Saat melahirkan, terkadang ibu harus menjalani tindakan episiotomi. Apa itu episiotomi dalam prosedur persalinan?
Lantas, bagaimana pula efek samping dan cara pemulihannya?
Episiotomi adalah sayatan yang kerap dilakukan untuk membantu bayi lahir ke dunia. Dan tahukah Bunda, sekitar tahun 60-an, prosedur epiostomi secara luas dilakukan pada persalinan pervaginam.
Akan tetapi, penelitian terbaru mengungkap bahwa perempuan mengalami lebih sedikit trauma dan sembuh lebih baik tanpa episiotomi. Sejak saat itu, episiotomi hanya direkomendasikan pada kehamilan normal dengan komplikasi medis.
Kali ini, theAsianparent akan mengulas secara lengkap seluk-beluk episiotomi. Pastikan Bunda membaca artikel ini hingga tuntas!
Apa Itu Episiotomi?
Bagi Bunda yang belum pernah menjalani persalinan sebelumnya, istilah episiotomi mungkin masih terdengar asing. Episiotomi adalah sayatan yang dibuat di perineum (jaringan antara lubang vagina dan anus) saat persalinan normal.
Terkadang lubang vagina tidak cukup meregang untuk kepala bayi.
Nah, episiotomi akan membuat lubang vagina sedikit lebih lebar. Dengan begitu, bayi dapat melewatinya dengan lebih mudah.
Dulunya, episiotomi kerap menjadi bagian rutin dari prosedur persalinan. Ini karena episiotomi dianggap membantu mencegah robekan vagina yang lebih luas saat melahirkan.
Proses penyembuhan episiotomi juga dianggap lebih baik daripada robekan alami. Selain itu, prosedur ini dianggap membantu mempertahankan dukungan jaringan otot dan jarigan ikat dari dasar panggul.
Akan tetapi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa episiotomi rutin tidak mencegah berbagai masalah di atas.
Itulah sebabnya, kini episiotomi rutin tidak lagi direkomendasikan. Namun dalam kondisi tertentu, prosedur ini terkadang diperlukan.
Dokter atau bidan akan merekomendasikan episiotomi jika bayi perlu segera dilahirkan karena beberapa alasan, seperti:
- Bayi tidak memiliki cukup oksigen (fetal distress)
- Bahu bayi tersangkut di belakang tulang panggul (distosia bahu)
- Bayi memiliki pola detak jantung yang tidak normal selama proses persalinan
- Posisi sungsang, kaki bayi berada di bawah atau lebih dulu berada jalan lahir
- Bobot atau ukuran tubuh bayi lebih besar dari normalnya
- Proses persalinan yang berlangsung lama sehingga ibu mulai kelelehan mengejan
- Ibu memerlukan persalinan pervaginam operatif (menggunakan forsep atau vakum)
Artikel terkait: 9 Tips Persiapan Menjelang Persalinan Normal
Prosedur Episiotomi
Pada dasarnya, prosedur gunting episiotomi adalah prosedur medis sederhana. Ada dua jenis sayatan episiotomi, yaitu:
- Sayatan garis tengah (median), sayatan ini dilakukan secara vertikal. Tipe sayatan garis tengah lebih mudah dijahit, tetapi memiliki risiko lebih tinggi untuk meluas ke daerah anus.
- Sayatan mediolateral, sayatan dibuat miring atau menyudut. Sayatan mediolateral menawarkan perlindungan terbaik dari robekan panjang yang memengaruhi area anus, tetapi sering kali lebih menyakitkan.
Prosedur episiotomi sebenarnya tidak sesakit yang dibayangkan. Bunda akan menjalani beberapa tahap prosedur seperti berikut ini.
1. Pemberian Suntikan Anestesi
Jika Bunda belum diberi anestesi apa pun, Bunda akan menerima suntikan anestesi lokal ke kulit dan otot perineum. Ini akan membuat jaringan mati rasa sebelum sayatan dibuat.
