15 Tanda Janin Tidak Berkembang dan Beragam Penyebab yang Perlu Diwaspadai!

Apa penyebab dan tanda-tanda janin tidak berkembang?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kehamilan tentu menjadi kabar membahagiakan bagi seorang perempuan. Namun sayang, beberapa perempuan harus rela kehilangan sang calon buah hati tanpa sempat bertemu akibat kondisi janin tidak berkembang. Yuk Bunda, ketahui seperti apa tanda janin tidak berkembang agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat!

Penyebab Janin Tidak Berkembang

Dalam dunia medis, sebenarnya tidak ada istilah janin tidak berkembang. Kondisi ini disebut kehamilan kosong atau blighted ovum.

Seorang perempuan dikatakan mengalami kehamilan kosong ketika ia memiliki kantung kehamilan, tetapi tidak terdapat embrio di dalamnya. Dengan kata lain, sel telur di dalam rahim sebenarnya sudah dibuahi, tetapi tidak berkembang ke tahap selanjutnya.

Alasan terjadinya janin tidak berkembang ini sering kali tidak diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor mungkin berkontribusi terhadap kondisi ini seperti:

1. Masalah dengan Kromosom

Mengutip dari Medlineplus, manusia normalnya memiliki 46 kromosom di setiap sel yang terbagi menjadi 23 pasang. Dua salinan kromosom 9, satu salinan yang diwarisi dari setiap orang tua akan membentuk salah satu dari 23 pasangan tersebut.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa blighted ovum mungkin terkait dengan kelainan dalam kromosom 9. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa gen yang mengontrol pertumbuhan dan pembelahan sel terletak pada kromosom 9. Jika adanya abnormalitas dalam pertumbuhan dan pembelahan sel, maka blighted ovum dapat terjadi.

2. Pembelahan Sel yang Abnormal

Selama pembuahan, sel telur akan mulai membelah segera setelah dibuahi oleh sperma. Sekitar sepuluh hari kemudian, sel-sel tersebut seharusnya akan membentuk embrio. Jika terjadi abnormalitas dalam pembelahan sel, embrio tidak akan pernah terbentuk atau berhenti tumbuh setelah terbentuk.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Sperma Berkualitas Buruk

Sperma seorang lelaki dapat dianggap berkualitas buruk atau abnormal karena dua alasan utama yaitu rentang hidup sperma yang sangat pendek dan/atau motilitas yang rendah.

Kesehatan sperma yang buruk dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

  • Testis yang berkembang tidak normal
  • Peradangan testis
  • Pembengkakan pembuluh darah di skrotum

Selain itu, sebuah studi pada tahun 2020 menunjukkan bahwa kondisi lingkungan dan gaya hidup turut berpengaruh kualitas sperma dan air mani menurun. Antara lain kebiasaan duduk lebih dari 6 jam per hari, merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, stres, paparan radiasi, dan obesitas.

4. Sel Telur Berkualitas Buruk pada Perempuan

Kualitas telur mengacu pada kemampuan sel telur seorang perempuan untuk berkembang menjadi embrio setelah dibuahi. Telur harus memiliki jumlah kromosom yang tepat, yang terjadi selama proses yang dikenal sebagai Meiosis.

Jika ada kesalahan dalam meiosis, sel telur dapat memiliki lebih banyak atau lebih sedikit kromosom dari yang seharusnya. Kondisi inilah sel telur dikategorikan berkualitas buruk.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jumlah telur dalam tubuh akan menurun seiring bertambahnya usia perempuan, begitu pula kualitas kromosom dan DNA yang terkandung di dalam setiap telurnya.

5. Hormon 

Hormon juga bisa menyebabkan janin tidak berkembang dalam kandungan. Selain hormon progesteron rendah yang memicu bayi tidak berkembang, ada sejumlah faktor hormon lainnya seperti gangguan pada endokrin, disfungsi tiroid, hingga sindrom polikistik ovarium (PCOS).

Meski begitu, saat hamil, ibu yang memiliki permasalahan hormon masih bisa merasakan sejumlah tanda kehamilan seperti telat menstruasi, test pack menunjukkan hasil positif, mual dan muntah atau morning sickness. 

