Lebih dari 6 bulan kita hidup di tengah situasi pandemi COVID-19. Dan karena kebijakan jaga jarak yang diberlakukan, pastinya tidak sedikit Parents yang kemudian bingung terutama tentang jadwal vaksinasi si Kecil dan vaksin-vaksin lain yang kebetulan tenggatnya di saat pandemi ini.
Kebingungan Parents tentu bukan tanpa alasan. Hingga saat ini, belum ada obat yang secara khusus untuk menyembuhkan COVID-19. Itu sebabnya, Parents melakukan tindakan preventif menjaga anak-anak dan keluarga tetap sehat dengan disiplin mematuhi protokol kesehatan. Termasuk juga membatasi diri pergi ke tempat layanan kesehatan.
Hal ini dapat dilihat dari hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan UNICEF pada bulan April 2020, yang menunjukkan bahwa 84% fasilitas pelayanan kesehatan mengalami gangguan pelayanan imunisasi selama pandemi, dan 76% fasilitas pelayanan kesehatan mengalami penurunan permintaan pelayanan imunisasi.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa 49% orang tua/pengasuh tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan karena dampak COVID-19, dan 36% orang tua/pengasuh ragu-ragu dan menolak membawa anaknya untuk imunisasi karena COVID-19.
Hal ini dibenarkan oleh dr. Arifianto, Sp.A atau yang kerap disapa dokter Apin, dokter spesialis anak yang juga penulis buku “Yakin Dengan Vaksin Dan Imunisasi” dalam Zoom Class “Menjawab Pertanyaan Seputar Vaksinasi di Saat Pandemi” yang diadakan oleh Kenapa Harus Vaksin bersama theAsianparent Indonesia.
Dikatakan bahwa salah satu dampak pandemi dalam aspek kesehatan adalah gangguan yang signifikan terhadap pelayanan imunisasi, sehingga menurunkan cakupan imunisasi pada level yang mengkhawatirkan.
Padahal, cakupan imunisasi yang rendah membuka peluang terjadinya berbagai wabah penyakit, khususnya Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Dan, penanganan wabah PD3I akan menjadi lebih sulit ditangani jika terjadi di saat bersamaan dengan pandemi.
Itu sebabnya, vaksinasi rutin, baik vaksinasi dasar maupun lanjutan, sangat penting sebagai pencegahan penyakit untuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa, dan ini tidak boleh ditunda selama pandemi COVID-19.
Lalu, bagaimana strategi untuk meningkatkan cakupan imunisasi di masa pandemi ini?
1. Lakukan catch-up immunization atau imunisasi kejar
Catch-up immunization atau imunisasi kejar adalah upaya melanjutkan vaksinasi yang tertunda pada individu yang memenuhi syarat. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merekomendasikan untuk merencanakan imunisasi kejar sesegera mungkin, dengan mengutamakan pelaksanaan imunisasi kejar untuk PD3I yang rentan wabah, seperti campak, polio, difteri, dan yellow fever 2.
2. Multiple injection atau imunisasi ganda
Multiple injection atau imunisasi ganda direkomendasikan oleh Kemenkes dalam situasi pandemi ini. Ini adalah pemberian lebih dari satu jenis imunisasi dalam satu kali kunjungan yang bermanfaat untuk mempercepat perlindungan kepada anak, meningkatkan efisiensi pelayanan karena Parents tidak perlu datang ke fasilitas kesehatan berulang kali.
Pemberian imunisasi ganda sudah terbukti aman, efektif dan tidak meningkatkan risiko efek samping atau KIPI pada anak. Ketidaknyamanan akibat rasa nyeri suntikan ketika diberikan imunisasi ganda hanya akan dirasakan dalam waktu singkat.
3. Vaksin kombinasi
Vaksin kombinasi merupakan gabungan beberapa komponen vaksin ke dalam satu vaksin untuk mencegah lebih dari satu jenis penyakit. Keunggulan vaksin kombinasi, di antaranya:
- Berpotensi meningkatkan cakupan imunisasi
- Mengejar peningkatan cakupan imunisasi, khususnya bagi anak-anak yang tertinggal jadwal imunisasinya.
- Mengurangi biaya pengiriman dan penyimpanan vaksin.
- Mengurangi biaya kunjungan vaksinasi.
- Menyederhanakan jadwal imunisasi untuk program pengenalan vaksin-vaksin baru.
- Mengurangi jumlah suntikan dan jumlah kunjungan ke fasilitas kesehatan yang secara obyektif dapat mengurangi risiko paparan infeksi juga.
Nah, setelah mengetahui strategi untuk mengejar ketertinggalan vaksinasi, jangan lupa perhatikan juga protokol kesehatan saat melakukan vaksinasi di fasilitas kesehatan saat pandemi, ya. Berikut adalah hal-hal yang harus Parents perhatikan.
1. Lakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan dengan tetap menjaga protokol kesehatan
Sebelum memutuskan membawa anak ke fasilitas kesehatan, Parents harus pastikan anak dalam kondisi sehat. Utamakan kunjungan vaksinasi ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memisahkan pasien sehat dan sakit.
Batasi jumlah pendamping saat kunjungan vaksinasi anak di fasilitas pelayanan kesehatan, cukup salah satu ayah atau Bunda yang menemani anak. Kemudian, pastikan anak maupun pendamping mengenakan masker selama kunjungan ke fasilitas kesehatan.
2. Tetap jaga jarak dan higienitas selama berada di fasilitas kesehatan
Saat menunggu giliran, perhatikan jarak aman di ruang tunggu. Jika ruang tunggu terlihat penuh, Parents bisa menunggu di mobil hingga tiba giliran vaksinasi. Pastikan Parents dan anak juga selalu cuci tangan dengan benar selama dan setelah selesai keperluan di fasilitas kesehatan.
3. Lakukan ini sesampai kembali di rumah
- Selalu ganti baju Parents/pendamping dan anak.
- Sebaiknya, mandi dan mengganti pakaian setelah kembali dari fasilitas pelayanan kesehatan.
- Rendam dan cuci pakaian Parents/ pendamping dan anak yang digunakan saat kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Yuk, segera kejar ketertinggalan vaksinasi si kecil sesegera mungkin. Upaya pencegahan penyakit melalui imunisasi, sejatinya akan jauh lebih hemat biaya, bila dibandingkan dengan upaya pengobatan.
Jangan tunda vaksinasi Si Kecil ya Parents, lebih lengkapnya, simak video ini yuk!
Ikuti terus informasi soal vaksinasi di Instagram @kenapaharusvaksin ya Parents.
#YukVaksinasiLagi #KenapaHarusVaksin
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.