Dengan mengetahui tahap perkembangan motorik halus anak, Parents bisa memantau apakah perkembangan si kecil sudah grafik tumbuh kembang (milestone) anak seusianya atau tidak.
Motorik halus adalah kemampuan atau keterampilan fisik yang melibatkan otot-otot kecil pada tubuh anak, yang bekerja berkoordinasi dengan mata.
Berikut ini penjelasan lengkap mengenai motorik halus –dan bedanya dengan motorik kasar– serta tahapan perkembangan motorik halus anak sesuai usianya.
Pengertian Keterampilan Motorik Halus
Meski belum banyak yang bisa dilakukan bayi kecil Anda, tetapi sudah ada beberapa kegiatan sehari-harinya yang melibatkan keterampilan motorik halus. Misalnya saja memasukkan makanan ke mulutnya, menggaruk, menggenggam mainan, dan lainnya.
Sementara untuk anak yang lebih besar (balita) yang termasuk ketermpilan motorik halus adalah seperti berpakaian, membuka kotak makan siang, dan menggunakan pensil.
Jika diperhatikan, kegiatan-kegiatan di atas melibatkan upaya dari koordinasi apik antara otot-otot kecil seperti tangan, jari, dan pergelangan tangan, dengan mata. Dan dari sana, bayi akan mulai mengembangkan keterampilan motorik halus tersebut menjadi keterampilan yang lebih kompleks lagi.
Contohnya membalik halaman buku, menggunakan gunting, mengoperasikan mouse komputer, hingga memainkan musik instrumen.
Gambar: Freepik
Perkembangan kemampuan motorik halus anak ini wajib menjadi perhatian para orangtua dan perlu diasah pada anak untuk memudahkan buah hati melakukan berbagai kegiatan dasar sehari-hari.
Di sisi lain, kemampuan ini juga menjadi dasar dan berkaitan erat dengan perkembangan kemampuan akademik si anak di masa depannya nanti.
Bayangkan jika keterampilan dasar ini tidak dikuasai si kecil, bukannya tidak mungkin ia akan tumbuh dengan tingkat kepercayaan diri yang rendah. Dampaknya, hal ini kemungkinan besar akan memengaruhi prestasi akademiknya.
Artikel Terkait: Pentingkah Stimulasi Sensorik, Motorik dan Kreativitas Sejak Dini? Simak Penjelasan Psikolog Anak Ini!
Perbedaan Motorik Halus dan Kasar
Keterampilan motorik halus adalah keterampilan yang membutuhkan tingkat kontrol dan presisi yang tinggi pada otot-otot kecil tangan (seperti menggunakan garpu).
Sementara itu, keterampilan motorik kasar lebih menggunakan otot-otot besar dalam tubuh untuk memungkinkan keseimbangan, koordinasi, waktu reaksi, dan kekuatan fisik sehingga kita dapat melakukan gerakan yang lebih besar, seperti berjalan dan melompat.
Dengan kata lain, keterampilan motorik kasar adalah gerakan yang melibatkan kelompok otot besar dan umumnya lebih luas dan energik daripada gerakan motorik halus. Gerakan-gerakan tersebut antara lain berjalan, menendang, melompat, dan menaiki tangga.
Beberapa keterampilan motorik kasar ada juga yang melibatkan koordinasi mata-tangan, Bunda. Misalnya melempar atau menangkap bola.
Sama halnya dengan keterampilan motorik halus, motorik kasar juga dibutuhkan anak untuk dapat melakukan tugas sehari-harinya. Tiap keterampilan ini juga berkembang sesuai dengan usia anak.
Tahap Perkembangan Motorik Halus Anak Berdasarkan Usia
Gambar: Freepik
Meskipun anak-anak berkembang pada tingkat yang berbeda, memiliki gambaran umum mengenai tahapan perkembangan keterampilan motorik halus anak adalah penting. Sebab dengan demikian, Parents bisa memantau sejauh mana kemampuan anak mengalami kemajuan, apakah baik atau tidak?
Berikut ini tahapan pengembangan keterampilan motorik halus si kecil yang bisa Anda gunakan sebagai pedoman.
