Kolik pada Bayi: Ciri-Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Kolik pada bayi bisa membuat Parents kesulitan, jangan panik! Berikut cara mencegah & mengatasinya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kolik pada bayi bisa membuat anak rewel dan menangis terus sepanjang malam. Tentunya Parents pun menjadi kerepotan saat berusaha menenangkannya. 

Sebenarnya kolik bukan termasuk penyakit, melainkan sebuah kondisi yang membuat bayi menangis lebih dari 3 jam sehari, 3 hari dalam seminggu, selama 3 minggu atau lebih.

Dan apa pun yang Parents lakukan, tangisan itu tidak bisa dihentikan.

Kabar baiknya, kondisi ini relatif singkat.

Namun, Parents harus ekstra sabar saat menghadapi bayi yang menangis terus-terusan dan susah ditenangkan. Kolik yang parah bisa memakan waktu hingga 6-8 minggu, lalu akan hilang dengan sendirinya. 

Apa Itu Kolik pada Bayi?

Menurut dr. Maria Martina Siboe, SpA, kolik infantil atau kolik pada bayi adalah kondisi bayi yang ditandai dengan bayi tiba-tiba menangis keras, sulit dihentikan, tangannya ke atas, kakinya ke atas. 

Penyebab Kolik pada Bayi

Penyebab kolik belum diketahui secara pasti, namun para ahli kesehatan mencoba menganalisis dan mengungkap beberapa teori:

  • Alergi terhadap makanan yang dikonsumsi ibu
  • Intoleransi laktosa
  • Perubahan bakteri pada sistem pencernaan
  • Sistem pencernaan bayi yang belum sempurna hingga aktivitas pencernaannya bermasalah
  • Kebiasaan merokok selama hamil atau menyusui berisiko menyebabkan kolik pada bayi
  • Belum matangnya sistem susunan saraf pusat sehingga bayi merespons secara berlebihan terhadap rangsangan dari luar.

Ciri-ciri Kolik pada Bayi

Berikut adalah ciri-ciri kolik pada bayi:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Bayi menangis keras secara terus menerus selama 1-3 jam, terjadi 3-4 kali hari dalam seminggu
  • Kolik bayi bisa terjadi kapan saja, tetapi lebih sering pada sore atau malam hari
  • Saat menangis, wajah bayi jadi memerah, kakinya terangkat ke perut atau diregangkan. Saat diraba, kakinya terasa dingin
  • Tangan anak terkepal, tidak mau menyusu, susah tidur, sering kentut, mengangkat kaki atau mengangkat kepala
  • Anak terlihat tidak nyaman dan kesakitan.

Artikel terkait: Bayi menangis terus selama 3 jam? Mungkin ini penyebabnya

Cara Membedakan Kolik dengan Tangisan Biasa

Menangis adalah cara normal bayi mengomunikasikan rasa lapar, tidak nyaman, tertekan, atau kebutuhan akan perhatian Parents.

Kebanyakan bayi baru lahir mencapai puncak menangis sekitar 6 minggu. Kemudian tangisan mereka mulai berkurang. 

Pada 3 bulan, mereka biasanya hanya menangis selama sekitar satu jam sehari. Inilah yang dianggap sebagai pola menangis yang normal.

Bayi normal memiliki 1 hingga 2 jam menangis tanpa sebab setiap hari. Itu tersebar sepanjang hari.

Selama mereka bahagia dan puas ketika mereka tidak menangis, itu adalah tangisan normal.

Sementara, jika bayi memiliki tangisan yang keras dan sebagian besar tanpa henti, bahkan tangisan yang terus-menerus dan ekstrem, ini bisa sangat membuat stres dan sulit bagi orang tua, ini bisa menjadi tanda kolik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pada bayi yang mengalami kolik, beberapa dari mereka sulit untuk dihibur. Beberapa bayi juga banyak menangis (lebih dari 3 jam per hari).

Jika tumbuh normal dan memiliki tumbuh kembang dan menambah berat badan secara normal, tangisan itu disebut kolik. Ingatkan diri Parents bahwa kolik disebabkan oleh temperamen bayi.

Ini tidak ada hubungannya dengan pola asuh atau penyakit medis apa pun.

Pada Usia Berapa Tahun Bayi Alami Kolik?

Kolik bayi biasa terjadi pada usia kurang dari 1 tahun, yaitu sekitar usia dua minggu hingga empat bulan.

