X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Infeksi RSV pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

Bacaan 11 menit

Beragam penyakit akan lebih mudah menyerang seseorang saat memasuki musim penghujan, salah satunya yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus RSV. Parahnya lagi, infeksi ini lebih sering menyerang bayi dan anak-anak, daripada orang dewasa.

Apabila tidak segera diatasi, si kecil yang terlanjur terkena infeksi ini bisa berisiko mengalami kondisi penyakit yang lebih berbahaya. Untuk itu, para petugas medis sangat mengimbau orang tua agar waspada terhadap bahaya RSV (Respiratory Syncytial Virus).

Artikel terkait: Cystic Fibrosis, Kelainan Bawaan yang Mengganggu Saluran Pernapasan Bayi

Table of Contents

  • Apa Itu RSV?
  • Penyebab
  • Gejala
  • Faktor Risiko
  • Cara Penularan 
  • Pencegahan yang Bisa Dilakukan
  • Cara Meringankan Gejala dan Kapan Harus ke Dokter
  • Komplikasi
  • Cara Membedakan RSV dengan Covid-19
  • Diagnosis
  • Kisah Bayi Terinfeksi RSV
  • Pertanyaan Populer

Apa Itu RSV atau Respiratory Syncytial Virus?

Berdasarkan informasi yang dilansir dari situs WebMD, RSV adalah sebuah virus yang sangat menular dan menginfeksi saluran pernapasan sebagian besar anak di bawah usia 2 tahun. Infeksi RSV dapat menyebabkan masalah serius, terkadang hingga mengancam jiwa, seperti pneumonia atau bronchiolitis, peradangan saluran udara kecil paru-paru.

Sementara itu, CDC melaporkan jika setiap tahunnya ada sekitar 2,1 juta anak di bawah usia 5 tahun didiagnosis menderita RSV. Jika terlanjur menderita, orang tua harus segera membawa sang anak ke pusat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan tindakan yang tepat.

“Kami harus memastikan bahwa bayi masih dapat bernapas, mereka dapat tetap terhidrasi dan tidak memiliki demam tinggi yang dapat membuat mereka dalam kesulitan,” kaya Dr. Edith Bracho-Sanchez, seorang dokter anak di Colombia University.

Penyebab Infeksi RSV

infeksi rsv

Disebabkan oleh virus RSV yang menyebar melalui udara, seperti setelah batuk dan bersin. Lalu, bisa juga melalui kontak fisik langsung dengan pembawa virus.

Kemungkinan tertinggi bayi yang mengalami infeksi ini yaitu:

  • Bayi lahir prematur
  • Anak-anak di bawah usia 2 tahun yang dilahirkan dengan penyakit jantung maupun paru-paru
  • Bayi dan anak kecil yang sistem kekebalan tubuhnya lemah karena penyakit atau perawatan medis
  • Bayi di bawah usia 8 hingga 10 minggu

Gejala RSV

RSV dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi yang lebih parah, misalnya bronkiolitis, radang saluran udara kecil di paru-paru, pneumonia, dan infeksi paru-paru.

RSV adalah penyebab paling umum dari bronkiolitis dan pneumonia pada anak-anak di bawah usia 1 tahun. 

Mereka yang terinfeksi biasanya menunjukkan gejala dalam waktu 4 hingga 6 hari setelah terinfeksi. Gejala biasanya berlangsung selama 1 hingga 2 minggu. RSV mungkin tidak parah saat di tahap awal, tetapi gejalanya bisa jadi semakin berat setelah beberapa hari kemudian. 

Gejala biasanya meliputi:

  • Pilek
  • Nafsu makan yang menurun
  • Batuk
  • Bersin
  • Demam
  • Mengi

Gejala-gejala ini biasanya muncul secara bertahap dan tidak sekaligus. Demam juga mungkin tidak selalu terjadi pada infeksi RSV.

Perlu diperhatikan bahwa bayi yang terinfeksi hampir selalu menunjukkan gejala, berbeda dengan orang dewasa yang bisa saja tidak menunjukkan gejala saat terkena infeksi RSV.

Pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan, gejala yang terjadi berupa rewel, penurunan aktivitas, kesulitan bernapas, nafsu makan berkurang, dan terjadi apnea atau jeda saat bernapas.

Artikel terkait: Ketahui Napas Bayi Normal dan Tanda-Tanda Ada Gangguan Pernapasan pada Si Kecil

Faktor Risiko

Kebanyakan orang yang terkena infeksi ini akan mengalami gejala ringan dan akan sembuh dalam waktu satu hingga dua minggu.

Meskipun begitu, beberapa orang dengan faktor risiko tertentu bisa saja mengalami infeksi yang parah dan perlu dirawat di rumah sakit. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang perlu diwaspadai:

  • Penderita penyakit kronis – Mereka dengan infeksi berat, termasuk bronkiolitis dan pneumonia dapat mengalami perburukan kondisi kesehatan. Penderita asma dapat mengalami serangan asma akibat infeksi ini, kemudian penderita gagal jantung kongestif, dapat mengalami gejala lebih parah yang dipicu oleh RSV.
  • Bayi dan balita – Mereka yang memiliki risiko terbesar gejala berat termasuk bayi di bawah 6 bulan, anak-anak di bawah usia 2 tahun dengan penyakit paru-paru kronis atau penyakit jantung bawaan sejak lahir, anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan/atau gangguan neuromuskular (termasuk yang mengalami kesulitan menelan atau membersihkan sekresi lendir).
  • Lansia – yang berusia 65 tahun ke atas, menderita penyakit jantung atau paru-paru kronis, dan yang memiliki kekebalan tubuh lemah.

Cara Penularan 

Virus RSV dapat bertahan selama berjam-jam di permukaan benda serta dapat hidup di permukaan lunak seperti tisu dan tangan untuk waktu yang lebih singkat.

Virus ini dapat menyebar ketika:

  • Orang yang terinfeksi batuk atau bersin
  • Terkena droplet dari orang yang terinfeksi di mata, hidung, atau mulut
  • Menyentuh permukaan yang terdapat virus dan menyentuh wajah sebelum mencuci tangan
  • Kontak langsung dengan virus, misalnya mencium wajah anak yang terinfeksi

Mereka yang terinfeksi RSV biasanya akan menularkan penyakit tersebut selama 3 hingga 8 hari, tetapi pada beberapa bayi atau orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah dapat terus-menerus menyebarkan virus meskipun gejala sudah berhenti hingga 4 minggu lamanya.

Pencegahan yang Bisa Dilakukan

Infeksi RSV pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

Sumber: Pexels

Langkah-langkah yang dapat Bunda ambil untuk mencoba menghindari dan mencegahnya meliputi:

  • Hindari mencium bayi jika Bunda atau orang lain memiliki gejala pilek.
  • Jaga lingkungan sekitar tetap bersih.
  • Jangan biarkan siapa pun merokok di sekitar bayi.
  • Jika memungkinkan, jauhkan bayi dari siapa pun yang terserang gejala flu.
  • Jauhkan bayi dari keramaian.
  • Minta orang untuk mencuci tangan sebelum menyentuh bayi.
  • Batasi waktu bayi berada di luar rumah, terutama saat musim hujan.
  • Sering mencuci tangan, terutama setelah bersentuhan dengan siapa saja yang memiliki gejala flu.

Idealnya, mereka yang mengalami gejala penyakit pernapasan seperti pilek tidak boleh berinteraksi terlebih dahulu dengan mereka yang memiliki faktor risiko infeksi yang parah seperti bayi prematur, anak di bawah usia 2 tahun dengan kondisi paru-paru atau jantung kronis, dan anak-anak dengan sistem kekebalan yang lemah.

