X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Pneumonia pada Anak: Gejala, Penyebab, hingga Pencegahan

Bacaan 9 menit

Tahukah Parents bahwa pneumonia pada anak dianggap sebagai pembunuh balita nomor 2 di Indonesia? Tak mengherankan jika penyakit ini kemudian mendapat julukan sebagai forgotten killer.

Oleh sebab itu, penting bagi Parents untuk bisa mengenali dan memahami apa itu pneumonia pada anak, penyebab, gejala, sampai cara menangkalnya.

Table of Contents

  • Apa Itu Pneumonia?
  • Penyebab Pneumonia pada Anak
  • Gejala Pneumonia pada Anak
  • Ciri Anak yang Rentan Terjangkit Pneumonia
  • Diagnosis Pneumonia pada Anak
  • Komplikasi
  • Tindakan Medis terhadap Pneumonia
  • Berapa Lama Pneumonia Dapat Disembuhkan?
  • Cara Mencegah Pneumonia

Apa Itu Pneumonia?

Pneumonia merupakan salah satu penyakit gangguan pernapasan yang sering dialami anak. Kondisi ketika paru-paru anak mengalami infeksi atau peradangan.

Sebelum membahas pneumonia pada anak lebih jauh, kita harus tahu terlebih dahulu bagaimana paru-paru bekerja.

Pada paru-paru yang sehat, oksigen masuk ketika bernapas dan bergerak melalui tabung pernapasan, yang kemudian masuk ke dalam darah melalui alveoli.

pneumonia pada anak

Alveoli adalah kantung udara kecil di dalam pembuluh darah kecil yang disebut kapiler. Ada sekitar 600 juta alveoli dalam satu sistem pernapasan.

Ketika udara yang kaya oksigen mencapai alveoli, oksigen dapat diserap ke dalam darah. Kemudian sel-sel darah merah dapat membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Tubuh membutuhkan oksigen untuk tetap bekerja dengan baik dan untuk tetap hidup.

Nah, jika terinfeksi pneumonia, paru-paru tidak dapat melakukan pekerjaannya seperti biasa. Mengapa? Sebab, jenis infeksi ini menciptakan cairan dan lendir yang menghalangi alveoli.

Hal ini membuat oksigen sulit masuk secara penuh ke dalam paru-paru, tempat yang harus dilewatinya sebelum masuk ke dalam darah.

Pneumonia dapat terjadi pada orang dengan usia berapa pun, dari bayi hingga orang tua. Namun, Cedars Sinai Medical Centre menuliskan kalau pneumonia umumnya terjadi pada bayi dan anak yang berusia di bawah 5 tahun.

Kondisi ini bisa tergolong ringan atau pun serius. Dimulai dari adanya beberapa gejala yang kerap dialami anak, seperti demam, batuk pada anak, hingga kesulitan bernapas dengan baik.

Batuk dan pilek yang bertambah parah juga bisa menyebabkan pneumonia. Ini karena batuk atau flu yang parah akan membuat paru-paru iritasi sehingga bakteri atau virus pneumonia bisa lebih mudah bergerak ke dalam paru-paru dan memulai infeksi.

Ada yang mengangap jika basah-basahan dalam hujan tidak menyebabkan pneumonia, melainkan infeksi dari bakteri atau virus.

Penyebab Pneumonia pada Anak

IDAI dalam situs resminya menyebutkan kalau ada berbagai macam penyebab pneumonia pada anak. Mulai dari virus, bakteri, dan jamur. Namun, umumnya memang sering kali dikarenakan adanya infeksi virus pada paru-paru.

Virus yang dimaksud misalnya rhinovirus, respiratory syncytial virus (RSV) termasuk virus influenza.

Selain virus, pneumonia pada anak juga bisa disebabkan karena adanya bakteri penumokokus (Streptococcus pneumonia), atau bakteri lain seperti HiB (Haemophilus influenza type b), dan stafilokokus (Staphylococcus aureus).

Gejala Pneumonia pada Anak

pneumonia pada anak

Kebanyakan anak-anak yang menderita pneumonia akan merasa sakit. Gejalanya bisa beragam, tergantung kondisi kesehatan secara umum si anak, dan apakah penyebab infeksinya dari virus atau bakteri.

