Pemerintah Indonesia terus berjibaku melawan COVID-19, salah satunya dengan menggalakkan vaksinasi nasional. Setelah tenaga kesehatan dan masyarakat umum, kini pemerintah menyasar remaja berusia 12-17 tahun sebagai target vaksin. Lantas, kapan vaksin COVID-19 untuk anak di bawah 12 tahun bisa berlaku?
Vaksin COVID-19 untuk Anak di Bawah 12 Tahun
Vaksinasi untuk anak usia 12-17 tahun diatur dalam Surat Edaran HK.02.02/I/1727/2021 tentang Vaksinasi Tahap 3 Bagi Masyarakat Rentan Serta Masyarakat Umum Lainnya dan Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Bagi Anak Usia 12-17 Tahun, yang diteken Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu pada 30 Juni 2021.
“BPOM menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 produksi Sinovac/PT. Bio Farma untuk anak usia 12 sampai 17 tahun. Keputusan ini diambil berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh BPOM bersama dengan ITAGI serta IDAI,” tulis BPOM dalam unggahan di akun Instagram resmi pada Selasa (6/7).
Lebih lanjut, vaksin COVID-19 untuk anak berusia di bawah 12 tahun masih menunggu. Mengutip Kompas, vaksin untuk usia ini baru akan tersedia beberapa bulan lagi bahkan lebih lama. Alasannya, dosis tidak bisa diberikan begitu saja kepada anak yang masih kecil.
“Saya memahami kekhawatiran orang tua yang menginginkan anak-anak mereka divaksinasi. Namun, kami harus memastikan bahwa kami melakukan yang terbaik dan teraman untuk anak-anak,” ungkap Dr. Chip Walter, dokter anak di Duke University dan seorang penyelidik uji coba Pfizer.
Artikel terkait: 5 Jenis Vaksin COVID-19 untuk Ibu Hamil, Ini Aturan Pemberiannya
Studi tersebut melibatkan lebih dari 4.600 anak dalam tiga kelompok usia, yakni usia 5 hingga 11 tahun, 2 hingga 5 tahun, dan bayi 6 bulan sampai 2 tahun. “Hasil uji klinis untuk anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun mungkin muncul sekitar bulan September tergantung temuan seperti apa,” kata juru bicara perusahaan Pfizer.
Setelah hasil uji klinis keluar, mereka akan meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS untuk menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) vaksin di bulan yang sama. Hasil uji klinis berusia 2 hingga 5 tahun mungkin dapat diperoleh setelah data anak usia 5-11 tahun resmi keluar.
Sementara untuk bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun, Pfizer memperkirakan hasilnya dapat diperoleh pada Oktober atau November mendatang. Dengan pertimbangan izin resmi penggunaan darurat diperlukan, artinya vaksin untuk anak kecil kemungkinan belum akan tersedia sampai akhir tahun atau awal tahun depan.
Senada, brand vaksin Moderna juga mengadakan studi yang melibatkan kurang lebih 6.700 anak usia 6 bulan hingga 11 tahun. Berbeda dengan Pfizer, Moderna tidak bisa memberikan perkiraan kapan pihaknya mendapatkan data pengujian.
“Saya tidak dapat memperkirakan apakah vaksin ini bisa digunakan pada akhir tahun 2021 atau memasuki kuartal pertama 2022,” kata Dr. Buddy Creech, seorang spesialis penyakit menular di Vanderbilt University sekaligus salah satu peneliti utama untuk vaksin COVID-19 pediatrik Moderna.
Artikel terkait: Vaksinasi Covid-19 di Puskesmas, Ini 8 Hal yang Harus Parents Perhatikan
Anak-Anak Bukan Remaja Kecil
Mungkin terbersit dalam benak orang tua, mengapa pengadaan vaksin COVID-19 untuk anak kecil belum ada. Padahal, ada saja anak kecil yang memiliki ukuran tubuh sama seperti anak remaja. Faktanya, tidak ada korelasi antara ukuran tubuh dengan vaksin.
Menurut Dr. William Schaffner, seorang profesor di Divisi Penyakit Menular di Universitas Vanderbilt dan penasihat vaksin untuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, penggunaan vaksin tidak ada hubungannya dengan ukuran tubuh.
“Ini berhubungan dengan kematangan sistem kekebalan tubuh. Dan itu tidak berkorelasi dengan ukuran anak,” ungkap Schaffner. Dengan kata lain, anak kecil tentunya memerlukan dosis berbeda dengan orang dewasa.
Menurut Walter, apa yang mungkin Anda lihat pada bayi berusia enam bulan berbeda dengan anak berusia 3-8 tahun, atau bahkan remaja berusia 13-14 tahun. Hal ini menjadi dasar tim peneliti melakukan uji klinis secara terpisah berikut evaluasi vaksin berdasarkan tahapan usia anak.
Artikel terkait: 3 Cara Pemberian ASI jika Ibu Menyusui Positif COVID-19
Creech mengatakan, menemukan dosis vaksin yang tepat untuk anak kecil membutuhkan waktu. Pasalnya, peneliti harus memberi dosis yang cukup agar tubuh anak menghasilkan cukup respons imun untuk melawan Virus Corona. Di samping itu, ahli juga harus memastikan seperti apa efek samping vaksin yang akan dirasakan.
“Jika orang dewasa divaksin dan mengalami efek samping, kita bisa bertahan dengan itu. Tapi kalau anak berusia dua tahun disuntik di paha kemudian mereka merasakan sakit di kaki sehingga tidak bisa merangkak atau berjalan, kita punya masalah yang berbeda dan itu memicu lebih banyak kecemasan,” sambung Creech.
Adapun syarat vaksinasi bagi anak usia 12-17 tahun antara lain:
- Peserta vaksinasi harus membawa kartu keluarga atau dokumen lain yang mencantumkan NIK anak.
- Lolos mekanisme skrining, pelaksanaan dan observasi sama seperti vaksinasi pada usia >18 tahun.
- Mendapatkan izin dari orang tua.
- Pencatatan dalam aplikasi PCare vaksinasi dimasukkan dalam kelompok remaja.
- Membawa pre-screening yang sudah dicetak.
- Membawa pulpen.
- Melakukan vaksinasi menggunakan vaksin Sinovac dengan dosis 0,5 ml sebanyak dua kali pemberian dengan jarak atau interval minimal 28 hari.
Parents, semoga ini bisa membuka mata mengapa vaksin COVID-19 untuk anak di bawah 12 tahun belum tersedia.
Baca juga:
Tok! Vaksin COVID-19 Sudah Bisa Diberikan kepada Anak, Ini Rinciannya
3 Mitos dan Fakta Imunisasi Anak yang Perlu Parents Ketahui, Jangan Ragu Vaksinasi!
Sempat Ditunda, IDAI Imbau Imunisasi Anak Dilakukan secara Drive Thru Saat PPKM Darurat
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.