Untuk Anda yang sedang menantikan kehadiran buah hati, mengetahui berhasilnya atau tanda ovulasi gagal adalah hal yang sangat penting.
Namun sayangnya, saat ini masih belum banyak yang bisa mengenali gejala kegagalan ovulasi, karena ciri-ciri yang muncul mirip seperti menstruasi biasa.
Apa yang Dimaksud Kegagalan Ovulasi?
Sumber: Freepik
Gagalnya ovulasi atau disebut juga anovulasi adalah peristiwa ketika sel telur (ovum) perempuan gagal matang dan tidak dibuahi oleh sperma.
Siklus menstruasi yang terlalu lama, lebih dari 35 hari atau terlalu pendek kurang dari 21 hari, tidak teratur ataupun tidak ada menstruasi, dapat diartikan perempuan mengalami anovulasi.
Dalam siklus normal, produksi progesteron dirangsang oleh pelepasan sel telur menuju tuba falopi untuk dibuahi oleh sperma.
Hormon inilah yang membantu tubuh wanita mempertahankan menstruasi yang teratur.
Tetapi selama siklus anovulasi, tingkat progesteron yang tidak mencukupi dapat menyebabkan perdarahan hebat.
Hal itu sering disalahartikan sebagai periode menstruasi normal, padahal sebenarnya tidak.
Jenis perdarahan ini disebabkan oleh luruhnya endometrium atau penebalan pada lapisan dinding rahim akibat penurunan hormon estrogen.
Ovulasi yang tidak teratur ataupun anovulasi menyumbang 30% hingga 40% dari semua kasus infertilitas.
Artikel Terkait: 5 Rekomendasi Merek Alat Tes Ovulasi, Cek Masa Subur Bunda!
Penyebab Anovulasi atau Ovulasi Gagal
Anovulasi terjadi karena banyak faktor, salah satunya karena pola makan dan gaya hidup. Berikut ini beberapa penyebab anovulasi.
1. Berat Badan yang Tidak Normal
Terlalu berat atau terlalu kurus dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh.
Hal ini tentu memengaruhi hormon estrogen yang terkait erat dengan proses ovulasi.
Banyak penelitian membuktikan bahwa obesitas berkaitan dengan anovulasi, infertilitas, dan disfungsi ovarium.
Menurunkan berat badan adalah salah satu cara untuk meningkatkan peluang kehamilan.
2. Melakukan Olahraga yang Terlalu Berat
Melakukan olahraga yang terlalu ekstrem dapat membuat hormon tubuh menjadi tidak seimbang sehingga terjadi anovulasi.
3. Menderita Stres dan Kecemasan
Stress berkontribusi pada masalah ovulasi. Bagi banyak orang, semakin lama Anda tidak hamil, semakin banyak stres yang Anda rasakan.
Ketakutan tentang ketidaksuburan juga dapat menyebabkan ketegangan dengan pasangan Anda, dan itu dapat semakin mengurangi peluang Anda untuk hamil.
Stress dan kecemasan juga mengganggu keseimbangan hormon di dalam tubuh sehingga memengaruhi kelenjar tiroid, adrenal, hipotalamus, dan kelenjar hipofisis.
Disarankan melakukan beberapa teknik pengurangan stres seperti meditasi atau yoga, konseling bersama pasangan maupun berlibur bersama pasangan.
4. Mengidap Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
PCOS terjadi bila ada ketidakseimbangan hormon yang dapat menyebabkan ovarium tidak berfungsi dan menyebabkan anovulasi.
PCOS memengaruhi sekitar 5% hingga 10% wanita dalam masa reproduksi mereka. Dalam kebanyakan kasus, ovarium membesar dan tampak tertutup oleh kista kecil berisi cairan.
PCOS dikaitkan dengan resistensi insulin dan obesitas, pertumbuhan rambut abnormal di wajah atau tubuh, dan jerawat.
Menurunkan berat badan dan penggunaan obat untuk menurunkan kadar insulin dapat meningkatkan peluang kehamilan. Konsultasikan kondisi ini secara rutin dengan dokter spesialis kandungan.
5. Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
Beberapa kontrasepsi mengandung hormon yang sengaja dirancang untuk menghentikan proses ovulasi secara normal.
Sehingga pertumbuhan ovarium terhambat dan tidak bisa melepas sel telur seperti seharusnya.
6. Efek Obat-obatan
Ada obat-obatan dengan efek samping yang bisa menghambat proses ovulasi dalam tubuh, misalnya:
- NSAID atau obat penghilang rasa sakit, bisa mengakibatkan anovulasi jika diminum dalam jangka panjang.
- Herbal yang mengandung hormon tertentu yang dapat mengganggu ovulasi.
- Krim kulit dan produk topikal tertentu yang mengandung estrogen atau progesteron untuk melawan penuaan dan masalah PMS.
