lama dapat berdampak negatif pada berbagai sistem organ. Kondisi ini bisa menyebabkan anemia defisiensi besi, kadar hormon testosteron rendah pada laki-laki, dan kepadatan tulang yang rendah.
4. Daya Tahan Tubuh Menurun
Latihan berlebihan juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Imunitas yang lemah menyebabkan tubuh kesulitan mencegah serangan kuman penyebab infeksi, seperti infeksi saluran pernapasan atas. Maka jangan heran, mereka yang overtraining malah jadi gampang sakit.
Artikel terkait: Minimalisir Cedera dan Nyeri Sendi, 6 Rekomendasi Olahraga untuk Orang Obesitas
5. Performa Menurun
Salah satu tanda utama dari overtraining adalah penurunan kinerja fisik saat berlatih, padahal tidak ada peningkatan intensitas atau volume latihan. Penurunan kinerja ini dapat ditandai dengan ketangkasan yang berkurang, kecepatan lari yang berkurang, dan penurunan kekuatan atau daya tahan. Overtraining juga dapat menyebabkan hilangnya motivasi.
6. Kelelahan Berkepanjangan
Kelelahan yang berkepanjangan bisa terjadi karena seseorang tidak punya waktu untuk melakukan pemulihan dengan baik. Pembakaran kalori terjadi terus-menerus, sehingga simpanan energi di dalam tubuh semakin menipis.
7. Peningkatan Stres Kardiovaskular
Saat terjadi overtraining, bahkan latihan sederhana sekalipun terasa lebih melelahkan. Mereka yang mengalami overtraining syndrome detak jantungnya meningkat dan bahkan mungkin sulit untuk kembali normal setelah berolahraga. Sehingga, waktu istirahat yang lebih lama diperlukan.
8. Rhabdomyolisis
Rhabdomyolysis adalah sindrom yang disebabkan oleh kerusakan atau kematian jaringan otot rangka. Cedera otot akibat latihan yang sangat intens bisa jadi pemicunya. Kondisi ini tidak bisa diabaikan begitu saja, karena tingkat rhabdomyolysis yang tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal.
9. Cedera Kronis
Otot dan sendi yang dipaksa bekerja terlalu keras akhirnya menimbulkan rasa sakit dan nyeri. Jika cedera ini bertahan selama lebih dari 2 minggu, cedera mungkin cukup serius dan memerlukan penanganan medis.
Artikel terkait: Ingin makan setelah olahraga? Baca dulu penjelasan dokter berikut ini!
Kenali Tanda dan Gejala Overtraining
Agar tubuh menjadi lebih kuat dan fit, istirahat juga merupakan bagian penting dari pola hidup sehat. Itulah sebabnya, para pelatih kebugaran tidak menganjurkan latihan nonstop selama 7 hari dalam seminggu dengan durasi yang panjang.
Jika Parents tidak mendapatkan istirahat yang cukup, hal itu dapat menyebabkan kinerja yang buruk dan bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Berikut ini beberapa tanda atau gejala yang terasa apabila seseorang terlalu banyak berolahraga:
- Tidak dapat menunjukkan performa yang baik saat latihan
- Membutuhkan waktu istirahat yang lebih lama dari biasanya
- Merasa lelah berkepanjangan
- Mengalami perubahan suasana hati atau lekas marah
- Merasakan nyeri otot yang berat
- Cedera berlebihan
- Kehilangan motivasi
- Susah tidur
- Sering pilek dan gampang sakit
- Peningkatan tekanan darah dan detak jantung saat istirahat
- Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terhenti
- Penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan
- Sembelit atau diare
- Merasa cemas dan depresi
- Tidak merasakan kegembiraan dari hal-hal yang dulunya menyenangkan
Cara Menghindari Overtraining
Cara terbaik untuk menghindari olahraga berlebihan adalah dengan ‘mendengarkan tubuh’. Jangan paksakan diri jika tubuh sudah memberi sinyal-sinyal adanya masalah.
Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan agar terhindar dari overtraining:
- Makan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan kalori
- Kurangi intensitas latihan sebelum kompetisi
- Minum air yang cukup saat berolahraga
- Usahakan untuk tidur setidaknya 8 jam sehari
- Jangan berolahraga di tempat yang sangat panas atau dingin
- Kurangi atau hentikan olahraga saat merasa tidak enak badan atau berada di bawah banyak tekanan
- Istirahat setidaknya 6 jam di antara periode latihan, ambil cuti sehari penuh setiap minggu
- Selingi olahraga berat dengan latihan fisik yang ringan seperti yoga
Jika Parents merasa telah banyak berolahraga dan mendapati gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya kurangi latihan atau istirahat total selama 1 atau 2 minggu.
Namun apabila rasa lelah tak kunjung reda, segera temui dokter dan penyedia layanan kesehatan. Pilihan pengobatan untuk mengatasi overtraining dan gangguan makan yang terkait dengan kondisi tersebut antara lain terapi perilaku kognitif, dan obat antidepresan.
Baca juga:
Penting Bagi Atlet atau Pencinta Olahraga, 3 Hal Ini Harus Diperhatikan
Yuk, Olahraga! 10 Gerakan Yoga untuk Bantu Kecilkan Perut
5 Jenis Olahraga yang Bisa Dilakukan di Rumah Bersama Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.