Pernahkah Parents menghadapi situasi ketika sedang menyusui si Kecil, tetapi perut bayi bunyi?
Ternyata, bukan orang dewasa saja, lho, yang mengalami perut bunyi. Bayi juga bisa mengalami kondisi ini.
Lantas, apa penyebab perut bayi bunyi? Cek jawabannya di bawah ini, Parents.
Artikel terkait: Perut Bayi Baru Lahir Sering Kembung? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Apa Penyebab Perut Bayi Bunyi?
Walaupun membuat Bunda khawatir, nyatanya keadaan perut bayi berbunyi adalah hal yang wajar.
Layaknya orang dewasa, perut bayi berbunyi karena beberapa alasan di bawah ini.
1. Bayi Lapar
Alasan perut bayi berbunyi paling umum adalah bayi merasa lapar!
Tak hanya orang dewasa, perut bayi pun menimbulkan bunyi ketika ia merasa lapar.
Perut berbunyi ketika bayi dalam kondisi perutnya kosong dan mulai berkontraksi.
Selanjutnya, perut bayi mengeluarkan udara di sekitar ruang perut. Kondisi inilah yang membuat perut berbunyi aneh.
Jika perut bayi berbunyi, berarti tiba waktunya menyusui!
2. Gerakan Usus Normal
Pada dasarnya, usus manusia melakukan gerakan peristaltik saat mencerna makanan.
Gerakan inilah yang menimbulkan suara seperti bunyi “krucuk krucuk” pada perut. Hal ini bahkan terjadi dalam kondisi normal, alias ketika seseorang tidak merasa lapar.
Mengingat dinding usus bayi lebih tipis, jangan heran suara yang ditimbulkan akan lebih nyaring dibandingkan orang dewasa.
Alhasil, apa pun yang masuk ke dalam saluran pencernaannya, baik ASI atau makanan lembut, gerakan ususnya akan lebih terdengar.
Artikel terkait: Pola Tidur Bayi 2 Bulan: Jadwal, Masalah, dan Cara Mengatasinya
3. Bayi Menelan Udara
Penyebab perut bayi bunyi berikutnya yaitu karena menelan udara alias kembung. Udara bisa masuk ke perut bayi ketika sedang menyusui, baik menyusu langsung maupun melalui botol susu.
Bayi yang menyusu terlalu cepat dan bersemangat karena terlalu lapar juga bisa jadi pemicunya.
Udara juga bisa terperangkap dalam perut bayi karena hal berikut:
- Posisi menyusui salah. Idealnya, saat menyusui posisi kepala harus lebih tinggi dari perut. Jika bayi menyusu sambil tidur sejajar, maka bisa mengakibatkan perut kembung.
- Ujung dot susu kurang tepat. Bentuk ujung dot yang tidak presisi juga bisa menjadi alasan. Untuk itu, pastikan seluruh permukaan bibir bayi menyentuh lingkaran gelap pada payudara ibu, bukan putingnya saja. Bunda juga bisa membeli botol dengan dot anti sedak sehingga menyesuaikan isapan bayi.
Tak kalah penting, jangan lupa menyendawakan bayi setelah menyusui. Caranya tegakkan badan bayi hingga duduk menghadap dekapan ibu.
Elus atau tepuk pelan punggungnya hingga keluar bunyi sendawa.
Pilihan lain adalah dengan meletakkan bayi Anda di punggungnya dan dengan lembut mengggerakkan kakinya ke atas dan ke bawah sembari menekuk lututnya seperti gerakan bersepeda.
4. Terlalu Kenyang Termasuk Penyebab Perut Bayi Bunyi
Siapa sangka, terlalu kenyang pun bisa membuat perut bayi berbunyi. Ketika lapar, bayi sangat mungkin semangat menyusui dan terlalu banyak minum ASI.
Hal ini membuat bayi sangat kenyang dan akhirnya perut berbunyi.
Jika hal ini terjadi, sebagian susu tidak bisa dicerna oleh lambung si Kecil.
Terlebih, enzim pencernaan bayi belum berkembang dengan sempurna sehingga yang ada makanan akan diteruskan ke usus.
Di usus, makanan tersebut terfermentasi oleh bakteri usus sehingga menimbulkan gas. Gas inilah yang membuat perut bayi kembung dan mengeluarkan bunyi.
Artikel terkait: 10 Fakta Unik Bayi baru Lahir yang Harus Diketahui Orangtua Baru
5. Mengonsumsi MPASI yang Mengandung Gas
Akan ada momentum bayi mengenal makanan padat alias MPASI.
MPASI inilah gizi pelengkap untuk si Kecil di atas usia 6 bulan.
