Balita susah makan tentu saja bikin pusing. Benar tidak, Bunda?
Untuk mengembalikan nafsu atau keinginan anak untuk makan, tidak ada salahnya jika lebih dulu mengetahui apa saja penyebab anak tidak mau makan.
Berikut 15 penyebab balita susah makan yang wajib Parents ketahui dan kapan harus khawatir.
Artikel terkait: 12 Vitamin Penambah Nafsu Makan Anak Pilihan di 2024, Si Kecil Jadi Lebih Lahap
15 Penyebab Balita Susah Makan
Ada beberapa penyebab balita susah makan, mulai dari kondisi yang normal terjadi hingga kondisi parah yang butuh penanganan.
1. Makan Selektif
Beberapa anak mungkin sering mengalami picky eater atau makan selektif dan pilah-pilih.
Seperti kecenderungan mereka memilih makanan bercita rasa manis, seperti permen, cokelat, susu, dan lainnya.
Tanpa dorongan apa pun, bayi dilahirkan dengan gigi manis (sweet tooth). Ini berarti mereka lebih menyukai rasa manis, yang dengan mudah menarik mereka ke ASI.
Preferensi mereka untuk permen bahkan lebih tajam daripada orang dewasa dan tidak mulai menurun sampai remaja. Bayi harus belajar menyukai rasa gurih.
Balita belajar makan dengan meniru orang tua dan saudara kandungnya. Jadi, jika Parents dan anak-anak lain makan berbagai makanan, balita akan cenderung meniru perilaku tersebut.
Artikel Terkait : Anak Sulit Makan dan Picky Eater? Coba Lakukan 5 Tips dari Psikolog Ini
2. Takut Makanan Baru
Kadang-kadang selama tahun kedua, banyak balita mengembangkan rasa takut mencoba makanan baru. Ini disebut neofobia.
Itu adalah alasan paling umum balita susah makan. Neofobia lebih kuat pada beberapa balita daripada yang lain, tetapi kebanyakan dari mereka akhirnya mengatasi itu.
Dibutuhkan kesabaran dan ketekunan bagi orang tua untuk membantu anak-anak mengatasi reaksi ini.
Parents dapat membantu balita dengan mengenalkan mereka pada makanan baru secara teratur, makan bersama, dan menunjukkan kepada mereka bahwa makanan baru aman untuk dimakan dan sama sekali tidak menakutkan.
Anak-anak mungkin perlu terpapar makanan baru berkali-kali sebelum mencicipinya.
Sementara itu, jangan coba-coba memaksa anak untuk mencicipi makanan tersebut.
Balita lebih mungkin untuk menggali setelah makanan menjadi akrab dan mereka merasa kehilangan dengan tidak mencicipinya.
3. Masalah Sensorik
Beberapa anak membuat keputusan makanan berdasarkan informasi yang mereka kumpulkan dari indra mereka.
Mereka mungkin menolak makanan berdasarkan teksturnya, bagaimana baunya, tampilannya, dan gerakannya, warnanya, atau kombinasi dari kualitas-kualitas dari bahan makanan.
“Tanggapan terbaik adalah membiarkan balita mengeksplorasi (atau bermain dengan) makanan mereka,” kata ahli diet terdaftar, Willow Jarosh, MS, RD di New York.
“Orang tua terkadang lupa bahwa ketika mereka telah makan dan memilih makanan sepanjang hidup mereka, makanan adalah pengalaman yang sama sekali baru bagi balita. Jadi, ketika mereka bereksplorasi atau bermain dengan makanan untuk melihat bagaimana rasanya atau bagaimana gerakannya, mereka mempelajarinya. Itu adalah hal positif,” ujarnya.
Karena alasan ini, Jarosh tidak tertarik dengan istilah “pemilih makanan” untuk anak atau balita.
Ia berpendapat, anak-anak mengembangkan preferensi, sama seperti orang dewasa.
4. Kehilangan Nafsu Makan
Alasan lain balita susah makan adalah karena mereka tidak lapar atau karena mereka melihat atau mencium sesuatu yang menyebabkan mereka kehilangan nafsu makan.
Anak-anak dikenal memiliki keterampilan interosepsi yang baik atau kemampuan untuk memahami dan merasakan sensasi dalam tubuh mereka sendiri.