Meski begitu, ketika permasalahan hormon ini kian memburuk, tanda atau gejala kehamilan perlahan hilang. Selanjutnya, perut akan terasa kram dan terjadi pendarahan di area vagina hingga akhirnya keguguran. 

6. Plasenta

Kondisi plasenta atau tali pusar juga berpengaruh terhadap perkembangan janin. Hal ini mengingat plasenta merupakan sumber oksigen dan nutrisi untuk janin dalam kandungan.

Ketika plasenta bermasalah, maka janin akan kesulitan memperoleh nutrisi maupun oksigen yang cukup dan baik. Padahal kedua hal tersebut adalah hal terpenting untuk perkembangan janin selama masa kehamilan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

7. Air Ketuban Sedikit

Air ketuban memiliki peran penting dalam perkembangan janin, salah satunya memberi ruang untuk janin agar ia mudah bergerak dan berkembang dengan baik.

Selain itu, janin juga menghirup cairan dari air ketuban sebagai cara untuk melatih pernapasan sekaligus membantu perkembangan paru-paru. 

Air ketuban yang terlalu sedikit bisa menjadi penyebab janin tidak berkembang. Biasanya, banyak sedikitnya air ketuban dipengaruhi oleh konsumsi obat-obatan tertentu, kesehatan ibu, dan kelainan plasenta. 

8. Hamil Kembar

Ibu yang mengandung janin kembar berisiko lebih tinggi mengalami permasalahan pada perkembangan janin.

Hal ini karena nutrisi yang dipenuhi dua kali lipat sekaligus oksigen dalam kandungan juga diperuntukkan bagi dua janin sekaligus. Ketika nutrisi dan oksigen tidak terpenuhi secara maksimal bagi kedua janin dalam kandungan maka bisa mengakibatkan janin tidak berkembang.

Oleh sebab itu, agar hal ini tak menimpa ibu hamil, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis selama hamil agar kondisi ibu dan janin terpantau dengan baik. 

9. Infeksi

Ketika ibu hamil terinfeksi virus, maka berisiko mengakibatkan janin dalam kandungan tidak berkembang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Salah satu infeksi yang berisiko tinggi pada kehamilan iala sifilis. Ini merupakan infeksi yang disebabkan oleh penularan bakteri ketika berhubungan seksual. Selain itu, cytomegalovirus juga bisa menyebabkan kekebalan tubuh melemah terutama pada ibu hamil.

Toksoplasmosis atau parasit yang ditularkan melalui kontak dengan feses hewan berisiko tinggi mengakibatkan keguguran. Virus ini bahkan bisa mengakibatkan bayi mengalami cacat lahir.

10. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi pada ibu hamil dikenal dengan istilah preeklampsia. Ini adalah komplikasi kehamilan berisiko tinggi dan berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi pada ibu hamil.

Umumnya, hal ini dialami oleh ibu hamil dengan usia kandungan menginjak 20 minggu. Meskipun tidak ada gejala berarti, tapi tekanan darah tinggi dan kandungan protein pada urine adalah ciri utama pada preeklampsia.

Selain itu, pembengkakan pada kaki hingga retensi air juga merupakan ciri fisik dari ibu hamil yang mengalami preeklampsia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Biasanya, preeklampsia bisa diatasi dengan obat-obatan oral. Tak hanya mengakibatkan keguguran atau janin tidak berkembang, preeklampsia juga berisiko bayi lahir prematur. 

11. Stres 

Jika banyak orang bilang bahwa ibu hamil harus bahagia, maka nasihat itu bukanlah tanpa alasan. Meskipun selama hamil tak jarang ibu kerap diliputi kecemasan, kekhawatiran, hingga stres, maka sebaiknya ibu mulai belajar mengelola stres agar tidak membahayakan janin dalam kandungan. Sebab, stres ternyata juga berpengaruh pada perkembangan janin.

Biasanya, stres diakibatkan oleh penyesuaian hormon ibu hamil. Tak jarang, stres yang berlebihan bisa menyebabkan ibu hamil mual, muntah, dan nutrisi pun sulit dicerna oleh janin sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu perkembangan janin dalam kandungan. 

