Sebelum ulang tahun pertamanya, si kecil mungkin telah membuat Anda bangga berkat selera makannya. Ia mau mencoba segala jenis makanan yang Anda tawarkan dan menyantapnya dengan lahap. Namun, semua berubah jadi bencana ketika usianya menginjak satu tahun, manakala ia mendadak jadi anak susah makan.
Anak susah makan biasanya ditandai dengan perilaku menjengkelkan anak yang membuang makanan ke lantai, ke dinding atau bahkan menyemburkan makanan ke arah Anda.
Sebagian ibu mungkin panik ketika anak susah makan, tak jarang ada juga yang menjadi malas memasak karena tahu apapun yang dihidangkan tak berhasil membawa selera makan anak kembali.
Tak usah Anda merasa galau, karena sebenarnya tak ada yang salah dengan masakan Anda, Bunda. Perilaku anak susah makan ketika mereka memasuki usia balita sebenarnya sangat normal dan merupakan pertanda baik pada perkembangan anak.
Artikel Terkait: 10 Makanan Lucu Untuk Anak Susah Makan
Penyebab Anak Susah Makan, Apa Saja?
Anak mogok makan adalah sebuah perilaku wajar dalam tahap perkembangannya. Cobalah beberapa tips mengatasi anak susah makan berikut ini.
Pertumbuhan Anak yang Mulai Menurun
Pada saat anak mulai menginjak usia satu tahun hingga lima tahun, pertumbuhan fisik mereka menurun secara perlahan dibandingkan ketika mereka masih bayi.
Anda bisa mengamatinya melalui berat badan anak yang bisa mencapai 7 kg saat berusia di bawah satu tahun, dan berat badan mereka hanya bertambah 1-2 kg saja dalam setahun saat mereka berumur lima tahun.
Karena tubuh anak tumbuh perlahan, secara otomatis mereka membutuhkan lebih sedikit kalori sehingga tampak tidak punya selera untuk makan. Pada tahap ini, kebutuhan anak untuk makan diatur oleh bagian otak yang berkaitan dengan selera.
Saat tubuh mereka tidak membutuhkan asupan energi, maka mereka akan makan lebih sedikit atau tidak makan sama sekali. Para ahli medis menyebut gejala ini sebagai anoreksia psikologis.
Tumbuh Gigi dan Tidak enak Badan
Selain itu, masih ada juga penyebab anak susah makan lainnya seperti faktor ketertarikannya pada lingkungan sekitar, tumbuh gigi atau sedang merasa tidak enak badan.
Masalah Sensorik
Laman Very Well Family menjelaskan, beberapa anak terkadang memutuskan ingin makan atau tidak berdasarkan informasi yang mereka kumpulkan dari indera mereka. Mereka mungkin menolak makanan berdasarkan teksturnya, bagaimana baunya, tampilannya, dan gerakannya, warnanya. Solusi dari permasalahan ini adalah, Parents bisa menyediakan makanan menyesuaikan dengan tekstur dan selera si kecil. Tentu dengan tetap mempertimbangkan kandungan nutrisinya ya Parents.
Enggan dengan Makanan Baru
Kadang-kadang saat memasuki usia dua tahun, banyak balita merasa enggan atau malah takut mencoba makanan baru. Ini disebut neofobia, demikian dikutip laman kesehatan Very Well Family.
Neofobia adalah alasan paling umum balita menolak makan. Dibutuhkan kesabaran dan ketekunan bagi orang tua untuk membantu anak-anak mengatasi reaksi ini.
Parents dapat pelan-pelan membantu balita Anda mengenalkan pada makanan baru secara teratur dan menunjukkan kepada mereka bahwa makanan baru aman, enak untuk dimakan dan sama sekali tidak menakutkan.
Kelelahan
Sama seperti orang dewasa, anak yang tidak mau makan mungkin terlalu lelah untuk melakukan gerakan makan. Jika kelelahan adalah penyebab si kecil susah makan, Parents bisa mengatur kembali pola makan. Cobalah memberi si kecil makanan utama padat nutrisi pada waktu makan siang dan siapkan makanan yang lebih ringan (mudah dikunyah) untuk makan malam.
Sementara itu, cobalah untuk membuatkan si kecil lauk yang menarik secara visual sehingga si kecil semakin bersemangat menikmati waktu makannya.
Artikel Terkait: Stunting pada Anak Bisa Memengaruhi Masa Depannya, Parents Wajib Tahu
Gangguan Kesehatan yang Picu Anak Susah Makan
Seperti yang mungkin diketahui dari pengalaman Parents sendiri, Anda bisa kehilangan nafsu makan jika merasa sakit. Balitapun begitu, meskipun mereka mungkin tidak selalu dapat memberi tahu Anda dengan tepat apa yang mengganggu mereka sebenarnya.
