Kemampuan komunikasi dan bahasa anak adalah salah satu aspek perkembangan si kecil yang perlu orang tua perhatikan. Fungsi utama bahasa yaitu untuk berkomunikasi dengan orang lain. Namun pada anak, perkembangan bahasa juga bisa memengaruhi aspek lainnya.
Wuri Ardianingsih, M.Phil., M.Psi., Psikolog, mengungkapkan perkembangan bahasa seorang anak juga memengaruhi kemampuannya dalam mengekspresikan dan memahami emosinya dan emosi orang lain. Anak biasanya tantrum karena belum bisa menyampaikan perasaanya lewat bahasa.
“Anak biasanya mengalami tantrum karena ia belum mampu menyampaikan apa yang ia rasakan dengan baik,” ungkap Psikolog Pendidikan serta Co-founder Leader Lab Indonesia dalam Kulgram theAsianparent “Stimulasi Kemampuan Komunikasi & Bahasa Si Kecil” pada Jumat 24 Desember 2021.
Wuri Ardianingsih mengungkapkan betapa pentingnya orang tua memperhatikan perkembangan bahasa pada anak. Ia juga menyarankan sejumlah kegiatan yang bisa orang tua lakukan untuk menstimulasinya.
Artikel Terkait: 5 tahapan perkembangan bahasa anak 0-5 tahun yang perlu Parents pahami
Tahap Kemampuan Komunikasi dan Bahasa Anak
Sumber: freepik
Perkembangan bahasa pada anak bisa dimulai sejak kelahirannya ke dunia. Pada anak usia 0-6 tahun, perkembangan bahasa dapat dibagi menjadi 3 tahap, yakni tahap prelingual, early lingual, dan differentiation period.
- Tahap Prelingual (0-1 tahun): Pada tahap ini anak belum bisa menggunakan bahasa. Mereka biasanya menggunakan ekspresi atau gestur untuk berkomunikasi. Biasanya mereka hanya tersenyum, melebarkan mata, dan merespons dengan suara atau gerakan saat diajak berkomunikasi. Ia sudah bisa mengucapkan kata pertama sekitar usia 12-14 bulan.
- Tahap Early Lingual (1-3 tahun): Pada tahap ini kata-kata yang diucapkan sudah semakin jelas. Pada usia ini anak juga sudah bisa mengikuti instruksi. Sudah bisa menyebut nama dirinya pada usia 18 bulan. Pada usia 1-2 tahun sudah mulai menggabungkan 2 kata, selanjutnya pada usia 2-3 tahun bisa mengucapkan 3-4 kata dalam 1 kalimat.
- Differentiation Period (3-6 tahun): Pada kisaran usia ini kemampuan bahasa anak sudah semakin matang. Mereka sudah mulai banyak bertanya dan menggunakan kalimat yang lebih panjang. Anak juga sudah mulai menggunakan kata “jika” dan “karena”.
Tahap tersebut merupakan tahap perkembangan anak secara umum. Orang tua juga perlu memahami bahwa perkembangan bahasa pada setiap anak berbeda-beda.
Artikel Terkait: Ini dia tahap perkembangan bahasa anak usia 4- 6 tahun, Parents perlu tahu!
Waspadai Tanda-Tanda Language Delay
Sumber: freepik
Perkembangan bahasa memang bisa lebih cepat maupun lebih lambat pada masing-masing anak. Namun, orang tua juga perlu mewaspadai sejumlah tanda language delay pada anak, antara lain:
- Belum babbling sampai usia 9 bulan
- Belum menyebutkan kata pertamanya pada usia 15 bulan
- Lalu, belum menyebutkan kata-kata yang konsisten dalam usia 18 bulan
- Belum mengombinasikan kata pada usia 24 bulan
- Perkembangan bahasa yang lambat atau stagnan
- Tanda lainnya: Anak tidak tertarik untuk berkomunikasi, masalah dalam mengisap, mengunyah, serta menelan, masalah dalam mengontrol atau mengombinasikan bibir lidah dan rahang.
Jika mendapati tanda-tanda tersebut sebaiknya orang tua membawa anak untuk berkonsultasi dengan dokter anak agar bisa dilakukan assessment terkait kemungkinan language delay.
Artikel Terkait: Dokter Anak: “Waspada jika anak usia 3-6 tahun belum bisa lakukan ini!”
Cara Menstimulasi Kemampuan Komunikasi dan Bahasa Anak 0-6 Tahun
Sumber: freepik
Banyak cara yang bisa orang tua lakukan untuk menstimulasi perkembangan bahasa pada anak. Untuk anak usia 0-6 tahun, beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua antara lain:
- Bangun dan jaga kontak mata dengan anak untuk membangun kedekatan dengan anak.
- Ajak si kecil berbicara meskipun masih bayi, kegiatan ini bisa membuat anak semakin banyak mendapat berbagai kosakata dari orang di sekitarnya.
- Meminta anak menirukan suara atau cara pengucapan tertentu.
- Perluas kosakata anak, misalnya orang tua bisa mendeskripsikan kegiatan anak saat itu.
- Biarkan anak mengekspresikan kebutuhannya agar kemampuannya terasah.
Sebaliknya, orang tua juga perlu menghindari beberapa kebiasaan yang dilakukan saat bersama anak kecil. Misalnya:
- Baby talk: Hindari mencontohkan ucapan yang tidak tepat atau berbicara seperti bayi.
- Mengabaikan usaha anak untuk berkomunikasi.
- Mengabaikan tanda-tanda keterlambatan perkembangan bahasa.
Permainan Sederhana untuk Menstimulasi Kemampuan Bahasa Anak
Sumber: freepik
Perkembangan bahasa sebenarnya bisa distimulasi melalui kegiatan atau permainan-permainan sederhana yang biasa dilakukan bersama anak. Psikolog Wuri Ardianingsih merekomendasikan sejumlah aktivitas yang bisa merangsang perkembangan bahasa pada anak.
- Meniup gelembung sabun
- Menyedot minuman dengan sedotan
- Mencicipi berbagai tekstur makanan
- Membaca dongeng, menyanyi, tebak kata, hingga mencari huruf
Kemampuan bahasa pada anak diawali dengan kemampuan mereka untuk mengisap, mengunyah, dan menelan dengan baik. Oleh sebab itu, kegiatan seperti meniup, menyedot, hingga mengunyah bisa melatih kemampuan mereka dalam berbahasa.
Kegiatan membaca dongeng dan menyanyi bisa menambah kosakata si kecil. Sementara tebak kata hingga mencari huruf bisa dilakukan saat kemampuan bahasanya semakin berkembang.
Nah, itulah penjelasan tentang perkembangan bahasa pada anak usia 0-6 tahun beserta cara untuk menstimulasinya. Semoga bermanfaat!
Baca Juga:
Tips Agar Anak SD Tidak Ketinggalan Pelajaran Bahasa Inggris
3 Hal Unik Tentang Perkembangan Otak Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.