Perempuan kerap mengalami kram menstruasi atau dismenore (dysmenorrhea) selama atau sebelum periode menstruasi. Bagi beberapa orang, kondisi ini dianggap sebagai hal biasa karena hanya nyeri ringan. Namun, bagi sebagian yang lain, kram ini bisa sangat menyiksa karena sakit yang teramat parah.
Rasa nyeri terparah biasanya muncul menjelang atau saat hari pertama menstruasi. Keadaan tersebut akan membaik setelah beberapa hari hingga periode menstruasi selesai. Nyatanya, kram haid bukan sekadar nyeri rutin yang datang setiap bulan. Berikut penjelasan selengkapnya!
Artikel Terkait: Jangan Sepelekan Sakit Perut Sebelah Kiri, Ini Penyebab, dan Mengobatinya
Apa Itu Dismenore?
Sumber: freepik
Berdasarkan ulasan American Family Physician, dismenore adalah kram yang menyakitkan pada perut bagian bawah. Kondisi ini bisa terjadi saat menstruasi atau sebelumnya. Hal ini menjadi salah satu masalah ginekologi paling umum yang menyebabkan nyeri panggul dari segala usia dan ras.
Kram haid biasanya muncul 6 sampai 12 bulan setelah menarche (haid pertama) dengan prevalensi puncak terjadi pada akhir remaja atau awal dua puluhan. Gejala biasanya dimulai pada masa remaja dan dapat menyebabkan absensi di sekolah dan pekerjaan, serta keterbatasan pada kegiatan sosial, akademik, dan olahraga.
Kram menstruasi biasanya terjadi pada satu atau dua tahun sejak seorang anak perempuan mengalami menstruasi untuk pertama kalinya. Seiring bertambahnya usia, kram yang dirasakan menjadi lebih ringan dan menghilang setelah melahirkan anak pertama.
Jenis Dismenore
Dismenore menyebabkan kram dan nyeri yang parah dan sering selama periode menstruasi. Kemungkinan ada dua jenis kram yang bisa dialami oleh perempuan selama periode menstruasinya.
- Dismenore primer. Ini terjadi ketika seorang perempuan pertama kali memulai menstruasi dan tidak ada sebab patologis yang mendasarinya. Biasanya terjadi setahun setelah haid pertama.
- Dismenore sekunder. Jenis ini disebabkan oleh beberapa penyebab fisik. Hal ini sebagian besar mungkin disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti penyakit radang panggul atau endometriosis.
Gejala Dismenore
Sumber: freepik
Gejala yang dialami oleh setiap perempuan mungkin berbeda-beda. Namun, umumnya kram menstruasi disertai oleh sejumlah gejala sebagai berikut:
- Kram di perut bagian bawah
- Sakit di perut bagian bawah
- Nyeri punggung bawah
- Nyeri menjalar ke kaki
- Mual
- Muntah
- Diare
- Kelelahan
- Merasa lemah
- Pingsan
- Sakit kepala
Penyebab Dismenore
Sumber: freepik
Saat menstruasi, rahim akan berkontraksi untuk mengeluarkan lapisan yang mengelupas. Seperti mengutip dari Mayo Clinic, zat mirip hormon (prostaglandin) yang terlibat dalam rasa sakit dan memicu kontraksi otot rahim. Orang yang memiliki tingkat prostaglandin yang lebih tinggi akan mengalami kram menstruasi yang lebih parah.
Akan tetapi, kram menstruasi bisa disebabkan oleh hal lain, yakni:
- Endometriosis: Terjadi saat endometrium (jaringan rahim) tumbuh di luar rahim. Paling sering di tuba hingga ovarium.
- Fibroid rahim: Pertumbuhan non-kanker di dinding rahim ini yang dapat menyebabkan rasa sakit.
- Adenomiosis: Terjadi ketika jaringan yang melengkapi rahim (endometrium) di dalam dinding otot rahim (miometrium). Dalam kondisi normal, seharusnya jaringan endometrium hanya melapisi permukaan rongga rahim.
- Penyakit panggul atau radang panggul: Ketika organ reproduksi mengalami infeksi karena bakteri. Umumnya karena bakteri menular seksual.
- Stenosis serviks: Kondisi saluran pembukaan serviks cukup kecil dari pada umumnya sehingga menghambat aliran darah menstruasi. Dampaknya, menyebabkan peningkatan tekanan yang dialami dalam rahim.
- Kehamilan ektopik: Perdarahan uterus abnormal, nyeri perut bagian bawah yang tajam, dan/atau kram pada sisi panggul, bisa menjadi tanda kehamilan di luar rahim.