Baru Lahir sampai 1 Tahun
0-2 Bulan
Selama tahun pertama kehidupannya, bayi akan mengembangkan sejumlah keterampilan motorik halus. Misalnya pada bayi baru lahir, mereka menggenggam tangan secara primitif/konvensional. Ketika usianya sudah beranjak 2 bulan, si bayi sudah dapat memegang mainan yang diletakkan di tangannya. Jadi, dapat dibilang bahwa perkembangan motorik bayi dimulai sejak ia baru lahir, baik perkembangan motorik kasar bayi maupun halusnya.
2-3 Bulan
- Anak sudah mulai bisa memasukkan tangannya ke dalam mulut.
- Penglihatannya juga sudah mulai fokus saat melihat tangannya bergerak.
- Dapat menggerakkan lengannya, misalnya dengan membuat gerakan seperti memukul-mukul.
3-6 Bulan
6-9 Bulan
9-12 Bulan
- Si kecil bisa memasukkan makanan kecil ke dalam mulut.
- Perkembangan motorik bayi 9 bulan, dapat menaruh benda kecil ke dalam gelas atau wadah.
- Dapat membolak-balikkan halaman buku.
- Anak sudah bisa mengangkat objek dengan menggenggamnya menggunakan ibu jari dan telunjuk, perkembangan motorik bayi 10 bulan.
- Si kecil juga mulai menunjukkan tangan mana yang dominan ia gunakan.
Usia 1-2 Tahun
12-18 Bulan
- Bisa bertepuk tangan.
- Mampu melambaikan tangan.
- Memasukkan makanan ke mulutnya dengan sempurna.
- Dapat menyendokkan makanan.
- Sudah mulai bisa coret-coret dengan krayon di kertas.
- Dapat menyusun blok hingga dua tingkat.
18-24 Bulan
- Anak sudah mulai bisa menggenggam krayon menggunakan telunjuk dan ibu jari.
- Menyusun balok atau blok hingga tiga atau empat tingkat.
- Membuka lembar demi lembar halaman buku atau menyobek kertas.
Usia 2-6 Tahun
2 Tahun
- Sudah bisa bermain menggunakan lilin mainan atau slime.
- Dapat menyusun balok hingga sembilan tingkat.
- Bisa membuka dan menutup pintu.
- Anak sudah bisa mencuci tangan sendiri.
- Mereka juga mulai belajar bagaimana membantu berpakaian sendiri.
- Dapat menyalin garis vertikal.
- Menggunakan sendok dengan baik.
3 Tahun
- Anak mulai bisa menggambar lingkaran seperti yang dicontohkan.
- Bisa menyobek kertas menjadi dua.
- Dapat memasang dan melepas kancing baju berukuran besar.
- Menguasai cara minum dari cangkir terbuka.
4 Tahun
- Bisa menggunakan garpu dengan benar.
- Anak-anak seusia ini juga dapat menanggalkan pakaian sendiri serta melepas kaus kaki dan sepatu mereka.
- Dapat menggerakkan semua ujung jari ke ibu jari.
- Mereka dapat menyalin tanda silang serta menggambar orang yang terdiri dari dua hingga empat bagian.
- Belajar memotong kertas.
5 Tahun
- Anak sudah bisa memegang pensil dengan benar.
- Dapat menyalin persegi dan menggambar 10 bagian orang.
- Anak mulai bisa mengikat tali sepatu sendiri.
- Lebih mahir memegang pensil dan menggambar dengan sempurna.
- Sudah bisa menggunting kertas menjadi bentuk bulat
- Mewarnai di antara garis.
- Anak-anak seusia ini juga bisa mencuci dan mengeringkan tangan secara menyeluruh.
6 Tahun
- Anak sudah bisa menyusun bangunan dengan struktur sederhana, seperti menggunakan lego atau balok.
- Bisa menyusun puzzle sederhana berjumlah 6-20 puzzle.
- Sudah bisa menggunakan pisau untuk memotong makanan.
- Bisa menggunting objek dengan baik.
Sekali lagi, perkembangan keterampilan setiap anak berbeda-beda. Ada beberapa anak yang lebih cepat menguasai kemampuan motorik halus di atas, tetapi ada juga beberapa anak yang lebih lambat.
Ini bisa Parents gunakan sebagai panduan saja. Anda bisa mengonsultasikannya ke dokter jika merasa perkembangan anak JAUH tertinggal dari yang seharusnya.