Jadi, jika anak tidak mau makan dan bersikeras bahwa mereka tidak lapar, biarkan saja.
Saat mereka mengalami lonjakan pertumbuhan dan hari-hari dengan berbagai aktivitas, mereka akan memberi tahu Parents saat mereka membutuhkan pengisian energi dari makanan.
Beberapa balita minum banyak susu atau jus dan kemudian tidak lapar pada waktu makan. Membatasi minuman di antara waktu makan dapat membantu mengatasi masalah ini.
Mempelajari cara mengelola nafsu makan balita dapat dilakukan. Ambil isyarat pertama dari ukuran porsi.
Jika mereka secara teratur meninggalkan makanan, coba kurangi berapa banyak yang Parents tawarkan kepada mereka.
Cara lainnya, biarkan mereka melayani diri mereka sendiri. Balita biasanya lapar setiap beberapa jam.
Jadi, camilan kecil beberapa jam sebelum makan seharusnya berarti mereka lapar, bukan kelaparan, saat waktunya makan.
Artikel terkait: Daftar Cemilan untuk Menambah Berat Badan Bayi Sesuai Usianya!
5. Masalah pada Rasa Makanan
Anak-anak dapat memiliki selera dua kali lebih banyak daripada orang dewasa (atau sekitar 10.000).
Ini berarti indra perasa mereka jauh lebih sensitif, terutama terhadap makanan yang kuat atau pahit, seperti sayuran).
Untuk meruntuhkan resistensi balita, lakukan apa yang Parents bisa untuk membuat makanan mereka terlihat semenarik atau semenyenangkan mungkin.
Memotong makanan menjadi bentuk pemotong kue atau mengubah sepiring irisan sayuran menjadi adegan kartun dapat membantu.
Balita tidak mampu menciptakan diet seimbang untuk diri mereka sendiri.
Tawarkan makanan favorit yang ramah anak, tetapi juga ingatkan mereka bahwa mereka cukup istimewa untuk makan makanan orang dewasa.
6. Kelelahan
Sama seperti orang dewasa, balita susah makan bisa jadi karena terlalu lelah untuk melakukan gerakan makan.
Cari tanda-tanda seperti tingkat aktivitas, seberapa baik mereka tidur malam sebelumnya, atau apakah mereka senang terganggu dengan teman bermain untuk penjelasan kelelahan.
Jika kelelahan saat makan malam menjadi kejadian biasa, cobalah menjadikan waktu makan siang sebagai makanan utama anak dan siapkan makanan ringan untuk makan malam.
Sementara itu, cobalah untuk memahami bahwa seorang anak yang lelah cenderung kurang menerima makanan secara umum, apalagi lauk yang menarik secara visual yang disiapkan untuk membuat mereka senang.
Tidur yang baik berperan dalam kesehatan yang baik, terutama di kalangan tumbuh balita.
Balita usia 1 hingga 2 tahun membutuhkan antara 11 dan 14 jam tidur per hari (termasuk tidur siang). Sedangkan, anak berusia 3 hingga 5 tahun membutuhkan 10 hingga 13 jam per hari.
7. Stres
Tak hanya masalah fisik yang bisa menyebabkan kondisi ini, masalah psikis pun bisa ditengarai menjadi penyebabnya.
Stres akan berdampak pada emosi negatif si Kecil yang menyebabkannya kehilangan nafsu makan hingga menjadi sulit tidur.
Stres pada anak bisa disebabkan oleh beberapa kondisi seperti kematian hewan peliharaan, kematian anggota keluarga.
Masalah di sekolah seperti tekanan orang tua akibat nilai akademis dan bullying pun bisa menyebabkannya.
Artikel terkait: Stres pada Bayi Berdampak pada Perkembangan Emosi, Kenali Tandanya
8. Depresi
Selain stres, kondisi depresi pun menjadi penyebab psikologis lain yang menyebabkannya. Tak hanya orang dewasa, anak pun bisa mengalaminya Parents.
Namun, orangtua terkadang masih sulit membedakan antara perasaan sedih yang dialami dengan kondisi depresi.
Ciri khas yang bisa terlihat ialah gangguan pada kehidupan normal, termasuk gangguan pada kebiasaan makan.
Ciri lain yang bisa Parents perhatikan ialah kehilangan minat pada sesuatu yang membuatnya bersemangat sehari-hari.
