Setiap calon ibu tentunya ingin menjalani kehamilan yang sehat dan menyenangkan. Sayangnya tidak jarang ada kondisi yang harus dialami, salah satunya incompetent cervix alias insufisiensi serviks.
Apa Itu Incompetent Cervix?
Sebelum kehamilan, serviks Anda tepatnya bagian bawah rahim yang membuka ke vagina – biasanya tertutup dan kencang. Seiring kehamilan berjalan dan tubuh mempersiapkan diri untuk melahirkan, serviks secara bertahap lunak, panjangnya berkurang lalu melebar secara alami.
Namun, ada satu kondisi area serviks membuka terlalu cepat sehingga Anda harus melahirkan lebih dini. Inilah yang dinamakan inkompetensi serviks alias kondisi serviks tidak kompeten.
Hal ini sejatinya harus dideteksi lebih awal karena dapat mengakibatkan penderitanya harus melahirkan bayi prematur. Utamanya jika terjadi di trimester kedua kehamilan dapat mengakibatkan keguguran.
Artikel terkait: Studi: Risiko Komplikasi Lebih Tinggi pada Ibu Hamil dengan Kelainan Jantung
Penyebab
Mengutip Cleveland Clinic, inkompetensi serviks dialami 1 dari 100 kehamilan. Kendati jarang terjadi, hal ini tetap harus diwaspadai. Sayangnya, hingga kini belum diketahui penyebab pasti mengapa ibu hamil bisa mengalami hal ini.
“Mendiagnosis Inkompetensi Serviks secara dini cukup menantang karena tidak ada gejala yang spesifik dan khas untuk kriteria diagnosis dini inkompeten serviks. Biasanya kita menjumpai adanya penipisan dan pembukaan dari mulut rahim yang tidak disertai nyeri persalinan sebelum usia kehamilan 37 minggu (cukup bulan),” tutur dr. Gorga I. V. W. Udjung, Sp.OG saat dihubungi via WhatsApp.
Merujuk Mayo Clinic, ada beberapa hal yang berisiko meningkatkan kemungkinan serviks tidak kompeten menimpa ibu hamil, antara lain:
- Adanya trauma area serviks. Ibu yang menjalani prosedur bedah untuk mengobati kelainan dengan cara abnormal dapat mengakibatkan insufisiensi serviks. Serviks mengalami robek sehingga membuatnya tidak kompeten untuk membuka pada waktunya.
- Ras. Faktanya, perempuan berkulit hitam memiliki risiko lebih tinggi terkena inkompetensi serviks. Belum diketahui pasti apa alasannya.
- Kondisi rahim. Antara lain cedera leher rahim akibat melahirkan atau kuret, adanya kelainan rahim atau leher rahim, bentuk rahim tidak normal, pernah melakukan biopsi atau operasi leher rahim, atau kerusakan rahim karena keguguran atau persalinan sebelumnya.
- Kondisi bawaan. Seperti terpapar dietilstilbestrol (DES), bentuk sintetis dari hormon estrogen yang sebenarnya diberikan untuk membantu perempuan hamil dengan lancar. Kelainan lahir yang memengaruhi jaringan ikat tubuh seperti sindrom Ehlers-Danlos juga dapat berpengaruh.
- Riwayat persalinan prematur mendadak
- Bentuk serviks pendek atau pernah menjalani operasi serviks.
Gejala
Layaknya penyakit jenis lain, inkompetensi serviks tidak selalu menimbulkan gejala. Di awal kehamilan, ibu tidak lantas merasakan hal ini. Kondisi ini biasanya baru muncul gejalanya ketika usia kehamilan memasuki 14-20 minggu.
- Merasa ada tekanan pada panggul
- Sakit punggung yang muncul tiba-tiba
- Kram perut seperti saat menstruasi
- Keluarnya cairan dari vagina berwarna merah muda atau kecokelatan
- Cairan vagina normal yang keluar lebih banyak atau lebih cair
- Perdarahan ringan dari vagina (spotting)
Artikel terkait: Penyebab Perut Kedutan saat Hamil, Apa Ada Dampak dan Bahayanya?
