Si Kecil selalu sehat menjadi hal yang sangat penting bagi setiap orang tua ya, Parents. Sedikit saja anak mengalami gangguan kesehatan, rasanya Parents akan menjadi khawatir. Terlebih lagi, jika anak mengalami masalah kesehatan yang tak biasanya, salah satunya disentri pada bayi.
Disentri merupakan gangguan kesehatan berupa infeksi pada usus yang dapat menyebabkan diare dengan disertai darah, lendir dan juga rasa nyeri pada perut.
Biasanya, disentri lebih umum menyerang balita. Namun, bayi pun juga rentan terserang penyakit ini.
Hal itu dikarenakan kondisi sistem kekebalan tubuh pada bayi belum begitu matang.
Lantas, seperti apa sebenarnya penyebab disentri pada bayi? Bagaimana gejala dan seperti apa cara mengatasinya? Ini jawabannya agar Parents tenang.
Gejala dan Jenis Disentri pada Bayi
Ada dua jenis utama disentri pada bayi yang perlu Parents ketahui. Dan masing-masing jenis disentri ini memiliki gejala yang berbeda, Parents.
Jadi, kenali gejalanya untuk mengetahui jenis dan penyebabnya yuk, Parents!
1. Disentri Bakteri (Shigellosis)
Jenis disentri yang satu ini merupakan jenis yang paling umum.
Disentri ini disebabkan oleh infeksi yang berasal dari bakteri Shigella, Campylobacter, Salmonella, atau E. coli enterohemorrhagic. Disentri bakteri shigella dikenal juga dengan shigellosis.
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), shigellosis adalah jenis disentri yang paling umum, dengan sekitar 500.000 kasus setiap tahunnya terjadi di Amerika Serikat.
Disentri bakteri biasanya muncul dalam rentang waktu satu hingga tujuh hari setelah terjadinya infeksi. Gejala awal yang muncul dari disentri bakteri ini adalah sakit perut ringan hingga diare berdarah.
Pada bayi, gejala-gejalanya bisa berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Dan dalam kasus yang lebih parah, gejala yang dirasakan termasuk:
- suhu tubuh tinggi (demam) mencapai 38 derajat celcius atau lebih
- mual dan muntah
- nyeri perut yang parah
- kram perut
- feses bayi berlendir, berair dan berdarah
2. Disentri Amuba
Jenis disentri yang satu ini lebih sering ditemukan di luar negeri. Meskipun begitu, bukan berarti Parents tidak perlu waspada.
Disentri amuba dikenal juga dengan nama amebiasis. Disentri ini disebabkan oleh amuba (parasit bersel tunggal) yang disebut Entamoeba histolytica. Entamoeba histolytica banyak ditemukan di daerah tropis. Amuba ini menginfeksi usus.
Secara umum, gejala disentri amuba pada bayi berupa:
- diare berair
- feses mengandung darah, lendir atau nanah
- sakit perut
- demam dan menggigil
- mual dan muntah
- pendarahan dari rektum
- hilangnya nafsu makan
- penurunan berat badan
Gejala disentri pada bayi ini biasanya dapat muncul 10 hari setelah terinfeksi. Setelah itu, gejala bisa berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu.
Dalam beberapa kasus, disentri amuba pada bayi ada yang tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, bagi yang terinfeksi disentri ini didapati kista di dalam fesesnya yang dapat menginfeksi sekelilingnya.
Jika disentri ini dibiarkan begitu saja tanpa pengobatan, meskipun gejalanya telah hilang, amuba tetap dapat terus hidup di dalam usus selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Ini menandakan infeksi masih bisa ditularkan ke orang lain dan diare juga masih bisa kembali sewaktu-waktu.
Penyebab Disentri pada Bayi
Penyebab paling umum terjadinya disentri pada bayi adalah karena sanitasi yang buruk.
Kondisi ini mengacu pada lingkungan di mana orang-orang yang tidak mengalami disentri, namun memiliki kontak dengan kotoran dari orang-orang yang sudah terkena disentri.
Kontak yang dimaksud dapat terjadi melalui:
- makanan atau minuman yang terkontaminasi,
- cuci tangan yang buruk oleh orang yang terinfeksi,
- berenang di air yang terkontaminasi,
- melakukan kontak fisik langsung dengan orang yang sudah terinfeksi.
Cara Mengatasi Disentri pada Bayi
Tidak melulu dengan mengonsumsi obat, disentri pada bayi atau anak-anak juga dapat diatasi dengan cara yang alami.
Cara-cara alami berikut ini juga biasanya dilakukan untuk mengobati diare yang dialami bayi. Parents bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter agar penanganannya semakin tepat.
Inilah beberapa cara alami untuk mengatasi disentri pada bayi yang bisa Parents lakukan di rumah:
1. ASI
Jika si Kecil masih dalam masa mengonsumsi ASI, jangan berhenti memberikannya ASI, ya. Parents.
ASI adalah obat yang paling alami untuk mengatasi disentri karena ASI mengandung antibodi yang tinggi sehingga dapat membantu mempercepat pemulihan.