Akan tetapi, jika digunakan anestesi epidural, Bunda tidak akan merasakan apa pun dari pinggang ke bawah. Dalam hal ini, Bunda tidak perlu anestesi lagi untuk episiotomi.
2. Membuat Sayatan Perineum
Selama tahap mendorong atau mengejan, yaitu tepat ketika kepala bayi meregangkan lubang vagina, dokter atau bidan akan menggunakan gunting bedah atau pisau bedah untuk membuat sayatan episiotomi.
3. Bayi Dikeluarkan
Jika sayatan sudah dibuat, dokter akan mengeluarkan bayi diikuti oleh plasenta. Selanjutnya, dokter akan memeriksa sayatan lebih lanjut.
4. Prosedur Jahitan Perineum
Setelah itu, dokter akan menjahit sayatan untuk memperbaiki jaringan dan otot perineum. Jahitan perineum ini biasanya mulai sembuh dalam waktu 3-4 minggu setelah persalinan.
Artikel terkait: Teknik Pernafasan Pada Persalinan Normal
Efek Samping Episiotomi
Prosedur medis dalam bentuk apapun itu bukan tanpa efek samping. Episiotomi juga demikian, berikut beberapa kondisi yang bisa jadi akan Bunda rasakan.
1. Nyeri di Area Sayatan
Setelah episiotomi, Bunda mungkin merasakan nyeri di area sayatan. Ini adalah reaksi yang sangat normal dan alamiah.
Bunda dapat mengambil pereda nyeri untuk mengurangi rasa sakit. Pastikan untuk mengonsumsi obat-obatan yang direkomendasikan dokter. Krim obat atau semprotan anestesi lokal mungkin dapat membantu.
2. Terasa Sakit Saat Buang Air Besar
Efek samping lain dari prosedur episiotomi adalah rasa sakit saat buang air besar.
Jika buang air besar terasa menyakitkan, obat pencahar atau pelunak tinja yang direkomendasikan dokter bisa membantu mengurangi rasa tidak nyaman.
3. Inkonsistensi Tinja
Episiotomi garis tengah meningkatkan risiko robekan vagina yang meluas melalui sfingter anal dan ke dalam selaput lendir yang melapisi rektum. Inkontinensia tinja adalah komplikasi yang mungkin terjadi setelah prosedur episiotomi.
4. Sakit Saat Berhubungan Seksual
Untuk beberapa perempuan, episiotomi adalah tindakan yang bisa memengaruhi aktivitas seksual. Biasanya, prosedur ini menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seks di bulan-bulan pertama setelah melahirkan.
Jika penetrasi terasa menyakitkan, katakan secara terbuka kepada pasangan. Sebisa mungkin lakukan aktivitas intim lain tanpa melibatkan penetrasi, misalnya dengan masturbasi atau rangsangan di payudara.
5. Infeksi
Luka sayatan sangat rentan mengalami infeksi. Hal ini bisa terjadi jika luka terkontaminasi bakteri berbahaya lantaran kebersihannya tidak terjaga.
Segera hubungi penyedia layanan kesehatan jika luka sayatan semakin bertambah sakit, disertai demam, atau luka mengeluarkan cairan seperti nanah. Ini bisa menjadi gejala terjadinya infeksi.
Artikel terkait: 7 Langkah untuk Persalinan Lebih Mudah
Cara Mempercepat Pemulihan Episiotomi
Lakukan beberapa tips berikut ini agar luka sayatan perineum cepat sembuh serta mempercepat proses pemulihan pascapersalinan.
1. Kompres Es dan Mandi Air Hangat
Mengompres luka dengan es dapat membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri. Mandi air hangat atau dingin (sitz baths) juga dapat mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.
Patut dicatat, hindari menempatkan es langsung di area bekas luka. Bungkus es dengan kain terlebih dulu sebelum digunakan untuk mengompres.