Bila memang ciri-ciri tersebut dialami si Kecil, sebaiknya segera konsultasikan ya.
9. Anemia
Penyebab lain yang sebaiknya diperhatikan orangtua ialah anemia. Bila si Kecil sulit makan diikuti dengan merasa lemas, letih, lesu, dan lunglai, waspadailah gejala kondisi ini.
Si Kecil pun biasanya akan lebih lekas marah dan menjadi rewel dari biasanya.
Anemia sebaiknya tidak disepelekan karena bisa memengaruhi kecerdasan si Kecil maupun aspek tumbuh kembangnya yang lain.
10. Cacingan
Penyakit cacingan merupakan masalah kesehatan lain yang bisa memengaruhi nafsu makan si Kecil.
Adanya cacing tambang yang bersarang di tubuh si Kecil bisa menyebabkan sejumlah masalah pada pencernaan.
Selain kondisi nafsu makannya yang bisa memburuk, masalah pencernaan lainnya bisa terjadi seperti peradangan, disentri, hingga perdarahan usus.
Biasanya berat badan si Kecil pun sulit naik atau turun drastis saat mengalaminya.
11. Konstipasi
Kesulitan buang air besar atau konstipasi akan memengaruhi banyak hal, termasuk keinginan si Kecil untuk makan.
Saat ia tidak BAB dua hingga tiga hari berturut-turut, biasanya ada yang tidak beres dengan fungsi sistem pencernaannya.
Bila ini terjadi, sebaiknya obati dulu sembelitnya ya Parents.
12. Anorexia Nervosa
Pada kasus yang cukup ekstrem, anak juga bisa mengalami masalah psikologis terkait asupan makan seperti anoreksia nervosa.
Pada kondisi ini anak biasanya enggan makan, bahkan saat mengonsumsi makanan ia akan merasa bersalah setelah memakannya.
Gangguan psikologis ini disebabkan oleh faktor genetika, ketidakseimbangan kimia otak, dan masalah perkembangan.
Bila si Kecil mengalaminya sebaiknya tidak dibiarkan dan segera dikonsultasikan.
13. Tumbuh Gigi
Seperti yang mungkin diketahui dari pengalaman sendiri, Parents bisa kehilangan nafsu makan jika merasa sakit.
Balita tidak berbeda, meskipun mereka mungkin tidak selalu dapat memberi tahu dengan tepat apa yang mengganggu mereka.
Salah satunya adalah tumbuh gigi.
Calon gigi yang sedang mencoba meranggah naik ke permukaan terkadang membuat balita enggan membuka mulut.
Hal ini mungkin sangat menyakitkan, terlebih jika tumbuh gigi geraham yang ukurannya lebih besar dan lebih lebar daripada gigi seri depan atau gigi taring.
Beberapa anak ada yang dengan mudah diberikan makanan dingin dan lembut, seperti buah potong, jus, atau pure dingin.
Hal ini untuk mengurangi sensasi ngilu. Namun, tak sedikit pula balita yang benar-benar menolak untuk makan apapun karena rasa sakit saat tumbuh gigi.
14. Gangguan Asupan Makanan Pembatasan Penghindaran
Kondisi ini dikenal dengan istilah Avoidant Restrictive Food Intake Disorder (ARFID) adalah gangguan makan di mana seorang anak membatasi jumlah atau jenis makanan yang mereka makan.
Karena anak-anak dengan ARFID biasanya tidak mengonsumsi cukup kalori, mereka sering mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan.
Setidaknya 5% anak-anak dan remaja diperkirakan menderita gangguan asupan makanan pembatasan penghindaran.
Tidak seperti beberapa gangguan makan lainnya, anak-anak dengan ARFID tidak memiliki citra tubuh yang terdistorsi.
Mereka merasakan kecemasan terkait dengan makanan itu sendiri.
Beberapa gejalanya, termasuk menolak makanan berdasarkan warna atau tekstur, memilih beberapa makanan dan tidak makan apa-apa selain itu.
Mereka juga tidak mau mencoba sesuatu yang baru, kehilangan minat pada makanan yang dulu disukai, atau hanya ingin makan sendiri dengan alat makannya sendiri.