Beberapa kondisi medis dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan atau susah makan pada anak:
Anoreksia pada anak
Anoreksia merupakan salah satu jenis gangguan makan yang menjadikan penderitanya rela kelaparan. Meski rata-rata dialami oleh remaja, tetapi jenis gangguan makan ini juga bisa saja terjadi pada anak. Anoreksia merupakan kondisi serius yang juga bisa menyebabkan komplikasi kesehatan lain seperti malnutrisi hingga kematian. Untuk mencegah terjadinya jenis gangguan makan tersebut, tentunya orangtua memainkan peran yang penting dalam hal ini.
Beberapa langkah yang bisa mencegah anoreksia pada anak sejak dini di antaranya adalah dengan mengajarkan pola hidup sehat pada anak.
Sembelit
Sembelit atau konstipasi merupakan masalah pencernaan yang sering dijumpai pada anak-anak. Biasanya ditandai dengan sulitnya buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu serta ketika feses yang keluar keras, kering dan besar.
Eosinophilic esophagitis
Eosinophilic esophagitis adalah penumpukan sel darah putih tertentu di kerongkongan (berpotensi karena alergi/sensitivitas makanan atau refluks asam), mengakibatkan tenggorokan bengkak, mentah, dan nyeri.
Demam
Saat suhu tubuh anak tinggi, biasanya anak akan mengalami mogok makan. Ia memilih untuk rewel atau berbaring tidur saja. Solusi permasalahan ini adalah tentu saja menyembuhkan demam atau menurunkan suhu badan si kecil. Dengan begitu, nafsu makannya akan kembali normal lagi.
Penyakit celiac
Laman Very Well Family juga menjelaskan, sensitivitas makanan, seperti penyakit celiac (reaksi terhadap protein gluten, ditemukan dalam gandum atau barley) juga menjadi penyebab anak susah makan.
Pada penyakit celiac (SEE-lee-ak), tubuh tidak dapat menyerap nutrisi penting. Jika itu terjadi, seseorang bisa menjadi kurang gizi.
Jika si kecil menderita penyakit celiac, beri tahu orang dewasa lain seperti pengasuh, guru, perawat sekolah, dan pengasuh anak. Kemudian, jelaskan pentingnya menjauhkan makanan dengan gluten dari anak Bunda. Bila si kecil sudah mengerti, ajari mereka untuk tidak menerima makanan dari orang lain kecuali mereka bisa memastikan makanannya bebas gluten.
Sakit tenggorokan
Radang tenggorokan yang merupakan salah satu tanda si kecil akan flu juga akan menyebabkan ia mogok makan. Ketidaknyamanan menelan makanan yang biasanya diikuti dengan gejala meriang yang lain membuat anak enggan mengonsumsi makanan.
Cara Mengatasi Anak Susah Makan, Simak Yuk!
Anak susah makan dan mengalami penurunan nafsu makan adalah hal biasa dan normal. Namun begitu, jika si kecil menolak makan untuk jangka waktu yang lama itu merupakan permasalahan yang perlu Parents cari solusinya.
Anak-anak biasanya merasa lapar setiap beberapa jam. Jika si kecil tidak mau makan dalam waktu lama, itu mungkin merupakan tanda dari masalah medis. Berikut adalah beberapa cara mengatasi anak susah makan yang bisa Parents coba.
1. Jangan Memaksa Anak Makan
Para ahli menemukan adanya kecenderungan gangguan makan yang dialami seorang anak di masa depan, ketika ia dipaksa untuk makan meski telah menolaknya. Lebih baik Anda membiarkan ia makan sebanyak (atau sesedikit) yang ia mau, dan jangan memaksanya menghabiskan makanannya.
Memaksa atau membentak anak untuk makan tidak akan membuat anak untuk jadi mau makan. Begitu mereka menjadi kesal atau mulai menangis, kemungkinan mereka ingin makan akan hilang. Jadi, meskipun Parents sudah kehabisan akal atau kesabaran, sebaiknya hindari memaksa anak untuk makan.
2. Sediakan Makanan Bergizi Tinggi
Begitu anak memulai aksi mogok makannya, segera ganti menu makanannya dengan lauk pauk dan sayuran yang mengandung gizi tinggi. Ini perlu dilakukan untuk menjaga asupan gizi dalam tubuhnya, meski ia hanya makan beberapa sendok saja.
