Dalam dunia medis, kuku copot atau lepas dari bantalannya disebut dengan istilah onikolisis. Kasus kuku copot pada anak sering kali membuat orang tua khawatir. Bagaimana tidak, kondisi tersebut terkadang terlihat mengerikan. Namun, bagi sebagian anak, hal ini tidak menyebabkan rasa sakit.
Belakangan, kasus ini tampak banyak dialami pada anak-anak yang telah sembuh dari infeksi flu Singapura atau kerap disebut dengan penyakit tangan, kaki, dan mulut atau hand, foot, and mouth disease (HFMD). Lantas, apa sebenarnya onikolisis? Dan apa penyebabnya?
Artikel Terkait: Waspada Flu Singapura, Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya
Pengertian Onikolisis
Onikolisis adalah istilah medis ketika kuku terpisah dari kulit di bawahnya atau bantalannya. Kondisi ini memiliki beberapa kemungkinan penyebab.
Kuku copot dapat berlangsung selama beberapa bulan dan biasanya akan sembuh dengan sendirinya saat kuku tumbuh sepenuhnya. Sampai saat itu, kuku tidak akan menempel kembali ke kulit di bawahnya.
Setelah kuku baru tumbuh untuk menggantikan yang lama, gejalanya akan hilang. Kuku jari tangan membutuhkan waktu 4 hingga 6 bulan untuk tumbuh kembali sepenuhnya, dan kuku kaki membutuhkan waktu 8 hingga 12 bulan.
Gejala Onikolisis
Jika anak menderita onikolisis, kuku akan mulai mengelupas ke atas dari dasar kuku. Ini biasanya tidak menyakitkan.
Ketika seorang anak mengalami kuku copot, kuku akan mulai menarik diri dari dasar kuku di bawahnya. Ia mungkin juga memperhatikan kuku berubah warna yang berbeda.
Warna apa yang berubah tergantung pada apa yang menyebabkan kuku lepas. Kuku yang terkena bisa menjadi kuning, kehijauan, ungu, putih, atau abu-abu, tergantung pada penyebabnya.
Gejala onikolisis meliputi:
- Kuku yang terkelupas dari alas kuku.
- Bantalan kuku (dasar kuku) mengeras dan menebal.
- Batas abnormal antara area merah muda kuku dan tepi putih kuku. Perbatasan mungkin terlihat bergelombang, dan area putih mungkin lebih tebal di beberapa area dan lebih tipis di area lain.
- Perubahan warna pada kuku dan alas kuku. Mereka mungkin terlihat abu-abu, hijau, ungu, putih, atau kuning.
- Penyok atau lubang (depresi cupuliform) di kuku.
- Kuku yang hancur.
- Pendarahan di bawah kuku.
Penyebab Onikolisis
Onikolisis biasanya tidak menyakitkan, tetapi apa yang menyebabkan kuku copot dari bantalannya mungkin menyakitkan atau menjengkelkan. Jika anak menderita onikolisis karena cedera atau infeksi jamur, anak mungkin mengalami rasa sakit dan iritasi.
Beberapa penyebab onikolisis pada anak, di antaranya sebagai berikut:
1. Cedera (Trauma)
Cedera pada kuku atau area di mana kuku mulai tumbuh (matriks kuku) dapat menyebabkan onikolisis. Anak dapat melukai area ini dengan membenturkan atau memukul kuku, memakai sepatu yang terlalu kecil atau bahkan membiarkan kuku terendam air terlalu lama.
Secara teratur pergi ke salon kuku untuk mendapatkan manikur juga dapat menyebabkan onikolisis. Ahli manikur menggunakan banyak tenaga untuk memangkas, memoles, dan memoles kuku. Bahkan mengetuk kuku pada permukaan yang keras dalam waktu lama dapat menyebabkan kuku terlepas dari bantalannya.
2. Reaksi Bahan Kimia
Bahan kimia dalam cat kuku, pengilap kuku, pengeras kuku, penghapus cat kuku, dan kuku palsu dapat menyebabkan kuku copot.
