Parents, si kecil pernah atau sedang mengalami susah tidur? Bayi susah tidur malam bisa membuat Parents bingung, bahkan bisa mengubah seluruh jadwal aktivitas si kecil. Untuk mengatasinya, Parents perlu mengetahui penyebab bayi susah tidur. Dengan mengetahui penyebabnya, Anda bisa mengetahui pula cara mengatasinya yang tepat.
Perlu diketahui, bayi baru lahir biasanya memang membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan jadwal tidur malamnya. Selain itu, mereka juga masih sering terbangun di malam hari untuk menyusu.
Karena itu, di awal-awal kehidupannya, mungkin Parents akan mendapati bayi susah tidur di malam hari. Seiring bertambahnya usia, pola tidur bayi mulai berubah dan menyesuaikan dengan rutinitas di siang harinya.
Sebelum mengetahui penyebab dan cara mengatasi bayi susah tidur, Parents perlu mengetahui bagaimana pola tidur bayi sesuai dengan usianya, berikut ini.
Pola Tidur Bayi Sesuai Usianya
Sumber: Freepik
1. 0-3 Bulan
Bayi yang baru lahir tidur tidak lebih dari 1-2 jam di setiap sesi tidurnya. Ini karena mereka masih menyusui setiap 1-3 jam sekali, bahkan terkadang lebih dari itu. Tidak heran kalau pada usia ini mereka sangat sering bangun untuk menyusu.
Umumnya, diperlukan waktu hingga 11 minggu bagi bayi untuk mengembangkan siklus tidur-bangun selama 24 jam. Sebagian besar bayi baru lahir membutuhkan 16 jam tidur per hari, dengan 8 jam tidur di siang hari.
2. 3-6 Bulan
Menurut para ahli, beberapa bayi berusia 3 bulan mungkin sepenuhnya membentuk jam tidur yang tepat. Artinya, pada saat ini si kecil masih sering terbangun di malam hari, meskipun tidak sesering bulan sebelumnya.
Parents mungkin masih membedong bayi agar tidurnya lebih nyaman dan hangat. Namun, menurut sebuah artikel di Pediatric Patient Education, tidak aman membedong bayi ketika mereka sudah bisa berguling, dan itu bisa membuat mereka lebih susah tidur.
Menurut Departemen Neurologi Universitas Columbia, bayi pada usia ini tidur antara 14-15 jam per hari. Dengan sekitar 4-5 jam tidur siang.
3. 6 Bulan ke Atas
Pada sekitar 6 bulan, bayi mungkin mulai tidur lebih lama di malam hari. Rutinitas tidurnya mungkin sudah mulai terbentuk pada usia ini, dan bayi biasanya tidur siang pada waktu yang sama setiap hari.
Bayi usia ini membutuhkan total 14 jam tidur per hari dan mungkin tidur 10 jam atau bahkan lebih lama di malam hari.
Tanda Bayi Mengalami Susah Tidur
Begitu bayi mulai tidur secara teratur sepanjang malam, Parents pasti akan menyadari bila dia mulai sering bangun dan susah tertidur malam hari. Biasanya bayi susah tidur memang normal, mengingat dia masih menyesuaikan pola tidurnya. Bayi juga mungkin mulai mengalami kesulitan tidur karena kecemasan perpisahan atau separation anxiety. Atau karena mereka terlalu bersemangat atau terlalu lelah.
Tanda umum bayi mulai terbangun di malam hari atau kesulitan tidur, yaitu:
- Bangun dan menangis satu kali atau lebih di malam hari setelah tidur sepanjang malam
- Menangis saat keluar kamar
- Menolak untuk tidur tanpa orangtua di dekatnya
- Tidak mau lepas dari orangtua atau pengasuh
Masalah tidur juga dapat terjadi karena penyakit. Konsultasikan dengan dokter jika bayi Anda mulai mengalami kesulitan tidur atau tetap tertidur, terutama jika ini adalah pola yang baru.
Artikel terkait: Perkembangan Bayi 4 Bulan, Sudah Bisa Apa Saja? Simak Panduan Lengkapnya!
Penyebab Bayi Susah Tidur

Berikut ini beberapa penyebab bayi susah tidur yang bisa dialami bayi di usia berapa pun.
1. Kelelahan
Bayi yang kelelahan mungkin akan susah untuk tertidur. Mereka mungkin membutuhkan bantuan ekstra, seperti mengayun atau menyusui, untuk bisa terlelap. Untuk mencegah bayi kelelahan, pertahankan jadwal tidur siang yang konsisten bahkan saat bepergian dan saat gangguan lainnya, seperti hari libur.
