Sikap optimis disebutkan dapat membantu kita menjadi lebih bahagia, lebih sukses, dan lebih sehat. Lalu, bagaimana cara membentuk sikap optimis dan bagaimana contoh sikap optimis yang bisa kita tunjukkan pada anak?
Simak penjelasannya berikut ini, ya, Parents!
Sikap Optimis Dapat Membuat Seseorang Lebih Sehat
Sumber: Pixabay
Melansir dari Kidshealth, para peneliti telah menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari orang-orang yang sering berpikir positif.
Ternyata, sikap optimis dan positif bisa membuat seseorang menjadi lebih bahagia, lebih sukses, dan lebih sehat. Optimisme juga dapat membuat seseorang terhindar dari depresi dan lebih tahan terhadap stres.
Tidak hanya itu, optimisme juga dapat membuat seseorang memiliki umur yang panjang, lo! Kabar baiknya lagi, sikap optimis ini dapat dipelajari dan dilatih bahkan oleh seseorang yang pesimis sekalipun.
Artikel terkait: Anak pintar dan cerdas bisa terwujud bila orangtua rajin lakukan 10 hal ini
Sikap Optimis Dapat Membuat Seseorang Lebih Sukses
Sumber: Kolase Freepik
Optimisme adalah cara pandang seseorang yang cenderung bisa melihat sisi positif dari suatu situasi.
Ketika sesuatu yang baik terjadi, orang-orang optimis akan berpikir untuk membuat situasi menjadi lebih baik lagi. Mereka yang optimis juga selalu memikirkan cara agar hal baik dapat mengarah pada hal-hal baik lainnya.
Ketika sesuatu tidak berjalan seperti yang diharapkan, orang optimis tidak akan menyalahkan diri mereka sendiri dan cenderung menganggap ‘kegagalan’ sebagai sesuatu yang sementara dan bisa diperbaiki.
Orang-orang yang optimis juga mampu bangkit dari kekecewaan lebih cepat daripada orang yang pesimis. Hal inilah yang membuat mereka mampu mencapai kesuksesan.
Contoh Sikap Optimis yang Bisa Diajarkan pada Anak
Sumber: Kolase Freepik
Lantaran sikap optimis memiliki banyak manfaat, tidak ada salahnya untuk mengajarkan sikap ini kepada anak. Berikut adalah 6 contoh sikap optimis yang bisa diajarkan kepada anak:
1. Ajak Anak untuk Memperhatikan Hal-Hal Baik yang Terjadi
Menjelang tidur pada malam hari, luangkan waktu 10 menit untuk mengajak anak mengingat hal-hal yang dapat mereka syukuri hari ini. Ajak ia menuliskan hal tersebut di buku harian atau jurnal.
Hal ini dapat membuat mereka berpikir bahwa masih banyak hal baik yang terjadi di keseharian mereka.
2. Ajak Anak Berpikir untuk Percaya Bisa Membuat Hal-Hal Baik Terjadi di Hidupnya
Biasakan anak mengatakan pada diri mereka sendiri hal-hal spesifik yang dapat membuat mereka berhasil. Misalnya:
- “Jika saya belajar, saya bisa mendapatkan nilai yang lebih baik.”
- “Saya akan tampil baik saat audisi jika saya berlatih.”
- “Jika saya melakukan kegiatan sukarela itu, saya akan bertemu teman baru.”
3. Ajarkan kepada Anak untuk Tidak Menyalahkan Diri Sendiri Saat Ada yang Salah
Saat suatu kesalahan atau kegagalan terjadi, alih-alih berpikir dan berkata, “Saya gagal dalam tes itu karena saya bodoh dalam hal tersebut,” katakanlah pada diri sendiri bahwa, “Saya gagal dalam tes itu karena saya tidak cukup belajar. Saya tidak akan membiarkan itu terjadi lain kali!”
4. Ketika Sesuatu yang Baik Terjadi, Ajarkan Anak untuk Memuji Dirinya Sendiri
Saat anak sukses melakukan sesuatu, ajak ia memikirkan proses sebelum keberhasilan itu terjadi. Hal-hal yang telah ia lakukan untuk mencapai kesuksesan tersebut.
Ungkapkan juga pada anak bahwa kesuksesan tersebut layak didapatkan karena telah melakukan hal-hal tadi. Dari sini anak bisa menyadari betapa besar kekuatan dan kemampuan mereka.
Artikel terkait: 5 tanda anak memiliki kecerdasan emosional, si kecil sudah punya belum?
5. Ingatkan Anak bahwa Kegagalan atau Kekecewaan Bersifat Sementara
Segera setelah terjadi masalah, ingatkan anak bahwa hal itu akan berlalu dan buatlah rencana untuk memperbaikinya.
Misalnya, saat hasil ujian matematika anak tidak seperti yang diharapkan, katakan pada anak untuk tidak berlarut dalam kesedihan. Berlarut dalam kesedihan mungkin hanya akan mengganggu jadwal belajarnya.
Berikan motivasi pada anak agar ia tidak melakukan kesalahan yang sama pada semester depan dengan cara lebih giat belajar atau mungkin mengambil kursus matematika.
6. Ajak Anak Selalu Melatih Gaya Berpikir Optimis
Optimisme adalah gaya berpikir yang dapat dipelajari! Ini mungkin bisa memakan waktu agak lama, jadi jangan merasa putus asa saat mengajarkannya pada anak.
Terus katakan pada diri sendiri, “Saya bisa membuat anak saya lebih optimis dan saya akan terus mengajaknya berlatih!”
Namun ingat, ya, Parents, optimisme bukan hanya tentang melihat segala sesuatu secara positif, tetapi juga ada usaha yang dilakukan.
Misalnya, tanamkan pada anak bahwa mereka perlu belajar jika mereka ingin mendapatkan nilai yang bagus, bukan hanya dengan sekadar optimis dan percaya diri tanpa berusaha. Optimisme harus berjalan seiring dengan tindakan.
Itulah beragam contoh sikap optimis yang bisa diajarkan kepada anak. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
5 Kunci Dukung Kecerdasan Anak dan Tumbuh Kembang Optimal
Penelitian: Perempuan dengan Bokong Besar Cenderung Punya Anak Cerdas
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.