- Tumor, atau polip di rongga panggul
Faktor Risiko Dismenore
Nyeri haid bisa dialami oleh siapa saja. Namun, ada beberapa orang yang memiliki faktor risiko lebih tinggi untuk mengalaminya, yakni:
- Berusia di bawah 30 tahun
- Memulai pubertas lebih awal, pada atau sebelum usia 11 tahun
- Perdarahan berat selama periode (menorrhagia)
- Mengalami perdarahan menstruasi yang tidak teratur (metroragia)
- Memiliki riwayat keluarga kram menstruasi
- Merokok
- Minum alkohol selama periode menstruasi (alkohol cenderung memperpanjang nyeri menstruasi)
- Kelebihan berat badan
- Perempuan yang belum pernah hamil
Bagaimana Diagnosis dan Pengobatan Dismenore?
1. Diagnosis Dismenore
Sumber: freepik
Bila mengalami kram yang menyakitkan selama menstruasi, cobalah untuk melakukan pemeriksaan medis. Dokter biasanya akan mengevaluasi riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik dan panggul yang lengkap.
Selanjutnya untuk mendiagnosisnya, dokter akan menyarankan beberapa tes antara lain:
- USG (ultrasonografi): Tes ini bisa menunjukkan kelainan pada bagian dalam rahim.
- Transvaginal ultrasonography (USG transvaginal) yang bisa mendeteksi fibroid dan kehamilan ektopik.
- Magnetic Resonance Imaging (MRI): Menggunakan magnet besar, frekuensi radio, dan komputer untuk mendapatkan gambar detail organ dan struktur di dalam tubuh yang lebih jelas.
- Laparoskopi: Berupa tabung tipis yang dilengkapi lensa yang bisa digunakan untuk melihat ke dalam area panggul dan perut. Biasanya dimasukkan sayatan untuk pemeriksaan ini.
- Histeroskopi. Ini adalah pemeriksaan visual saluran serviks dan bagian dalam rahim yang menggunakan alat penglihatan (histeroskopi) dengan cara dimasukkan melalui vagina.
- Mikroskop salin: Pemeriksaan mikroskopik dari cairan vagina dapat menunjukkan infeksi mikroorganisme penyakit menular seksual.
- Tes urine bisa dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan kehamilan atau infeksi lain.
Artikel Terkait: Nyeri haid mengganggu setiap kali mens? Cegah sekarang dengan tips berikut!
2. Pengobatan Dismenore
Kram menstruasi yang muncul akibat kondisi medis tertentu mungkin membutuhkan perawatan dari tenaga kesehatan ahli. Namun, bila mengalami gejala ringan, beberapa cara bisa dilakukan untuk mengobati gejalanya.
- Gunakan bantal pemanas yang diletakkan di punggung bawah atau bagian perut
- Mandi air hangat
- Cobalah beristirahat
- Pijat punggung bagian bawah dan perut
- Akupunktur atau akupresur
- Bila gejala belum mereda beberapa obat penghilang nyeri bisa dikonsumsi, seperti aspirin acetaminophen, ibuprofen, atau naproxen
Selain itu ada beberapa kemungkinan tindakan yang bisa dilakukan oleh dokter tergantung kondisi pasien.
- Kontrasepsi oral untuk menghambat ovulasi
- Ablasi endometrium (prosedur untuk menghancurkan lapisan rahim)
- Reseksi endometrium (prosedur untuk menghilangkan lapisan rahim)
- Histerektomi (operasi pengangkatan rahim)
Pencegahan Dismenore atau Kram Menstruasi
Perempuan yang berolahraga secara teratur sering mengalami nyeri haid yang lebih ringan. Untuk membantu mencegah kram, cobalah berolahraga secara rutin. Selain itu ada beberapa gaya hidup yang perlu diterapkan antara lain:
- Beristirahatlah saat membutuhkannya.
- Hindari makanan yang mengandung kafein dan garam.
- Hindari rokok dan alkohol.
- Cobalah untuk mengelola stres .
Artikel Terkait: Mual Saat Haid, Normal atau Tanda Kondisi yang Berbahaya?
Kapan Harus ke Dokter?
Kram menstruasi memang umum menyerang beberapa perempuan. Namun, ada beberapa kondisi yang mungkin menunjukkan kondisi medis tertentu. Segeralah berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami gejala-gejala berikut ini:
- Kram menstruasi mengganggu kehidupan sehari-hari
- Gejala yang timbul semakin memburuk
- Mulai mengalami kram menstruasi yang parah setelah usia 25
Itulah penjelasan lengkap tentang kram menstruasi yang ternyata bisa menunjukkan kondisi medis tertentu. Segera periksakan diri ke dokter sekiranya merasakan nyeri yang tidak wajar atau sangat mengganggu.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
11 Manfaat Minum Jahe Tiap Hari, Bantu Tangkal Virus dan Penyakit Serius
Adenomiosis, gangguan rahim yang bisa menyebabkan susah hamil, ini gejalanya!
Sering Dibeli Secara Bebas, Ini Manfaat dan Efek Samping Obat Ponstan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.