Memasuki usia 9 bulan, bayi akan mengalami peningkatan tekstur dan ukuran makanan pendamping ASI (MPASI). Perlu diketahui, tekstur MPASI 9 bulan akan berbeda dengan tekstur pertama kali bayi mengonsumsi makanan padat.
Pada usia ini, umumnya dokter anak akan merekomendasikan mereka untuk mengenal makanan yang dapat digenggam atau finger food. Pemberian makanan ini diharapkan dapat mengasah kemampuan sensorik dan oromotor bayi dalam menggigit dan mengunyah makanan. Meski sebagian bayi 9 bulan belum memiliki gigi, bentuk makanan tersebut dapat diberikan pada mereka.
Artikel Terkait: Panduan dan menu MPASI untuk bayi 9 bulan yang bisa Bunda contek
Tekstur MPASI 9 Bulan
Menurut dr. Meta Hanindita, Sp.A(K) dalam bukunya yang bertajuk ‘Mommyclopedia 567 Fakta tentang MPASI’, bayi usia 9 bulan dinilai sudah mampu makan makanan lunak, dan makanan cincang kasar. Bahkan, di usia ini, bayi mulai mencoba makan dengan tangannya sendiri. Untuk itu, tekstur MPASI 9 bulan yaitu cincang halus atau saring kasar, sehingga bayi dapat memegang makanan sendiri.
Sekitar 9 bulan, bayi mengembangkan genggaman menjepit, keterampilan motorik halus di mana jari telunjuk dan ibu jari bersatu. Genggaman penjepit memberi bayi kemampuan untuk mengambil potongan makanan yang lebih kecil. Bayi juga mungkin lebih kuat dan lebih terkoordinasi dalam merobek makanan.
Dengan berkembangnya keterampilan ini, ini juga saatnya untuk mengurangi ukuran makanan. Sekitar usia 9-12 bulan, bayi sekarang mungkin memiliki keterampilan dan kemampuan untuk makan sendiri bentuk dan menggenggam ukuran makanan termasuk makanan dengan irisan tipis, makanan suwir atau cabik, dan makanan dengan potongan kecil atau dadu.
Pada usia ini, sebagian besar bayi dapat menangani makanan yang lunak dan mudah dihaluskan oleh lidah, langit-langit mulut, dan gusi. Pilihan paling aman adalah makanan lunak atau makanan yang dimasak dengan konsistensi lunak.
Bayi 9 bulan biasanya lebih percaya diri untuk makan sendiri, sehingga terlalu banyak menyumbat mulutnya. Kejadian umum lainnya pada usia ini adalah menelan potongan-potongan kecil makanan utuh. Kemungkinan tersedak atau gagging juga akan sering terjadi. Meski demikian, cara ini adalah alternatif bagi mereka untuk mengenal makanan dan belajar cara makan yang baik.
Oleh karena ini, Parents wajib mengawasi mereka saat makan. Jika ini terjadi, terus tawarkan potongan makanan yang lebih besar dari genggamannya untuk membantu bayi belajar cara menggigit dan belajar tentang batas mulutnya. Bayi juga belajar dengan mencontoh. Berikan contoh dan tunjukkan cara mengunyah saat Anda makan bersama bayi.
Makanan yang Dibutuhkan Bayi 9 Bulan
Pada usia sembilan bulan, bayi Anda harus siap untuk beberapa hidangan dewasa lainnya. American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan agar bayi usia 9 bulan sudah makan makanan keluarga. Akan tetapi, pastikan untuk menumbuk atau memotong sedikit makanan apa pun yang dapat menimbulkan bahaya tersedak.
Ini adalah saat yang tepat untuk memperkenalkan makanan ringan pada bayi 9 bulan. Karena tekstur MPASI 9 bulan sudah meningkat, cobalah makanan yang akan mudah larut di mulutnya. Perkenalkan biskuit rusk atau buah lunak (stroberi, alpukat potong, mangga potong, pisang, dan lainnya) sebelum memperkenalkan makanan yang lebih keras seperti stik roti, lontong, atau wortel kukus.
Di samping tekstur MPASI 9 bulan, Parents wajib memerhatikan asupan makanannya. Menawarkan berbagai makanan akan memberi bayi berbagai nutrisi penting. Beberapa di antaranya sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
Beberapa makanan enak untuk ditawarkan kepada bayi yang berusia 9 bulan, meliputi:
Buah-Buahan
Buah-buahan seperti pisang, pir lunak, persik, semangka, melon, dan stroberi memiliki tekstur yang cocok untuk anak 9 bulan. Memperbanyak makan buah-buahan juga dapat membantu kesehatan saluran pencernaan bayi.
