13 Posisi Melahirkan Normal yang Perlu Bunda Ketahui

Posisi melahirkan nyaman membuat persalinan lebih mudah, Bun. Cek!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bunda, menentukan posisi melahirkan yang nyaman sangat penting untuk kelancaran persalinan.

Posisi saat melahirkan pun tergantung pada kenyamanan kita sendiri, karena setiap orang mengalami kondisi berbeda saat melahirkan. 

Lantas, apa saja posisi melahirkan terbaik untuk membantu Bunda dan janin merasa nyaman? Yuk, baca artikel ini sampai selesai.

Pentingnya Posisi Melahirkan yang Nyaman

Mungkin selama ini yang kita ketahui, posisi melahirkan adalah posisi berbaring dan setengah duduk sambil kaki terbuka.

Hal tersebut disebabkan karena pada umumnya di banyak rumah sakit bersalin, dokter atau bidan menggunakan posisi melahirkan tersebut dalam membantu proses persalinan.

Posisi berbaring dan setengah duduk sangat populer karena dengan posisi ini sangat memudahkan dokter atau bidan dalam membantu proses persalinan dan memberikan tindakan medis seperti episiotomi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Episiotomi adalah tindakan pengguntingan mulut rahim untuk memperlebar jalan lahir.

Sebenarnya, ada berbagai posisi persalinan yang dapat Bunda coba, karena tidak semua bidan ataupun dokter akan meminta Bunda untuk berbaring telentang.

Posisi yang nyaman juga memungkinkan bayi memiliki banyak ruang saat persalinan.

“Berputar antara posisi persalinan dan melahirkan yang berbeda penting untuk mengoptimalkan kondisi ibu dan bayi. Bagi Bunda, ini bisa membuatnya lebih nyaman, terutama jika dia melahirkan normal. Ini juga berarti memaksimalkan ruang di panggulnya sehingga bayi memiliki lebih banyak ruang,” kata Sara Twogood, MD, dokter kandungan di Cedars Sinai Medical Center di Los Angeles.

Artikel terkait: VBAC atau Melahirkan Normal Setelah Caesar, Ini Syarat dan Persiapannya

Ragam Posisi Melahirkan Normal yang Nyaman

1. Posisi Berbaring (litotomi)

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Posisi berbaring atau litotomi adalah posisi melahirkan, di mana bunda telentang dengan kaki menggantung di penopang khusus untuk orang bersalin.

Posisi ini terkesan pasif karena Bunda akan mengalami kesulitan dalam mengejan.

Selain itu, dengan posisi seperti ini biasanya Bunda merasa pegal pada punggung. Posisi ini juga seringkali dapat meningkatkan tekanan pada perineum yang dapat menimbulkan robek pada jalan lahir.

Namun, tujuan posisi litotomi ini sebenarnya akan memudahkan dokter dalam membantu proses kelahiran dan memberikan perlakuan medis.

Biasanya, posisi seperti ini dilakukan juga saat dokter hendak melakukan tindakan kuret.

2. Posisi Setengah Duduk (Semi Sitting)

Ini adalah posisi melahirkan yang sering kita temui, yaitu Bunda berbaring dengan punggung bersandar pada bantal, kemudian kaki ditekuk dan paha terbuka.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Posisi ini memudahkan dokter atau bidan dalam membantu proses kelahiran dan mendapatkan bantuan dari gaya gravitasi bumi.

Selain itu, jalan lahir yang ditempuh bayi untuk keluar menjadi lebih pendek dengan suplai oksigen dari Bunda ke janin dapat berjalan dengan optimal.

3. Posisi Miring (Lateral)

Bunda berbaring menghadap miring dengan salah satu kaki diangkat dan posisi kaki satunya dalam keadaan lurus. Posisi ini dilakukan apabila posisi kepala bayi belum tepat di jalan lahir.

Manfaat yang diperoleh dari posisi melahirkan lateral ini adalah bayi mendapat pasokan oksigen melalui plasenta, pun peredaran darah Bunda juga lancar saat posisi miring.

Dengan posisi miring, Bunda juga lebih bisa menghemat energi.

Kekurangan dari posisi ini adalah menyulitkan dokter dalam melakukan pemeriksaan perkembangan proses kelahiran.

Artikel terkait: 12 Posisi Tidur Agar Bayi Tidak Sungsang dan Cara Memperbaikinya

4. Posisi Jongkok (Squatting)

Peran ayah sangat dibutuhkan dalam posisi melahirkan jongkok, karena posisi ini membutuhkan sandaran yang kuat di belakang Bunda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Cara lain adalah duduk di atas bangku kecil (bahasa jawa: dingklik). Selain itu, dibutuhkan bantalan atau kursi khusus yang berguna untuk menahan kepala serta tubuh bayi saat keluar.

Posisi ini dipercaya sebagai cara alami dalam proses kelahiran secara normal. Selain mendapat bantuan gaya gravitasi bumi, Bunda masih bisa melakukan kontrol saat mengejan.

Dalam kondisi kehamilan yang sehat posisi ini sangat memungkinkan untuk dipilih.