12. Perokok Aktif dan Pasif, Konsumsi Alkohol, hingga Narkoba

Penelitian menjelaskan bahwa gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, minum alkohol, hingga menggunakan narkoba bisa mengakibatkan janin tidak berkembang. Tak hanya itu, aktivitas buruk tersebut juga bisa meracuni janin dan berisiko tinggi keguguran. 

Artikel terkait: Kenali penyebab dan penanganan kehamilan kosong

15 Tanda Janin Tidak Berkembang

Tanda janin tidak berkembang yang perlu Anda ketahui.

Ada beberapa tanda janin tidak berkembang:

1. Tidak Ada Detak Jantung

Pada umumnya, detak jantung janin dapat didengar segera setelah minggu ke-9 hingga ke-10 kehamilan. Pada saat itu, embrio telah berubah menjadi janin.

Bunyi detak jantung pada awal kehamilan dapat tidak terdengar karena posisi bayi atau penempatan plasenta. Namun sayangnya, hal itu juga bisa merupakan tanda bahwa janin tidak berkembang. 

2. Tinggi Fundus Tidak Normal

Salah satu cara dokter mengukur kesehatan kehamilan ialah dengan mengukur tinggi fundus. Cara ini biasanya dimulai pada usia kehamilan 12 minggu hingga 14 minggu.

Tinggi fundus sendiri dihitung dari puncak tulang panggul ke bagian paling atas perut. Tinggi fundus yang normal adalah memiliki angka 2 cm dari usia kehamilan. Misalnya saat menginjak 32 minggu hamil, kisaran normal tinggi fundus adalah 30 hingga 34 centimeter.

Ukuran yang lebih besar atau lebih rendah fundus memerlukan evaluasi dari dokter.

3. Penurunan Level HCG Mendadak

Penurunan level hormon HCG merupakan tanda janin tidak berkembang.

Human chorionic gonadotropin atau HCG adalah hormon kehamilan yang diproduksi oleh ibu hamil. Hormon ini yang dideteksi oleh tes kehamilan di rumah untuk menunjukkan hasil kehamilan yang positif.

Meskipun kadar HCG terus berfluktuasi selama kehamilan, konsultasikan ke dokter kandungan jika angkanya terus menurun di bawah normal.

Artikel terkait: 7 Hormon kehamilan ini ternyata punya manfaat menakjubkan, Bumil wajib tahu!

4. Keluhan Morning Sickness Berkurang 

Keluhan morning sickness atau mual di pagi hari adalah hal yang wajar dialami ibu hamil. Rasa mual terjadi karena meningkatnya kadar HCG dalam tubuh selama kehamilan. Namun, jika rasa mual Bunda menghilang disertai dengan gejala keguguran, Anda perlu memeriksakannya ke dokter untuk memastikan tingkat HCG dalam tubuh Anda. 

5. Intrauterine Growth Restriction (IUGR)

IUGR menunjukkan bahwa janin dalam kandungan ukurannya lebih kecil dari yang diharapkan. Hal ini dapat menjadi masalah karena berisiko menyebabkan janin berhenti berkembang.

Dalam kasus hamil kembar, satu janin mungkin menderita IUGR, sementara yang lain baik-baik saja. IUGR terjadi karena adanya masalah pada plasenta. Jika plasenta tidak melakukan tugasnya, maka janin dapat berhenti tumbuh.

6. Perdarahan Mendadak

Perdarahan mendadak bisa menjadi salah satu tanda peringatan keguguran. Meskipun banyak perempuan mengalami bercak atau perdarahan ringan selama kehamilan, tetapi perdarahan yang intens dapat menjadi tanda kematian janin.

7. Ketuban Pecah Dini 

Amnion atau ketuban adalah cairan yang melindungi janin selama berada di dalam rahim. Bila ketuban pecah dini, maka dapat menjadi salah satu tanda pertumbuhan janin telah berhenti. Sebaiknya segera konsultasikan hal tersebut pada dokter untuk mendapatkan penanganan.