Ini sering terjadi pada usia 3 bulan, dan dalam banyak kasus pada usia 6 bulan. Dan kolik akan hilang dengan sendirinya. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Faktor Risiko

Faktor risiko kolik tidak dipahami dengan baik. Penelitian belum menunjukkan perbedaan risiko ketika faktor-faktor berikut dipertimbangkan:

  • Jenis kelamin anak
  • Kehamilan prematur dan kehamilan penuh
  • Bayi yang diberi susu formula dan disusui.

Bayi yang lahir dari ibu yang merokok selama kehamilan atau setelah melahirkan memiliki peningkatan risiko kolik.

Diagnosa Kolik pada bayi

Dokter spesialis anak akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa tes secara menyeluruh terkait gejala dan riwayat kesehatan anak Anda.

Mengutip Mayo Clinic, pemeriksaan fisik kolik pada bayi meliputi:

  • Mengukur tinggi, berat, dan lingkar kepala bayi 
  • Mendengarkan suara jantung, paru-paru dan perut
  • Memeriksa anggota badan, seperti jari tangan, jari kaki, mata, telinga dan alat kelamin
  • Menilai reaksi bayi terhadap sentuhan atau gerakan
  • Mencari tanda-tanda adanya ruam, peradangan, infeksi atau alergi lainnya
  • Menjalankan tes rontgen
  • Tes darah atau tes pencitraan lainnya biasanya tidak diperlukan. Tetapi dalam kasus yang tidak jelas, tes tersebut dapat membantu menyingkirkan penyebab lain.

Kemungkinan Komplikasi Saat Terjadi Kolik

Kolik tidak menyebabkan masalah medis jangka pendek atau jangka panjang bagi seorang anak. Hanya saja, kolik dapat membuat frustrasi dan stres bagi orang tua. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penelitian telah menunjukkan hubungan antara kolik dan masalah berikut dengan kesejahteraan orang tua:

  • Peningkatan risiko depresi pasca persalinan pada ibu
  • Penghentian menyusui dini
  • Perasaan bersalah, lelah, tidak berdaya, atau marah.

Selain itu, baik orang tua maupun bayi kurang tidur.

Bahkan lebih parahnya lagi, bayi kolik mungkin diberi makan berlebihan dalam upaya menghentikan tangisannya. Ini mungkin memperburuk kolik.

Kendati demikian, stres yang dialami orang tua saat menenangkan bayi yang menangis terkadang mendorong mereka untuk mengguncang atau menyakiti anak mereka.

Mengguncang bayi dapat menyebabkan kerusakan serius pada otak dan kematian. Ini bisa disebut dengan sindrom bayi terguncang atau shaken baby syndrome.

Risiko reaksi yang tidak terkendali ini lebih besar jika orang tua tidak memiliki informasi tentang menenangkan anak yang menangis, pendidikan tentang kolik dan dukungan yang dibutuhkan untuk merawat bayi dengan kolik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Cara Mengatasi Kolik pada bayi

Berikut ini beragam cara mengatasi kolik pada bayi yang bisa dilakukan oleh Parents.

1. Minyak untuk Meredakan Kolik

Minyak ini diformulasikan khusus untuk meredakan rasa tidak nyaman bayi akibat gangguan pencernaan. Terbuat dari bahan alami, usapkan pada perut untuk membuat bayi tidur nyenyak.

2. Terapi Pijat

Salah satu cara mengatasinya adalah dengan melakukan terapi pijat, akupuntur, fisioterapi, dan chiropractic pada tubuh bayi.

Memijat tubuh bayi, terutama bila menggunakan minyak kolik, dapat sangat membantu menenangkan bayi. Salah satu metode atau cara memijat bayi yang bisa Bunda terapkan adalah pijat ILU (I Love You) juga memijat bagian telapak kaki bayi. 

Melakukan pijat kolik pada bayi dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan pada perut bayi. Lakukan pijat kolik dengan gerakan yang benar.

3. Menggendong Bayi dengan Tegak Saat Menyusui

Posisi menyusui bisa membantu mengatasi kolik pada bayi. Gendong bayi dalam posisi tegak saat menyusui untuk menghindari masuknya gas berlebih ke perut bayi.

4. Mengubah Pola Makan

Bila selama ini Anda mengonsumsi makanan yang bisa memicu alergi, saatnya berhenti untuk sementara sampai Anda berhenti menyusui. 