Sayuran
Bayi 9 bulan perlu makan sayuran, seperti brokoli, mentimun, wortel, kacang hijau, atau ubi jalar. Sayuran yang mengandung vitamin D, seperti bayam dan kale, memainkan peran penting dalam kesehatan tulang dan dapat membantu membangun sistem kekebalan yang kuat pada bayi
Protein
Protein sangat penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan tubuh anak. Telur, daging lunak atau daging giling, tahu, kacang-kacangan, dan ikan rendah merkuri adalah makanan sumber protein.
Lemak Sehat
Lemak sehat, terutama asam lemak omega-3 juga penting untuk bayi dan anak kecil. Mereka membantu meningkatkan perkembangan dan fungsi otak, mata, dan kesehatan kekebalan tubuh.
Alpukat, ikan, minyak zaitun, dan selai kacang adalah makanan yang mengandung lemak sehat yang baik untuk tumbuh kembang bayi 9 bulan.
Makanan yang Mengandung Zat Besi
Karena bayi mengalami pertumbuhan yang begitu cepat di tahun pertama, mereka berisiko tinggi kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Suplementasi zat besi mungkin diperlukan setelah 6 bulan pertama. Akan tetapi, cara ini mungkin tidak diperlukan jika bayi mendapatkan cukup sumber makanan kaya zat besi secara teratur atau minum susu formula yang biasanya diperkaya dengan zat besi.
Di antara makanan sumber zat besi adalah telur, daging, ikan, sereal yang diperkaya zat besi, roti gandum atau pasta.
Artikel Terkait: Zat Besi ; Bayi 9 Bulan Membutuhkannya Lebih dari Pria Dewasa
Rempah-Rempah
Saat selera si Kecil meningkat, cobalah menggunakan sedikit cengkeh, ketumbar, pala, daun kari, kayu manis, kapulaga, daun salam, kunyit, jahe, lengkuas, kencur, bawang merah, dan bawang putih saat memasak untuknya.
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Memberikan MPASI Bayi 9 Bulan
Sebelum berkutat dengan tekstur MPASI 9 bulan, Parents wajib memerhatikan beberapa hal sebelum memberikan makanan kepada bayi. Berikut adalah daftar yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI bayi 9 bulan.
Persiapan Makan
Menyiapkan makanan adalah cara yang bagus untuk menghemat waktu dan mempersiapkan diri untuk minggu yang lebih mudah. Jika Bunda bisa mengolahnya sendiri, cobalah merencanakan beberapa makanan sebelumnya dan memasak terlebih dahulu sehingga dapat memanaskan makanan selama seminggu daripada memasak setiap hari.
Pada saat si kecil berusia 9 bulan, mereka sudah bisa mengonsumsi makanan keluarga dengan tektur sesuai usianya. Cobalah untuk menyiapkan makanan yang sama untuk bayi dan anggota keluarga lainnya. Catat, pilih makanan yang ramah bayi.
Berikut beberapa tips mengolah MPASI yang sama dengan makanan keluarga, yaitu:
- Bubuhkan garam, gula, dan lada secukupnya di akhir sesi memasak, kemudian sisihkan untuk si Kecil. Jika rasa makanan kurang kuat, Parents dapat menambahkan penyedap rasa tersebut setelah memisahkannya dengan MPASI sang anak.
- Potong makanan menjadi ukuran yang aman untuk dikonsumsi bayi.
- Jika Anda menggunakan bumbu pedas atau natrium tinggi, sisihkan beberapa makanan untuk bayi sebelum menambahkannya.
- Periksa sendiri tekstur makanan untuk memastikannya cukup lembut untuk bayi. Menjepit makanan di antara jari-jari Anda adalah cara yang bagus untuk melihat apakah mereka dapat mengunyahnya dengan gusi mereka.
- Untuk mengurangi risiko tersedak, potong makanan cukup kecil untuk mereka ambil dan gigit, tetapi jangan terlalu kecil sehingga mereka bisa menelannya utuh. Beberapa buah dan sayuran mentah, seperti apel dan wortel juga dapat menyebabkan tersedak karena terlalu sulit untuk digigit.
Keamanan Makanan
Sangat penting untuk menyiapkan makanan si kecil menggunakan praktik memasak yang aman untuk mengurangi risiko penyakit bawaan makanan.
Melansir laman Healthline, cuci tangan dan ganti talenan saat menangani daging mentah untuk menghindari kontaminasi silang. Masak daging, ikan, dan telur pada suhu yang aman, antara 62,8 hingga 73,9 °Celcius, tergantung pada makanannya.
Pastikan untuk mendinginkan makanan segera setelah selesai mengawetkannya. Ini juga merupakan praktik yang baik untuk menyimpan sisa makanan sehingga Anda tahu kapan harus membuangnya. Sebagian besar makanan bertahan beberapa hari di lemari es atau 1-2 bulan di freezer.
Makanan Kemasan
Menawarkan makanan kemasan untuk bayi bisa menjadi cara yang nyaman untuk memberi mereka makan saat Parents kekurangan waktu. Carilah makanan yang rendah sodium, tambahan gula, pengawet, dan zat aditif lainnya. Selain itu, pastikan mereka tidak mengandung makanan yang harus dihindari di tahun pertama, seperti madu.