Artikel terkait: Waspada air ketuban pecah dini sebelum HPL, ini bahayanya!

8. Kram Tak Tertahankan Selama Kehamilan

Kram adalah salah satu tanda janin tidak berkembang.

Pada umumnya, kram selama kehamilan adalah suatu hal yang wajar. Namun, bila kram telah melampaui tingkat toleransi, bisa jadi itu adalah salah satu tanda keguguran. Kram yang hebat dapat menandakan kontraksi yang mendorong janin menjauh dari rahim.

9. Kelainan Hasil USG

Ultrasonografi atau USG di trimester pertama kehamilan dilakukan untuk memeriksa posisi, perkembangan, dan ukuran janin. Jika dalam USG dokter tidak dapat mendeteksi pergerakan janin, maka dokter akan memberi tahu orang tua tentang konsekuensi negatifnya.

10. Demam Tinggi

Demam tinggi selama kehamilan dapat memengaruhi pertumbuhan janin. Jangan anggap remeh demam tinggi selama kehamilan karena dapat menjadi salah satu tanda keguguran.

11. Tidak Ada Gerakan Janin di Trimester Ketiga

Gerakan janin di dalam kandungan dapat menjadi salah satu tanda janin sedang tumbuh dan berkembang. Jika gerakan janin tiba-tiba berhenti di trimester ketiga, sebaiknya segera waspada. Konsultasikan hal ini pada dokter sebelum terlambat.

12. Sakit Punggung Disertai Beberapa Keluhan

Sebenarnya, keluhan sakit punggung sangat wajar dialami ibu hamil. Namun, Bunda perlu lebih waspada jika mengalami sakit punggung yang disertai dengan beberapa gejala, seperti perdarahan atau berkurangnya  tanda-tanda kehamilan.

13. Keputihan Abnormal

Keputihan yang abnormal bisa menjadi tanda awal keguguran, lo. Ini bisa menjadi tanda janin tidak lagi berkembang. 

14. Payudara Tidak Lagi Sensitif

Beberapa perempuan yang payudaranya tiba-tiba lagi terasa sensitif atau ukurannya mengecil ketika hamil bisa jadi merupakan tanda ada sesuatu dengan kehamilannya. 

15. Janin Kekurangan Oksigen

Ketika janin tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup, maka kondisi ini disebut juga gawat janin. Tandanya juga bisa dilihat dari berkurangnya gerakan janin di dalam kandungan, cairan ketuban yang abnormal, dan denyut jantung janin yang abnormal.

Akan tetapi, berkurangnya oksigen pada janin bukan hanya menyebabkan gawat janin, tetapi juga komplikasi kehamilan lainnya yang bisa berakibat fatal. 

Penanganan Janin Tidak Berkembang

Janin tidak berkembang dapat terdeteksi melalui USG kehamilan. Setelah mengetahui terdapat kehamilan kosong, umumnya dokter akan menyarankan beberapa hal, misalnya mengugurkan kandungan atau menunggu keguguran secara alami.

Mengugurkan kandungan bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat perangsang peluruhan embrio atau dilatasi dan kuretase. Adapun menunggu keguguran secara alami ialah menunggu jaringan plasenta keluar dengan sendirinya dari rahim.

Meski bisa jadi pilihan, menunggu keguguran alami justru memiliki risiko. Oleh karena itu, menunggu keguguran secara alami harus terus di bawah pantauan dokter.

Mungkin Bunda bertanya-tanya, apakah janin yang tidak berkembang bisa diselamatkan? Sayangnya, janin yang tidak berkembang selalu berakhir dengan keguguran. Hingga kini, tidak ada yang bisa menghentikannya karena merupakan proses alami tubuh.

Itulah informasi penting seputar tanda janin tidak berkembang. Semoga bermanfaat, Parents. 

Baca juga:

Wajarkah janin lebih sering bergerak di malam hari? Ini penjelasannya

2 Cara Menghitung Berat Janin yang Bisa Dilakukan di Rumah

Bagaimana Cara Menghitung Usia Kehamilan Sudah Berapa Minggu? Ini Penjelasannya