HPL semakin dekat dan berencana melahirkan normal? Mungkin mengejan atau proses mendorong bayi menuju jalan lahir menjadi hal yang menakutkan bagi Bunda. Tapi, bila Bunda mengetahui cara mengejan agar bayi cepat keluar, proses melahirkan bisa berjalan lancar, Bun.
Melahirkan secara normal akan melewati proses dalam 3 tahap. Pertama, rahim mengalami kontraksi dan terjadi pembukaan lahir. Kedua, perjuangan untuk melahirkan bayi, dan ketiga tahapan keluarnya plasenta setelah bayi lahir.
Seperti dikutip dari tulisan dokter spesialis kandungan, dr. Yudhistya SpOG, proses mengejan dilakukan saat pembukaan lengkap. Atau disebut “second stage” alias tahap kedua.
Baca juga: Tahap pembukaan 1-10 dalam proses melahirkan, ini yang terjadi pada tubuh ibu
Cara Mengejan Agar Bayi Cepat Keluar
Jangan langsung takut Bunda, berikut panduannya:
- Ketika merasakan kontraksi, Bunda mungkin diminta untuk mengejan agar mempercepat proses melahirkan. Bagi kebanyakan bumil, proses ini bisa membuat tubuh terasa lebih baik.
- Sebelum dan sesudah kontraksi, Bunda juga akan disarankan mengambil napas dalam-dalam lalu diembuskan.
- Saat melakukan proses ini, usahakan tidak menegangkan wajah.
- Coba cari beberapa posisi yang paling nyaman. Contohnya, bisa dengan posisi jongkok atau berbaring ke arah samping dengan kaki diangkat.
- Saat melakukannya, posisikan dagu di atas dada dan tarik kaki Bunda ke arah dada. Posisi ini akan membantu semua otot-otot bekerja dengan baik. Mungkin juga akan membantu bila Bunda melihat ke bawah pusar.
- Dorong seolah-olah Anda sedang buang air besar. Rilekskan tubuh dan paha Anda dan berikan semua konsentrasi dan fokus Anda ke dalam dorongan.
- Bunda juga bisa memakai otot-otot yang digunakan saat buang air besar saat mengejan. Otot-otot tersebut sangat kuat dan efektif membantu bayi lahir. Takut mengeluarkan tinja? Tak perlu malu Bun, karena hal ini biasa terjadi saat proses melahirkan.
- Gunakan seluruh tenaga saat melakukan proses ini. Namun pada waktu tertentu, Bunda mungkin diminta untuk mengejan dengan perlahan. Pengurangan tekanan bisa menghindari risiko robeknya dinding vagina.
- Berikan semua energi yang Anda punya. Semakin efisien Anda mendorong dan semakin banyak energi yang dikeluarkan, semakin cepat bayi melakukan perjalanan melalui jalan lahir.
- Tetap fokus. Pertahankan kontrol dan cobalah untuk menghindari perasaan panik.
- Ubah posisi. Terkadang, jika dorongan tidak menggerakkan bayi ke jalan lahir, mungkin akan membantu untuk mengubah posisi.
- Percaya insting Anda. Ambil napas dalam-dalam beberapa kali saat kontraksi sedang berlangsung sehingga Anda dapat bersiap untuk mendorong. Saat kontraksi memuncak, tarik napas dalam-dalam dan kemudian dorong dengan sekuat tenaga — tahan napas atau hembuskan napas seperti yang Anda lakukan apapun yang terasa tepat bagi Anda.
Jika Anda ingin perawat atau doula membimbing Anda dengan menghitung sampai 10. Lakukan apa yang datang secara alami. Ikuti dorongan yang Anda rasakan untuk mendorong, dan Anda akan melahirkan bayi.
- Istirahat diantara kontraksi. Anda harus menghemat dan menambah energi sehingga membutuhkan waktu untuk beristirahat dari kontraksi berikutnya.
- Berhenti mendorong seperti yang diinstruksikan. Bidan atau doula mungkin menyarankan untuk berhenti mendorong untuk beberapa kontraksi sehingga Bunda bisa mendapatkan kembali kekuatan atau menjaga kepala bayi agar tidak terlalu cepat keluar.
Jadi, sebenarnya berapa lama mengejan hingga bayi lahir?
Yudhistira memaparkan, ada yang cukup mengejan 15 menit bayinya sudah lahir. Ada juga yang lama, 1-2 jam baru lahir.
Apa penyebab lama lahir?
a. Ukuran bayi terlalu besar, sehingga sulit melewati jalan lahir
b. Posisi bayi miring atau tidak pas, posisi normalnya kepala bayi menghadap ke bawah dan menunduk
c. Jalan lahirnya yang kecil
d. Kontraksinya lemah
Menurut dr. Yudhistira, untuk penyebab a, b dan c tidak bisa dicegah maupun ditangani. Untuk penyebab yang d bisa diberi tambahan oxytocin alias pemacu.
Dokter biasanya memberi waktu satu jam atau maksimal dua jam untuk mengejan. Karena jika terlalu lama dan belum lahir, kemungkinan bisa terjadi komplikasi, antara lain:
- Oksigen bayi turun
- Denyut jantung bayi mulai lemah
- Ketuban mulai berubah keruh
- Infeksi rahim
- Rahim lemah dan perdarahan
- Luka lebih luas dan perdarahan
- Fistula/lubang menembus vagina dan kandung kencing
Kesimpulannya, kalau sudah mengejan selama 1-2 jam belum lahir, cobalah pertimbangkan untuk melakukan vakum atau operasi sesar.
Metode Mengejan saat Melahirkan
Ada dua cara yang sangat berbeda untuk mendorong atau menahan yang bisa membantu menggerakkan bayi melalui jalan lahir selama tahap kedua persalinan. Tahap mendorong ini bisa berlangsung sampai bayi lahir, dan itu bisa berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam.
1. Dorongan yang Dilatih
Metode yang dipraktikkan secara luas ini juga disebut dorongan terarah. Dengan tipe ini, orang yang membantu persalinan (seringkali bidan/doula) mengarahkan Anda untuk mulai mengejan, sering kali segera setelah bukaan lengkap, bahkan jika Anda tidak merasakan dorongan untuk mengejan. Anda mungkin juga diinstruksikan cara mendorong. Dorongan yang terlatih telah lama menjadi rutinitas di sebagian besar rumah sakit AS.
2. Dorongan Spontan
Metode ini juga dikenal sebagai dorongan fisiologis atau dorongan ibu. Dengan metode ini, Anda mengikuti dorongan alami tubuh, mendorong ketika Anda merasa siap, dan dengan cara apa pun yang terasa tepat bagi Anda. Bidan sering kali menyukai dorongan spontan.
Ada penelitian yang sedang berlangsung tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing metode. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) sekarang merekomendasikan agar ibu didorong untuk menggunakan teknik mendorong mana pun yang lebih disukai dan paling efektif bagi mereka.
Semoga bermanfaat dan persalinannya lancar ya, Bun.
***
Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah
Baca juga:
Dokter kandungan: "Melahirkan normal pasca caesar itu berisiko tinggi!"
Persalinan Normal – Jangan Lakukan 6 Hal Ini Saat Mengejan
9 Tips Persiapan Menjelang Persalinan Normal
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.