Hormon testosteron sering disebut sebagai hormon laki-laki. Namun, baik laki-laki maupun perempuan menghasilkan hormon ini. Hormon adalah molekul yang mengatur tubuh. Mereka biasanya diproduksi pada satu lokasi di tubuh dan menyebar ke organ lain. Hormon lain dalam tubuh termasuk hormon pertumbuhan dan perangsang tiroid.
Karena perannya yang sangat penting dalam tubuh, maka penting untuk mengetahui tentang hormon yang satu ini. Testosteron menghasilkan karakteristik laki-laki dalam tubuh. Testosteron dibuat di beberapa lokasi, seperti testis pada pria, ovarium pada perempuan, serta kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal pada laki-laki dan perempuan.
Laki-laki memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi di dalam tubuh mereka daripada perempuan. Pada kedua jenis kelamin, jika kadar testosteron menjadi tidak seimbang, gejala yang merugikan dapat terjadi. Masih ada banyak fakta mengenai hormon testosteron yang perlu Anda ketahui. Yuk, simak artikel ini sampai akhir, ya.
10 Fakta Tentang Hormon Testosteron
Dilansir dari situs Healthline dan Health, berikut beberapa fakta mengenai hormon testosteron:
1. Memiliki Fungsi Penting Bagi Tubuh Laki-Laki Maupun Perempuan
Sumber: Pexels
Testosteron bertanggung jawab atas banyak tindakan dalam tubuh pria sepanjang siklus hidupnya. Ini membantu organ eksternal dan internal janin laki-laki berkembang. Termasuk juga organ reproduksi pria seperti penis dan testis. Selama masa pubertas, testosteron bertanggung jawab untuk:
- Lonjakan pertumbuhan
- Perubahan suara
- Pertumbuhan rambut di area kemaluan, wajah, dan ketiak
- Testosteron juga dikaitkan dengan perilaku seperti agresi dan dorongan seksual
- Pria membutuhkan testosteron untuk membuat sperma untuk keperluan reproduksi
Sedangkan pada perempuan, testosteron juga berkontribusi pada dorongan seksual. Selain itu berperan untuk membantu mengeluarkan hormon penting dalam siklus menstruasi. Testosteron juga memainkan peran umum untuk kedua jenis kelamin. Misalnya, hormon merangsang tubuh untuk membuat sel darah merah baru. Testosteron juga dapat memengaruhi kepadatan tulang, distribusi lemak, dan kekuatan otot pria.
2. Kekurangan Hormon Testosteron Pada Pria Menimbulkan Gangguan Kesehatan
Sumber: Medicalnewstoday
Testosteron yang rendah pada pria dapat menyebabkan banyak gejala fisik. Ini juga dapat menyebabkan resistensi insulin, yang dapat berkontribusi pada diabetes. Contoh gejala yang disebabkan oleh rendahnya testosteron pada pria adalah:
- Penurunan gairah seksual
- Disfungsi ereksi
- Persentase lemak perut yang lebih tinggi
- Ginekomastia (perkembangan jaringan payudara)
- Ketidaksuburan
- Kurangnya rambut tubuh
- Kurangnya kedalaman suara
- Massa otot rendah
- Memperlambat pertumbuhan testis atau penis
Anak laki-laki biasanya akan mulai pubertas sekitar usia 10 tahun. Jika ini tertunda, kadar testosteron yang rendah bisa menjadi penyebabnya. Kemungkinan penyebab testosteron rendah pada pria, meliputi:
- Kondisi kesehatan kronis seperti diabetes
- Kerusakan pada testis, seperti trauma fisik, alkohol berlebihan, atau infeksi virus
- Penyakit genetik
- Gangguan pada hipotalamus atau tumor
- Penyakit atau tumor hipofisis
- Kerusakan testis
3. Kekurangan Hormon Testosteron Pada Perempuan Sebabkan Gangguan Menstruasi
Sumber: Pexels
Bukan hanya pada pria, kekurangan hormon testosteron pada perempuan juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Salah satu yang sering terjadi adalah menstruasi tidak teratur atau tidak adanya periode menstruasi yang disebut amenore. Selain itu juga menyebabkan penurunan gairah seksual dan ketidaksuburan.
Adapun penyebab testosteron rendah pada perempuan adalah:
- Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang
- Usia tua
- Kerusakan ovarium atau pengangkatan kedua ovarium
Pada kedua jenis kelamin, kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan perubahan suasana hati, seperti:
- Kurang motivasi
- Depresi
- Kesulitan berkonsentrasi
- Masalah dengan memori
- Insomnia
Baca juga: 3 Hormon utama dalam tubuh wanita, serta fungsinya saat hamil dan menyusui
4. Dampak Kelebihan Hormon Testosteron
Selain kekurangan, memiliki terlalu banyak testosteron juga dapat menyebabkan masalah kesehatan. Kelebihan testosteron pada anak laki-laki dapat menyebabkan terjadinya pubertas dini, yang menyebabkan:
- Pertumbuhan rambut di wajah
- Perubahan suara
- Otot yang berkembang
- Pertumbuhan organ seksual
Pubertas dini dapat disebabkan oleh tumor dan suatu kondisi yang dikenal sebagai hiperplasia adrenal kongenital.