Penyebab ARFID dapat meliputi:
- Kurangnya minat pada makanan
- Cenderung merasa cepat kenyang
- Keengganan makanan sensorik, artinya seorang anak makan cukup makanan tetapi membatasi pilihan mereka hanya pada item tertentu
- Masalah perut atau gastrointestinal seperti penyakit celiac atau penyakit radang usus
- Trauma, seperti tersedak makanan sendiri atau melihat orang lain tersedak.
15. Pengobatan
Si Kecil tengah dalam masa pengobatan dan menjadi lebih sulit makan?
Jangan terlalu khawatir Bun, karena memang kondisi ini umum terjadi, khususnya bila ia mengonsumsi beberapa jenis obat tertentu.
Beberapa jenis obat, misalnya antibiotik jenis tertentu diketahui bisa menyebabkan nafsu makan si Kecil menurun.
Biasanya saat pengobatan selesai dan kondisi kesehatannya membaik, nafsu makannya akan pulih kembali.
Artikel terkait: Kenali Perbedaan Gejala Alergi Makanan dengan Gangguan Pencernaan pada Anak
Cara Mengatasi Balita Susah Makan
Ada beberapa cara yang bisa Parents praktikkan untuk mengatasi balita susah makan dan membantu nafsu makannya membaik, di antaranya:
- Kunci utama saat balita susah amakan adalah sabar. Tawarkan makanan baru berkali-kali. Parents mungkin harus menawarkan makanan 10 hingga 15 kali sebelum anak mencobanya.
- Buatlah suasana makan yang menyenangkan, bisa dengan membuat makanan tampak menarik atau cara pemberian makanan yang tidak memaksa hingga menimbulkan trauma.
- Melibatkan si Kecil dalam prosesnya bisa membuat keinginan makannya menjadi terangsang. Selain itu, bonding pun bisa tercipta.
- Biarkan anak membantu memilih bahan makanan di toko kelontong atau supermarket. Kemudian, temukan cara mereka dapat membantu menyiapkan makanan atau mengatur meja. Berpartisipasi dalam bagian waktu makan yang berbeda dapat membuat mereka lebih mungkin untuk makan.
- Ajak balita untuk memilih pilihan. Alih-alih menyajikan sayuran untuk balita, biarkan mereka memilih di antara dua pilihan. Berkomunikasi dengan anak mengenai menu pilihannya. “Apakah kamu mau brokoli atau kembang kol untuk makan malam?”
- Sajikan dalam jumlah yang tepat. Biasakan waktu makan si Kecil dan sajikan makanan dalam porsi yang lebih kecil. Tawarkan kepada anak 1 sendok makan setiap makanan untuk setiap usia tahun. Misalnya, jika jumlahnya 3, sajikan 3 sendok makan setiap makanan. Porsi kecil memberi mereka kesempatan untuk meminta lebih banyak.
- Campur menu makanan yang baru dengan yang lama. Sajikan makanan baru bersama favorit. Ini mungkin membuat mencoba sesuatu yang baru lebih mudah.
- Jangan terlalu lama saat memberikan makan pada si Kecil. Maksimal 30 menit saja. Jika makanan memang belum habis, tidak perlu memaksakannya untuk tetap makan.
- Bila khawatir akan asupan zat gizinya, cobalah memberikan vitamin yang sudah teruji.
- Cobalah membiasakan makan bersama keluarga untuk meningkatkan kebersamaan dan menjadikannya pengalaman menyenangkan.
- Batasi asupan camilan, terutama camilan-camilan yang kurang sehat.
- Biarkan mereka mencelupkan makanannya. Berikan saus yang sehat untuk mendorong anak mencoba buah atau sayuran baru. Ini bisa termasuk selai kacang, yogurt, atau saus salad rendah lemak.
Ada banyak hal yang dapat Parents lakukan untuk mendorong anak mau makan. Tetapi, ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan juga, seperti:
- Jangan paksa anak untuk membersihkan piringnya. Setelah mereka tidak lagi lapar, anak harus diizinkan untuk berhenti makan. Membuat mereka makan saat mereka tidak lapar dapat mengganggu isyarat alami mereka yang memberi tahu mereka saat mereka sudah kenyang. Membiarkan mereka memilih kapan harus berhenti makan mengajari mereka cara mendengarkan tubuh mereka dan membuat pilihan makanan sehat.