Artikel Terkait: Stimulasi kemampuan motorik anak dengan 5 aktivitas sederhana, bisa coba di rumah!
Aktivitas dan Mainan untuk Melatih Kemampuan Motorik Halus Anak
Untuk membantu si kecil mengembangkan keterampilan motorik halusnya, Parents tidak perlu melakukan sesuatu yang mewah atau membeli mainan mahal. Anda cukup memfasilitasinya dengan permainan dan aktivitas sederhana.
Melansir dari laman Very Well Family berikut ini contohnya:
1. Tummy Time
Gambar: Freepik
Cara pertama yang paling sederhana untuk melatih motorik halus bayi Anda adalah dengan memberikannya tummy time terbaik. Tummy time di sini bisa Parents lakukan dengan memosisikan bayi dalam posisi tengkurap.
Ini dapat melatih si kecil mengangkat kepalanya, bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain menggunakan tangannya. Tummy time seperti ini juga akan memicu anak untuk menyingkirkan benda-benda di sekitarnya yang mungkin menghalanginya bergerak.
Akan tetapi, jangan terlalu lama, ya, Bunda, karena aktivitas ini lumayan melelahkan bagi mereka.
2. Melatih Menggenggam Makanannya Sendiri
Gambar: Freepik
Mengajarkan anak menggenggam makanannya sendiri juga sangat penting untuk mengasah kemampuan motorik halusnya. Dengan cara ini, kemampuan anak untuk memegang objek menggunakan ibu jari dan telunjuknya akan semakin terlatih.
Bayi sudah bisa menggenggam sesuatu sejak usia 6 bulan.
3. Lilin Mainan
Gambar: Freepik
Agar tangan dan jari-jarinya lebih kuat lagi, ajak ia bermain lilin mainan atau playdough. Parents bisa membuatnya dari tepung agar lebih aman dan berisiko pada kesehatannya. Atau biarkan ia meremas-remas buah-buahan lunak seperti pisang atau buah naga.
4. Bermain dengan Objek Berukuran Kecil
Gambar: Freepik
Permainan seperti lego, puzzle, atau balok juga bisa melatih kemampuan motorik halus si kecil. Tidak hanya kemampuan motorik halusnya, kemampuan berpikir dan penglihatannya juga bisa dilatih dengan permainan ini.
Akan tetapi, saat bermain sebisa mungkin anak dalam posisi duduk, ya, Bunda. Jangan biarkan ia bermain sendiri, karena bisa saja anak akan berisiko tersedak mainan-mainan yang berukuran kecil.
5. Menggambar dan Mewarnai
Gambar: Freepik
Ajak si kecil menggambar bersama-sama, Bunda. Anda bisa menggunakan spidol, krayon, pensil warna, atau kapur. Gambar anak tidak harus sempurna, Bunda, meski itu hanya berupa coretan.
Ketika ia menggerak-gerakkan tangan, pergelangan, dan jemarinya itu sudah pertanda baik bahwa otot-otonya berfungsi dengan baik, dan keterampilan motorik halusnya akan semakin terasa bila stimulasi ini rutin dilakukan.
Pada anak yang lebih kecil, Parents bisa menggunakan pewarna makanan sehingga ketika tanpa sengaja ia memasukkan jarinya ke mulut tidak akan membahayakan kesehatannya. Bayi juga tidak perlu menggunakan kuas atau alat apa pun untuk menggambar. Biarkan ia menggunakan tangannya langsung.
6. Menggunting
Kegiatan menggunting kertas dapat membangun keterampilan dan kontrol otot anak, serta mengoordinasikan tangan dan matanya. Bagi anak-anak yang lebih kecil, ajaklah ia memotong garis-garis panjang. Sedangkan pada anak yang sudah lebih besar, Anda bisa memintanya memotong bentuk atau sesuatu yang lebih kompleks.
Agar kegiatan memotong menjadi lebih menyenangkan, gunakan kertas warna-warni seperti origami, kertas kado, atau kertas dekoratif lainnya. Ajak ia membuat sebuat karya seperti kartu ucapan, tatakan gelas, kolase, dan lainnya.