Penyebab terjadinya kelebihan testosteron di antaranya adalah:
- Hiperplasia adrenal kongenital
- Menggunakan steroid anabolik
- Tumor testis atau kelenjar adrenal
Pada perempuan, kelebihan testosteron dapat menyebabkan kondisi yang disebut hirsutisme. Hal ini menyebabkan seorang perempuan memiliki lebih banyak rambut di wajah. Virilisasi adalah kondisi lain yang disebabkan oleh kelebihan testosteron. Hal ini menyebabkan seorang perempuan memiliki penampilan yang maskulin. Tumor ovarium atau kelenjar adrenal dan PCOS adalah kemungkinan penyebabnya.
5. Mengonsumsi Obat Tertentu Dapat Meningkatkan Kadar Testosteron
Baik pada pria maupun perempuan, mengonsumsi obat-obatan tertentu dapat meningkatkan kadar testosteron. Obat-obatan tersebut di antaranya adalah:
- Antikonvulsan
- Barbiturat
- Klomifen
- Terapi estrogen
Diskusikan dengan dokter sebelum Anda mengonsumsi obat-obatan. Begitu pun saat Anda ingin berhenti mengonsumsi obat-obatan apapun. Dokter mungkin akan memberikan pengganti obat yang memiliki efek samping lebih sedikit.
Baca juga: Penelitian: Konsumsi Paracetamol Saat Hamil Berisiko Mengurangi Maskulinitas Janin
6. Mengonsumsi Testosteron Dapat Menyebabkan Testis Mengecil
Sumber: WexnerMedicalCenter
Pada pria, mengonsumsi hormon steroid seperti testosteron sebagai pemacu kinerja tubuh dapat menyebabkan testis mengecil dan payudara membesar.
Sementara pada perempuan dapat menyebabkan suara lebih dalam, klitoris membesar, dan tumbuh rambut di wajah. Namun bila konsumsi hormon testosteron di bawah pengawasan dokter yang berpengalaman, Anda tak perlu khawatir dengan masalah tersebut. Jadi jangan sembarangan mengonsumsi hormon testosteron ya, Parents.
7. Pada Laki-Laki Jari Telunjuk Kanan Lebih Pendek Daripada Jari Manis Kanan
Berdasarkan penelitian, ini ada kaitannya dengan kadar hormon testosteron. Menurut mereka, ini merupakan penanda yang jelas untuk paparan janin laki-laki terhadap testosteron.
Semakin tinggi kadar testosteron Anda sebelum lahir maka semakin pendek juga jari telunjuk Anda dibandingkan jari manis. Hal ini bahkan ditemukannya juga pada makhluk berjari lima lainnya, seperti tikus.
8. Mengonsumsi Hormon Testosteron Tidak Menyebabkan Kanker Prostat
Mengonsumsi testosteron sudah sejak lama dianggap dapat meningkatkan kanker prostat. Padahal ini belum terbukti kebenarannya. Pengobatan testosteron dapat meningkatkan kadar antigen spesifik prostat atau PSA, penanda nonspesifik untuk kanker prostat. Yang kemudian menyebabkan lebih banyak dilakukan biopsi prostat dan diagnosis kanker prostat.
Diperlukan pemeriksaan menyeluruh saat seseorang dicurigai menderita kanker prostat. Jangan sampai peningkatan kadar PSA dijadikan satu-satunya indikasi kanker prostat.
Baca juga: 8 Gejala Kanker Prostat, Ketahui Segera Agar Peluang Sembuh Tinggi
9. Sleep Apnea Menurunkan Kadar Testosteron
Sumber: Pexels
Pria dengan sleep apnea lebih cenderung memiliki testosteron yang rendah. Mengobati sleep apnea dapat membantu mengembalikan kadar testosteron menjadi normal. Tetapi jika seorang pria dengan sleep apnea didiagnosis dengan testosteron rendah saja, mengonsumsi hormon tambahan dapat memperburuk sleep apnea.
Itulah mengapa sangat penting bagi pria dengan testosteron rendah untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh oleh ahli endokrinologi. Sehingga kondisi mendasar yang menyebabkan testosteron rendah, seperti sleep apnea atau tumor kelenjar pituitari bisa terdiagnosis.
10. Menyebabkan Gangguan Kardiovaskular
Pada tahun 2010, para peneliti menghentikan studi terapi testosteron pada pria yang lebih tua. Hal ini karena tingkat masalah kardiovaskular yang lebih tinggi seperti serangan jantung pada kelompok yang menggunakan testosteron daripada plasebo.
Belum ditemukan alasan yang jelas, tetapi kehati-hatian harus digunakan dalam meresepkan testosteron untuk pria yang lebih tua dengan kesehatan yang buruk. Penurunan testosteron pada pria memang dikaitkan dengan masalah kesehatan tetapi ini tidak berarti memberikan testosteron pada pria yang lebih tua akan memperpanjang umur.
Itulah beberapa fakta mengenai hormon testosteron. Apabila Parents menemukan tanda-tanda terjadinya kelebihan atau kekurangan hormon, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
***
Baca juga:
Heboh kacang Brazil bisa tingkatkan kadar testosteron dan membantu kesuburan, benarkah?
Makanan Manis Bikin Laki-laki Disfungsi Ereksi dan Menurunkan Gairah Seks, Benarkah?
Faktor Terjadinya Menopause pada Pria, Kasih Tahu Suami yuk Bun
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.