10 Tanda Janin Stres yang Perlu Ibu Hamil Ketahui, Jangan Diabaikan!

Tak hanya orang dewasa, ternyata janin di dalam kandungan juga bisa mengalami stres. Ini 10 tandanya yang harus diwaspadai.

Salah satu hal yang penting untuk ibu hamil ketahui yaitu tanda-tanda janin stres. Pasalnya, kondisi ini bisa saja menjadi pertanda bahwa kehamilan Bunda sedang dalam kondisi yang kurang baik.

Sebenarnya terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan janin stres di dalam perut Bunda. Beberapa di antaranya yaitu:

  • Kecelakaan
  • Adanya penyakit tertentu
  • Masalah plasenta
  • Posisi janin yang tidak normal
  • Tali pusar yang pendek
  • Gangguan kesehatan pada ibu hamil, misalnya kelelahan, obesitas, serta keadaan depresi

Artikel Terkait: Waspada bahaya janin terlambat berkembang, kenali ciri dan penyebabnya berikut!

Janin stres bukanlah kondisi yang dapat diabaikan begitu saja. Sebab, jika hal ini dibiarkan terus-menerus, risiko kelahiran prematur hingga bayi stres setelah persalinan pun rawan terjadi. Oleh karenanya, segera periksakan ke dokter jika Bunda mengalami tanda-tanda janin stres.

Lantas, seperti apa ciri-ciri jika janin mengalami stres di dalam kandungan? Bunda bisa mengetahuinya dari penjelasan lebih lanjut berikut ini.

10 Tanda-Tanda Janin Mengalami Stres yang Perlu Diwaspadai

Gambar: Shutterstock

Setiap ibu hamil pasti menginginkan kondisi kehamilan yang normal, sehat dan tidak mengalami gangguan apapun. Namun, adanya kejadian janin stres di dalam kandungan bisa menjadi suatu ancaman.

Untuk mengetahui apakah janin di dalam kandungan Bunda stres atau tidak, berikut 10 tanda-tanda janin yang mengalami stres:

1. Gerakan Janin Berkurang

Penurunan frekuensi gerakan janin di dalam kandungan perlu Bunda waspadai. Terlebih lagi, apabila sebelumnya janin cukup aktif memberikan tendangan sebagai tanda kepada Bunda. Perubahan ini harus diperhatikan.

Untuk memastikan kondisinya, Bunda bisa menghitung gerakan janin. Ketika Bunda merasa bahwa janin sedang aktif bergerak di dalam kandungan, sebaiknya berbaringlah miring menghadap ke kiri, lalu hitung berapa banyak gerakan yang dilakukan janin dalam rentang waktu 10 menit. Bunda juga perlu menghitung berapa lama durasi dari setiap gerakan yang dilakukan janin.

Jika terjadi perubahan yang signifikan pada gerakan janin dalam kurun waktu 2 jam, maka saatnya bagi Bunda untuk memerhatikan lebih lanjut. Apabila dalam 6 jam gerakan janin terasa semakin berkurang secara signifikan, segeralah hubungi dokter.

Perubahan apapun yang terjadi pada gerakan janin yang berkurang dapat mengindikasikan janin sedang mengalami stres. Keadaan Bunda dan janin harus berada di dalam pengawasan dokter.

Artikel Terkait: Gerakan janin berkurang bisa jadi tanda bahaya, ketahui penyebabnya!

2. Perut dan Punggung Terasa Sangat Nyeri

Meskipun rasa nyeri perut dan punggung adalah hal yang biasa terjadi pada ibu hamil, tetapi ini bisa menjadi sesuatu yang perlu diwaspadai. Apalagi jika sakit dan rasa nyeri sudah sangat mengganggu, hingga membuat Bunda tidak dapat beraktivitas. Ini bisa menjadi salah satu pertanda janin stres.

Nyeri di punggung dan perut yang luar biasa menandakan janin mengalami kekurangan oksigen, merasa tidak nyaman karena pakaian yang sedang Bunda kenakan, hingga bereaksi menekan organ vital Bunda. Jangan diabaikan Bun, ini bisa berbahaya.

3. Detak Jantung Janin Menurun

Detak jantung janin yang menurun bisa menandakan janin stres. Jika Bunda merasakan kondisi ini, segera berkonsultasi ke dokter. Dokter akan memonitor detak jantung janin dan Bunda untuk memastikan kondisi janin di dalam kandungan.

Detak jantung janin diukur dengan alat yang disebut doppler. Hitungan normal detak jantung adalah 120 sampai 160 per menit. Jika jumlah detak jantung lebih tinggi atau lebih rendah, dokter akan mengobservasinya lebih lanjut. Apabila dirasa perlu penanganan lebih lanjut, sebagian ibu hamil biasanya akan disarankan untuk menempuh persalinan caesar.