Namun, pemilihan bahan makanan untuk MPASI yang keliru bisa membuat bayi kembung.
Beberapa jenis makanan yang dapat menimbulkan gas antara lain:
- Kubis (kol)
- Kembang kol
- Produk olahan susu, seperti keju dan yoghurt
- Produk kedelai, seperti susu kedelai, tahu, dan tempe
- Tomat
- Aneka jenis jeruk
6. Bayi Mengalami Kolik
Menurut laman Vinmec, penyebab lainnya bisa jadi adalah penyumbatan udara di lipatan usus atau lokasi lain dalam sistem pencernaan, disebut kolik.
Penyebab umum gejala kolik pada bayi adalah:
Apa pun makanan yang ibu konsumsi, nutrisi dari makanan tersebutlah yang akan diterima si bayi.
Oleh karena itu, jika ibu mengonsumsi makanan yang terlalu berminyak, tinggi protein, pedas, terinfeksi bakteri, disimpan terlalu lama, berbau tengik, dan lainnya, semua itu akan memengaruhi kualitas ASI dan menyebabkan bayi sakit perut atau masalah kesehatan lainnya.
-
Pemberian makan yang salah
Seperti penggunaan dot pada botol (tidak sesuai ukuran mulut anak) atau takaran susu formula (sufor) yang tidak tepat.
Dot botol yang tidak pas, bisa menyebabkan ASI atau sufor mengalir terlalu lambat atau terlalu cepat, sehingga menyebabkan bayi menelan banyak udara dan menyebabkan gejala kolik.
-
Bayi tidak dapat menyerap laktosa dalam susu
Laktosa adalah gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu.
Untuk beberapa alasan, bayi mungkin menyusui terlalu cepat, tetapi tubuhnya tidak menghasilkan cukup enzim untuk mencerna laktosa tersebut.
Akibatnya laktosa menumpuk di usus dan menyebabkan bayi kolik.
Hal lainnya bisa dikarenakan bakteri seperti E.coli, Shigella, Salmonella atau virus akibat mengisap jempol atau dot yang tidak higienis.
Bakteri dan virus jahat bisa berkembang kemudian menekan bakteri baik dan mengganggu mikroflora usus. Bayi bisa berujung diare atau kolik.
Artikel terkait: Diare pada Bayi: Penyebab, Ciri, dan Cara Mengatasi
Apakah Normal Perut Bayi Bunyi?
Ketika perut bayi kosong atau lapar, perutnya akan berkontraksi dan menekan udara di sekitarnya. Proses ini menghasilkan suara-suara yang mungkin Anda istilahkan dengan ‘perut keroncongan’.
William Penton Sears, dokter anak asal Amerika Serikat dan penulis beberapa buku parenting, mengatakan di laman Livestrong, jika suara gemuruh pada perut bayi dibarengi dengan sendawa atau muntah sesekali, ini tanda ususnya sedang bekerja keras. Ini bisa terjadi dalam keadaan perutnya kosong atau sudah terisi penuh.
Sepanjang hari bayi Anda menelan udara dan air liur berkali-kali, dan bagian ujung atas ususnya sering “menendang kembali” sebagian udara yang masuk dan menghasilkan suara gemuruh.
Suara ini juga bisa berasal dari bagian dari proses pengolahan makanan di dalam ususnya. Atau juga akibat dari proses fermentasi yang terjadi di usus bagian bawah.
Misalnya setelah bayi mengonsumsi kacang-kacangan atau makanan bertepung. Saat itu bakteri normal yang hidup di ususnya sedang memakan gula yang diproduksi makanan tersebut.
Gas yang merupakan produk sampingan dari proses pencernaan bakteri itu sebagian ada yang naik dan menghasilkan ‘suara-suara’ lucu di perutnya, ada juga yang turun dan keluar (kentut).
Ternyata, kondisi perut bayi bunyi seperti ini normal terdengar sebelum dan sesudah bayi menyusui, Bunda.
Terkadang gelombang suara di perutnya terdengar seperti ‘terburu-buru’, berupa gumaman, dentingan, atau bahkan gemericik setiap 5 hingga 15 detik sekali dengan durasi beberapa detik saja.
Artikel terkait: Bayi Lapar atau Kenyang? Kenali Tanda-Tanda Berikut Ini!
Seperti Apa Perut Bayi Bunyi yang Tidak Normal?
Dalam kasus yang normal, perut bayi bunyi dengan nada suara yang nyaring dan berkurang perlahan secara terarur. Ini tanda aktivitas ususnya sedang melambat, dan biasa terjadi ketika bayi sedang tidur.