5. Mengganti Susu Formula

Bila si Kecil memiliki intoleransi laktosa dari susu sapi, ada baiknya Bunda mengganti susu formulanya dengan jenis hydrolysate

6. Mengganti Dot Botol Susu Bayi

Pilihlah dot yang memungkinkan tidak terlalu banyak udara masuk ke mulut bayi saat menyusui. 

7. Probiotik

Probiotik membantu menjaga keseimbangan alami bakteri baik di saluran pencernaan si kecil. Namun pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikannya pada si Kecil.

Artikel terkait: 7 Manfaat probiotik untuk ibu menyusui, mencegah bayi kolik hingga eksim!

8. Menggunakan Obat Kolik

Setelah berobat, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk mengatasi kolik.

Mitos Kolik pada Bayi

Ada baiknya jika Parents juga mengetahui mitos yang masih dipercaya seputar kolik pada bayi. D

engan bekal kesabaran dan pengetahuan, maka Parents dapat membantu dalam mengurangi rasa tidak nyaman yang dialami si Kecil.

1. Bayi Terlihat Kesakitan

Menurut Barbara Prudhomme White, Ph.D., asisten profesor kesehatan dan pelayanan masyarakat di University of New Hampshire, kolik pada bayi faktanya tidak mengeluarkan kadar hormon stres kortisol yang lebih tinggi daripada bayi yang tidak memiliki kolik. 

2. Semua Bayi Akan Sembuh dari Kolik dengan Sendirinya

Meskipun kolik dapat hilang dengan sendirinya saat bayi berusia enam bulan, tetapi hal ini tidak terjadi pada semua anak.

Jika kolik disebabkan oleh pakaian ketat, alergi, gas, atau ketidaknyamanan kecil lainnya, kondisi ini tidak dapat hilang begitu saja.

3. Terapi Alternatif dapat Membantu Meredakan Kolik

Menurut American Family Physician, terapi alternatif seperti chiropractic, akupunktur atau pijat tidak menunjukkan hasil positif yang signifikan untuk kolik pada bayi. 

4. Perubahan Pola Makan Tidak dapat Membantu Kolik pada Bayi

Faktanya, ada beberapa bukti bahwa ibu menyusui yang beralih ke diet rendah alergen membuat kolik pada bayinya jauh berkurang.

Beralih ke susu formula bayi terhidrolisa, yakni susu formula alternatif bagi bayi yang memiliki alergi susu sapi, juga dapat membantu mengurangi kolik. Susu formula standar dapat dimulai kembali saat bayi berusia antara tiga dan enam bulan.

5. Kolik Tidak Bisa Dikendalikan

Sebuah studi oleh Bradley Thach, M.D., seorang profesor pediatri di Fakultas Kedokteran Universitas Washington, menemukan bahwa membedong bayi kolik dengan nyaman dalam selimut dapat menenangkan mereka.

Dokter lain juga menyarankan metode 5S lainnya seperti menggendong dalam posisi miring/tengkurap, mengeluarkan suara “ssshh…” (shushing), ayunan lembut, dan memberikan empeng untuk bayi.

6. Obat-Obatan dapat Membantu

Jangan memberikan obat yang dijual bebas tanpa berkonsultasi dengan dokter spesialis anak terlebih dahulu. Solusi ini juga tidak menunjukkan keefektifan dan malah dapat menyebabkan komplikasi lainnya. 

7. Bayi Kolik Memiliki Gangguan Saluran Pencernaan 

Beberapa Parents berpikir bahwa jika bayi mereka menangis, rewel, atau kolik, mengaitkannya dengan gangguan saluran pencernaan. Hal ini tidak sepenuhnya benar.

Tetapi, jika bayi Anda mengalami diare atau keluar darah dari kotorannya, segera temui dokter anak Anda karena kondisi ini bukan sekadar kerewelan biasa.

Artikel terkait: 9 Jenis Gangguan Pencernaan pada Bayi dan Anak-Anak yang Sering Terjadi

8. Menyuapi Makanan Setiap Bayi Menangis dan Merengek dapat Meredakan Tangisnya

Jika bayi Anda tidak lapar (tidak membuat refleks menjilat bibirnya yang merupakan tanda anak lapar), maka jangan memberinya makan. Memberi makan bayi Anda terlalu sering bukanlah hal yang baik. 

Kapan Kolik pada Bayi Harus Dibawa ke Dokter?