Pneumonia yang disebabkan bakteri akan mengakibatkan anak sakit tiba-tiba, dan gejalanya cukup parah seperti:

  • Batuk berdahak. Dahak yang keluar umumnya berwarna hijau, dan kadang bercampur dengan darah.
  • Demam yang cukup tinggi.
  • Sesak napas. Bernapas lebih cepat dan pendek-pendek.
  • Nyeri dada yang diperburuk oleh batuk.
  • Detak jantung kencang.
  • Merasa lelah dan lemah.
  • Mual dan muntah.
  • Diare.
  • Keluhan nyeri kepala.

Sedangkan infeksi oleh virus terjadi lebih pelan, dan kadang anak tidak terlihat terlalu sakit. Bahkan bisa jadi ibu tidak menyadari anaknya terkena pneumonia.

Tanda-tandanya bisa seperti pilek, demam ringan, batuk kering atau kadang dengan sedikit lendir. Penumonia ringan seperti ini biasa disebut walking pneumonia.

Pneumonia pada bayi mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda khas infeksi pneumonia. Selain itu, bayi juga tidak bisa diajak berkomunikasi untuk mengetahui apa yang ia rasakan.

Akan tetapi, perhatikan gejala-gejala pneumonia pada bayi seperti tampak pucat, lemas dan lesu, menangis lebih sering dari biasanya, tidak mau makan, mudah marah atau gelisah, dan muntah-muntah.

Cerita mitra kami
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
5 Manfaat Minum Susu Setiap Hari, Tak Sekadar Memenuhi Kebutuhan Kalsium 
5 Manfaat Minum Susu Setiap Hari, Tak Sekadar Memenuhi Kebutuhan Kalsium 
Bebas Stress, Ini Cara Agar Si Kecil Mau Minum Obat Batuk Tanpa Dipaksa
Bebas Stress, Ini Cara Agar Si Kecil Mau Minum Obat Batuk Tanpa Dipaksa

Bagaimana pun, ini sakit yang tidak menyenangkan, ya, Bunda. Namun, dengan pengobatan yang tepat, kebanyakan anak-anak dengan pneumonia dapat sembuh sepenuhnya.

Ciri Anak yang Rentan Terjangkit Pneumonia

1. Memiliki Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah

Mengutip dari laman resmi WHO (World Health Organization), sebagian besar anak-anak yang sehat dapat melawan infeksi pernapasan dengan kekebalan tubuh alami mereka. Namun, anak-anak yang sistem kekebalannya terganggu berisiko lebih tinggi terkena pneumonia. Sistem kekebalan anak dapat melemah karena malnutrisi atau kekurangan gizi, terutama pada bayi yang tidak diberi ASI eksklusif.

2. Memiliki Penyakit Tertentu

Penyakit yang sudah ada sebelumnya, seperti infeksi HIV bergejala dan campak juga dapat meningkatkan risiko anak tertular pneumonia.

Masalah kesehatan kronis seperti asma atau cystic fibrosis dan masalah dengan paru-paru atau saluran udara juga berkontribusi dalam faktor risiko pneumonia pada anak-anak.

3. Tinggal di Lingkungan yang Kurang Sehat

Anak-anak di bawah 1 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi lagi jika mereka menjadi secondhand smoker alias menghirup udara yang sudah tercemar asap rokok. Faktor lingkungan berikut ini juga meningkatkan kerentanan anak terhadap pneumonia:

  • Polusi udara dalam ruangan yang disebabkan oleh memasak dan memanaskan dengan bahan bakar biomassa 
  • Tinggal di rumah yang ramai

Diagnosis Pneumonia pada Anak

Dokter dapat mendiagnosis pneumonia dengan riwayat kesehatan lengkap dan pemeriksaan fisik. Berikut adalah beberapa jenis tes yang biasa digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis pneumonia:

1. Rontgen

Tes ini dilakukan untuk melihat keadaan jaringan internal, tulang, dan organ dalam tubuh.

2. Tes Darah

Tes gas darah arteri dapat melihat jumlah karbon dioksida dan oksigen dalam darah.

3. Kultur Dahak

Tes ini dilakukan pada lendir (dahak) yang dibatukkan dari paru-paru dan masuk ke mulut. Dengan memeriksa kultur darah dapat mengetahui apakah anak memiliki infeksi. Namun, karena sulit mendapatkan sampel dahak dari anak-anak, maka tes ini tidak rutin dilakukan.

