Karena itulah, jika Ibu amati, ada beberapa sifat anak yang mulai bisa terlihat seiring dengan perkembangannya tersebut, contohnya:
-
Anak yang Penuh Kasih Sayang
Tipikal anak penyayang biasanya sering terlihat ceria, cerdas, dan senang bersosialisasi. Ia tidak takut, dan bahkan menunjukkan antusiasme tinggi ketika melihat orang asing selain ayah atau ibunya.
Selain itu, anak-anak yang memiliki sifat ini punya rasa penasaran yang tinggi, mereka suka menyentuh dan mengeksplorasi hal-hal yang baru mereka temui. Mereka kreatif dan imajinatif.
Namun bagi sebagian Parents, anak yang penuh kasih sayang sering terlihat sebagai anak tidak bisa diam, dan seperti pembosan. Hal ini karena sering memulai suatu hal, namun kemudian berubah pikiran.
Anak sensitif cenderung lebih kalem dan santai. Sifat anak ini juga sering terlihat hanya duduk diam dan mengamati ketika orang di sekitarnya bermain. Ia juga tidak suka konflik sehingga lebih sering terlihat berdiam diri.
Anak sensitif sering membuat Parents cemas, karena tidak seaktif dan seceria anak lain, juga lebih lambat dalam melakukan segala sesuatu. Parents yang belum menyadari hal ini, sering mendorong anaknya untuk lebih ceria dan lebih tangkas. Padahal bisa jadi si Kecil malah jadi tertekan. Hayo, apakah Parents sering melakukan ini kepada si Kecil?
Ini dia tipe anak yang paling mudah dikenali ciri-cirinya. Anak yang bertekad kuat umumnya aktif secara fisik, lebih keras kepala, dan tentunya tidak sabaran. Bagi Parents, anak dengan sifat seperti ini dapat menguji kesabaran Parents juga.
Namun, jika Parents bisa mengamati dan mengenali kepribadiannya, anak ini sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi seorang pemimpin.
Apakah ada sifat anak yang paling baik?
Semua sifat yang dimiliki si Kecil sebenarnya merupakan potensi Si Kecil untuk tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. Misalnya, si anak penyayang yang kreatif dan berjiwa sosialisasi tinggi, si sensitif yang punya kepekaan yang tinggi, hingga si keras kepala yang kelak akan berjiwa pemimpin.
Tak jarang pula, seiring pertambahan usianya, Si Kecil akan mengalami fase yang berbeda, yang menyebabkan perilakunya juga berubah.
Namun yang pasti, dari semua jenis sifat si Kecil, semua menunjukkan perkembangan fisik, kemampuan motorik, kemampuan berbahasa, dan tak hanya kognitifnya, tapi juga psiko-sosial dan emosionalnya.
Usia 1+, Usia Aktif Anak
Setelah memasuki usia 1 tahun, tak hanya perubahan perilakunya saja yang akan lebih terlihat nyata, namun juga ia akan lebih aktif, apapun kegiatannya.
Ia akan lebih banyak menjelajah dan menemukan hal baru. Entah itu lagu atau tarian baru yang ia pelajari dari menonton televisi dan teman-teman baru dari aktivitasnya di playdate atau taman bermain. Hingga cerita baru yang diperolehnya dari mendengarkan Parents mendongeng sebelum tidur.
Semua kegiatannya tak sekadar milestone saja, tapi secara tidak langsung juga berarti si Kecil sedang melatih sel-sel otak dan tubuhnya. Karena itu, jangan terlalu membebani si Kecil dengan tekanan untuk lebih tenang hanya karena Parents tidak sabar. Anak yang #AktifItuSehat lho, Parents!
Nutrisi Tambahan untuk Anak Aktif
Si Kecil yang sedang aktif-aktifnya membutuhkan nutrisi tak hanya bagi fisiknya, namun juga otaknya. Di usia 1 tahun ke atas, sudah ada beberapa Parents yang beranjak dari ASI eksklusif.
Namun sebagai Ibu, tentu ingin yang terbaik untuk Si Kecil, karena itu meskipun telah lepas dari ASI eksklusif, Ibu tetap mengutamakan nutrisi lengkap untuk pertumbuhan anak dengan mulai mengasup si Kecil dengan MPASI.
Namun, kami menyadari bahwa di usia 1 tahun pula, si Kecil sudah mulai tak bisa diam, sudah bisa diajak dan bahkan mengajak Parents kesana kemari.
Untuk Bunda dengan anak berusia 1-5 tahun, yuk ikutan survey singkat Susu untuk Anak, di sini. Bunda bisa mendapatkan voucher belanja senilai Rp 500,000,-.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.