2. Bayi Merasa Tidak Nyaman
Misalnya saat bayi merasa kesakitan. Biasanya mereka tidak bisa tidur karena merasa tidak nyaman. Si kecil mungkin terbangun beberapa kali di malam hari dan terlihat gelisah. Bahkan, hal kecil yang mengganggu bisa memengaruhi tidur bayi, lho. Misalnya, gesekan label baju di kulitnya, ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin, atau popok yang penuh bisa membuat ia sulit tidur.
3. Kecemasan Saat Berpisah (Separation Anxiety)
Setiap bayi memiliki kepribadian yang berbeda, dan beberapa menunjukkan kedekatan yang lebih besar dengan orang tua atau pengasuh daripada orang lain. Namun, kebanyakan bayi akan mengalami beberapa tingkat kecemasan perpisahan, yang dapat membuat tidurnya lebih sulit.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar bayi tidur di kamar orangtua setidaknya selama 6 bulan dan idealnya setahun. Ini juga dapat membuat menyusui di malam hari lebih mudah.
4. Bayi Merasa Lapar
Bayi sering terbangun di malam hari untuk menyusu, terutama selama 6 bulan pertama kehidupannya. Bahkan setelah bayi tidur sepanjang malam, mereka terkadang merasa lapar sehingga tidurnya terganggu.
Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), jika bayi menunjukkan isyarat lapar, seperti memegang bibir, menjulurkan lidah, dan mengisap tangan, mereka mungkin hanya ingin mengisap, atau mungkin lapar.

5. Jadwal Tidur yang Berubah
Jadwal tidur yang tidak konsisten alias berubah-ubah bisa membuat si kecil susah tidur. Perubahan rutinitas ini dapat mengganggu pola tidur mereka, sehingga mereka tidak lagi tertidur pada waktu biasanya.
Untuk mencegah hal ini, buatlah rutinitas sebelum tidur dan tidur siang, misalnya meredupkan lampu saat malam, menyanyikan lagu atau membacakan buku cerita. Sehingga, si kecil tahu kalau ini sudah masuk waktu tidurnya.
6. Perubahan Lingkungan
Lingkungan tidur yang baru mungkin membuat bayi merasa asing dan tidak nyaman. Misalnya saat si kecil tidak tidur bersama Parents, atau berada di kamar yang berbeda. Hal ini bisa membuat mereka cemas dan takut.
Karena itu sebaiknya Parents mempertahankan rutinitas tidur dan lingkungan yang konsisten untuk membantu bayi lebih mudah tertidur. Selalu pastikan kasurnya nyaman, dan suasana tidur yang tenang.
7. Regresi Tidur
Pada usia 4 bulan, bayi yang sebelumnya memiliki jam tidur normal jadi tidak tidur saat malam. Ini adalah periode di mana balita yang biasanya tidur nyenyak tiba-tiba menolak untuk tidur, sering terbangun di malam hari, atau bangun di malam hari dan tidak akan tidur lagi.
Masalah tidur ini normal karena berkaitan dengan tumbuh kembang si kecil. Biasanya dialami bayi di usia 4 bulan, kemudian terjadi lagi pada 6 bulan, 8 hingga 10 bulan, dan 12 bulan (meskipun pada setiap anak dapat berbeda-beda).
Si kecil yang sedang banyak mengeksplorasi lingkungannya mulai tertarik untuk melakukan banyak aktivitas, dibandingkan dengan tidur.
Tidak ada cara khusus untuk mendiagnosis regresi tidur, tetapi kemungkinan besar Anda akan tahu saat mengalaminya. Jika si kecil mulai tidur normal lalu tiba-tiba tiba-tiba susah tidur atau bahkan tidak mau tidur, si kecil mungkin mengalami regresi tidur.
8. Tumbuh Gigi
Jika bayi menunjukkan tanda-tanda tumbuh gigi, seperti meneteskan air liur, menggigit, rewel saat menyusu, dan pemarah, sakit gigi mungkin juga membuatnya terbangun di malam hari. Perlu diingat bahwa masalah tidur karena tumbuh gigi bisa dialami hampir setiap saat di tahun pertamanya.
Beberapa bayi menumbuhkan gigi pertama mereka pada saat mereka berusia 6 bulan dengan sakit gigi mulai dari 3 atau 4 bulan, sementara yang lain ompong sampai ulang tahun pertama mereka.
Artikel terkait: Ketahui Penyebab 16 Bintik Merah pada Bayi dan Cara Mengatasinya
Cara Mengatasi Bayi Susah Tidur

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan serta cara mengatasi bayi susah tidur yaitu:
1. Pahami kebutuhan tidur bayi
Selama 2 bulan pertama, kebutuhan bayi Anda untuk menyusui mengesampingkan kebutuhan mereka untuk tidur. Si kecil menyusui hampir setiap 2 jam sekali dan mungkin sedikit lebih jarang jika Anda memberi susu botol.