Suasana Hati Anak
Ingatlah bahwa waktu makan harus menjadi pengalaman yang menyenangkan dan tekanan rendah. Cobalah untuk tidak memaksa bayi untuk makan lebih banyak jika mereka menunjukkan tanda-tanda merasa kenyang. Jika mereka menolak makanan, Parents dapat mencoba menawarkannya lagi lain kali.
Paparan berulang terhadap makanan baru dan lingkungan stres yang rendah telah terbukti merusak suasana hati anak dan meningkatkan penerimaan makanan di antara anak-anak kecil. Dengan kata lain, anak yang dipaksa makan akan menjadi lebih trauma dan sering melakukan gerakan tutup mulut (GTM).
Alergen
Pada usia 9 bulan, sebagian orangtua mungkin sudah mulai memperkenalkan beberapa alergen umum, seperti selai kacang, telur, atau ikan. Jika belum melakukannya, Food and Drug Administration menyarankan agar dilakukan saat ini. Pasalnya, sekarang adalah waktu yang tepat, karena memperkenalkannya lebih awal dapat membantu mencegah alergi.
Merupakan ide yang baik untuk memperkenalkan alergen satu per satu dan menunggu beberapa hari di antaranya sehingga dapat memantau bayi untuk kemungkinan reaksi apa pun. Tanda-tanda reaksi alergi meliputi:
- mengi atau batuk
- pembengkakan di bibir atau tenggorokan
- pilek
- kulit gatal atau ruam
- diare, muntah, atau tanda-tanda sakit perut lainnya.
Jika Anda melihat tanda-tanda reaksi alergi ringan, seperti ruam atau sakit perut, hubungi dokter anak. Jika gejalanya lebih parah, seperti anafilaksis yang biasanya melibatkan mengi, gatal-gatal, air liur, dan kantuk segera larikan anak ke IGD atau rumah sakit.
Artikel Terkait: 8 Resep Camilan Bayi 9 Bulan yang Lezat, si Kecil Pasti Suka
Makanan yang Harus Dihindari
Jika Parents sudah mengetahui jenis alergen yang menimbulkan reaksi parah pada anak, maka hindari pemberian makanan tersebut. Sebagian anak mungkin harus menghindari beberapa makanan pencetus alergi, seperti:
1. Madu
Bayi di bawah usia 1 tahun dilarang mengonsumsi madu. Ini mengandung bakteri yang dapat menyebabkan penyakit serius pada anak, dengan merusak usus dan menyebabkan sindrom langka yang disebut botulisme bayi. Madu juga dapat merusak gigi bayi yang baru tumbuh.
2. Makanan laut
Beberapa jenis ikan atau makanan laut (seafood), seperti ikan todak, dan marlin mengandung banyak merkuri yang dapat memengaruhi sistem saraf bayi. Selain itu, hindari kerang untuk menghindari keracunan makanan.
3. Kacang utuh
Jangan berikan kacang utuh kepada anak sampai ia berusia lima tahun. Hal ini bertujuan untuk menghindari tersedak.
4. Gula
Makanan manis tidak baik untuk pertumbuhan gigi anak. Ini termasuk es krim, biskuit, dan permen. Kendati demikian, gula masih boleh diberikan pada anak usia 9 bulan dalam batas normal dan tidak terlalu sering.
5. Garam
Jangan menambahkan garam ke makanan bayi, karena ginjal tidak dapat mengatasinya. Hindari makanan asin, seperti namkeens dan keripik sama sekali. Jika terpaksa memberi garam pada makanannnya, bayi setidaknya memiliki kurang dari 1 gram garam sehari
6. Jeruk atau buah asam
Beberapa bayi mungkin menderita keasaman karena buah sitrat. Namun, sejumput lemon diperbolehkan dalam pure.
7. Kacang tanah
Ini adalah makanan sensitif dan dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa bayi. Biasanya, kacang tanah dapat diperkenalkan 1 tahun ke depan.
8. Susu sapi
Susu sapi segar dapat menyebabkan masalah perut dan tidak boleh dilengkapi dengan ASI. Ini juga dapat menghambat penyerapan zat besi, yang sangat penting bagi pertumbuhan bayi. Namun, bayi usia 1 tahun ke atas, sudah boleh mengonsumsi susu sapi yang sudah dipasteurisasi atau dimasak.
Nah, itu dia beberapa hal yang perlu diperhatikan selama mempersiapkan makanan bayi, termasuk tekstur MPASI 9 bulan. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat bagi Parents!
***
Baca Juga:
9 Camilan Bayi 11 Bulan, Dukung Pertumbuhannya dengan Makanan Ekstra
6 Persiapan MPASI Bayi Pilihan di 2022, Harga di Bawah 150 Ribu
Variasi MPASI dengan opor ayam, bagaimana caranya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.