7. Belajar Menggantung Objek atau Benda
Gambar: Freepik
Untuk melatih kemampuan si kecil dalam menggenggam menggunakan ibu jari dan telunjuk, Parents bisa mengajaknya menggantungkan suatu benda. Benda-benda tersebut bisa seperti gambar yang ia buat atau menggantung baju di dinding.
8. Membuat Origami
Gambar: Freepik
Melatih kemampuan motorik halus anak dengan membuat origami tentu akan menyenangkan. Seni origami atau melipat kertas ini dapat menjadi latihan sederhana yang baik untuk si kecil.
9. Sikat Gigi
Gambar: Freepik
Mengenalkan anak bagaimana caranya menyikat gigi yang baik dan benar juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan motorik halusnya.
Parents bisa mulai dari mengajarkannya bagaimana menggenggam gagang sikat gigi yang benar, berkumur-kumur, kemudian gerakan seperti apa yang seharusnya dilakukan untuk menyikat gigi secara keseluruhan. Ini juga baik untuk melatih kemampuan berpikir si kecil.
10. Menggunakan Sendok dan Garpu
Gambar: Freepik
Ketika anak makan, Parents bisa memberikannnya kesempatan untuk makan sendiri dengan menggunakan sendok dan garpu. Ini dapat melatih gerakan tangannya. Agar tidak melukai area mulut, Parents bisa menggunakan sendok dan garpu ukuran anak-anak yang berbahan dasar plastik.
11. Belajar Mengancing Baju dan Mengikat Tali Sepatu
Gambar: Freepik
Untuk membantu anak melatih kekuatan tangan dan ketangkasannya, Parents juga bisa membiarkan si kecil mengancing baju, mengikat tali sepatu, atau membuka dan menutup ritsleting sendiri. Cara-cara ini cukup sederhana, tetapi berfungsi untuk mengoptimalkan kemampuan motorik halusnya.
Artikel Terkait: 3 Aktivitas ini bantu perkembangan motorik anak, latih di rumah, yuk!
Sebenarnya masih banyak mainan yang bisa Parents kenalkan kepada bayi untuk mengembangkan keterampilan motorik halusnya. Di antaranya kerincingan (mainan bersuara), menumpuk blok/balok, merangkai manik-manik, boneka, membangun lego, melempar dadu, atau menggunakan joystick saat bermain video game.
Untuk anak-anak yang lebih besar mereka bisa melakukan aktivitas ini bersama orangtuanya: Membuat kue, menata meja, menuangkan susu, menggunakan pinset, memasang karet gelang di cangkir/botol, dan masih banyak lagi.
Tanda-Tanda Gangguan Perkembangan Motorik Halus
Keterampilan motorik halus diperlukan anak untuk aktivitas-aktivitas penting seperti makan, berpakaian, bermain, menggambar, menggunting, dan menulis.
Keterampilan motorik halus berhubungan dengan koordinasi mata dan tangan. Sayangnya, keterampilan motorik halus dapat menjadi tantangan bagi beberapa anak.
Kesulitan sering terlihat ketika seorang anak menghindari berpartisipasi dalam kegiatan tertentu di rumah atau prasekolah. Kadang-kadang kesulitan motorik halus ini tidak dikenali sampai tuntutan keterampilan motorik halus yang lebih tinggi di sekolah diperlukan untuk tugas-tugas yang rumit seperti menulis tangan dan menggunting.
Anak-anak dengan keterlambatan motorik halus bisa jadi mengalami kesulitan melakukan hal-hal dengan tangan mereka yang biasanya disukai anak-anak lain, seperti membangun dengan balok, mencoret-coret kertas, atau bahkan menjulurkan lidah untuk mencicipi makanan.
Ada banyak tanda-tanda keterlambatan motorik halus pada anak yang harus diwaspadai orangtua, seperti:
- Saat bayi, tidak menunjukkan minat untuk menggenggam benda
- Koordinasi tangan dan mata yang buruk
- Pegangan pensil yang kikuk, bisa terlalu ringan atau terlalu kencang
- Tidak dapat menggambar bentuk wajik/diamond dengan benar
- Menulis dengan tekanan yang terlalu banyak/terlalu sedikit di atas kertas
- Tidak dapat menulis huruf dan angka dengan benar
- Tangan mudah lelah
- Bingung antara kiri & kanan
- Tidak bisa bertepuk tangan dengan pola ritmis
- Tidak bisa mengikat sepatu
- Tidak dapat memotong lingkaran
- Lambat dalam menyelesaikan aktivitas kerajinan seperti meronce manik-manik atau mengikat tali.