Untuk orang dewasa yang terkena virus ini, cegah penyebaran dengan cara-cara berikut ini:

  • Tutupi batuk dan bersin dengan tisu, atau lengan baju bagian atas bukan telapak tangan.
  • Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama minimal 20 detik.
  • Hindari kontak dengan seperti berciuman, berjabat tangan, dan berbagi peralatan makan dengan orang lain.
  • Bersihkan permukaan benda yang sering disentuh.

Artikel terkait: Penelitian: Bayi bisa ‘divaksinasi’ terhadap Asma dengan Probiotik

Cara Meringankan Gejala dan Kapan Harus Menghubungi Dokter

Sebagian besar infeksi ini hilang dengan sendirinya dalam satu atau dua minggu. Pada dasarnya belum ada pengobatan khusus untuk infeksi RSV, meskipun para ahli dan peneliti sedang mengembangkan vaksin dan antivirus untuk penyakit tersebut.

Cerita mitra kami
Bintik Putih Pada Wajah Bayi, Apa Penyebab & Cara Mengatasinya?
Bintik Putih Pada Wajah Bayi, Apa Penyebab & Cara Mengatasinya?
Ciri-Ciri Bayi Alergi Susu Sapi yang Harus Bunda Ketahui
Ciri-Ciri Bayi Alergi Susu Sapi yang Harus Bunda Ketahui
Cara Melakukan Bonding Berkualitas dengan si Kecil di 1000 Hari Pertama Kehidupannya
Cara Melakukan Bonding Berkualitas dengan si Kecil di 1000 Hari Pertama Kehidupannya
Tak Boleh Sembarangan, Ini Panduan untuk Melindungi Kulit Bayi dengan Tepat
Tak Boleh Sembarangan, Ini Panduan untuk Melindungi Kulit Bayi dengan Tepat

Jika Parents melihat adanya gejala infeksi ini pada anak, lakukan hal-hal seperti berikut untuk meringankan gejalanya.

  • Atasi demam dan nyeri dengan obat pereda demam atau nyeri seperti ibuprofen dan asetaminofen.
  • Pastikan anak mendapatkan cukup asupan cairan untuk mencegah dehidrasi.
  • Konsultasi terlebih dahulu pada dokter sebelum memberi anak obat flu karena beberapa obat mengandung bahan yang kurang baik untuk anak-anak.

Segera bawa si kecil ke dokter jika mengalami kondisi seperti ini:

  • Muncul suara mengi saat ia bernapas.
  • Tubuhnya lemas.
  • Batuk dengan lendir berwarna kuning, hijau, atau abu-abu.
  • Sulit bernapas atau bahkan berhenti bernapas.
  • Menolak untuk menyusu.
  • Timbul tanda-tanda dehidrasi, seperti kurang air mata saat menangis, produksi air seni yang sedikit atau tidak sama sekali buang air kecil selama 6 jam, dan kulit yang kering.
  • Jika tubuh bayi terasa sangat lemah, bernapas cepat, atau timbul warna biru di bibir atau di kuku mereka, segera bawa ke UGD untuk mendapat penanganan yang tepat.

Komplikasi

Laman Mayo Clinic menulis, komplikasi virus pernapasan syncytial meliputi:

  • Radang paru-paru. RSV adalah penyebab paling umum radang paru-paru (pneumonia) atau saluran udara paru-paru (bronchiolitis) pada bayi. Komplikasi ini dapat terjadi ketika virus menyebar ke saluran pernapasan bagian bawah. Peradangan paru-paru bisa sangat serius pada bayi, anak kecil, orang dewasa yang lebih tua, individu dengan gangguan kekebalan, atau orang dengan penyakit jantung atau paru kronis.
  • Infeksi telinga tengah. Jika kuman masuk ke ruang belakang gendang telinga, Anda bisa terkena infeksi telinga tengah (otitis media). Ini paling sering terjadi pada bayi dan anak kecil.
  • Asma. Mungkin ada hubungan antara RSV parah pada anak-anak dan meningkatkan risiko anak mengalami asma di kemudian hari.
  • Infeksi berulang. Setelah anak mengalaminya, ia bisa terinfeksi lagi. Bahkan mungkin terjadi selama musim RSV yang sama. Namun, gejala biasanya tidak separah umumnya dalam bentuk flu biasa. Tapi, kondisi ini bisa menjadi serius pada orang dewasa yang lebih tua atau pada orang dengan penyakit jantung atau paru-paru kronis.
  • Rawat inap. Infeksi yang parah mungkin memerlukan rawat inap di rumah sakit sehingga dokter dapat memantau dan menangani masalah pernapasan dan memberikan cairan intravena (IV) atau infus.

Cara Membedakan RSV dengan Covid-19

Karena RSV dan penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) keduanya merupakan jenis virus pernapasan, beberapa gejala RSV dan COVID-19 bisa serupa. Pada anak-anak, COVID-19 seringkali menimbulkan gejala ringan seperti demam, pilek, dan batuk. Untuk orang dewasa dengan COVID-19, gejalanya mungkin lebih parah dan mungkin termasuk kesulitan bernapas.

Memiliki kondisi ini dapat menurunkan kekebalan dan meningkatkan risiko terkena COVID-19 — untuk anak-anak dan orang dewasa. Dan infeksi ini dapat terjadi bersamaan, yang dapat memperburuk keparahan penyakit COVID-19, demikian sebagaimana dijelaskan laman kesehatan Mayo Clinic.

Jika Anda memiliki gejala penyakit pernapasan, dokter Anda mungkin merekomendasikan pengujian COVID-19. Jadi untuk benar-benar tahu apakah yang Parents atau si kecil derita RSV atau Covid-19 Anda harus melakukan tes.

Diagnosis

Lantas, bagaimana Respiratory Syncytial Virus (RSV) didiagnosis? Sebagaimana dikutip laman Kids Health, dokter biasanya mendiagnosis virus pernapasan dengan meneliti riwayat medis dan melakukan pemeriksaan. Pada banyak anak, dokter biasanya tidak perlu membedakan RSV dari flu biasa.

Tetapi jika seorang anak memiliki kondisi kesehatan lain atau gejala yang lebih serius, dokter mungkin akan membuat diagnosis yang spesifik. Dalam hal ini, virus diidentifikasi dengan menguji cairan hidung. Sampel dikumpulkan baik dengan kapas atau dengan alat hisap melalui jarum suntik.

Kisah Bayi Terinfeksi RSV

infeksi rsv

Keadaan Cameron yang terkena infeksi RSV (Sumber foto: Good Morning America)

Setidaknya, apa yang dialami bayi berusia 3 bulan, yang berasal dari Smithfield, Virginia, bisa dijadikan pelajaran penting dan mengingatkan kita semua agar tidak menyepelekan virus ini.

Adalah Cameron, bayi 3 bulan ini dinyatakan positif menderita RSV pada 23 Desember 2019. Kemudian dua hari setelah itu, Cameron langsung dirawat di rumah sakit. Leann Tate, ibu Cameron menyatakan jika anaknya dirawat selama 6 hari menggunakan tabung oksigen untuk membantunya bernapas.

“Saat itu Cameron sangat dehidrasi bahkan sempat tidak sadar. Hal ini membuat Cameron harus mendapatkan perawatan darurat,” kenang Leann, mengutip dari situs Good Morning America.

Sang ibu mengatakan jika gejala kondisi ini sama dengan penyakit commoncold, yaitu berupa pilek dan batuk.

infeksi rsv

Kondisi Antonio saat mendapatkan perawatan akibat infeksi RSV

Leann Tate bukan satu-satunya orang tua yang anaknya menderita RSV. Pada bulan Agustus 2019, Ariana DiGrigorio, ibu 4 orang anak dari New Jersey ini pun berbagi foto putranya bernama Antonio (8 bulan) yang tubuhnya terhubung ke mesin, dengan harapan untuk mengingatkan orang lain agar tidak mendekati bayinya yang sedang sakit.

“Itu menakutkan. Sebelum dia dipindahkan ke ICU, dia berada di kamar biasa dan dia mengalami gangguan pernapasan,” ungkap DiGriorio.

Pertanyaan Populer Terkait RSV

RSV menyebabkan penyakit apa?

Virus ini bisa menyebabkan infeksi di saluran napas dan paru-paru, baik pada anak atau orang dewasa. Gejala infeksi RSV mirip dengan gejala pilek atau flu dan biasanya cenderung ringan.

Virus ini biasanya menginfeksi anak-anak yang berusia dua tahun ke atas, tetapi juga bisa menyerang orang dewasa. 

Apa itu RSV pada bayi?

RSV pada bayi  adalah sebuah virus yang sangat menular dan menginfeksi saluran pernapasan sebagian besar anak di bawah usia 2 tahun. Infeksi ini dapat menyebabkan masalah serius, terkadang hingga mengancam jiwa, seperti pneumonia atau bronchiolitis, peradangan saluran udara kecil paru-paru.

Bagaimana cara mencegah penyakit respiratory syncytial virus RSV pada anak?

Karena RSV dapat menyebar dengan mudah dengan menyentuh orang atau permukaan yang terinfeksi, cuci tangan dengan baik dan sering dapat membantu menghentikannya. Cuci tangan setelah berada di sekitar seseorang yang memiliki gejala flu. Anak usia sekolah yang terkena flu sebaiknya menjauhi adiknya – terutama bayi – sampai gejalanya hilang.

Untuk mencegah penyakit pernapasan terkait kondisi yang serius, bayi berisiko tinggi bisa mendapatkan suntikan obat bulanan dengan antibodi RSV selama puncak musim RSV (biasanya musim gugur hingga musim semi di AS), demikian sebagaimana dikutip laman Kids Health.

Itulah penjelasan soal infeksi RSV pada bayi. Bunda harus hati-hati, ya, dengan kondisi ini.

***

Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi & Kalamula Sachi

 

Mom urges parents, ‘go with your gut’ after 3-month-old contracts RSV: What you need to know
www.goodmorningamerica.com/wellness/story/mom-urges-parents-gut-month-contracts-rsv-68000062

Respiratory Syncytial Virus (RSV)
www.webmd.com/lung/rsv-in-babies#1

Respiratory Syncytial Virus Infection (RSV)
www.cdc.gov/rsv/about/symptoms.html

Respiratory Syncytial Virus Infection (RSV)
www.cdc.gov/rsv/high-risk/infants-young-children.html

Respiratory Syncytial Virus (RSV)

kidshealth.org/en/parents/rsv.html

Respiratory syncytial virus (RSV)

www.mayoclinic.org/diseases-conditions/respiratory-syncytial-virus/symptoms-causes/syc-20353098

 

Baca juga:

Bahayakah Napas Bayi Berbunyi Grok-Grok? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

"Bayiku mengalami gagal napas di usia 3 minggu," curhat seorang Bunda

Gangguan pernafasan pada bayi baru lahir, kenali penyebab dan gejalanya

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Finna Prima Handayani

Diedit oleh:

Aulia Trisna

Diulas oleh:

dr.Gita Permatasari

  • Halaman Depan
  • /
  • Bayi
  • /
  • Infeksi RSV pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi
Bagikan:
  • Penyebab bayi gumoh dan tanda-tanda yang perlu Parents waspadai

    Penyebab bayi gumoh dan tanda-tanda yang perlu Parents waspadai

  • Jangan abaikan! Gangguan psikis ini bisa dipicu rasa stres

    Jangan abaikan! Gangguan psikis ini bisa dipicu rasa stres

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

  • Penyebab bayi gumoh dan tanda-tanda yang perlu Parents waspadai

    Penyebab bayi gumoh dan tanda-tanda yang perlu Parents waspadai

  • Jangan abaikan! Gangguan psikis ini bisa dipicu rasa stres

    Jangan abaikan! Gangguan psikis ini bisa dipicu rasa stres

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

  • 10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

    10 Artis yang Tak Malu Gendong Anaknya dengan Kain Jarik

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.