Diagnosis dan Penanganan
Demi memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan agar lebih pasti. Antara lain USG trasvaginal untuk mengukur kedalaman leher rahim, pemeriksaan area dalam panggul untuk meraba kantung ketuban, dan pemeriksaan sampel cairan ketuban untuk melihat adanya kemungkinan infeksi.
“USG ini sebagai alat diagnosis dan skrining dengan cara mengukur panjang serviks. Serviks dikategorikan pendek bila panjangnya dibawah 25 mm. Kita juga nantinya mencatat apakah seorang ibu pernah mengalami riwayat kelahiran prematur di kehamilan sebelumnya,” lanjut dr. Gorga.
Jika terdiagnosis inkompetensi serviks, selanjutnya dokter akan menanganinya dengan aneka cara. Salah satunya menjahit leher rahim ketika usia kehamilan masih kurang dari 24 minggu. Metode ini juga dilakukan jika pasien memiliki riwayat kelahiran prematur.
Dokter juga bisa memasang Pessary yaitu alat yang berfungsi menopang rahim agar tetap di posisinya serta membantu mengurangi tekanan pada leher rahim. Jika pasien berisiko mengalami keguguran atau lahir prematur, langkah untuk mencegahnya juga bisa dilakukan dokter.
Salah satunya memberikan suplemen suntik. Suplemen progesteron (hydroxyprogesterone caproate) akan diberikan pada pasien yang memiliki riwayat melahirkan prematur selama trimester kedua dan ketiga.
Dokter juga akan memantau dengan USG, utamanya bila pasien pernah melahirkan prematur atau memiliki faktor risiko lain. USG dilaksanakan setiap 2 minggu yaitu sejak usia kandungan 16 hingga 24 minggu.
Lebih lanjut, kondisi Inkompetensi Serviks bisa berulang sehingga ada baiknya pasien memeriksakan dirinya secara berkala.
“Lakukan kontrol rutin ke dokter sehingga pemeriksaan USG dapat dilakukan berkala. Dengan begitu, tindakan cervical cerclage (pengikatan serviks) dapat dilakukan jika memang harus. Ini untuk mencegah terjadinya persalinan prematur,” pungkas dr. Gorga.
Artikel terkait: Kenali Perbedaannya, 6 Jenis Kontraksi Selama Kehamilan
Mungkinkah Incompetent Cervix Dicegah?
Faktanya, serviks yang tidak kompeten tidak dapat dicegah. Namun, ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mengupayakan kehamilan yang sehat dan cukup bulan.
- Lakukan perawatan prenatal. Cobalah berkonsultasi dengan dokter secara rutin agar dokter bisa memantau kesehatan ibu dan janin. Tanyakan segala sesuatunya dengan kritis dan katakan bila ada gejala yang dirasa mengkhawatirkan.
- Konsumsilah makanan sehat. Selama hamil, ibu membutuhkan lebih banyak zat esensial mulai dari asam folat, kalsium, zat besi, serta nutrisi penting lainnya. Jangan ragu meminta anjuran vitamin jika memang dibutuhkan.
- Jaga berat badan ideal. Mengalokasikan berat badan dengan bijak sangat penting dilakukan untuk mendukung kesehatan bayi. Jangan khawatir, lonjakan berat badan 11 hingga 16 kilogram direkomendasikan untuk perempuan miliki saat tengah mengandung.
- Hindari faktor risiko. Demi jabang bayi lahir dengan sehat, jauhilah segala hal yang berisiko memberikan racun. Sebut saja merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, juga obat terlarang.
Parents, semoga informasi tentang incompetent cervix ini bermanfaat dan kehamilan Anda selalu sehat.
Baca juga:
HPL Sudah Dekat? Ini 8 Cara Alami Memancing Kontraksi yang Bisa Bumil Lakukan
Usia Kehamilan 39 Minggu Belum Melahirkan, Apa yang Harus Bunda Lakukan?
Ini Cara Membedakan Kontraksi Palsu dengan Kontraksi Persalinan Asli
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.