Akan tetapi, menjadi tidak normal bila perut kerap berbunyi setelah bayi makan atau menyusui. Ini tanda bayi Anda mengalami:
- Sembelit atau obstruksi usus, ditandai dengan suara seperi air yang bergemerincing melalui pipa.
- Peningkatan aktivitas usus. Suara usus hiperaktif: Suara bernada tinggi.
- Alergi makanan atau stres: Suara nada perut sangat tinggi.
- Peradangan usus: Perut bergemuruh dan beriak.
- Ruptur usus atau pencekikan usus: Jika tidak ada suara yang terdengar setelah makan.
Kondisi ini masih wajar bila bunyi disertai dengan diare. Namun, bila bayi sampai merasa kesakitan, berarti ada sesuatu yang serius terjadi pada usus bayi dan Parents harus waspada.
Terutama bila Anda mendengar suara perut bayi yang sulit dijelaskan atau belum pernah Anda dengar sebelumnya.
Kapan Harus Waspada Saat Perut Bayi Bunyi?
Kendati merupakan hal yang normal, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melalui laman resminya memaparkan pemicu kondisi perut bayi bunyi yang sebaiknya diwaspadai yakni sebagai berikut:
Kelainan usus bawaan sejak lahir ini bisa menimbulkan usus bayi tersumbat. Gejalanya yaitu perut mudah kembung, muntah berwarna hijau, tidak buang air besar maupun buang angin.
Yaitu kondisi usus atas terlipat ke bagian bawah dengan gejala perut kembung, perut nyeri, dan buang air besar disertai lendir dan darah.
Jika mengalami kondisi ini, biasanya bayi akan mengalami perut kembung 24 jam sampai 48 jam setelah lahir.
- Kelainan usus bagian bawah
Pada kondisi ini, tidak terbentuk saraf pada usus bayi bagian bawah. Akibatnya usus tidak dapat berkontraksi sebagaimana usus normal.
Contoh gejalanya adalah bayi jadi sulit mengejan dan ketika anus dicolok, kotoran akan langsung menyembur keluar.
Merupakan suatu kondisi bayi tidak memiliki enzim untuk mencerna laktosa. Laktosa biasanya terdapat pada produk olahan susu.
Diperkirakan sekitar 6 dari 10 anak tidak mampu mencerna laktosa dengan baik.
- Pertumbuhan bakteri berlebih
Situasi bakteri tumbuh berlebih akan meningkatkan produksi gas di perut sehingga menyebabkan kembung dan perut bayi bunyi.
Kondisi ini biasanya terjadi pada bayi yang kurang gizi, mengalami gangguan peristaltik usus, serta penggunaan obat antibiotik jangka panjang.
Di samping itu, Bunda sebaiknya membawa bayi ke dokter bila menunjukkan gejala bayi rewel berlebihan tanpa penyebab, perut bayi kembung, muntah berwarna hijau, buang air besar berdarah dan berlendir, sakit perut, demam tinggi, dan diare atau justru tidak bisa buang air besar.
Artikel terkait: Gerakan Bayi Dalam Kandungan Prediksikan Perilaku Bayi Kelak
Upaya yang Sebaiknya Dilakukan Orang Tua
Pada dasarnya, tak perlu khawatir ketika perut bayi berbunyi. Ini kiat yang bisa dilakukan orang tua.
- Sendawakan Bayi. Caranya dengan menaruh bayi di bahu dan tepuk punggungnya. Bunda juga bisa meletakkan bayi di tempat tidur dengan posisi tengkurap. Tepuk punggungnya secara perlahan untuk menstimulasi ia bersendawa.
- Pijat Perut Bayi. Ambil minyak telon lalu berikan pijatan lembut di perut bayi. Memijat perut atau mengusapnya dengan lembut akan membantu mengeluarkan udara yang terjebak di perut.
- Hindari Makanan yang Mengandung Gas. Tak kalah penting adalah cermat dalam memilih menu yang akan diolah untuk MPASI. Jangan memilih makanan yang mengundang gas di perut.
- Posisi Menyusui Tepat. Saat bayi menyusui langsung, pastikan ia melekatkan mulutnya dengan benar di payudara Bunda. Hal ini sebagai langkah preventif agar tidak banyak udara ikut tertelan.
Semoga informasi soal perut bayi bunyi ini bermanfaat dan kesehatan bayi Anda senantiasa terjaga.
Baca Juga:
Bayi Digendong Tidur Ditaruh Bangun, Apa Penyebab dan Bagaimana Mengatasinya?
Wajarkah Wajah Bayi Berbulu Saat Baru Lahir? Cek Penjelasannya di Sini, Yuk!
Apa Penyebab Kenaikan Berat Badan Anak Seret atau Weight Faltering? Ini Kata Dokter
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.