- Jangan bernegosiasi dengan atau menyuap anak. Ancaman, hukuman, dan hadiah juga bukan ide yang baik. Mereka dapat menyebabkan perebutan kekuasaan. Hindari membuat kesepakatan. Misalnya, jangan beri tahu mereka jika mereka makan 3 suap lagi, mereka bisa mendapatkan makanan penutup. Ini mengajarkan mereka untuk membuat kesepakatan untuk mendapatkan imbalan untuk hal-hal lain. Selain itu, menjadikan makanan penutup sebagai hadiah memberikan nilai yang lebih tinggi di benak anak. Hal ini dapat menyebabkan sikap tidak sehat terhadap permen.
Jika Parents khawatir anak menolak makan, jangan biarkan itu terlihat.
Mereka mungkin mencari perhatian, dan ketidaksetujuan Anda memenuhi kebutuhan itu. Itu bisa menyebabkan hal yang sama terjadi berulang-ulang.
Artikel terkait: 9 Jenis Gangguan Pencernaan pada Bayi dan Anak-Anak yang Sering Terjadi
Ide Menu Makanan Agar Balita Kembali Mau Makan
Beberapa balita susah makan biasanya karena penampilannya kurang menarik.
Untuk itu, coba buat beberapa kreasi menu makanan yang dapat ditawarkan Parents jika si Kecil menolak makan.
1. Roti Panggang Alpukat dan Telur
Bahan:
- 1 buah alpukat mentega ukuran sedang
- 1 butir telur
- 2 lembar roti gandum
- Mentega secukupnya
- Oregano secukupnya
Cara membuat:
- Panggang roti hingga berwarna kecokelatan.
- Lelehkan mentega di atas penggorengan dan buat telur orak-arik.
- Haluskan alpukat seperti menjadi selai.
- Susun roti, alpukat, dan telur, kemudian taburkan oregano secukupnya.
2. Nugget Nasi
Bahan:
- 1 cangkir nasi merah matang
- ½ cangkir remah roti gandum utuh
- ½ cangkir keju cheddar parut
- ½ cangkir biji jagung
- 2 sdm ketumbar cincang
- ½ sdt garam
- 2 butir telur ayam ukuran besar
- 2 sdm minyak sayur atau minyak canola untuk memasak
Cara membuat:
- Dalam mangkuk, campurkan nasi, remah roti, keju, jagung, daun ketumbar, dan garam.
- Dalam mangkuk terpisah, kocok telur, lalu tambahkan ke campuran nasi dan aduk hingga tercampur rata.
- Ukur cangkir campuran sekaligus dan bentuk menjadi roti.
- Panaskan lapisan tipis minyak dalam wajan di atas api sedang. Tambahkan roti dan masak selama 2 menit di setiap sisi, sampai berwarna cokelat keemasan.
3. Sup Mie Ayam
Bahan:
- 1 sdm minyak zaitun
- 2 siung bawang putih. Bunda bisa mengupas dan mencincangnya dengan pisau atau menggunakan bawang putih cincang.
- Seledri potong dadu: Dari sekitar 4-5 helai seledri.
- Wortel potong dadu: Dari sekitar 4-5 wortel sedang.
- 5 siung bawang merah
- ½ sdm kaldu ayam rendah natrium. Bunda dapat menggunakan kaldu kaleng (kemasan), atau kaldu buatan sendiri sesuai keinginan.
- 250 gram ayam, bisa menggunakan dada ayam tanpa tulang dan tanpa kulit, atau sesuai selera.
- 1 genggam mie telur yang dimasak dengan baik dalam kaldu dan sangat nyaman.
- Garam secukupnya.
- Tambahan rasa opsional: cangkir pesto, Parmesan parut di atasnya, dan/atau perasan jus lemon segar
Cara membuat:
- Tambahkan minyak ke panci besar dan tumis sayuran.
- Tambahkan kaldu dan nyalakan api hingga mendidih.
- Tambahkan ayam dan pasta dan didihkan sampai matang.
- Bumbui dengan garam (jika diinginkan), Parmesan, atau sedikit pesto dan sajikan hangat.
4. Nasi Kukus
Bahan:
- 1 cangkir nasi
- 100 gram ayam giling atau daging sapi giling
- 1 butir telur
- ½ sdm mentega
- ½ sdt garam
- ½ sdt bubuk bawang putih (opsional)
- ½ cangkir keju cheddar parut
- 1 kuntum brokoli, remah kembang kol (atau kuntum), wortel, atau jagung manis.