Bayi mungkin tidur dari 10 hingga 18 jam sehari, terkadang selama 3 hingga 4 jam setiap kali. Tapi bayi tidak tahu perbedaan antara siang dan malam. Jadi mereka tidur tanpa mempedulikan jam berapa sekarang. Itu berarti waktu bangun bayi Anda mungkin dari jam 1 pagi sampai jam 5 pagi.
Pada usia 3 hingga 6 bulan, banyak bayi dapat tidur selama 6 jam. Tetapi ketika Anda berpikir si kecil mulai menjalani rutinitas yang menyenangkan (biasanya antara 6 dan 9 bulan), tahap perkembangan normal dapat mengacaukan segalanya.
2. Konsisten dengan Rutinitas Waktu Tidur
Sebuah penelitian terhadap 405 ibu dengan bayi antara 7 bulan dan 36 bulan, menunjukkan bahwa bayi yang mengikuti rutinitas tidur malam lebih cepat tidur, tidur lebih nyenyak, dan lebih jarang menangis di tengah malam.
Beberapa orang tua memulai rutinitas tidur bayi mereka sejak usia 6 hingga 8 minggu. Rutinitas bayi Anda dapat berupa kombinasi dari aktivitas biasa sebelum tidur. Kunci sukses:
- Mainkan game aktif di siang hari dan game tenang di malam hari. Ini membuat bayi tidak terlalu bersemangat sebelum tidur tetapi membuat mereka lelah karena aktivitas hari itu.
- Pertahankan aktivitas yang sama dan dalam urutan yang sama, setiap malam.
- Jadikan setiap aktivitas tenang dan damai, terutama menjelang akhir rutinitas.
- Beberapa bayi terbiasa mandi sebelum tidur, yang dapat menenangkan mereka.
- Lakukan rutinitas tidur di kamar tidur mereka. Ini akan membantu mereka menantikan waktu tidur dan mengaitkan ruang tidur mereka dengan hal-hal yang mereka sukai.
- Jadikan suasana malam hari di kamar tidur bayi konsisten. Jika mereka bangun di tengah malam, suara dan lampu di kamar harus sama seperti saat mereka tertidur. Jika Bunda perlu memberi makan atau mengganti pakaian bayi di malam hari, jaga agar lampu tetap redup dan bicaralah seminimal mungkin. Terlalu banyak rangsangan dapat membuat mereka sulit untuk tertidur kembali.
3. Letakkan Bayi ke Tempat Tidur, Saat Dia Sudah Mengantuk
Mulai saat bayi berusia 6 hingga 12 minggu, tenangkan mereka sampai mereka mengantuk. Ketika mereka hampir tertidur, letakkan dan biarkan mereka tertidur dengan sendirinya. Jangan menunggu sampai mereka benar-benar tertidur dalam pelukan Anda, karena ini bisa menjadi kebiasaan yang susah dihilangkan di kemudian hari.
Rutinitas ini akan mengajarkan bayi untuk menenangkan diri ketika mengantuk, dan Anda tidak perlu mengayun atau memeluknya untuk tidur setiap kali mereka bangun di malam hari.
Jika bayi Anda kesulitan untuk tenang, cobalah pindahkan waktu tidurnya lebih awal, bukan lebih lambat. Ingat, bayi yang terlalu lelah bisa membuatnya sulit tertidur.
Selain itu, Universitas Columbia menyarankan strategi berikut untuk membantu bayi dari segala usia tidur lebih lama dan lebih aman:
- Menempatkan bayi di tempat yang sama untuk tidur di malam hari
- Membangun rutinitas tidur
- Menyusui
- Memakaikan bayi dengan pakaian tipis, karena kepanasan meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS)
- Menidurkan bayi dengan posisi terlentang
Kapan Harus ke Dokter?
Normal bagi bayi yang baru lahir untuk tidur dengan jadwal yang tidak teratur dan sulit untuk terlelap. Ini karena bayi perlu waktu untuk menyesuaikan ritme sirkadian mereka. Sulit tidur biasanya tidak berarti ada masalah serius dengan bayi. Namun, hubungi dokter jika:
- Bayi secara konsisten kurang tidur daripada yang sesuai untuk usianya.
- Masalah tidur bayi menyebabkan depresi, masalah hubungan, atau masalah kesehatan mental lainnya pada orangtua atau pengasuhnya.
- Seorang bayi sakit atau kesakitan.
Itulah beberapa penyebab bayi susah tidur dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat!
***
Baca juga
Ketahui Jam Tidur Bayi 8 Bulan dan Tips Menerapkan Rutinitas Tidur yang Baik
Bayi Susah Tidur Siang? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
8 Penyebab Bayi Tidur Sebentar dan Sering Terbangun Beserta Tips Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.