Kondisi cacingan pada anak tentu membuat Parents merasa geli sekaligus khawatir. Kasus anak cacingan ini memang tidak boleh Parents sepelekan, karena berisiko bagi kesehatan si Kecil.
Sayangnya, sampai saat ini, Indonesia masih masuk dalam sepuluh besar negara yang memerlukan penanganan kasus terhadap cacingan.
Data dari World Health Organization (WHO) mengatakan kalau Indonesia berada pada urutan ketiga kategori kasus cacingan terbanyak, setelah India dan Nigeria.
Bahkan, lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan mengatakan kalau prevalensi kasus anak cacingan di Indonesia kian meningkat, hingga 80%.
Apa Itu Cacingan pada Anak?

Cacingan pada anak adalah penyakit yang diakibatkan oleh infeksi parasit cacing yang menyerang sistem pencernaan. Penyakit ini sangat umum terjadi pada anak-anak, khususnya usia 5 hingga 10 tahun.
Anak-anak sangat rentan terhadap cacingan karena mereka sering bermain di lingkungan dengan tanah yang berpotensi terkontaminasi, misalnya seperti kotak pasir dan taman bermain di sekolah.
Menurut WHO, diperkirakan 24 persen populasi dunia terinfeksi cacing yang ditularkan melalui tanah.
Infeksi cacing ini paling sering terjadi di daerah tropis dan subtropis, khususnya Afrika Sub-Sahara, Amerika, Cina, dan Asia Timur.
Kebanyakan infeksi cacing usus hanya menyebabkan penyakit ringan dan dapat diobati dengan obat-obatan.
Jenis Cacingan Berdasarkan Jenis Cacingnya
Ada beberapa jenis cacing yang dapat menyebabkan masalah pada anak, yaitu sebagai berikut.
1. Cacing Kremi
Cacing kremi adalah jenis cacing yang paling umum menginfeksi anak-anak.
Mereka berukuran sangat kecil, sekitar 2 mm panjangnya dan tampak seperti sepotong benang katun putih.
2. Cacing Pita
Infeksi cacing pita disebabkan oleh menelan makanan atau air yang terkontaminasi telur atau larva cacing pita.
Jika telur cacing pita tertelan, mereka dapat bermigrasi ke luar usus dan membentuk kista larva di jaringan dan organ tubuh.
Infeksi cacing pita biasanya ringan dan biasanya hanya akan ada sekitar satu atau dua cacing pita dewasa di usus.
3. Cacing Tambang
Cacing tambang adalah parasit yang menginfeksi usus.
Infeksi ini paling umum terjadi di lokasi yang hangat, lembap, dan tropis serta sangat umum di tempat-tempat yang kurang sanitasi.
Larva cacing tambang keluar melalui feses seseorang yang sudah terinfeksi penyakit cacing tambang.
Banyak orang yang terinfeksi penyakit cacing tambang tidak menunjukkan gejala.
Namun, beberapa mungkin mengalami gejala ringan seperti ruam kulit, demam, batuk, kehilangan nafsu makan, diare, penurunan berat badan, dan anemia.
Apa Penyebab Cacingan pada Anak?
Beberapa penyebab cacingan pada anak di antaranya adalah:
- Makan daging setengah matang dari hewan yang terinfeksi
- Konsumsi air yang terkontaminasi
- Konsumsi tanah yang terkontaminasi
- Kontak dengan kotoran yang terkontaminasi
- Menelan atau menghirup telur cacing kremi yang mikroskopis saat sedang bernapas.
Artikel terkait: Makan Malam Bikin Anak Cacingan, Mitos atau Fakta?
Apa Saja Tanda atau Gejala Cacingan pada Anak?

Ada beberapa gejala, tanda, atau ciri-ciri cacingan pada anak yang mudah terlihat, beberapa di antaranya adalah:
1. Anak Cacingan Biasanya Sulit Tidur
Rasa gatal yang disebabkan oleh cacing terkadang lebih parah di malam hari karena pada waktu tersebut cacing biasanya berpindah ke bagian anus untuk bertelur.
Akibatnya, anak pun sulit tidur atau tidur tidak nyenyak, dan terkadang menyebabkan mengompol.
2. Kemerahan dan Gatal di Vagina
Jika cacing kremi menyerang anak perempuan, terdapat kemungkinan rasa gatal akan menyebar hingga ke vagina.
Selain itu, anak perempuan juga bisa saja mengalami keluarnya cairan dari vagina akibat infeksi cacing.
3. Penurunan Berat Badan
Infeksi cacing yang terjadi di sistem pencernaan dapat membuat tubuh tidak dapat menyerap nutrisi dengan optimal karena nutrisinya telah diserap oleh cacing.
Dalam kasus yang lebih serius, anak-anak bahkan dapat menunjukkan tanda-tanda kekurangan vitamin dan mineral.
4. Batuk yang Tak Kunjung Sembuh
Jika anak sering mengalami batuk dan tidak kunjung sembuh, ada kemungkinan karena telur cacing termakan dan tertelan sehingga akan menetas di bagian lambung anak.
Biasanya ini terjadi karena anak menelan telur cacing jenis ascariasis yang larvanya dapat berpindah lewat pembuluh darah atau sistem limfatik ke paru-paru.
5. Cacing di Anus
Ada cara yang bisa Parents praktikkan untuk mengenali tanda anak cacingan, terutama jika sudah ada gejala lain yang terlihat. Yaitu, cek pantat anak menggunakan senter.
Bila anak cacingan, Anda mungkin saja melihat cacing tipis, berwarna putih, bergerak, seperti benang yang panjangnya kira-kira lima sampai 15 mm.
6. Anak Terlihat Lesu dan Lelah
Apabila tidak diobati, infeksi cacing yang parah dapat menyebabkan anemia.
Hal ini terjadi karena cacing, khususnya cacing tambang dapat memakan darah di usus.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia dan defisiensi protein.
Terkadang, gejala anemia seperti lesu dan lelah juga bisa menandakan adanya infeksi cacing pada usus.
Apa Saja Obat Cacing yang Aman untuk Anak?