2. Pisang
Mengonsumsi pisang dapat membantu memulihkan energi bayi yang terkuras karena diare.
Pasalnya, pisang mengandung kalium, zat besi, kalsium, seng, magnesium, vitamin A dan vitamin B6 yang dapat membantu pemulihan energi. Namun, cara ini bisa dilakukan untuk bayi yang sudah MPASI ya, Bun.
3. Apel
Buah apel mengandung zat pektin yang dapat membantu mengencangkan buang air besar pada anak.
Parents bisa mengolah apel dengan mencucinya terlebih dahulu, kemudian rebus di dalam air, lalu dihaluskan agar lembut dan mudah dicerna oleh si Kecil.
Buah ini juga akan memberi bayi energi yang sangat dibutuhkan karena disentri pada bayi yang sudah MPASI.
4. Jus Wortel
Wortel juga bisa diberikan sebagai sumber energi yang baik untuk bayi yang mengalami disentri. Parents dapat menyajikan jus wortel untuk si Kecil yang berusia di atas 1 tahun beberapa kali dalam sehari.
5. Lemon
Lemon juga menjadi obat alami yang baik untuk mengatasi disentri pada si Kecil. Buah lemon memiliki sifat anti-inflamasi serta anti-bakteri yang membuatnya menjadi obat yang manjur.
Parents bisa memberikan bayi yang sudah berusia di atas 10-12 bulan satu sendok jus lemon untuk meredakan masalah perutnya. Dengan begitu, sakit perut pada bayi akan berkurang.
Selain itu, keseimbangan pH di dalam tubuhnya juga akan membaik.
6. Jahe
Rempah yang satu ini dikenal sangat baik untuk sistem pencernaan. Jahe menjadi salah satu obat alami untuk mengatasi disentri pada bayi.
Agar si Kecil mau mengonsumsi jahe, Parents bisa mencampurkan satu sendok teh jahe parut, sedikit bubuk kayu manis, sedikit bubuk jintan, serta satu sendok teh madu.
Namun, campuran rempah-rempah ini hanya bisa diberikan jika si Kecil sudah berusia 8-12 bulan ke atas ya, Bunda! Porsinya pun disarankan diberikan sedikit terlebih dahulu, ya.
7. Air Kelapa
Obat alami yang berikutnya adalah air kelapa. Air kelapa sangat bermanfaat untuk membantu pemulihan masalah pencernaan pada anak.
Tidak hanya rasanya yang enak, tetapi air kelapa juga bisa membantu tubuh mendapatkan kembali cairan yang hilang. Parents bisa memberikan air kelapa kepada si Kecil yang sudah berusia di atas 6-8 bulan.
Cara Mencegah Terjadinya Disentri pada Bayi
Pada dasarnya, Parents bisa mencegah si Kecil terjangkit disentri. Langkah pencegahan disentri pada bayi yang paling utama adalah dengan memperhatikan kebersihan tubuh buah hati Parents.
Beberapa langkah berikut ini bisa Parents lakukan untuk mencegah terjadinya disentri pada bayi:
1. Mencuci Tangan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa mencuci tangan dapat mengurangi frekuensi infeksi bakteri shigella penyebab disentri dan berbagai jenis diare lainnya hingga 35 persen.
Mencuci tangan merupakan cara yang paling penting untuk menghentikan penyebaran infeksi.
Orang-orang yang berada di sekitar si Kecil atau mungkin Parents bisa saja menularkan kuman penyakit kepada anak.
Jadi, biasakan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun untuk mencegah terjadinya penularan penyakit.
2. Memperhatikan Makanan dan Minuman yang Dikonsumsi
Memperhatikan kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi si Kecil menjadi langkah untuk mencegah terjadinya disentri pada bayi.
Sebaiknya, konsumsilah air dari sumber yang terjamin, seperti air kemasan.
Perhatikan juga segel pada botol air tersebut, masih tersegel dengan rapi dan bersihkan bagian atasnya sebelum diminum.
Begitu pula untuk makanan. Pastikan makanan yang dikonsumsi si Kecil dan juga seluruh anggota keluarga di rumah benar-benar diolah secara bersih dan matang ya, Parents.
Konsumsilah makanan yang bergizi dan higienis.
3. Menjaga Kebersihan Toilet
Kebersihan toilet juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan, Parents.
Membersihkan dudukan toilet, gagang siram, keran dan bak cuci dengan deterjen dengan air panas setelah digunakan, diikuti dengan menyemprotkan cairan disinfektan rumah tangga, dapat menjadi langkah pencegahan disentri pada bayi.
Selain itu, hindari juga penggunaan handuk yang sama untuk lebih dari satu orang ya, Parents.
Nah, itulah informasi penting mengenai disentri pada bayi yang perlu Parents ketahui. Jangan sungkan untuk segera berkonsultasi pada dokter jika si Kecil mengalami gangguan kesehatan seperti disentri ya, Parents.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca Juga:
Saat bayi diare, ini asupan penting yang perlu diperhatikan!
BAB cair pada bayi tak selalu gejala diare, apa bedanya?
Feses bayi berlendir, bahayakah? ini penjelasannya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.