Sama seperti anak-anak dan orang dewasa, alergi pada bayi pun mungkin terjadi. Si kecil dapat memiliki alergi terhadap makanan yang mereka makan, mainan yang mereka sentuh, dan malah partikel tak terlihat yang mereka hirup di rumah atau di luar ruangan.
Web MD mencatat, sekitar 6 juta anak memiliki alergi makanan. Alergi ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Bayi atau balita juga bisa alergi terhadap makanan dan memunculkan reaksi yang berbeda terhadap satu makanan tertentu.
Hal yang masalah adalah, ketika bayi Anda memiliki gejala apa pun, mungkin sulit untuk mengetahui apa yang salah, karena si kecil tidak dapat menggambarkan gejala tersebut. Untuk itu, penting kiranya Parents memelajari hal-hal terkait alergi pada bayi ini.
Artikel terkait: Alergi makanan pada anak bisa mengancam jiwa, waspadai gejalanya!
Penyebab Alergi pada Bayi
Sebenarnya, apa saja penyebab alergi pada bayi? Menjawab pertanyaan ini, laman kesehatan Healthline menerangkan, tidak semua bayi mengalami alergi ini, penyebabnya pun berbeda-beda. Tidak jelas mengapa beberapa bayi memiliki alergi tertentu dan yang lainnya tidak.
Terkait penyebab alergi pada bayi ini juga diterangkan bahwa riwayat keluarga juga mungkin berperan sebagai faktor alasannya. Jadi, jika Anda memiliki alergi tertentu, bayi Anda mungkin juga memiliki alergi tersebut atau lebih mungkin mengembangkan alergi lain.
Selain itu, terdapat kemungkinan penyebab lainnya sebagaimana ditulis di laman Healthline:
Makanan dan Obat-Obatan
Makanan atau obat-obatan yang kemungkinan menyebabkan alergi pada bayi yang paling umum adalah:
- susu
- telur
- kacang
- kacang pohon
- kedelai
- gandum
- ikan
- kerang
Meskipun beberapa item ini mungkin tidak menjadi masalah bagi kebanyakan bayi, perhatikan baik-baik saat Bunda memperkenalkan makanan seperti susu (dan produk susu, seperti keju), telur, dan gandum kepada bayi Anda.
Faktor Lingkungan Bisa Jadi Penyebab Alergi pada Bayi
Beberapa pemicu umum alergi lingkungan meliputi:
- bulu hewan peliharaan, seperti dari kucing atau anjing rumah
- cetakan
- tungau debu, yang dapat ditemukan di kasur atau sprei
- pembersih rumah tangga
- deterjen
- sabun dan sampo
Faktor Musim
Jika gejala si kecil memburuk selama musim tertentu, itu mungkin demam, juga disebut rhinitis alergi. Alergi umum pada anak-anak ini menyebabkan bersin dan sesak napas. Gejala lain juga ditujukan ketika si kecil mencium beberapa pohon, rerumputan, dan gulma yang bermekaran. Serbuk sari dari pohon dan tanaman adalah salah satu pemicu alergi paling umum pada anak-anak, demikian sebagaimana diterangkan dalam Web MD.
Artikel terkait: 5 Cara Mencegah Alergi Pada Anak, Parents Wajib Tahu!
Jenis-Jenis Alergi Bayi
Reaksi alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara tidak normal terhadap hal-hal yang biasanya tidak berbahaya. Tanda-tanda reaksi alergi dapat sangat bervariasi tergantung pada individu dan jenis alergi. Berikut beberapa jenis alergi yang mungkin terjadi pada si kecil.
Alergi Hewan Peliharaan
Anjing dapat menjadi teman yang menyenangkan bagi balita Anda. Tetapi, hewan peliharaan dapat membuat beberapa anak (dan orang dewasa) sesak napas dan bersin.
Alergi hewan peliharaan adalah jenis alergi yang terjadi di dalam ruangan. Selain anjing, binatang peliharaan lain seperti kucing juga bisa menjadi penyebabnya.
Jika si kecil tampak alergi terhadap anjing atau kucing, Parents sebaiknya mencoba memelihara hewan yang ramah alergi lain, seperti ikan, dan lain sebagainya.