Kendati begitu, secara medis bersalin dengan berjongkok dinilai kurang baik karena menyulitkan dokter dan bidan dalam memantau posisi bukaan jalan lahir dan memberikan tindakan.

5. Posisi Berlutut

Caranya adalah Bunda bertumpu dengan kedua kaki ditekuk dan terbuka sehingga memungkinkan bayi keluar dengan bantuan gravitasi bumi.

Sama seperti posisi jongkok, posisi melahirkan dengan berlutut memanfaatkan gaya gravitasi untuk mempermudah proses kelahiran. Selain itu, Bunda masih bisa melakukan kontrol saat mengejan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Posisi Merangkak

Caranya, Bunda mengambil posisi merangkak dengan kedua lengan di depan menopang tubuh.

Posisi merangkak sangat membantu meringankan rasa sakit di punggung. Selain itu, posisi ini akan mempercepat penurunan kepala bayi ke dalam panggul.

7. Posisi Berdiri Tegak

Dikatakan posisi berdiri tegak bukan berarti Bunda pasif. Bunda bisa bersandar ke belakang atau ke depan.

Walaupun pada nanti kenyataannya saat melahirkan posisinya bisa menjadi berubah.

Posisi melahirkan berdiri tegak membuat Bunda lebih leluasa bergerak dan mengalihkan perhatian saat mengalami kontraksi persalinan.

Selain itu, gerakan-gerakan bisa membantu posisi bayi mendekati jalan lahir.

Artikel terkait: 7 Tips Meningkatkan Peluang Melahirkan Normal yang Bisa Bunda Lakukan

8. Posisi Berbaring Miring (Side Lying)

Posisi berbaring miring adalah posisi netral gravitasi, artinya tidak dipengaruhi oleh gravitasi dalam posisi ini. Karena gravitasi-netral, mungkin bekerja untuk memperlambat persalinan atau kelahiran.

Ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan tekanan pada perineum dan menurunkan risiko trauma perineum.

Posisi ini dapat dilakukan bersamaan dengan anestesi epidural atau obat lain.

Ini juga dapat digunakan untuk mengubah posisi dari setengah duduk dan untuk orang yang bersalin dengan masalah tekanan darah atau jika bayi menunjukkan tanda-tanda gawat janin.

9. Posisi Hand and knees

Ini adalah posisi melahirkan ketika lutut dan tangan berada di lantai. Ini juga merupakan posisi gravitasi-netral yang baik untuk membantu meredakan intensitas kontraksi.

Jika bayi dalam posisi posterior, posisi ini dapat mengurangi ketidaknyamanan. Mintalah bidan atau suami untuk memijat punggung untuk membantu agar Bunda lebih nyaman.

10. Posisi Lunging

Posisi ini juga dapat meredakan ketidaknyamanan di punggung bawah. Bunda dapat mencondongkan tubuh ke depan sambil berdiri. Angkat satu kaki di atas kursi yang kokoh.

Perlahan, condongkan tubuh ke arah kaki yang terangkat selama kontraksi berikutnya. Jika kursi terlalu tinggi untuk kenyamanan, gunakan bangku kaki.

11. Posisi Rocking

Selama persalinan, gerakan berirama bisa menenangkan. Goyangkan dengan lembut sambil duduk di kursi yang kokoh, tepi tempat tidur atau bola bersalin.

12. Posisi Swaying

Berdiri atau berjalan selama tahap pertama persalinan dapat mengurangi intensitas kontraksi.

Bunda bisa bersandar pada suami untuk mendapatkan dukungan selama kontraksi, atau lingkarkan lengan Anda di leher pasangan dan mulailah bergoyang, seolah-olah sedang menari lambat.

Ini juga merupakan posisi yang baik untuk mengusap punggung.

13. The Stair-Climbing

Jika persalinan berjalan dengan baik dan mulai melambat, bayi mungkin memerlukan dorongan ekstra untuk masuk ke posisi optimal untuk melahirkan.

Bunda mungkin bisa mencoba untuk menaiki tangga, karena posisi atau gerakan ini dapat membantu bayi bergeser.

Apakah Posisi Persalinan Tertentu Membuat Proses Melahirkan Lebih Cepat?

Hampir semua ibu hamil memiliki pertanyaan yang sama.

Sayangnya, tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan ini sampai Bunda dalam persalinan aktif dan dokter atau bidan dapat mengevaluasi bagaimana kemajuan persalinan.

Salah satu cara yang terbukti untuk meningkatkan kemajuan persalinan adalah dengan sering mengubah posisi setiap 20-30 menit.

Perubahan posisi dan gerakan yang sering selama persalinan dapat membantu mengurangi persepsi nyeri, memfasilitasi turunnya janin ke panggul, meningkatkan pengalaman melahirkan, dan meningkatkan kemajuan persalinan.

Namun, mengapa begitu banyak ibu hamil menjalani proses persalinan dalam satu posisi selama berjam-jam?

Singkatnya, kenyamanan.

Posisi tertentu memungkinkan pemantauan jantung janin terus menerus membuat lebih nyaman bagi perawat, dan beberapa ibu hamil lebih nyaman dalam satu posisi setelah melahirkan selama beberapa jam sehingga nyaman.