3. Infeksi Jamur
Kondisi ini terjadi ketika jamur berada di antara kuku dan dasar kuku, biasanya melalui retakan atau luka di jari tangan atau kaki. Infeksi jamur menyebabkan kuku menjadi tebal dan kuning, dan mereka mungkin menunjukkan bintik-bintik putih dan garis-garis.
Artikel Terkait: Waspada Jamur Kuku Pada Anak, Ini Cara Mengatasinya!
4. Obat-obatan
Kemoterapi dan beberapa obat yang menyebabkan sensitivitas cahaya dapat menyebabkan onikolisis. Obat-obatan ini termasuk tetrasiklin, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), psoralen dan retinoid oral (turunan vitamin A).
5. Psoriasis Kuku
Psoriasis kuku menyebabkan perubahan pada struktur kuku, yang mungkin termasuk onikolisis.
6. Kekurangan Zat Besi
Kekurangan zat besi adalah ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi dari makanan. Dampak kekurangan zat besi juga dapat menyebabkan anemia. Kondisi ini dapat menyebabkan semua kuku terlepas.
7. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme menyebabkan kelenjar tiroid di leher membuat dan melepaskan lebih banyak hormon daripada yang dibutuhkan tubuh. Kondisi hipertiroidisme juga dapat menyebabkan detak jantung yang cepat, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, peningkatan nafsu makan dan gangguan kecemasan. Serta dapat menyebabkan onikolisis di semua kuku.
8. Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalan Canadian Medical Association Journal menjelaskan, penyakit tangan-kaki-dan-mulut biasanya bermanifestasi sebagai demam dan vesikel yang melibatkan tangan, kaki dan mulut, terutama menyerang anak-anak di atas lima tahun.
Onikomadesis atau onikolisis adalah komplikasi lanjut yang terjadi empat sampai enam minggu setelah onset penyakit. Biasanya sembuh sendiri dan tidak memerlukan pengobatan.
Patogenesis kondisi ini yang terkait dengan penyakit tangan-kaki-dan-mulut tidak sepenuhnya dipahami. Ini mungkin melibatkan penghambatan singkat proliferasi matriks kuku yang disebabkan oleh reaksi inflamasi periungual atau enterovirus yang memengaruhi matriks kuku secara lebih langsung.
Perawatan Onikolisis atau Kuku Copot pada Anak
Tidak ada obat untuk bagian kuku yang terlepas dari dasar kuku, karena Anda tidak dapat memasangnya kembali. Namun, perawatan dapat membuat pertumbuhan kuku baru menempel pada dasar kuku.
1. Gunakan Gunting Kuku
Jika anak menderita kuku copot karena cedera, bagian kuku yang terlepas pada akhirnya akan tumbuh. Gunakan gunting kuku untuk menghilangkan kuku yang terkena saat tumbuh.
2. Pakai Obat Antijamur
Jika anak menderita onikolisis karena jamur, pilihannya mungkin termasuk:
- Obat antijamur oral: Penyedia layanan kesehatan mungkin meresepkan obat cair atau pil atau tablet yang ditelan dengan air.
- Obat antijamur topikal: Obat topikal tersedia dalam bentuk krim, salep, atau gel. Parents dapat menggosoknya langsung ke kuku anak.
Jamur kuku bisa sulit diobati. Sangat penting untuk menyelesaikan pengobatan lengkap. Jika Anda berhenti terlalu cepat, jamur yang menyebabkan kondisi kuku mungkin kembali dan lebih sulit diobati. Minum obat dan terapkan perawatan seperti yang diinstruksikan oleh tenaga kesehatan.
3. Gunakan Rendaman Antijamur atau Antimikroba
Hal ini bertujuan untuk membantu mencegah infeksi. Perendaman antimikroba mungkin termasuk jus lemon, cuka, hidrogen peroksida dan minyak esensial pohon teh, jeruk atau serai.
Sebuah studi pada tahun 2013 yang terbit di jurnal Mycopathologia menunjukkan bahwa minyak pohon teh dapat membantu mengobati infeksi jamur dan ragi yang terjadi di bawah kuku. Menerapkan campuran minyak pohon teh yang diencerkan dengan minyak pembawa, seperti jojoba atau minyak kelapa, dapat menghilangkan jamur. Penting untuk menjaga kuku tetap kering selama proses penyembuhan.
Meskipun minyak esensial aman bagi kebanyakan orang, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum mencobanya. Anak mungkin berisiko mengalami reaksi alergi.
Sementara itu, Parents mungkin ingin mencoba mengobati onikolisis anak di rumah. Jangan mencoba membersihkan bagian bawah kuku, karena hal ini dapat menyapu bakteri lebih dalam di bawah kuku atau memperburuk masalah.
Artikel Terkait: 7 Cara Memotong Kuku Anak Bayi yang Aman Beserta Tips Merawat Kukunya
Pencegahan Onikolisis atau Kuku Copot pada Anak
Kiat-kiat berikut dapat membantu mencegah onikolisis pada anak. Di antara tipsnya adalah:
- Rajin mencuci tangan, sela-sela jari, dan kuku agar terhindar dari infeksi.
- Jaga agar kuku anak tetap pendek. Menjaga kuku tetap pendek akan mencegahnya tersangkut benda dan menarik lebih jauh dari dasar kuku.
- Hindari menggigit kuku.
- Berhati-hatilah saat membersihkan bagian bawah kuku. Beberapa alat yang membersihkan bagian bawah kuku, seperti stik kutikula atau sikat kuku, dapat merusak kulit di bawah kuku dan menyebabkan infeksi.
- Hindari bahan kimia atau produk yang dapat mengiritasi kuku atau kulit di sekitar kuku. Ini mungkin termasuk cat kuku, pengilap kuku, pengeras kuku, penghapus cat kuku, dan kuku palsu.
- Kenakan sarung tangan saat melakukan aktivitas yang dapat merusak kuku, seperti mencuci piring, berolahraga, atau bekerja di luar.
- Kenakan kaus kaki bersih dan sepatu pelindung yang nyaman. Berhati-hatilah saat meletakkan benda berat di dekat kaki.
- Hindari memakai sepatu yang lembap dan basah untuk waktu yang lama.
- Menjaga psoriasis terkontrol dengan baik dengan terapi dan obat-obatan.
- Konsumsi makanan bergizi seimbang dan suplemen dengan vitamin D dan zat besi jika diperlukan.
- Kelola kondisi tiroid.
Kapan Anak Harus Menemui Dokter?
Hubungi penyedia layanan kesehatan jika:
- Kuku copot pada anak muncul bersama dengan gejala serius lainnya, termasuk kelelahan, rasa dingin, pusing atau lemas, sakit kepala, lidah sakit dan detak jantung yang cepat.
- Gejala tidak membaik setelah perawatan.
- Kulit di sekitar kuku terlihat terinfeksi (kulit merah, ungu, abu-abu atau putih; iritasi dan bengkak).
Lantaran kesehatan kuku adalah tanda potensial yang terlihat dari kondisi yang lebih serius, penting untuk menganggap serius onikolisis. Apa pun penyebabnya, mungkin diperlukan perawatan lebih lanjut untuk melawan infeksi. Jadi, siapapun harus menemui dokter sesegera mungkin begitu gejalanya muncul.
Itulah beberapa informasi mengenai onikolisis atau kuku copot pada anak. Semoga menjawab rasa khawatir Bunda pada kondisi kesehatan si Kecil!
***
Baca Juga:
Bahaya Kebiasaan Menggigit Kuku; Anak ini Memasukkan 32 Potongan Kuku ke dalam Gusinya
Cara Mencuci Tangan yang Benar dan Menyenangkan bagi Anak
Cara Merawat Kuku Tangan agar Sehat, Ini yang Perlu Dilakukan dan Dihindari
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.