Alergi Musiman
Jika gejala alergi pada bayi Anda memburuk selama musim tertentu. Seperti demam tinggi, si kecil mungkin tengah mengalami rhinitis alergi.
Rhinitis alergi ini umum pada anak-anak dan menyebabkan bersin, sesak, dan gejala lain. Gejalanya sama dengan yang dialami orang dewasa, seperti:
Bayi atau balita Anda juga mungkin mengalami sakit telinga. Alergi musiman dan dalam ruangan dapat menyebabkan infeksi telinga kronis.
Alergi Lingkungan dalam Ruangan (Alergi Debu)
Sekitar 1 dari setiap 6 anak memiliki alergi dalam ruangan. Gejalanya sama dengan alergi musiman dan termasuk pilek, hidung tersumbat, dan bersin.
Boneka binatang kesayangan si kecil bisa jadi pemicu alergi. Bintik-bintik kecil debu, yang disebut tungau debu, memperburuk alergi dalam ruangan. Jenis tungau ini berkumpul di tempat yang lembut dan nyaman seperti mainan, boneka, dan bantal. Jamur, asap rokok, dan parfum juga bisa memicu alergi dalam ruangan pada anak.
Artikel terkait: Gejala dan Penyebab Alergi Makanan pada Anak, Parents Perlu Tahu!
Cara Mengatasi Alergi Bayi
Lantas, bagaimana cara mengatasi alergi pada bayi ini?
Hilangkan Alergen atau Penyebabnya
Cara utama untuk mengatasi alergi bayi adalah menghilangkan paparan alergen (penyebabnya).
Misalnya, jika bulu kucing adalah pelakunya, maka Anda harus menjauhkan bayi Anda dari kucing tetangga. Jika susu adalah masalahnya, Anda harus menyesuaikan dalam konsumsi makanan sehari-hari Anda.
Jika Bunda menyusui, beberapa alergen dalam makanan Anda mungkin memengaruhi bayi Anda melalui ASI. Namun begitu, manfaat untuk sistem kekebalan bayi Anda yang berasal dari menyusui (setidaknya selama enam bulan pertama) adalah jauh lebih besar daripada paparan tidak langsung terhadap kemungkinan alergen.
Obat Antihistamin
Healthline menulis, obat-obatan yang mengandung antihistamin adalah salah satu obat yang paling umum digunakan untuk mengobati alergi. Antihistamin membantu meminimalkan reaksi alergi. Namun, sebagian besar antihistamin tidak direkomendasikan untuk anak di bawah usia 2 tahun dan penggunaannya tidak bisa dalam jangka waktu panjang.
Tanyakan kepada dokter Anda sebelum menggunakan obat apa pun untuk reaksi alergi bayi, dan pastikan untuk membaca label peringatan pada obat apa pun.
Krim Bayi
Krim hidrokortison (Cortizone) dapat membantu dalam mengobati reaksi pada kulit bayi Anda, tetapi krim ini sifatnya mengobati dan tidak bisa digunakan setiap hari. Tetapi sekali lagi, tanyakan kepada dokter anak Anda sebelum menggunakan obat baru pada bayi Anda.
Epinefrin
Jika alergi makanan atau serangga yang parah, biasanya dokter Anda harus meresepkan epinefrin darurat (EpiPen), yang dapat diberikan segera dengan suntikan ke kulit. Obat dapat mengontrol gejala sampai bayi Anda menerima perawatan medis darurat.
Hindari Deterjen SLS (sodium Lauryl Sulfate)
Salah satu kandungan yang banyak ditemukan di dalam produk perawatan kulit atau pembersih adalah Sodium Lauryl Sulfate. Biasa disingkat SLS, kandungan ini merupakan bahan kimia yang bisa meresap ke dalam kulit dan menimbulkan kerusakan.
Dilansir dari laman WebMD, ada beberapa potensi atau risiko yang bisa muncul adalah terjadinya gangguan kulit. Bahkan, kulit sensitif atau kondisi kulit seperti eksim bisa dapat mengalami peradangan kulit – dermatitis – dan edema karena menggunakan produk yang mengandung SLS atau SLES.