Persalinan adalah kerja keras, tetapi perubahan posisi yang sering bisa memengaruhi cepat atau lambatnya proses persalinan.

Selain meningkatkan gerakan selama persalinan, auskultasi intermiten adalah cara yang bagus untuk memungkinkan ibu sering bergerak dan tidak terbebani selama kontraksi.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), American College of Nurse-Midwives (ACNM), dan Association of Women’s Health, Obstetric, and Neonatal Nurses (AWHONN), semuanya merekomendasikan auskultasi denyut jantung janin intermiten untuk ibu berisiko rendah selama persalinan aktif.

Lebih dari 60% ibu menerima epidural atau spinal selama persalinan, tetapi perubahan posisi yang sering masih diperlukan untuk meredakan nyeri kontraksi.

Biasanya suster atau bidan akan terus memantau Bunda setelah mendapatkan epidural.

Namun, biasanya mereka tidak akan mengubah posisi melahirkan Bunda selama posisi tersebut nyaman dan tidak berisiko terhadap janin.

Adakah Risiko untuk Setiap Posisi Melahirkan?

Posisi berbaring telentang dengan bayi cukup bulan di dalam rahim dapat memberi tekanan pada pembuluh darah, ini mungkin akan mengganggu aliran darah ke bayi. Itulah sebabnya posisi telentang tidak disarankan.

Posisi setengah duduk atau berbaring miring juga dapat mengurangi risiko komplikasi saat melahirkan, ditambah posisi ini dianggap paling nyaman.

Selama persalinan, dokter atau bidan mungkin akan mengatakan kalau posisi persalinan tertentu menyebabkan perubahan pada detak jantung bayi.

Jika begitu, Bunda akan diminta untuk mengubah posisi persalinan untuk mengurangi tekanan pada tali pusar.

Apakah Ada Posisi yang Membuat Persalinan Lebih Mudah?

Menurut analisis studi medis menunjukkan bahwa posisi tegak, termasuk berdiri, berjalan, jongkok, dan duduk, dapat mempersingkat tahap pertama persalinan sekitar satu jam 22 menit.

Studi juga menunjukkan bahwa ibu yang menghabiskan sebagian persalinan dalam posisi tegak memiliki kemungkinan lebih kecil untuk berakhir dengan persalinan caesar.

Ingat, Bunda dapat menghabiskan tenaga dengan cara sendiri. Maka, ubah posisi sesering yang Bunda mau dan ke posisi yang paling nyaman. Apa pun yang berhasil adalah posisi terbaik untuk Bunda.

Jangan merasa terdorong untuk jongkok saat melakukan trik setengah duduk (dan membuat Anda tidak terlalu menahan diri untuk mendorong).

Rasakan posisi yang berbeda sebelumnya dan beri mereka percobaan, tetapi ingat bahwa sampai Bunda benar-benar melahirkan, Bunda tidak akan tahu posisi apa yang terbaik.

Kondisi Tertentu yang Memengaruhi Posisi Melahirkan

Ada beberapa kondisi di mana posisi melahirkan Bunda harus berubah.

Jika Bunda mendapatkan suntikan epidural, biasanya ini akan membuat kaki terasa berat dan mati rasa sehingga Bunda harus berbaring di tempat tidur.

Monitor elektronik dapat ditempatkan di sekitar perut untuk memeriksa detak jantung janin dan ini dapat membatasi gerakan Bunda.

Tanyakan pada pihak rumah sakit atau tempat bersalin apakah mereka memiliki monitor mobile yang memungkinkan Bunda untuk bergerak.

Selain itu, forsep atau ventouse (vakum) juga dapat mengubah posisi melahirkan Bunda. Alat ini biasa digunakan untuk membantu bayi keluar dari vagina. Bila terpaksa menggunakannya, Bunda harus berbaring telentang.

Hal yang sama berlaku untuk pemeriksaan vagina atau episiotomi.

Hal yang Perlu Diingat

Bunda, posisi-posisi di atas bisa dipilih jika bukaan jalan lahir sudah agak besar, karena justru tidak efektif jika dilakukan pada awal fase kontraksi.

Untuk memudahkan proses melahirkan nanti sebaiknya Bunda mencoba dulu berbagai posisi tersebut, sehingga bila memang dibutuhkan, Bunda sudah tahu posisi mana yang cocok dan nyaman untuk Bunda.

Kemudian jangan lupa melakukan konsultasi dengan dokter atau bidan. Mereka dapat memberikan pertimbangan dan masukan tentang berbagai posisi melahirkan agar Bunda dan janin tetap merasa aman dan nyaman. 

Sekali lagi, bagaimanapun kondisi persalinan Bunda nanti, dokter atau bidan akan membantu proses persalinan Bunda hingga si Kecil lahir dengan selamat.

Selamat berlatih dan semoga lancar dalam proses kelahiran nanti, Bunda.

***

Baca juga: 

9 Tips Persiapan Menjelang Persalinan Normal

4 Cara Alami Untuk Merangsang Persalinan

Teknik Pernafasan Pada Persalinan Normal