Cara membuat:
- Satukan semua bahan-bahan ke dalam mangkuk tahan panas.
- Siapkan panci untuk mengukus, kemudian masukkan mangkuk berisi bahan makanan ke dalamnya.
- Kukus selama kurang lebih 15-25 menit.
5. Pizza Pelangi
Bahan:
- 2 lembar roti atau kulit pizza
- ⅓ cangkir pesto, sudah jadi atau buatan sendiri
- ¼ cangkir paprika masing-masing merah, oranye dan kuning, cincang halus
- ½ cangkir mozzarella parut atau campuran keju Italia
- 2 buah sosis atau beberapa lembar pepperoni
Cara membuat:
- Panaskan oven hingga 175 derajat Celcius.
- Ambil setengah dari roti atau kulit pizza, oleskan sekitar 2 sendok makan pesto di atasnya, lalu taburi dengan keju. Ambil paprika, buat pelangi kecil atau desain apa pun yang diinginkan di atas keju.
- Ulangi dengan semua roti atau kulit pizza.
- Tempatkan roti atau kulit pizza di atas loyang, dan panggang selama 8-10 menit, lalu panaskan oven untuk memanggang dan panggang selama 3-5 menit lagi atau sampai keju berwarna cokelat keemasan dan berbuih.
6. Lumpia Sehat
Bahan:
- 1 bungkus lumpia bungkus
- 500 gr daging giling tanpa lemak
- 1 sdt lima bumbu Cina
- 3 sdm kecap asin
- 1 bungkus campuran salad
- minyak zaitun (untuk menggoreng)
- saus cabai manis atau saus tomat (untuk disajikan)
Cara membuat:
- Lepaskan pembungkus lumpia dari freezer dan biarkan mencair.
- Dalam wajan antilengket, cincang cokelat dan lanjutkan memasak sampai lemaknya habis (kehabisan daging cincang) lalu tiriskan kelebihan lemak dan buang.
- Tambahkan lima bubuk bumbu, kecap, dan sayuran ke dalam cincang dan masak selama beberapa menit sampai sayuran sedikit melunak.
- Biarkan daging cincang menjadi dingin saat Anda memisahkan pembungkus lumpia.
- Dengan sudut pembungkus lumpia menghadap Anda, ambil beberapa sendok makan isian di atas kertas, sisakan ruang yang cukup untuk melipat sisi-sisinya. Lipat sudut samping ke dalam dan gulung ke dalam bentuk log sekencang mungkin.
- Panaskan sedikit minyak zaitun dalam wajan anti lengket di atas api sedang dan kecokelatan perlahan di setiap sisinya sampai berwarna keemasan dan renyah. Sajikan dengan saus sambal manis.
7. Martabak Bacon Ubi
Bahan:
- 1 buah ubi jalar (parut)
- 1 buah zucchini (diparut)
- 4 bacon sapi rashers (diparut)
- 1 bawang bombay (diparut)
- 4 butir telur
- 1 cangkir tepung self-raising
- 1 cangkir keju
- 1 sdm bawang putih
- 1 sdm daun bawang
- 1/2 sdt garam laut
- 1 sdt merica (sesuai selera)
Cara membuat:
- Panaskan oven terlebih dahulu hingga 220˚C.
- Tempatkan semua bahan bersama-sama ke dalam mangkuk dan aduk rata.
- Tuang ke dalam loyang anti lengket.
- Panggang pada suhu 220˚C selama 40 – 50 menit. Sajikan dengan salad untuk makan siang sebentar atau sebagai pelengkap daging dan daging panggang.