4. Tanda-Tanda Janin Stres: Hipertensi

Tanda janin stres yang keempat adalah hipertensi (tekanan darah tinggi) pada ibu hamil. Jika Bunda mengalami tekanan darah tinggi di saat mengandung dan tidak terdeteksi, maka bisa membawa pengaruh berbahaya bagi janin.

Terkadang perempuan yang sedang hamil bisa mengalami tekanan darah normal sebelum hamil, tetapi kemudian mengalami tekanan darah tinggi ketika hamil. Keadaan seperti ini disebut dengan preeklampsia serta bisa menyebabkan janin kekurangan oksigen.

Selain itu, hipertensi pada ibu hamil juga bisa terjadi karena adanya masalah pada plasenta. Plasenta yang bermasalah dapat menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah sehingga menurunkan aliran darah ke janin. Kondisi ini pun akan memengaruhi plasenta yang membawa nutrisi ke janin.

5. Janin Berada di Posisi Abnormal Seperti Sungsang

Posisi janin yang sungsang juga bisa menjadi tanda bahwa janin mengalami stres. Kadang posisi janin di dalam rahim bisa menimbulkan masalah.

Posisi janin sungsang dapat mengganggu aliran darah. Ini terjadi apabila kepala atau bahu janin menumpang di tulang pubik Bunda.

Jika Bunda merasakan perubahan pada aktivitas atau gerakan janin, perhatikan lebih lama untuk memastikannya dan segera cek ke dokter, ya, Bun. Dokter akan memeriksa posisi janin dengan USG.

6. Cairan Ketuban Merembes, Jadi Salah Satu Tanda-Tanda Janin Stres

Meskipun terkadang cairan ketuban yang merembes sebelum kontraksi dimulai adalah hal yang normal, tetapi ini terkadang juga bisa menjadi kondisi yang serius.

Kondisi ini menjadi tanda janin mengalami stres. Jika mengalaminya, Bunda perlu segera memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan, ya.

Artikel Terkait: Air ketuban merembes, waspadai bahayanya pada ibu hamil

7. Plasenta Terlepas

Gambar: Freepik

Plasenta terlepas sering disebut dengan istilah abrupsi plasenta. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko bayi mengalami masalah pertumbuhan, lahir prematur, atau menyebabkan lahir mati (stillbirth).

Plasenta terlepas juga merupakan tanda janin stres. Ini terjadi ketika plasenta terpisah dari rahim seutuhnya ataupun sebagian. Plasenta yang terlepas akan sangat berbahaya karena dapat mengurangi laju oksigen dan nutrisi untuk janin. Selain itu, juga dapat menyebabkan perdarahan berat pada ibu hamil.

Melansir dari bebecenter.com, abrupsi plasenta terjadi pada 1 dari 150 kehamilan. Kondisi ini biasa terjadi saat kehamilan memasuki trimester ketiga atau setelah berusia 20 minggu.

8. Tanda-Tanda Janin Stres: Kram

Kram disertai perdarahan yang terjadi secara terus-menerus serta dengan nyeri punggung bisa menjadi pertanda janin stres. Kondisi ini kemungkinan berkaitan dengan kondisi abnormal janin, adanya infeksi, atau masalah lain yang tidak terdeteksi sebelumnya. Jika merasakan ini, berkonsultasilah dengan dokter, ya, Bun.

Artikel Terkait: Pendarahan pada ibu hamil tiap trimester, apa penyebabnya?

9. Ibu Hamil Mengalami Perubahan Berat Badan yang Berlebihan

Penambahan atau penurunan berat badan yang berlebihan dapat mengindikasikan masalah pada kehamilan. Penambahan berat badan pada kehamilan tunggal yang dianggap normal adalah 7-18 kilogram.

Jika Bunda mengalami penambahan berat yang berlebihan, ini bisa mengindikasikan janin berukuran sangat besar sehingga muncul komplikasi kehamilan. Komplikasi di saat kehamilan kemudian bisa memberi dampak bayi akan mengalami masalah kesehatan fisik dan intelektual untuk jangka panjang setelah dilahirkan.

10. Ibu Hamil Mengalami Perdarahan

Gambar: Shutterstock

Tanda-tanda janin stres yang terakhir adalah perdarahan yang dialami oleh ibu hamil. Keluarnya darah melalui vagina ini bisa berarti plasenta previa (pendarahan yang terjadi di saat hamil muda) atau vasa previa. Namun, akan lebih dikhawatirkan jika perdarahan terjadi di saat hamil tua.

Itulah tanda-tanda janin stres yang sangat penting untuk dipahami oleh para ibu hamil. Jika kehamilan Bunda mengalami ciri-ciri di atas, segera hubungi dokter, ya, Bun.

Baca Juga: