Apa itu shaken baby syndrome?
Shaken baby syndrome (sindrom bayi terguncang) adalah cedera otak serius yang disebabkan oleh guncangan yang keras pada bayi.
Sindrom ini adalah bentuk kekerasan pada anak yang menyebabkan kerusakan otak yang parah. Hal ini dapat terjadi bahkan jika guncangan berlangsung hanya lima detik.
Bayi memiliki otak yang lembut dan otot leher yang lemah, juga pembuluh darah yang sangat halus. Guncangan pada bayi dapat menyebabkan otaknya menghantam bagian dalam tengkorak berulangkali.
Mekanisme terjadinya shaken baby syndrome, atau sindrom bayi terguncang. Sumber: mammeoggi.it
Dampaknya dapat memicu memar di otak, perdarahan, dan pembengkakan. Akibat lainnya bisa termasuk patah tulang leher, juga kerusakan pada mata dan tulang belakang.
Sindrom bayi terguncang ini dapat terjadi hingga anak balita, namun paling banyak menimpa bayi di bawah satu tahun. Sebagian besar kasus terjadi pada bayi yang berusia 6 sampai 8 minggu, saat-saat bayi paling sering menangis.
Lihat video ilustrasi terjadinya shaken baby syndrome ini:
Penyebab paling sering adalah emosi orangtua
Shaken baby syndrome paling sering terjadi ketika bayi tidak berhenti menangis dan pengasuh atau orangtua kehilangan kontrol atas emosinya. Parents dapat membantu mencegah hal ini dengan belajar cara sehat untuk meredakan stres dan kemarahan.
Baca: Mengatasi Baby Blues atau Stres Pasca Melahirkan
Selain itu, juga penting untuk memilih pengasus atau penyedia jasa daycare dengan hati-hati.
Kenali tanda-tanda sindrom bayi terguncang:
Gejala shaken baby syndrome
Gejala dapat bervariasi tergantung usia anak saat guncangan terjadi, seberapa sering dan berapa lama mereka mengalaminya, juga seberapa kuat guncangan yang mereka terima.
Cedera ringan dapat menyebabkan gejala yang halus. Misalnya:
- Anak menjadi rewel, kesal, atau lamban
- Muntah-muntah
- Tidak lapar
Seorang anak dengan cedera yang lebih parah mungkin memiliki gejala seperti:
- Kejang-kejang
- Detak jantung lambat
- Sulit mendengar
- Pendarahan di dalam satu atau kedua mata
Gejala-gejala tersebut dapat terjadi dengan cepat, terutama pada anak yang cedera parah. Namun pada banyak kasus, diperlukan beberapa hari sampai gejala terlihat karena terjadi pembengkakan pada otak.
Kadang setelah menerima guncangan, bayi yang menangis akan diam dan tertidur. Sehingga pengasuh atau orangtua tidak menyadari bahaya yang terjadi pada bayi mereka.
Pada saat bayi akhirnya dibawa ke dokter, seringkali bayi sudah dalam keadaan koma.
Diagnosa shaken baby syndrome
Sindrom bayi terguncang akan sulit untuk dideteksi karena seringkali tidak ada tanda-tanda yang jelas dari kekerasan yang terjadi. Sebaliknya, bayi mungkin memiliki gejala yang samar, seperti muntah atau kurang nafsu makan.
Pada awalnya, gejala-gejala ini mungkin tampak terkait dengan infeksi, seperti flu atau infeksi ginjal. Sayangnya, sindrom bayi terguncang mungkin tidak terdeteksi sampai kekerasan dilakukan berulang-ulang atau cedera yang lebih parah terjadi.
Ciri-ciri anak dengan sindrom bayi terguncang. Sumber: Medlineplus.