Agar penyembuhan lebih cepat, biarkan bekas jahitan terpapar udara. Anda bisa melakukannya dengan tengkurap tanpa celana dalam di atas tempat tidur selama 10 menit dan lakukan secara rutin 1–2 kali sehari.
2. Jaga Kebersihan Area Intim Bunda
Pastikan area genital dan anus selalu bersih untuk menghindari risiko infeksi. Jaga agar luka sayatan tetap bersih dan kering.
Terutama setelah buang air kecil dan buang air besar, bersihkan area tersebut dengan air mengalir dan keringkan segera setelah dibersihkan.
3. Tunda Hubungan Seksual
Pada umumnya, luka episiotomi butuh waktu sekitar 4-6 minggu untuk sembuh. Hanya saja, proses pemulihan pada masing-masing ibu mungkin akan berbeda, bisa jadi lebih cepat atau lebih lama.
Sebelum kembali berhubungan seksual dengan pasangan, pastikan sudah benar-benar pulih. Jika luka belum sembuh sepenuhnya, lebih baik lakukan aktivitas intim tanpa penetrasi.
4. Hindari Mengangkat Beban Berat
Ada beberapa pantangan setelah melahirkan normal yang sebaiknya Bunda tidak lakukan. Salah satunya, mengangkat beban yang terlalu berat.
Hingga beberapa minggu setelah persalinan, hindari melakukan aktivitas berat.
Jangan mengangkat beban yang lebih berat daripada bobot bayi, sebab bisa memicu terbukanya jahitan sayatan perineum.
Apa yang Harus Dipahami dan Diperhatikan?
Pada umumnya, rasa sakit setelah episiotomi masih tergolong ringan. Namun, jika Bunda mengalami rasa sakit yang tak tertahankan, segera hubungi dokter atau bidan.
Beberapa kondisi bisa jadi merupakan pertanda adanya infeksi atau masalah serius.
Jangan menunda menghubungi penyedia layanan kesehatan jika Bunda menagalami satu atau beberapa gejala seperti:
- Perdarahan dari luka episiotomi
- Keluar cairan dari vagina yang berbau busuk
- Demam atau menggigil
- Nyeri perineum yang parah
Tips untuk Menghindari Episiotomi
Tentunya, Bunda menginginkan proses persalinan yang nyaman serta minim efek samping.
Nah, untuk mencegah agar tidak perlu tindakan episiotomi saat persalinan, ada beberapa tips yang bisa Bunda terapkan.
- Sebelum atau selama pembukaan 10, pijat perineum dapat menurunkan resistensi otot dan mengurangi kemungkinan laserasi. Selain itu, penggunaan kompres hangat pada perineum selama mengejan juga dapat membantu.
- Selanjutnya, ikuti instruksi dokter atau bidan ketika mengejan. Hindari berbaring telentang saat mengejan karena akan semakin menyulitkan proses persalinan.
- Pola makan sehat juga punya andil dalam memudahkan Bunda saat melahirkan. Pasalnya, nutrisi yang baik akan membuat kulit lebih sehat dan elastis, sehingga meregang lebih mudah.
- Senam kegel atau latihan untuk otot dasar panggul saat hamil juga membantu memudahkan persalinan. Lewat latihan ini, Bunda akan memiliki kemampuan lebih baik dalam mengontrol otot-otot panggul saat melahirkan.
Bunda, itulah penjelasan lengkap tentang apa itu episiotomi, prosedur, efek samping, perawatan, hingga tips-tips agar proses persalinan lebih mudah. Semoga ulasan ini bermanfaat, ya!
***
Si Kecil sudah lahir? Pantau perkembangannya dan update profil kamu sekarang di: https://community.theasianparent.com/duedate/update
Baca juga:
4 Cara Alami Untuk Merangsang Persalinan
Persalinan Bebas Trauma, Rasakan Bukaan Tanpa Rasa Mules
Catat, ini 5 gerakan olahraga sederhana untuk melancarkan persalinan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.