Biasanya kolik pada bayi tidak berbahaya, dan periode kolik ini akan berlalu. Namun bila ada tanda-tanda lain saat bayi menangis hebat, sebaiknya bayi dibawa ke dokter spesialis anak untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Menurut Seattle Children’s, kolik pada bayi dapat berbahaya jika menunjukkan tanda-tanda seperti:

  • Bayi berusia kurang dari 1 bulan dan bertingkah tidak normal 
  • Demam pada bayi berusia kurang dari 12 minggu. JANGAN berikan obat demam pada bayi Anda sebelum dokter memeriksanya
  • Terdapat benjolan atau bengkak
  • Skrotum atau selangkangan bengkak
  • Muntah
  • Menangis saat Anda menyentuh, menggerakkan, atau menggendong bayi Anda
  • Menangis tanpa henti yang berlangsung lebih dari 2 jam, dan tangisannya tidak dapat diredakan dengan cara apa pun
  • Tidak mau minum atau hanya minum sedikit selama lebih dari 8 jam
  • Anak berisiko tinggi (seperti penyakit jantung atau otak)

Sebelum Anda membawa bayi Anda ke dokter, ada baiknya apabila Anda mempersiapkan catatan tertulis berupa informasi berikut:

  • Pengamatan tentang perilaku bayi Anda atau faktor lain sebelum, selama, atau setelah tangisan 
  • Jadwal makan dan tidur bayi Anda
  • Strategi yang telah Anda gunakan untuk menenangkan bayi 
  • Orang-orang yang terlibat dalam merawat bayi Anda, seperti orang tua, pengasuh bayi, atau tempat penitipan anak.

Tuliskan pertanyaan tambahan yang Anda miliki tentang kesehatan atau perkembangan bayi. 

Anda juga mungkin akan ditanyai pertanyaan oleh dokter anak, seperti:

  • Seberapa lama dan sering bayi Anda menangis?
  • Apakah Anda menemukan sebuah pemicu dari tangisan si kecil?
  • Jika ada, metode apa yang biasanya dapat membantu menenangkan bayi Anda?
  • Bisakah Anda menggambarkan episode menangis yang khas?
  • Seperti apa suara tangisan bayi Anda?
  • Apakah tubuh bayi Anda tegang?
  • Kapan biasanya tangisan terjadi? Berapa lama tangisan berlangsung? Berapa kali dalam seminggu bayi Anda menangis?
  • Apakah bayi Anda memiliki masalah dengan makan?
  • Apakah tangisan terjadi tepat setelah makan?
  • Makanan apa yang Anda beri untuk bayi Anda, dan seberapa sering Anda memberinya makan?
  • Seberapa sering dan seberapa banyak bayi Anda muntah?
  • Berapa lama bayi Anda tidur dalam satu waktu? Apakah ada perubahan pola tidur baru-baru ini?
  • Apakah bayi Anda pernah mengalami kesulitan bernapas selama dia menangis?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas dapat membantu dokter Anda menentukan apakah ada kondisi lain yang mungkin menyebabkan tangisan dan ketidaknyamanan pada sang bayi.

Cara Mencegah Kolik pada bayi

Gejala kolik pada bayi akan menurun begitu si Kecil berusia 3-4 bulan. Tips berikut bisa membantu Anda mencegah terjadinya kolik pada sang buah hati. 

1. Cek Botol Susu

Bila bayi disusui dengan botol, pilihlah botol yang meminimalkan masuknya udara ketika bayi menyusu.

2. Postur Tegak Ketika Menyusu

Dalam kondisi tegak, peluang udara tertelan menjadi lebih sedikit dibandingkan postur tubuh yang membungkuk.

3. Menyusu dengan Tenang

Susui bayi dalam kondisi belum terlalu lapar. Bayi yang kelaparan cenderung menyusu terlalu lahap sehingga banyak meminum udara. Redupkan pencahayaan supaya ia tenang ketika menyusu.

4. Sering-seringlah Membuat Bayi Sendawa

Setiap meminum 30 ml susu, sendawakan bayi. Bila menyusu dari payudara, sendawakan ketika akan beralih payudara atau setiap 15-20 menit

Artikel terkait: 3 Cara Membuat Bayi Sendawa yang Aman dan Efektif

5. Hindari Konsumsi Makanan yang Memicu Alergi

Mungkin bayi sensitif terhadap salah satu bahan makanan yang kita makan. Cobalah hentikan produk-produk susu (susu sapi, yoghurt, keju) beberapa minggu dan lihat pengaruhnya pada bayi.

