Kebanyakan orang yang terkena COVID-19 memiliki gejala ringan atau sedang, seperti batuk, demam, dan sesak napas. Namun, beberapa orang yang tertular Virus Corona baru ini mengalami pneumonia parah di kedua paru-parunya. Pneumonia COVID-19 adalah penyakit serius yang bisa mematikan.
Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan pada kantung udara kecil di dalam paru-paru. Kedua paru-paru mungkin terisi dengan begitu banyak cairan dan sputum sehingga sulit untuk bernapas. Orang yang mengalami pneumonia mungkin mengalami sesak napas yang parah, batuk, demam, nyeri dada, kedinginan, atau kelelahan.
Artikel terkait: Pakai Masker di Rumah, Perlukah di Tengah Lonjakan Kasus COVID-19?
Dokter akan merekomendasikan obat batuk dan pereda nyeri yang menurunkan demam. Dalam kasus yang paling serius, pasien mungkin saja perlu pergi ke rumah sakit untuk bantuan pernapasan dengan mesin yang disebut ventilator.
Seseorang bisa terkena pneumonia sebagai komplikasi dari infeksi virus, seperti COVID-19 atau flu biasa. Namun bakteri, jamur, dan mikroorganisme lainnya juga dapat menyebabkannya.
Gejala Pneumonia pada Umumnya
Pada dasarnya, seseorang yang mengalami pneumonia akan muncul beberapa gejala yang umum, yakni sebagai berikut:
- Batuk yang dapat menghasilkan dahak (lendir)
- Demam
- Berkeringat
- Sesak napas yang terjadi saat melakukan aktivitas normal atau bahkan saat istirahat
- Nyeri dada yang lebih buruk saat bernapas atau batuk
- Perasaan lelah
- Kehilangan selera makan
- Mual atau muntah
- Sakit kepala
Gejala lain dapat bervariasi sesuai dengan usia dan kesehatan secara umum:
- Anak-anak di bawah 5 tahun mungkin mengalami napas cepat atau mengi.
- Bayi mungkin tampak tidak memiliki gejala, tetapi terkadang mereka mungkin muntah, kekurangan energi, atau kesulitan minum atau makan.
- Orang yang lebih tua mungkin memiliki gejala yang lebih ringan. Mereka juga dapat menunjukkan kebingungan atau suhu tubuh yang lebih rendah dari normal.
Artikel terkait: Kenali 5 Tanda dan Gejala Bayi Positif COVID-19, Jangan Sampai Keliru!
Gejala Pneumonia COVID-19
Gejala pneumonia pada penderita COVID-19 biasanya akan sama dengan penderita pneumonia pada umumnya. Namun, biasanya akan ada beberapa gejala lain dari COVID-19 yang menyertainya.
Berikut ini gejala pneumonia pada pasien COVID-19:
- Kelelahan
- Panas dingin
- Mual atau muntah
- Diare
- Sakit perut
- Nyeri otot atau tubuh
- Sakit kepala
- Kehilangan bau atau rasa
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau pilek
- Mata merah
- Ruam kulit
- Detak jantung cepat
- Sesak napas
- Napas cepat
- Pusing
- Berkeringat
Siapa yang Rentan Terkena Pneumonia COVID-19?
Siapa pun bisa terkena pneumonia COVID-19, tetapi lebih mungkin terjadi pada orang yang berusia 65 tahun ke atas. Meski demikian, lansia yang berusia 85 tahun atau lebih berada pada risiko tertinggi.
Selain itu, orang yang memiliki beberapa kondisi kesehatan berikut juga rentan terkena pneumonia COVID-19:
- Asma sedang sampai berat
- Penyakit paru-paru
- Tekanan darah tinggi
- Penyakit jantung
- Diabetes
- Penyakit hati
- Gagal ginjal
- Obesitas, atau indeks massa tubuh (BMI) 40 ke atas
Di samping itu, seseorang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah mungkin lebih mungkin terkena pneumonia COVID-19 yang parah juga. Beberapa golongan tersebut antara lain perokok, orang yang memiliki kanker, orang yang telah menjalani transplantasi sumsum tulang, orang yang memiliki HIV atau AIDS yang tidak terkendali, dan siapa saja yang menggunakan obat yang memperlambat sistem kekebalan, seperti steroid.
Artikel terkait: 3 Cara Pemberian ASI jika Ibu Menyusui Positif COVID-19
Penanganan Pneumonia COVID-19
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, perawatan rawat inap untuk pasien dengan kasus COVID-19 yang parah biasanya berfokus kepada penanganan komplikasi. Jika dokter mencurigai seseorang mengalami pneumonia, mereka mungkin akan meresepkan antibiotik meskipun ini tidak akan mengobati COVID-19.
Orang dengan pneumonia yang lebih parah mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Saat berada di rumah sakit, seseorang mungkin menerima cairan intravena (IV) dan pemantauan. Orang dengan kesulitan bernapas mungkin memerlukan ventilator atau terapi oksigen.
Jadi itulah perbedaan gejala antara penumonia COVID-19 dan penumonia pada umumnya. Salah satu cara terpenting untuk mencegah seseorang terkena pneumonia COVID-19 adalah dengan menaati protokol kesehatan dan melakukan vaksin. Oleh karena itu, yuk, disiplinkan diri untuk kesehatan bersama, Parents!
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Benarkah GERD Komorbid Covid-19? Ini Penjelasan dr Tirta
Benarkah Pria Berisiko Mengalami Disfungsi Ereksi Akibat COVID-19? Ini Penjelasannya!
Dokter Berbagi Pengalaman Menggunakan Ivermectin untuk Obat COVID-19
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.