8. Pancake Jagung dan Tomat Ceri
Bahan pancake:
- 1 cangkir tepung yang naik sendiri
- 1 sdt soda kue
- 2 butir telur besar
- ½ cangkir ditambah 2 sdm susu murni
- ¾ cangkir keju keras Italia atau keju bebas susu, parut
- 1 sdm pasta tomat kering matahari
- 6 buah tomat ceri, cincang halus
- 3 bawang hijau, cincang halus
- ⅓ cangkir biji jagung kalengan
- 2 sdm minyak bunga matahari
- Garam dan merica secukupnya
Bahan saus salsa tomat :
- 12 tomat ceri, dipotong empat atau dicincang kasar
- 2 bawang hijau, iris tipis
- 2 sdm daun kemangi segar cincang halus
- 2 sdm minyak zaitun
- ½ sdt perasan lemon/jeruk nipis
Cara membuat:
- Kocok tepung, baking soda, telur dan susu bersama-sama dalam mangkuk besar sampai Anda memiliki adonan yang halus. Tambahkan semua bahan yang tersisa (kecuali minyak), bumbui dengan garam dan merica, aduk rata.
- Panaskan minyak bunga matahari dalam wajan di atas api sedang, tambahkan sesendok penuh campuran adonan dan goreng selama 2 menit, lalu balikkan dan masak di sisi lain selama 2 menit sampai berwarna keemasan dan matang.
- Campur semua bahan saus salsa tomat menjadi satu dalam mangkuk dan bumbui dengan garam dan merica.
- Sajikan pancake dengan saus salsa tomat.
9. Muffin Wortel, Keju, dan Tomat
Bahan:
- 175 gram tepung self-raising
- 1 sdt baking powder
- 2 butir telur, kocok lepas
- 2 sdm sirup maple
- 6 sdm susu
- 50 gram keju parmesan, parut
- 3 daun bawang, cincang
- 75 gram wortel, parut
- Sejumput garam
- 8 tomat kering dalam minyak, cincang
Cara membuat:
- Panaskan oven hingga 175 derajat Celcius dan lapisi loyang muffin 12 lubang dengan 10 kotak kertas.
- Campur tepung dan baking powder dalam mangkuk besar, lalu tambahkan semua sisa bahan dan aduk sampai rata (hindari terlalu banyak mengaduk).
- Sendokkan campuran ke dalam kotak muffin dan panggang dalam oven selama 18-20 menit sampai mengembang dengan baik dan berwarna keemasan.
- Keluarkan dari oven, keluarkan muffin dari loyang (masih dalam wadahnya) dan biarkan dingin di rak kawat.
10. Very Berry Smoothie
Terkadang, anak-anak melakukan gerakan tutup mulut (GTM) dengan makanan padat, tidak dengan minuman atau makanan berbentuk cair. Untuk itu, Parents dapat membuatkan mereka smoothie ini!
Bahan:
- 1 buah pisang
- 1 buah kurma
- ¼ cangkir yoghurt Yunani atau Greek yoghurt
- 1 cangkir beri campuran beku
- 1 genggam bayam segar
- 1 sdm biji rami
- 1 sdt madu (bisa skip jika anak tidak suka madu)
- 1 cangkir susu
- 2 sdm almond, rendam
Cara membuat:
- Masukkan semua bahan ke dalam blender dan haluskan hingga halus.
- Tuang ke dalam gelas tinggi dan sajikan!
Artikel Terkait: 15 Ide Resep Makanan Anak 1 Tahun untuk Bantu Mengatasi Susah Makan
Kapan Harus Khawatir?
Jika anak secara umum sehat dan tumbuh dengan baik, dan memiliki energi yang cukup untuk bermain, belajar, dan bereksplorasi, kemungkinan besar anak cukup makan.
Tetapi tanyakan kepada dokter, perawat kesehatan anak dan keluarga, atau ahli gizi jika:
- Anak hanya makan makanan yang sangat sedikit
- Anak tidak akan makan seluruh kelompok makanan untuk sementara waktu
- Anak secara konsisten menolak makanan
- Parents khawatir tentang pertumbuhan anak atau nutrisi secara keseluruhan.
Bicaralah dengan dokter jika Parents memiliki kekhawatiran tentang bagaimana anak tumbuh atau jika khawatir bahwa pilih-pilih makanan memperlambat pertumbuhan anak.
Nah Parents, yuk, coba cermati kondisi si Kecil terkait masalah makan yang dialaminya.
Konsultasikanlah bila beberapa cara mengatasi balita susah makan sudah dilakukan namun kondisinya tak kunjung membaik.
***
Baca Juga :
Anak Susah Makan Sayur? Jangan Panik, Ini Tips Menyiasatinya
10 Cara Atasi Anak Susah Makan Sayuran
Penyebab Anak Susah Makan dan Cara Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.