- Pekerjaan tangannya lambat dan tidak rapi saat mewarnai, menggunakan lem, dan mengecat
- Gerakan jari dan tangan yang kikuk saat meniru isyarat atau gestur tertentu
Orangtua juga perlu waspada dengan perilaku anak yang mungkin timbul ketika ia mengalami kesulitan karena mengalami gangguan perkembangan motorik halus.
Seorang anak mungkin tidak dapat mengungkapkan secara verbal bahwa mereka mengalami kesusahan. Semakin awal kita dapat melakukan intervensi dengan melihat tanda-tandanya, semakin besar kemungkinan gangguan perkembangan motorik halus dapat diatasi.
Berikut adalah beberapa contoh perilaku anak yang mungkin mengalami gangguan perkembangan motorik halus:
- Menghindari tugas yang berkaitan dengan motorik halus
- Menilai bahwa tugasnya terlalu sulit dan selalu meminta bantuan
- Menunjukkan tugas terlalu membosankan untuk dilakukan
- Lebih suka bermain di luar ruangan
- Lebih memilih mainan yang tidak membutuhkan manipulasi seperti mobil atau boneka
- Saat diberi pilihan, mereka akan menghindari manik-manik, krayon, pakaian boneka, dan manipulasi benda-benda kecil
- Mungkin sengaja memberikan pekerjaan yang tidak rapi tanpa berusaha menghasilkan karya yang akurat
- Mungkin mencoba merusak pekerjaan orang lain (terutama di usia prasekolah)
Anak-anak yang memiliki cacat perkembangan dan cacat fisik mungkin mengalami kesulitan yang lebih besar dengan kinerja dan aktivitas motorik halus karena kualitas gerakan dan kontrol mereka yang rendah.
Terapi Mengatasi Gangguan Perkembangan Motorik Halus
Apa yang dapat Parents lakukan untuk membantu anak-anak mengembangkan keterampilan motorik halusnya?
Salah satu strategi yang baik adalah memasukkan latihan motorik halus ke dalam rutinitas harian, khususnya bermain. Pengulangan atau repetisi adalah kuncinya.
Orangtua sebaiknya menyisihkan waktu untuk membantu anak menggunakan keterampilan motorik halus mereka, misalnya di pagi hari sebelum berangkat sekolah, sepulang sekolah, atau sebelum tidur.
Terapi untuk anak dengan gangguan motorik halus tidak selalu duduk di meja dan belajar menulis dengan pensil, tetapi orangtua juga harus aktif melakukan sesuatu dengan mereka misalnya bermain Play-Doh, mengecat di kertas atau kain besar, dan mencampur adonan kue menggunakan sendok.
Rutinitas sehari-hari dengan kegiatan yang menyenangkan dapat mendorong anak untuk mengembangkan keterampilan seperti menggenggam, menggambar, dan lain sebagainya.
Parents juga bisa berkonsultasi dengan dokter anak atau terapis untuk mendapatkan penanganan yang tepat bagi anak dengan gangguan perkembangan motorik halus. Anak juga bisa mendapatkan terapi okupasi. Terapi okupasi adalah cabang perawatan kesehatan yang membantu orang-orang dari segala usia termasuk anak-anak yang memiliki masalah fisik, sensorik, atau kognitif.
Tergantung dari penyebabnya, terapi okupasi bersama dengan terapi fisik akan benar-benar membantu anak mendapatkan kekuatan pada otot tangan dan menguasai keterampilan motorik halusnya.
***
Parents, demikianlah penjelasan mengenai kemampuan motorik halus anak dan hal apa saja yang perlu Anda lakukan agar si kecil bisa mengoptimalkan kemampuan motorik halusnya.
Jika Parents merasa ada gangguan atau masalah dalam perkembangan motorik si kecil, maka segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau psikolog, ya!
Artikel diupdate oleh: Ester Sondang, Annisa Pertiwi
Baca Juga:
Optimalkan Kemampuan Otak dan Motorik dengan Asupan Zat Gizi Omega 3 dan 6
Sudahkah kemampuan anak sesuai dengan tahapan perkembangannya? Cek di sini!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.