Terlebih lagi pada kulit bayi yang masih sangat sensitif. Mulai dari iritasi,gatal munculnya kemerahan pada kulit, bahkan bisa menyebabkan kulit mengelupas dan terasa nyeri. Semakin tinggi konsentrasi SLS, makan akan semakin tinggi risiko munculnya reaksi pada kulit.
Di dalam berbagai kemasan produk, SLS ini juga kerap kali ditulis dengan sebutan yang berbeda. Mulai dari sodium dodecyl sulphate, lauryl sodium sulphate, sodium n-dodecyl sulphate, lauryl sulphate sodium salt, atau anionic surfactant.
Itulah mengapa Anda perlu memastikan produk yang digunakan tidak menggunakan detergen SLS yang dapat mengikis kelembapan dan menyebabkan iritasi yang justru bisa menimbulkan risiko timbulnya masalah kulit yang lainnya.
Selalu cek komposisi & pastikan sudah Low Hazard Active Ingredients
Tak hanya SLS, Anda pun perlu memerhatikan bahan baku atau material yang digunakan dalam produk perawatan bayi lainnya. Pastikan produk perawatannya berlabel Low Hazard yang menandakan bahwa produk perawatan bayi diproduksi dengan material dan bahan baku yang aman.
Mengutip Occupational Safety and Health Administration, hazard level bahkan tidak sebatas memberikan klasifikasi kandungan bahaya dalam suatu produk, tetapi juga informasi bahaya suatu kandungan pada produsen dengan cara memberikan pemahaman tentang bahaya bahan kimia.
Hazard Level ini bisa diartikan sebagai salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur keamanan sebuah produk. Produk untuk bayi dan anak idealnya memiliki Materi Low Hazard Eropa 0 – 2, artinya produk tidak mengandung bahan kimia sehingga tidak menimbulkan risiko. Aman digunakan untuk bayi dan anak dalam jangka waktu panjang.
Perhatikan Perawatan Khusus Kulit Sensitif dan Alergi
Salah satu faktor penting dalam merawat kulit sensitif & alergi dengan menggunakan produk yang memang khusus untuk kulit sensitif, karena salah memilih produk bisa menyebabkan kondisi kulit si kecil semakin parah. Mulai perhatikan dari produk sabun mandi bayi ya Parents, karena ini yang sering diabaikan.
PUREBB Liquid Soap for sensitive skin, sabun mandi khusus kulit sensitif dengan formula No Added SLS atau tanpa deterjen SLS (Sodium Lauryl Sulfate), yang bukan hanya membersihkan tetapi juga membantu merawat kulit dari iritasi, alergi atau masalah kulit lainnya. Sabun mandi ini cocok digunakan sejak bayi baru lahir, bayi prematur, dan yang mengalami gangguan kulit, juga aman digunakan untuk kulit bayi sensitif dan atopik. Selain itu, PUREBB Liquid Soap sudah teruji Dermatology tested.
Setelah mandi, agar kulit si kecil tetap lembab, Anda juga bisa memberikan PUREBB Soothing Moisturizer Cream di seluruh tubuh dan juga wajah, yang dapat menjaga kelembapan kulit selama 24 jam. Pelembab ini aman digunakan untuk melindungi kulit bayi yang baru lahir, termasuk bayi prematur. Sudah teruji hypoallergenic untuk menjaga dan melembabkan kulit sensitif bayi dan dapat membantu untuk menenangkan kulit kering, gatal bahkan masalah kulit seperti alergi, atopic, eksim, dan gangguan kulit lainnya.
PUREBB Liquid Soap & PUREBB Soothing Moisturizer Cream sudah Low Hazard active ingredients (green index). Kedua produk ini mengandung Oat Kernel yang memberikan efek menyejukkan, menenangkan permukaan kulit dari rasa gatal dan perih serta memberikan kelembaban pada kulit.
Healthline menyebutkan bahwa oat merupakan salah satu kandungan yang baik untuk membantu menjaga kesehatan kulit. Faktanya, sejak tahun 2003 Food and Drug Administration (FDA) secara resmi mengkategorikan oatmeal koloid sebagai pelindung kulit yang aman.