4. Oksimetri Nadi

Oksimeter adalah mesin kecil yang mengukur jumlah oksigen dalam darah. Untuk mendapatkan pengukuran ini, dokter akan menempelkan sensor kecil ke jari tangan atau kaki anak. Saat mesin menyala, lampu merah kecil dapat dilihat di sensor. Sensor tidak menimbulkan rasa sakit dan lampu merah tidak panas.

5. CT-Scan

Tes ini mengambil gambar struktur di dada, tetapi sangat jarang dilakukan.

6. Bronkoskopi

Prosedur ini digunakan untuk melihat ke dalam saluran udara paru-paru. Sama seperti CT-scan, jenis tes ini sangat jarang dilakukan.

7. Kultur Cairan Pleura

Tes ini mengambil sampel cairan dari ruang antara paru-paru dan dinding dada (ruang pleura). Cairan dapat terkumpul di area tersebut karena pneumonia. Cairan ini mungkin terinfeksi bakteri yang sama dengan paru-paru atau cairan mungkin saja disebabkan oleh peradangan di paru-paru.

Komplikasi

Meski sudah mendapatkan pengobatan, beberapa orang dengan pneumonia terutama mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi dapat mengalami komplikasi, beberapa di antaranya yaitu:

Bakteri dalam Aliran Darah (Bakteremia)

Bakteri yang memasuki aliran darah dari paru-paru dapat menyebarkan infeksi ke organ lain, berpotensi menyebabkan kegagalan organ.

Kesulitan Bernapas

Jika pneumonia parah atau sebelumnya sudah memiliki penyakit paru-paru kronis yang mendasarinya, penderita pneumonia mungkin mengalami kesulitan bernapas dalam oksigen yang cukup dan harus menggunakan alat bantu seperti ventilator.

Akumulasi Cairan di Sekitar Paru-Paru (Efusi Pleura)

Pneumonia dapat menyebabkan cairan menumpuk di ruang tipis antara lapisan jaringan yang melapisi paru-paru dan rongga dada (pleura). Jika cairan menjadi terinfeksi, maka perlu dikeringkan melalui selang dada atau diangkat dengan operasi.

Abses Paru-Paru

Abses bisa terjadi jika nanah terbentuk di rongga di paru-paru, kondisi ini biasanya diobati dengan antibiotik. Terkadang, pembedahan atau drainase dengan jarum atau tabung panjang yang ditempatkan ke dalam abses diperlukan untuk mengeluarkan nanah.

Tindakan Medis terhadap Pneumonia

Untuk mendiagnosis pneumonia pada anak, dokter akan mengajukan pertanyaan tentang apa yang anak Bunda rasakan, termasuk seberapa baik ia bernapas.

Kemudian dokter akan memeriksa dan mendengarkan dada anak dengan stetoskop. Melalui stetoskop dokter dapat mendengar suara napas yang masuk ke paru-paru.

Jika ada cairan di dalam paru-paru, yang menjadi tanda pneumonia, dokter akan bisa mendengar suara berderak ketika anak bernapas.

Untuk memastikan diagnosisnya, dokter akan meminta untuk dilakukan X-Ray pada dada anak Bunda. Dengan X-Ray, dokter dapat melihat penumpukan cairan. Biasanya muncul spot berawan putih di paru-paru pada hasil foto X-Ray.

Hasil X-Ray pada paru-paru anak yang terjangkit pneumonia. Sumber: medscape.com

Hasil X-Ray pada paru-paru anak yang terjangkit pneumonia. Sumber: medscape.com

Dalam beberapa kasus, X-Ray dapat membantu dokter mengetahui apakah infeksi disebabkan oleh virus atau bakteri.

Ketika pneumonia disebabkan oleh bakteri, dokter akan memberikan obat antibiotik. Jika anak kesulitan minum obat, antibiotik akan diberikan melalui selang infus.

Sedangkan antibiotik tidak akan bekerja pada pneumonia yang disebabkan oleh virus. Anak biasanya cukup diberikan obat penurun panas.

Menyemprotkan larutan air asin (saline) di hidung anak juga dapat membantu mengencerkan lendirnya. Selain itu, Bunda juga bisa menggunakan humidifier (pelembap ruangan) di rumah.

Apa pun penyebabnya, yang terpenting adalah istirahat cukup dan minum yang banyak, agar anak Bunda cepat pulih.

Berapa Lama Pneumonia Dapat Disembuhkan?

Jika anak didiagnosis menderita pneumonia, penting untuk mengikuti rencana perawatan yang diberikan dokter dan memantau kondisinya serta mencoba mencegah infeksi menyebar ke orang lain.