Untuk mengkonfirmasi diagnosis shaken baby syndrome, dokter akan:
- Bertanya tentang riwayat kesehatan anak, termasuk ketika perubahan perilaku dimulai
- Melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda cedera dan peningkatan tekanan darah
- Melakukan tes pencitraan seperti CT scan atau MRI untuk mencari pendarahan atau luka lainnya di otak
- Mengambil foto X-rays untuk memeriksa patah tulang
Sebelum benar-benar mengkonfirmasi sindrom bayi terguncang, dokter juga akan melakukan tes darah untuk menyingkirkan penyebab potensial lainnya, karena beberapa gejala sindrom ini mirip dengan kondisi penyakit lainnya.
Cara menangani shaken baby syndrome
Segera bawa ke rumah sakit jika Anda menduga anak telah mengalami sindrom bayi terguncang. Beberapa bayi akan berhenti bernapas setelah mengalami guncangan. Jika ini terjadi, lakukan CPR untuk menjaga bayi tetap bernapas sampai mendapat pertolongan medis.
American Red Cross merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk melakukan CPR:
- Letakkan bayi dalam posisi terlentang dengan hati-hati
- Atur posisi Anda. Jika bayi berusia di bawah 1 tahun, tempatkan dua jadi di tengah dadanya. Jika anak di atas 1 tahun, letakkan satu tangan di tengah dada. Letakkan tangan lainnya di dahi bayi untuk menjaga kepala tidak miring ke belakang. Jangan miringkan kepala anak, dan buka mulutnya dengan menarik rahang.
- Lakukan kompresi dada. Tekan tulang dada dan dorong sekitar setengah jalan ke dalam dada. Berikan 30 kompresi dada tanpa berhenti sambil menghitung dengan keras. Tekanan harus tegas dan cepat.
- Berikan napas buatan. Periksa napas anak setelah memberikan kompresi. Jika tidak ada tanda-tanda bernapas, tutu mulut dan hidung bayi dengan mulut Anda. Pastikan jalan napas terbuka, lalu berikan dua hembusan napas. Setiap napas hars berlangsung sekitas satu detik untuk membuat dada naik.
- Lanjutkan CPR. Lanjutkan siklus 30 kompresi dan dua napas buatan sampai bantuan tiba.
Dalam beberapa kasus, bayi mungkin muntah setelah terguncang. Untuk mencegah tersedak, letakkan bayi dalam posisi miring dengan perlahan. Pastikan untuk memiringkan seluruh bagian tubuhnya secara bersamaan untuk menghindari cedera tulang.
Jangan mengangkat bayi atau memberikan bayi makanan dan air setelah ia muntah.
Seorang anak dengan sindrom bayi terguncang perlu dirawat di rumah sakit, kadang di unit perawatan intensif (ICU). Terapi oksigen dapat digunakan untuk membantu anak bernapas.
Dokter akan memberikan obat untuk membantu meringankan pembengkakan pada otak. Jika perlu, kasur pendingin akan membantu menurunkan suhu tubuh anak dan mengurangi pembengkakan otak.
Tergantung pada gejalanya, dokter mungkin akan mencoba memberikan obat kejang, terapi fisik, atau perawatan lainnya.
Anak yang mengalami pendarahan di otak akan memerlukan pembedahan.
Masalah jangka panjang shaken baby syndrome
Anak yang mengalami sindrom bayi terguncang akan memiliki kerusakan otak yang menyebabkan satu atau lebih masalah serius, seperti:
- Kejang. Bayi akan mengalami gerakan otot yang tidak terkontrol dan tidak dapat berbicara, melihat, atau berinteraksi secara normal.
- Kebutaan atau kesulitan melihat dan mendengar.
- Cerebral palsy, dengan kekakuan otot yang menyebabkan gerakan-gerakan tubuh yang canggung.
- Cacat intelektual yang dapat mempengaruhi setiap bidang kehidupan seorang anak. Anak mungkin memiliki kesulitan belajar bicara, atau mungkin tidak mampu merawat dirinya sendiri di masa depan.
- Kesulitan atau keterlambatan belajar yang mungkin baru akan terlihat ketika anak mulai sekolah.
- Masalah perilaku atau emosional.
Beberapa bayi meninggal karena cedera parah akibat sindrom ini.
Baca juga:
7 Mitos dan Kebiasaan Salah Dalam Merawat Bayi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.