Itulah mengapa kandungan alami ini banyak ditemukan dalam produk untuk kulit seperti PUREBB Liquid Soap & PUREBB Soothing Moisturizer Cream. Kandungan ini mempunyai sifat anti-inflamasi dan kaya antioksidan yang bermanfaatkan untuk kesehatan kulit. Jika menggunakan kedua produk ini setiap hari, dapat mencegah alergi, menjaga kulit dari kering, biang keringat, dan masalah kulit lainnya.
Cara Mencegah Alergi pada Bayi
Alergi terkadang merupakan kondisi seumur hidup yang harus dikelola alih-alih disembuhkan, meskipun banyak gejala alergi pada bayi membaik atau hilang seiring bertambahnya usia, demikian dikutip dari Healthline.
Bunda mungkin tidak dapat mengetahui, alergi apa yang akan dimiliki bayi Anda sampai mereka terpapar alergen. Dan meskipun Anda tidak dapat mencegah sebagian besar alergi, Anda dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko reaksi alergi di masa depan. Berikut di antaranya:
Cara Mencegah Alergi Makanan dan obat-obatan
Kunci dari alergi makanan adalah memperkenalkan makanan baru secara perlahan kepada si kecil. Misalnya, minggu pertama Anda memberi bayi Anda telur, jangan mencoba makanan baru lainnya sampai Anda melihat bagaimana reaksinya. Jika tidak ada tanda-tanda alergi atau intoleransi makanan, maka perkenalkan makanan baru lainnya.
Tips Cegah Alergi Lingkungan
Jika bayi Anda berisiko tinggi terkena alergi atau asma, mengurangi paparan tungau debu pada bayi Anda sejak dini dapat membantu mencegah masalah alergi dan asma di masa depan. Parents juga dapat membantu si kecil merasa lebih baik dengan melakukan hal-hal berikut:
- Ganti filter saluran udara sebulan sekali.
- Hindari karpet yang bisa mengumpulkan debu.
- Sapu dan vakum secara teratur.
- Gunakan penutup ritsleting tahan alergen untuk kasur dan bantal.
- Cuci kain linen setiap 2 hingga 3 minggu dalam air panas dan keringkan dalam pengering panas.
- Tempatkan mainan lunak dalam kantong plastik yang dapat ditutup rapat dan masukkan ke dalam freezer setidaknya selama 5 jam seminggu sekali. Ini membunuh tungau debu.
- Jangan gunakan pelembap udara dan alat penguap. Alat-alat ini menambahkan kelembapan ke udara dan meningkatkan risiko jamur dan tungau debu.
Cara Cegah Alergi Musiman
Jika Anda khawatir bayi Anda alergi terhadap serbuk sari yang mekar pada waktu-waktu tertentu dalam setahun atau alergen musiman lainnya, cara terbaik Anda adalah memerhatikan laporan cuaca setempat dan peringatan kualitas udara. Semakin banyak Anda belajar tentang alergen musiman, semakin baik Anda dapat menghindari paparan untuk bayi Anda.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika gejala yang sangat ringan datang dan pergi dengan cepat, perhatikan apa yang terjadi dan apa yang mungkin menyebabkannya.
Apakah mereka baru saja mencoba makanan baru? Apakah Anda mengganti deterjen atau mulai menggunakan produk pembersih baru di rumah?
Gejala sementara dan ringan tidak memerlukan kunjungan dokter, tetapi perlu dikonsultasikan saat jadwal kontrol bayi Anda berikutnya atau jika Anda melihat tanda-tanda itu lagi.
Namun, jika gejalanya tidak mereda dalam sehari atau memburuk, hubungi dokter anak dan jelaskan apa saja gejala yang Anda amati.
Demikian hal-hal yang perlu Parents pahami terkait alergi pada bayi. Semoga membantu!
***
Baca juga:
3 Penyebab Utama Alergi pada Balita dan Cara Mengatasinya
Alergi makanan pada anak bisa mengancam jiwa, waspadai gejalanya!
Mengenal 3 Jenis Tes Alergi Kulit dan Efek Samping yang Bisa Terjadi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.