Beberapa obat cacing yang aman untuk anak adalah pirantel dan mebendazol, berikut penjelasannya:
Anak-anak di atas usia 2 tahun dapat menggunakan Pyrantel Pamoate untuk mengobati infeksi cacing kremi tanpa resep dokter.
Cara kerja Pyrantel adalah dengan membuat cacing tidak bisa bergerak (lumpuh) sehingga tubuh bisa mengeluarkannya secara alami di dalam tinja.
Anak-anak dari usia 2 tahun dapat mengonsumsi Mebendazole untuk mengobati infeksi cacing.
Untuk anak-anak antara 6 bulan dan 2 tahun, Mebendazole hanya tersedia dengan resep dokter.
Mebendazole membunuh cacing yang menyebabkan infeksi usus dengan menghentikan cacing menggunakan gula (glukosa).
Tanpa glukosa, sel-sel cacing akan kehilangan suplai energi dan cepat mati.
Namun, Mebendazole tidak dapat membunuh telur cacing.
Bagaimana Cara Mengatasi Cacingan pada Anak Tanpa Obat?

Selain mengonsumsi obat, berikut ini beberapa cara mengatasi cacingan pada anak lainnya:
Menggunakan Herbal
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tumbuhan tertentu mungkin memiliki senyawa yang dapat diubah tubuh menjadi obat nabati untuk mengobati parasit.
Beberapa di antaranya adalah:
Sebuah studi di tahun 2015 menunjukkan bahwa pasien infeksi cacing yang mengonsumsi biji pepaya dapat mengeluarkan cacing 63% lebih banyak dari feses setelah mengonsumsinya selama beberapa bulan.
Biji labu mengandung asam amino dan asam lemak yang tinggi.
Secara khusus, mereka kaya akan berberin, cucurbitine, dan palmatine. Semua ini adalah asam amino yang diketahui dapat merusak parasit tertentu.
Dalam sebuah penelitian pada hewan yang diterbitkan dalam International Journal of Molecular Sciences pada tahun 2016, para peneliti menemukan bahwa ekstrak biji labu menurunkan jumlah telur dan parasit dewasa pada tikus.
Mengubah Pola Makan
Ada juga beberapa bukti bahwa diet kaya vitamin A dan mineral selenium dan seng dapat meningkatkan pertahanan alami tubuh terhadap infeksi parasit.
Pakar pengobatan alami mengatakan asam lambung dapat membantu melindungi tubuh dari parasit dalam makanan.
Mereka menyarankan untuk menghindari makanan manis, menggunakan lebih banyak bawang putih dalam makanan, dan makan lebih banyak wortel, ubi jalar, dan yoghurt.
Namun, perlu diingat bahwa kondisi setiap anak berbeda-beda. Maka itu, apabila si Kecil menunjukkan gejala cacingan terlebih jika dirinya sudah tidak nyaman dengan kondisinya, segera periksakan ke dokter.
Kapan Harus ke Dokter?
Sebagian besar jenis cacing yang menginfeksi manusia hanya menimbulkan gejala ringan, tetapi sebaiknya hubungi dokter jika Parents mencurigai adanya infeksi cacing agar dapat segera diobati.
Segera temui dokter terutama saat si Kecil mengalami gejala seperti:
- Adanya darah atau nanah di tinja
- Muntah setiap hari atau sering
- Suhu tubuh tinggi
- Sangat lelah dan dehidrasi
- Kehilangan berat badan tanpa alasan yang jelas
- Merasa sakit, diare, atau sakit perut lebih dari 2 minggu
- Ruam merah dan gatal pada kulit berbentuk seperti cacing.
Perawatan Anak Cacingan
Untuk memastikan anak Parents mengalami cacingan atau tidak, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan tes terlebih dahulu, yang melibatkan penempatan selotip yang jelas pada anus anak.
Langkah ini akan bisa membantu mengumpulkan telur cacing kremi jika anak sudah menunjukkan gejalanya.
Sekadar catatan, Anda tidak akan bisa melihat telur cacing kremi dengan mata telanjang.
Selanjutnya, untuk proses penyembuhan, dokter biasanya akan memberikan resep yang terdiri dari obat untuk membunuh cacing kremi, serta obat untuk peradangan, jika si kecil mengalaminya.
Untuk memastikan anggota keluarga bebas dari cacingan, biasanya seluruh anggota keluarga juga memerlukan pemeriksaan dan pengobatan.
Bagaimana Cara Mencegah Cacingan pada Anak?
Salah satu langkah pencegahan anak cacingan yang cukup efektif adalah dengan membiasakan anak untuk melakukan pola hidup yang bersih.
Tentunya, dimulai dengan membiasakan untuk mencuci tangan secara teratur, terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum makan.
***
Baca juga:
Cacing Kremi pada Anak: Penyebab, Tanda Infeksi, Penanganan
12 Ciri-Ciri Anak Cacingan yang Akurat, Selain Berat Badan Turun
10 Obat Cacingan Anak Rekomendasi di 2025 yang Aman, Cek!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.