Penting bagi penderita pneumonia untuk menghabiskan obat-obatan seperti yang sudah ditentukan. Jika dokter memberikan antibiotik, pastikan untuk minum obat sampai habis. Pada kebanyakan kasus, pasien pneumonia mungkin mulai merasa lebih baik sebelum seluruh obat habis, tetapi obat tetap harus dihabiskan.

Berhenti minum obat terlalu cepat dari yang dianjurkan dapat menyebabkan infeksi kembali dan tubuh bisa jadi mengalami resistensi antibiotik sehingga pengobatan lebih lanjut pun akan menjadi lebih sulit.

Perlu waktu cukup lama untuk pulih dari pneumonia. Beberapa orang merasa lebih baik dan dapat kembali ke rutinitas normal dalam 1 hingga 2 minggu. Namun bagi yang lainnya, bisa jadi perawatan pneumonia memakan waktu satu bulan atau lebih. Kebanyakan orang juga akan terus merasa lelah selama sekitar satu bulan pasca sembuh dari pneumonia.

Cara Mencegah Pneumonia

Ada beberapa cara dalam mencegah pneumonia pada anak. Pertama, adalah dengan pneumococcal conjugate vaccine (PCV).

Pneumonia pada Anak: Gejala, Penyebab, hingga Pencegahan

PCV adalah jenis vaksin pneumokokus dan vaksin konjugasi yang digunakan untuk melindungi anak-anak dan orang dewasa dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri streptococcus pneumonia (pneumokokus).

Selain itu, vaksin flu juga dapat menjaga anak dari pneumonia, khususnya pada anak-anak yang memiliki asma atau kondisi paru-paru lainnya.

Artikel terkait: Vaksin Flu : Apakah Efek Sampingnya Berbahaya untuk Anak?

Istirahat yang cukup juga sangat penting, karena kurang tidur dapat membuat sistem kekebalan tubuh lebih sulit untuk melawan infeksi.

Apa lagi? Jangan lupa cuci tangan anak, tentu saja. Teratur mencuci tangan dengan sabun dan air dapat mencegah anak terkena flu atau batuk melalui bakteri dan virus yang bisa mengakibatkan pneumonia.

Jadi, selalu jaga kebersihan tangan anak ya, Bunda.

Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi

Pneumonia in Children
www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions—pediatrics/p/pneumonia-in-children.html#

Pneumonia (for Parents)
kidshealth.org/en/parents/pneumonia.html

Pneumonia
www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/pneumonia

Pneumonia
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pneumonia/symptoms-causes/syc-20354204

Pneumonia – Recovery
www.nhlbi.nih.gov/health/pneumonia/recovery

Baca juga:

Bahayakah Napas Bayi Berbunyi Grok-Grok? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Hati-hati, Obat Batuk dan Pilek yang Dijual Bebas juga Bisa Berbahaya

Waspadai Bahaya Penggunaan Antibiotik yang Berlebihan

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Diedit oleh:

Adisty Titania

  • Halaman Depan
  • /
  • Info Sehat
  • /
  • Pneumonia pada Anak: Gejala, Penyebab, hingga Pencegahan
Bagikan:
  • Penyebab paru-paru basah pada anak dan cara mencegahnya

    Penyebab paru-paru basah pada anak dan cara mencegahnya

  • Bayi menderita paru-paru basah karena pengasuh suka merokok, ibu ini peringatkan semua orangtua!

    Bayi menderita paru-paru basah karena pengasuh suka merokok, ibu ini peringatkan semua orangtua!

  • 35 Drama Korea Romantis Terbaik dan Populer, Ada Kisah Manis hingga Bikin Nangis

    35 Drama Korea Romantis Terbaik dan Populer, Ada Kisah Manis hingga Bikin Nangis

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

  • Penyebab paru-paru basah pada anak dan cara mencegahnya

    Penyebab paru-paru basah pada anak dan cara mencegahnya

  • Bayi menderita paru-paru basah karena pengasuh suka merokok, ibu ini peringatkan semua orangtua!

    Bayi menderita paru-paru basah karena pengasuh suka merokok, ibu ini peringatkan semua orangtua!

  • 35 Drama Korea Romantis Terbaik dan Populer, Ada Kisah Manis hingga Bikin Nangis

    35 Drama Korea Romantis Terbaik dan Populer, Ada Kisah Manis hingga Bikin Nangis

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.