- Steroid.
- Obat epilepsi dapat mengganggu ovulasi dan siklus menstruasi.
- Perawatan kanker, seperti kemoterapi, radiasi, dan obat kanker menyebabkan anovulasi karena membuat kerusakan permanen pada indung telur.
Artikel terkait: Sedang Promil? Ketahui Cara Mengukur Suhu Basal Tubuh untuk Mendeteksi Ovulasi
Tanda Ovulasi Gagal yang Muncul pada Perempuan
Setelah mengetahui apa saja penyebab terjadinya anovulasi, kini saatnya membahas tentang tanda ovulasi gagal yang muncul pada perempuan.
Berikut ini adalah beberapa tandanya.
1. Terjadi Dua Kali Menstruasi dalam Sebulan
Siklus perdarahan yang terjadi dua kali dalam sebulan sering disalahartikan sebagai menstruasi biasa.
Padahal bisa saja itu adalah tanda dari kegagalan ovulasi yang terjadi di dalam tubuh.
2. Tidak Mengalami Menstruasi
Tidak mengalami periode menstruasi secara teratur adalah tanda adanya gangguan keseimbangan hormon di dalam tubuh dan gangguan organ reproduksi.
Normalnya, periode menstruasi terjadi dalam rentang siklus 21-35 hari.
Jika Anda ingin memiliki anak tapi mengalami fase ketidakteraturan menstruasi, sebaiknya segera konsultasikan hal ini dengan dokter spesialis kandungan agar ada diagnosis dan pengobatan yang direkomendasikan.
3. Tanda Ovulasi Gagal: Jumlah Darah Lebih Sedikit
Tanda anovulasi juga bisa dilihat dari periode menstruasi yang terlalu pendek atau terlalu sedikit.
Hal ini tentu menjadi pertanda yang buruk untuk kesehatan organ reproduksi di dalam tubuh.
4. Jumlah Darah yang Terlalu Banyak
Segala hal yang sifatnya tidak normal, baik itu terlalu sedikit atau terlalu banyak menstruasi, patut dicurigai sebagai gejala dari anovulasi.
Normalnya, periode menstruasi terjadi selama 5-7 hari.
Jika perempuan mengalami gejala menstruasi yang terlalu banyak tiap bulannya, sebaiknya segera konsultasikan hal ini dengan dokter kandungan.
5. Tanda Ovulasi Gagal: Tidak Mengalami Rasa Sakit atau Kram Menstruasi
Hal yang paling mengganggu dari menstruasi adalah kram dan nyeri tubuh.
Saat gejala kram menstruasi justru tidak ada seperti biasanya, mungkin saja ini menjadi salah satu tanda anovulasi.
Artikel Terkait: 10 Suplemen Asam Folat Ibu Hamil Pilihan untuk Kesehatan Bunda dan Janin
6. Rasa Sakit atau Kram yang Berlebihan
Kebalikan dari tidak mengalami kram, mengalami kram secara berlebihan sampai mengganggu aktivitas, ternyata berbahaya karena merupakan salah satu ciri-ciri anovulasi.
Jika nyeri yang dirasakan semakin menjadi-jadi, seperti perdarahan vagina atau nyeri rektum, sebaiknya segera meminta pertolongan medis.
Sebab, bisa saja ini adalah gejala adanya penyakit di organ reproduksi yang menyebabkan anovulasi.
7. Suhu Basal Tubuh yang Tidak Teratur
Suhu basal tubuh sering dijadikan patokan untuk memeriksa fase ovulasi pada perempuan.
Ketika ovulasi tidak terjadi, suhu tubuh adalah sekitar 35,5-36 derajat Celcius, sedangkan saat perempuan mengalami ovulasi suhu tubuhnya meningkat menjadi 37-38 derajat Celcius.
Saat anovulasi terjadi, suhu basal tubuh tidak teratur, sehingga tidak bisa menjadi tanda untuk memeriksa fase kesuburan pada perempuan.
Memperhatikan periode menstruasi sangat penting jika Anda sedang menjalankan program kehamilan.
Biasanya, langkah diagnosis pertama yang akan dilakukan dokter untuk menganalisis kemungkinan anovulasi adalah dengan memeriksa siklus menstruasi.
Jadi, mengenali tanda ovulasi gagal menjadi sangat krusial fungsinya agar bisa mengambil tindakan yang tepat dalam situasi yang berbeda-beda.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya.
Baca Juga:
Psst, Ayah Wajib Konsumsi 13 Makanan Penyubur Sperma saat Promil
7 Ciri Wanita Sedang dalam Masa Subur, yang Promil Wajib Tahu!
Berkat Rutin Menghitung Gerakan Janin, Pasutri ini Berhasil Selamatkan Buah Hati Mereka
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.