Pneumonia merupakan kondisi peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Penyakit tersebut biasanya muncul mengikuti infeksi virus lainnya seperti influenza dan COVID-19. Namun, pneumonia yang muncul karena Corona ternyata berbeda. Vaksin pneumonia menjadi salah satu cara untuk menurunkan peluang terkena penyakit tersebut.
Pneumonia termasuk kondisi medis yang membahayakan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), lebih dari 250.000 orang di AS harus dirawat di RS pneumonia setiap tahun. Selain itu, pneumonia pneumokokus membunuh sekitar 1 dari 20 orang dewasa yang lebih tua.
Itulah mengapa vaksin untuk mencegah pneumonia telah dicanangkan di sejumlah negara, salah satunya Amerika Serikat. Berikut penjelasan tentang urgensi vaksin pneumonia.
Artikel Terkait: Perbedaan Pneumonia COVID-19 dan Pneumonia pada Umumnya
Mengapa Perlu Vaksinasi untuk Mencegah Pneumonia?
Sumber: unsplash
Pneumonia merupakan bentuk infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung-kantung kecil yang disebut alveoli, ketika orang yang sehat bernapas akan terisi udara. Namun, ketika seseorang menderita pneumonia, alveoli dipenuhi dengan nanah dan cairan, yang membuat pernapasan terasa sakit dan membatasi asupan oksigen.
Pneumonia disebabkan oleh sejumlah agen infeksi meliputi virus, bakteri, dan jamur. Penyebab pneumonia paling umum antara lain:
- Streptococcus pneumoniae yang menjadi penyebab paling umum pneumonia bakteri pada anak-anak.
- Haemophilus influenza tipe b (Hib) merupakan penyebab paling umum kedua pneumonia bakteri.
- Virus pernapasan syncytial adalah virus penyebab pneumonia yang paling umum.
- Pada bayi yang terinfeksi HIV, Pneumocystis jiroveci adalah salah satu penyebab paling umum pneumonia, hal tersebut menyebabkan seperempat dari semua kematian pneumonia pada bayi yang terinfeksi HIV.
Penyakit pneumokokus yang menjadi salah satu penyebab pneumonia, membunuh sekitar 3.000 orang per tahun. Anak-anak kecil dan mereka yang berusia di atas 65 tahun mengalami kondisi yang parah.
Data tersebut menjadi salah satu alasan pentingnya vaksin untuk mencegah penyakit tersebut. Selain itu, vaksin juga termasuk cara pencegahan yang disarankan WHO untuk menurunkan risiko pneumonia yang parah.
Artikel Terkait: Pneumonia pada bayi sangat berbahaya, cegah dengan imunisasi lengkap berikut!
Jenis Vaksin Pneumonia
Sumber: unsplash
Pemberian vaksin dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi atau daya tahan tubuh yang dapat melawan penyakit akibat infeksi bakteri penyebab pneumonia. Ada dua vaksin untuk pneumonia, yakni:
1. Vaksin Pneumonia Pneumococcal Polysaccharide Vaccine (PPV) atau PPSV23
Jenis vaksin ini mengandung molekul polisakarida yang menyerupai dinding sel bakteri pneumokokus. Vaksin tersebut dapat diberikan pada lansia, orang dewasa, dan anak berusia lebih dari 2 tahun yang dianggap berisiko tinggi terkena infeksi pneumokokus.
Vaksin pneumonia jenis PPV memiliki efektivitas sekitar 50–70% dalam mencegah infeksi pneumokokus. Serta mampu melindungi penerimanya dari 23 jenis bakteri pneumokokus.
2. Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) atau PCV13
Vaksin tersebut dapat diberikan pada anak-anak yang berusia kurang dari 2 tahun. Vaksin ini juga dapat diberikan pada anak di atas 2 tahun serta orang dewasa yang berisiko terkena infeksi pneumokokus. Sesuai dengan kodenya, vaksin tersebut dapat melindungi 13 jenis bakteri penyebab pneumonia.
Artikel Terkait: Penyakit Pneumonia – Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Efek Samping Vaksin Pneumonia
Sumber: unsplash
Vaksin memang mengandung bakteri pneumonia, tetapi tidak menyebabkan seseorang menjadi sakit. Orang yang vaksinasi akan mengalami gejala sebagai berikut:
- Pembengkakan, nyeri, atau kemerahan di area yang disuntik
- Demam ringan
- Rewel atau mudah tersinggung
- Kehilangan selera makan
- Sakit otot
Walau demikian, vaksin cenderung aman dilakukan. Kurang dari 1% orang yang mendapatkan vaksin pneumonia mengalami efek samping tersebut.
Orang-Orang yang Disarankan Menjalankan Vaksinasi
Sumber: unsplash
Beberapa orang yang memiliki daya tahan tubuh yang rendah dan berisiko tinggi terserang pneumonia.
- Lansia di atas 65 tahun. Seiring bertambahnya usia, kekebalan tubuh mereka cenderung menurun sehingga kesulitan melawan infeksi pneumonia.
- Orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah. Banyak penyakit yang dapat menyebabkan sistem kekebalan Anda melemah, sehingga kurang mampu melawan serangga seperti pneumonia. Orang yang memiliki penyakit jantung, diabetes, emfisema, asma, atau COPD (penyakit paru obstruktif kronik) cenderung memiliki kekebalan tubuh yang lemah.
- Orang yang merokok. Perokok kemungkinan mengalami kerusakan pada paru-parunya. Organ di dalamnya dapat kesulitan melawan pneumonia.
- Orang yang menjalani operasi atau penyakit parah. Orang yang berada di ICU rumah sakit (unit perawatan intensif) dan membutuhkan bantuan pernapasan dengan ventilator berisiko terkena pneumonia. Hal yang sama juga berlaku pada orang yang baru saja menjalani operasi besar. Orang dalam pemulihan dari cedera serius juga memiliki sistem kekebalan yang lemah.
Itulah penjelasan tentang pentingnya vaksin untuk mencegah pneumonia. Beberapa orang yang berisiko perlu menjalankan vaksinasi untuk mencegah dampak penyakit yang parah.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca Juga:
Pneumonia menyerang anak Kim Kadarshian, waspadai risikonya terhadap anak Anda
Pemain film 'Sister Act' Whoopi Goldberg hampir meninggal karena pneumonia, waspadai gejalanya!
Menyerang Organ Paru-Paru, Kenali Perbedaan Pneumonia dengan Tuberkulosis
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.