Bagi Bunda yang sedang hamil, penasaran ada nggak sih, kapan waktu dilarang berhubungan saat hamil?
Setiap kehamilan berbeda, termasuk gairah seksual yang dirasakan saat hamil.
Ada calon ibu yang merasa tidak berminat sama sekali berhubungan seks, bahkan untuk sekedar melihat wajah suami. Ada pula perempuan yang justru libidonya tinggi saat sedang hamil.
Agar lebih jelas, yuk, jangan lewatkan artikel ini sampai habis!
Artikel Terkait: 7 Masalah Seks Saat Hamil Ini Sering Muncul, Ini Cara Mengatasinya
Bolehkah Berhubungan Seks saat Hamil?
Sumber: Freepik
Faktanya, hubungan seksual tidak akan membahayakan bayi di dalam rahim, karena ia dilindungi oleh dinding otot rahim dan cairan ketuban di dalam rahim.
Aktivitas seksual tidak akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi di dalam rahim, selama ibu hamil tidak mengalami komplikasi seperti risiko persalinan prematur atau masalah plasenta.
Berhubungan seks saat hamil juga tidak akan memicu keguguran. Sebagian besar keguguran terjadi karena janin tidak berkembang secara normal.
Adakah Waktu Dilarang Berhubungan Saat Hamil?
Pada dasarnya selama ibu hamil sehat, hubungan seksual boleh dilakukan kapan saja, dan dalam trimester apa saja.
Namun, beberapa dokter mungkin menyarankan untuk menghindari hubungan seksual di minggu-minggu terakhir kehamilan.
Hal ini dikarenakan rangsangan pada payudara dan orgasme diketahui dapat memicu kontraksi rahim sehingga meningkatkan risiko persalinan lebih awal.
Selain itu, dalam air mani juga terdapat hormon prostaglandin yang dapat memicu kontraksi.
Artikel Terkait: 4 Alasan Mengapa Berhubungan Seks Saat Hamil Itu Menyenangkan Menurut Dokter
Kondisi yang Menyebabkan Ibu Hamil Dilarang Berhubungan Seks
Sumber: Freepik
Karena setiap kehamilan berbeda, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan Anda apakah aman berhubungan seks saat sedang hamil.
Dokter mungkin menyarankan untuk tidak berhubungan seks jika kehamilan berisiko tinggi, seperti:
1. Pecah Ketuban atau Kebocoran Cairan Ketuban
Ibu hamil yang air ketubannya sudah pecah sebaiknya tidak berhubungan seks karena dapat meningkatkan risiko infeksi.
Saat ketuban sudah pecah, dilarang menggunakan tampon atau melakukan hal lain yang dapat memasukkan bakteri ke dalam vagina.
2. Inkompetensi Serviks
Inkompetensi serviks terjadi ketika serviks atau leher rahim lemah, yang mungkin terbuka terlalu dini pada kehamilan dan menyebabkan persalinan prematur.
Inkompetensi serviks meningkatkan risiko keguguran dan kelahiran prematur. Dokter pun umumnya akan merekomendasikan agar ibu hamil dengan inkompetensi serviks menghindari hubungan seksual.
3. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah suatu kondisi di mana plasenta menutupi bagian leher rahim yang ada di dalam rahim.
Risiko terbesar dengan plasenta previa adalah risiko perdarahan vagina yang berat dan berkepanjangan yang dapat membahayakan nyawa ibu dan bayi dan persalinan prematur.
Pada umumnya ibu yang mengalami plasenta previa tidak boleh memasukkan apa pun ke dalam vagina, termasuk berhubungan seksual.
4. Pendarahan dari Vagina yang Tidak Biasa
Jika Bunda mengalami pendarahan dari vagina selama kehamilan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Pendarahan ringan atau spotting memang umum terjadi saat hamil, namun pendarahan yang tidak biasa misalnya pendarahan berat bisa disebabkan oleh beberapa kondisi tertentu seperti:
- Infeksi polip serviks,
- Pelebaran serviks,
- Solusio plasenta,
- Plasenta previa,
- Perdarahan subkorionik,
- Keguguran.
Bila Bunda mengalami pendarahan yang tidak biasa dan ternyata mengalami kehamilan dengan risiko tinggi, dokter mungkin akan menyarankan untuk menghindari hubungan seksual untuk sementara.
5. Riwayat Persalinan Prematur
Apabila Anda memiliki riwayat persalinan prematur, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu mengenai amankah berhubungan seksual di awal kehamilan.
Namun, jika ternyata Anda mengalami persalinan prematur dokter mungkin akan melarang hubungan seksual.
Artikel Terkait: Gairah Seks Menurun Saat Hamil, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Pertanyaan Populer Terkait Waktu Dilarang Berhubungan Saat Hamil
Sumber: Freepik
Kapan waktu yang tepat berhubungan pada saat hamil?
Menurut para ahli, waktu yang paling tepat untuk berhubungan seksual adalah pada trimester kedua.
Saat memasuki trimester kedua, umumnya kondisi ibu hamil sudah lebih stabil. Selain itu, biasanya gairah seksual akan meningkat pada trimester kedua.
Berapa kali dalam seminggu ibu hamil boleh berhubungan?
Banyak dokter menyarankan untuk tidak lebih dari tiga kali berhubungan seksual dalam seminggu saat hamil. Hal ini dikarenakan frekuensi hubungan seksual yang terlalu sering dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih ibu hamil.
Apa posisi seks terbaik saat hamil?
Trimester kedua menjadi saat yang dianjurkan jika ingin berhubungan seks. Mengingat perut sudah mulai membesar di usia ini, hindari posisi telentang karena mengakibatkan perut dan pembuluh darah mengalami tekanan.
Posisi berhubungan intim yang disarankan adalah posisi miring (spoon position), duduk (sitting dog), atau woman on top.
***
Pada dasarnya, tidak ada waktu dilarang berhubungan saat hamil asalkan kondisi ibu hamil sehat.
Tetapi ada pula dokter yang menyarankan untuk tidak berhubungan saat kehamilan memasuki trimester ketiga. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan masing-masing karena setiap kehamilan berbeda ya, Parents.
Baca Juga:
Perhatikan 7 Aturan Berhubungan Seksual Saat Hamil, Para Suami Perlu Tahu
Melakukan Oral Seks Saat Hamil, Amankah bagi Kesehatan Janin dan Bumil?
Panduan Seks saat Hamil: Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.