3. Jauhkan Gangguan
Menonton televisi sambil makan mungkin membuat perhatian balita Anda tidak fokus dan membuat selera makannya menjadi hilang.
Aturlah suasana makan yang menyenangkan dengan mengajaknya duduk di meja makan dan berbicaralah tentang hal-hal ringan, meski mungkin ia tak memahami kata-kata Anda. Dan jangan lupa matikan TV Anda!
4. Kurangi Jajan
Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak memiliki perut yang lebih kecil, jadi mereka cenderung cepat merasa kenyang. Beberapa anak menolak makan jika mereka makan terlalu banyak makanan ringan atau minuman sebelum waktu makannya tiba. Dan jika seorang anak tidak merasa lapar pada waktu makan, mereka cenderung tidak mau makan.
Apabila anak mogok makan karena terlalu banyak makan cemilan, cobalah batasi biskuit atau makanan manis yang Anda berikan padanya dan berikan buah-buahan jika ia meminta sesuatu untuk camilan.
5. Sedikit Lebih Baik
Jika Anda jenis ibu yang tidak suka membuang-buang makanan, tentu akan sangat jengkel ketika anak tidak mau menghabiskan makanan yang telah Anda hidangkan.
Untuk menghindari hal semacam ini, Anda bisa mengambilkan makanan dalam porsi kecil dan bisa Anda tambahkan lagi jika ia memintanya.
6. Ajak Si Kecil Menerapkan Kebiasaan Makan yang Baik
Untuk menanamkan kebiasaan makan yang positif pada si kecil, Parents bisa memberikan contoh yang baik dengan mengonsumsi beragam jenis makanan (tidak pilih-pilih makanan). Tidak memakai ponsel dan menyalakan televisi selama waktu makan juga perlu diterapkan agar makan bersama semakin dekat dan menyenangkan.
7. Ajak Anak Memasak dan Memilih Menu Makanannya Sendiri
Cara membuat anak berselera makan lagi adalah dengan melibatkan si kecil dalam perencanaan makan. Perlihatkan gambar dari buku resep makanan dan minta mereka membuat pilihan menu untuk besok. Kemudian ajak si kecil belanja bahan makanan di toko. Parents juga bisa melibatkannya di dapur ketika memasak menu pilihan anak kita tersebut.
8. Atur Jadwal Makan
Ada baiknya untuk menjadwalkan waktu makan dengan baik. Jangan menjadwalkan makan terlalu dekat dengan waktu tidur atau terlalu cepat sebelum atau sesudah beraktivitas.
Parents pun sebaiknya menghindari waktu makan yang terlalu dekat dengan waktu tidur anak. Anak yang mengantuk, lelah, dan gelisah bisa jadi merasa kesulitan untuk duduk dan makan.
9. Pahami Gaya Makan Anak
Menyesuaikan porsi dan jadwal makanan dengan gaya makan anak adalah hal yang penting.
Bergantung pada gaya makan anak, mereka mungkin membutuhkan lebih banyak atau lebih sedikit makanan pada waktu yang berbeda dalam sehari. Jadi meskipun anak mungkin menolak makan saat makan malam, mereka mungkin makan banyak untuk sarapan atau makan siang.
10. Tetap Tawarkan Makanan Baru
Menurut penelitian, diperlukan 10-15 kali (atau bahkan lebih) percobaan bagi anak-anak untuk mengenal, menerima, dan menikmati makanan baru.
Berikan anak makanan yang sama dengan anggota keluarga lainnya. Jika anak melihat orangtua atau anggota keluarga lain makan suatu makanan, mereka cenderung akan tertarik untuk mencobanya. Mereka juga akan mendapatkan manfaat nutrisi dari berbagai macam makanan, dan menerima rasa dan tekstur baru sebagai bagian dari rutinitas makan keluarga.
Parents juga bisa menawarkan makanan baru bersamaan dengan makanan yang sudah dikenal dan disukai anak sebelumnya sebagai alternatif.
Hal-Hal yang Perlu Diwaspadai Ketika Anak Susah Makan
Salah satu hal yang perlu Parents waspadai ketika anak susah makan dalam waktu lama adalah gangguan kesehatan yang dinamakan Avoidant Restrictive Food Intake Disorder (ARFID).
Laman Very Well Family menjelaskan, AFRID adalah gangguan makan di mana seorang anak membatasi jumlah atau jenis makanan yang mereka makan. Biasanya anak-anak dengan ARFID ini tidak mengonsumsi cukup kalori, sehingga mereka sering mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan.