Protein dari susu sapi yang terdapat pada makanan tersebut baru akan hilang dari ASI setelah beberapa minggu.

Bila tidak ada perbaikan, berarti bayi tidak sensitif terhadap susu sapi. Bila ternyata bayi sensitif terhadap susu sapi, susu formula yang digunakan tidak boleh mengandung laktosa.

Bila tidak berhasil, coba lakukan hal yang sama terhadap makanan pedas, gandum, kacang, stroberi, kol, kembang kol, brokoli, bawang putih, kafein, alkohol, hingga menemukan makanan yang membuat bayi sensitif.

Untuk makanan-makanan ini, kita tidak perlu menghentikannya beberapa minggu karena beberapa hari saja sudah cukup untuk melihat reaksinya terhadap bayi.

6. Buat Suara Lembut (White Noise)

Membedong bayi terkadang bekerja lebih baik jika dipasangkan dengan white noise bernada rendah.

Contohnya adalah CD, penyedot debu, kipas, atau suara konstan lainnya. Pertahankan white noise setiap kali bayi menangis. 

Perhatian: hindari membuat white noise terlalu keras agar tidak terjadi risiko kerusakan pendengaran.

Selain itu, saat bayi bangun dan tidak menangis, biarkan bayi tetap terbuka, lalu matikan derau putih. Alasannya adalah agar bayi terbiasa dengan suara normal di rumah.

Pertanyaan Populer Terkait Kolik pada Bayi


Apakah kolik pada bayi berbahaya?

Cleveland Clinic mengatakan, meskipun serangan kolik bisa sangat menakutkan untuk dilihat —terutama bagi orang tua yang baru pertama kali memiliki bayi— namun kolik tidak berbahaya bagi kesehatan bayi.

Bayi dengan kolik pada akhirnya akan mengatasi kondisi tersebut, umumnya di saat usia mereka 3 sampai 4 bulan.

Apa itu tangisan kolik?

Tangisan kolik adalah tangisan yang menggambarkan bayi menangis dan sulit ditenangkan. Periode menangis ini bisa berulang dan sulit atau tidak dapat dihibur (terjadi berjam-jam tanpa henti) di mana seringkali alasannya tidak jelas. 

Tangisan biasanya disertai dengan bayi melengkungkan punggung, mengepalkan tangan, atau menarik kakinya ke atas perut. 

Berapa lama sakit kolik?

Biasanya dimulai sekitar usia 2 minggu dan hilang pada usia 4 bulan.

Kolik bisa terjadi pada siang hari, dan atau terkonsentrasi pada sore dan malam hari. Kolik umum terjadi pada sekitar satu dari 10 bayi, baik pada bayi laki-laki ataupun perempuan.

Apakah bayi ASI bisa kolik?

Salah satu penyebab kolik adalah kolik pada bayi adalah intoleransi laktosa (unsur karbohidrat yang terkandung di ASI dan susu formula.

Bayi bisa intoleransi laktosa dikarenakan kadar enzim laktase pada ususnya belum bekerja optimal atau karena suplai ASI berlebihan.

Selain laktosa, ada kemungkinan bayi alergen jenis makanan lain, seperti kol, telur, kafein, atau lainnya. Cobalah ibu mencari tahu penyebab kolik pada bayi dan hindari makanan tersebut. 

Kenapa bayi kolik susah tidur?

Ketika bayi menangis disebabkan kolik, saat itu bisa saja ia mengalami kram perut atau ketidaknyamanan lainnya. Jadi tentu saja ia menjadi sulit untuk tidur. 

Demikianlah penjelasan lengkap mengenai kolik pada bayi, Parents. J

ika Anda merasa akan melukai diri sendiri atau bayinya, letakkan bayi di tempat tidur dan segera hubungi bantuan. Jangan pernah mengguncang bayi ya, Parents!

Semoga bermanfaat.

****

Artikel telah diupdate oleh: Ester Sondang

 

 

Baca juga: 

id.theasianparent.com/bayi-menangis-terus-mungkin-kolik

id.theasianparent.com/penyebab-bayi-kembung

id.theasianparent.com/bolehkah-bayi-minum-gripe-water

Penulis

Aulia Trisna