Dampak obesitas bagi ibu hamil dan bayi dalam kandungan
Kita tak menganggap ada yang janggal dengan ibu hamil yang tampak gemuk, karena hamil semua ibu hamil memang akan jadi lebih gemuk. Inilah sebabnya kita lengah terhadap dampak obesitas yang sering mengancam ibu hamil dengan berat badan berlebih.
Anggapan bahwa ibu hamil harus makan 2 kali lebih banyak untuk ia sendiri dan janin sudah terlanjur melekat. Padahal anggapan ini kurang tepat, dan justru membuat ibu hamil terancam dampak obesitas.
Berikut adalah 10 dampak obesitas pada ibu hamil yang sebaiknya kita waspadai.
1. Dampak obesitas sebabkan bayi lahir cacat

Kegemukan membuat tubuh ibu hamil tak mampu memerangi beberapa jenis infeksi. Kesehatan janin pun juga akan terancam jika ibunya mengalami infeksi, dan bayi bisa lahir dengan kelainan atau cacat bawaan.
Bayi yang dilahirkan ibu obesitas 3,5 kali berpeluang mengalami cacat saraf otak akibat tidak berkembangnya sistem tabung saraf (spina bifida). Selain itu, bayi dari ibu hamil yang obesitas juga dua kali berpeluang menderita kelainan jantung sejak lahir.
Kemungkinan buruk lainnya adalah bayi lahir dengan hydrocephalus (ukuran kepala lebih besar daripada ukuran normal), cleft lip (bibir sumbing) atau cleft palate (celah langit-langit mulut).
2. Dampak obesitas sebabkan Ibu mengidap diabetes gestasional

Ibu hamil yang kegemukan berpeluang menderita diabetes gestasional dan ini mengakibatkan tubuh janin menjadi lebih besar (macrosomia).
Ingat, besar atau gemuk bukan berarti sehat. (Baca juga : Mengenal Diabetes Gestasional Pada Ibu Hamil).
Jika tubuh janin terlalu besar, sang ibu akan mengalami kesulitan saat melahirkannya. Besar kemungkinan ibu akan mengalami cedera atau trauma pada proses persalinan.
Selain itu ada kemungkinan ibu hamil mengalami preeklampsia (meningkatnya tekanan darah disertai kejang-kejang).
3. Lebih lama memproduksi ASI

Menurut sebuah studi yang dilakukan tahun 2014, tubuh ibu menyusui yang obesitas memerlukan waktu lebih lama untuk memproduksi ASI. Hal ini tentu akan sangat menyulitkan bagi bayi, terutama pada hari-hari pertama kelahirannya.
Studi itu menyebutkan, ibu menyusui yang kegemukan memerlukan waktu satu hari untuk memproduksi ASI. Ia juga akan sulit menempatkan bayi pada posisi yang pas saat menyusu.
4. Nyawa terancam saat operasi caesar

Dampak obesitas yang satu ini mungkin membuat Anda sedikit merinding. Mengapa bisa separah itu?
Dalam tubuh ibu hamil obesitas ada lebih banyak lemak yang menempel pada dinding perut dan membuat dinding perut menjadi lebih tebal. Ini membuat ada lebih banyak pembuluh darah yang mengalir pada dinding perut.
Saat bagian ini dipotong untuk mengeluarkan bayi, akan ada lebih banyak darah yang keluar. Sang ibu bisa saja mengalami komplikasi akibat kehabisan darah, kemudian meninggal dunia.
5. Bayi meninggal dalam kandungan (stillbirth)

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan University of Pittsburgh, semakin besar BMI (Body Mass Index/ Indeks Massa Tubuh) seorang ibu hamil semakin besar pula resiko stillbirth. Baca juga : Mencegah Stillbirth, Kematian Bayi di Dalam Kandungan
Hal ini terjadi karena tubuh ibu hamil menarik lebih banyak aliran darah, dan membuat aliran darah ke janin menjadi berkurang.
Penelitian itu juga menyimpulkan bahwa kegemukan atau obesitas menjadi salah satu faktor utama penyebab stillbirth.
6. Bayi akan tumbuh menjadi anak obesitas

Like father, like son. Peribahasa ini ada juga benarnya. Bayi yang lahir dari seorang ibu kegemukan saat masa kehamilan akan tumbuh dengan tubuh yang besar juga.
Pernyataan ini diperkuat oleh sebuah studi oleh University of Colorado School of Medicine, AS. Tim peneliti menguji sampel yang diambil dari sel induk tali pusar bayi dengan berat tubuh normal dan wanita hamil yang kegemukan.
Hasilnya, sel induk wanita hamil mengandung lebih banyak lemak daripada sel induk bayi dengan berat lahir normal. Ini mengindikasikan bahwa sel tubuh bayi dari ibu kegemukan lebih cenderung mengumpulkan lemak.
7. Bayi berpeluang menderita asma saat dewasa

Sebuah penelitian oleh para ilmuwan dari Children’s Hospital of Pittsburgh mengungkapkan, anak dari ibu yang obesitas saat hamil lebih berpeluang memiliki asma daripada anak yang lahir dengan berat normal.
Meski ibu tidak memiliki riwayat asma, bukan berarti bayi akan aman dari dampak obesitas. Bisa saja ia menunjukkan gejala lain yang merupakan bagian dari dampak obesitas.
Penting bagi semua ibu hamil untuk menjaga kesehatan dan berkonsultasi pada doker secara rutin. Ini semua harus Anda lakukan untuk mencegah berbagai hal yang tidak diinginkan.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.