Setidaknya 5% dari anak-anak dan remaja diperkirakan menderita ARFID. Anak-anak dengan ARFID akan merasakan kecemasan terkait dengan makanan itu sendiri
Penyebab ARFID dapat meliputi:
- Kurangnya minat pada makanan
- Cenderung merasa cepat kenyang
- Keengganan makanan sensorik, artinya seorang anak makan cukup makanan yang dia mau saja tetapi membatasi pilihan mereka hanya pada item tertentu
- Masalah perut atau gastrointestinal seperti penyakit celiac atau penyakit radang usus
- Trauma, seperti tersedak makanan sendiri atau melihat orang lain tersedak
Artikel terkait: Cerdas! Begini cara Gisella Anastasia atasi Gempita yang susah makan buah
Pertanyaan Populer Terkait Anak Susah Makan
Masalah anak susah makan memang menjadi momok bagi setiap orangtua dan lazim terjadi, terutama bagi mereka yang memiliki anak usia balita. Berikut adalah beberapa pertanyaan populer terkait anak susah makan beserta jawabannya yang telah dihimpun oleh theAsianparent Indonesia.
Anak susah makan apakah berbahaya?
Menolak makan adalah hal sangat yang umum terjadi pada balita . Faktanya, ini sering kali menjadi ritus peralihan selama masa balita. Hal ini dapat menyebabkan banyak kecemasan bagi orang tua, tetapi biasanya normal dan seringkali bersifat sementara dan akhirnya hilang dengan sendirinya.
Mengutip dari Healthline, meskipun pilih-pilih makanan adalah fase normal bagi sebagian besar balita, ada baiknya untuk mengetahui gejala yang tidak normal pada anak yang tidak mau makan yaitu sebagai berikut:
- Hanya makan kurang dari 20 jenis makanan
- Berat badan yang terus turun
- Tidak menyukai atau menolak seluruh kelompok makanan (biji-bijian, susu, protein, dll.)
- Mogok makan berlangsung selama beberapa hari tanpa makan apapun sama sekali
- Hanya mau merk atau jenis makanan tertentu
- Membutuhkan makanan yang berbeda dari anggota keluarga lainnya
- Terlihat cemas ketika diberikan makanan
- Memiliki respons emosional yang dramatis terhadap makanan yang tidak disukai, seperti berteriak, melarikan diri, atau melempar benda
Jika anak menunjukkan gejala-gejala di atas, sebaiknya Parents segera berkonsultasi kepada dokter. Dokter anak dapat mengesampingkan atau mendiagnosis kemungkinan penyebab yang mendasari si kecil tidak mau makan, seperti gangguan pencernaan, masalah menelan, sembelit, kepekaan terhadap makanan, atau bahkan autisme.
Vitamin apa yang bagus untuk anak susah makan?
Mungkin Parents akan khawatir kebutuhan nutrisi anak yang mogok makan tidak tercukupi, sehingga membutuhkan tambahan suplementasi vitamin.
Sebelum memberikan vitamin apapun pada anak sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Untuk memilih vitamin yang bagus untuk anak susah makan, pilihlah multivitamin yang diformulasikan khusus anak untuk memastikan jumlah nutrisinya tepat untuk tubuh anak.
Jangan pernah mencoba menggandakan dosis vitamin. Berikan hanya dosis yang disarankan kepada anak karena mengonsumsi suplemen secara berlebihan bisa berbahaya.
***
Anak-anak kita mulai belajar mengatur nafsu makan mereka untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan mereka sejak beberapa minggu setelah lahir. Si kecil belajar bagaimana memilih makanan favorit mereka berdasarkan kriteria perkembangan dan pengalaman makan mereka sendiri.
Hal ini juga tidak sedikit dialami oleh para Bunda dari Komunitas theAsianparent. Beberapa tips yang disarankan oleh para Bunda diantaranya adalah mencoba mengganti karbohidrat nasi menjadi jenis lainnya seperti ubi, kentang, atau singkong.
Jangan khawatir, Parents. Terus ingatkan diri Anda bahwa tahap ini tidak akan berlangsung selamanya. Namun, jika si kecil tidak makan sama sekali, dan masalahnya terus berlanjut, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan. Mungkin ada masalah mendasar yang bisa diobati.
Baiklah, selamat bertempur melawan si pemogok makan ya, Parents.
Artikel telah diupdate oleh: Kalamula Sachi, Annisa Pertiwi
Baca juga:
10 Cara Atasi Anak Susah Makan Sayuran
Anak susah makan buah? Coba 10 tips jitu berikut ini Bun!
Anak kurus dan susah makan, Bun? Ini 11 cara yang bisa Anda terapkan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.