Ketika mencari suplemen vitamin D di apotek, biasanya kita akan menemukan produk berlabel vitamin D atau Vitamin D3. Hal ini sering menimbulkan kebingungan di dalam benak sebagian orang, memangnya apa perbedaan vitamin D dan D3? Nah, biar Parents enggak ikutan bingung, yuk, baca ulasan selengkapnya!
Mengenal Vitamin D serta Manfaatnya
Vitamin D merupakan zat gizi yang sangat penting untuk memelihara kesehatan tubuh. Manfaat vitamin D antara lain membantu tubuh menyerap kalsium yang dibutuhkan untuk membangun, memelihara, dan memperbaiki tulang. Vitamin ini juga memainkan peran kunci dalam gerakan otot, sistem saraf, dan sistem kekebalan tubuh.
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Penelitian menunjukkan bahwa 50% dari populasi di seluruh dunia memiliki tingkat vitamin D yang tidak mencukupi.
Pada anak-anak, kekurangan vitamin D dapat menyebabkan rakhitis, tulang mereka melunak sehingga rentan terhadap patah tulang. Adapun pada orang dewasa, kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko osteomalacia dan osteoporosis yang mengakibatkan tulang lunak atau rapuh.
Tubuh kita sebenarnya bisa membuat Vitamin D sendiri. Ketika kulit terekspos sinar matahari, rantai reaksi terjadi dan memungkinkan tubuh untuk memproduksi vitamin D.
Tetapi perlu diingat, sinar UV yang merangsang pembentukan vitamin D juga dapat meningkatkan risiko kanker kulit. Itulah sebabnya, para ahli tidak menyarankan menyarankan seseorang terpapar sinar matahari secara berlebihan.
Berbagai faktor juga dapat memengaruhi berapa banyak vitamin D yang diproduksi tubuh. Orang dengan kulit lebih terang menghasilkan lebih banyak vitamin D, sehingga mereka cukup berjemur 10-15 menit saja. Adapun orang berkulit lebih gelap dapat mengekspos beberapa bagian tubuh antar 15-30 menit di bawah sinar matahari.
Artikel terkait: Mengapa anak harus cukup asupan vitamin D? Parents wajib tahu alasannya
Perbedaan Vitamin D dan D3
Vitamin D sebenarnya lebih dari sekedar satu vitamin. Ini adalah keluarga nutrisi yang memiliki kesamaan dalam struktur kimia. Secara umum, ada dua jenis vitamin D yang dikenal, yaitu vitamin D2 (ergocalciferol ) dan vitamin D3 (cholecalciferol).
Keduanya memainkan peran yang sama dalam tubuh, tetapi vitamin D2 dan D3 memiliki struktur molekul yang sedikit berbeda. Perbedaan utamanya adalah vitamin D2 berasal dari tumbuhan, sedangkan D3 berasal dari hewan, termasuk manusia. Sebutan vitamin D saja biasanya merujuk pada jenis vitamin D2.
Makanan yang Mengandung Vitamin D2
Sumber vitamin D2 dapat ditemukan pada pangan nabati yang tumbuh dengan paparan sinar matahari, seperti jamur dan ragi. Setengah cangkir jamur putih mentah dapat mengandung 46% dari kebutuhan harian vitamin D yang direkomendasikan orang dewasa.
Selain itu, vitamin D2 juga dapat diperoleh dari makanan yang difortifikasi, contohnya
- Susu nabati, seperti oat, almond, dan susu kedelai
- Jus jeruk
- Sereal
Makanan Sumber Vitamin D3
Makanan yang secara alami tinggi vitamin D3 berasal dari sumber hewani, antara lain:
- Minyak hati ikan kod
- Trout
- Salmon
- Sarden
- Telur
- Hati sapi
- Tuna
- Keju
- Mentega
Vitamin D3 Mungkin Lebih Efektif Dibanding D2
Sebuah studi 2012 menunjukkan bahwa vitamin D3 tampaknya lebih baik dalam meningkatkan kadar vitamin D dalam darah jika dibandingkan D2.
Kendati demikian, para peneliti membutuhkan lebih banyak bukti sebelum mereka dapat memastikan bagaimana kedua jenis vitamin tersebut mempengaruhi kelompok orang yang berbeda dari segi usia, jenis kelamin, dan etnis. Selain itu, penelitian ini mengamati suplemen vitamin D, bukan makanan.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa D3 mungkin lebih unggul dari D2. Sebuah studi tahun 2016 mencatat bahwa suplementasi dengan vitamin D3 dua kali seminggu selama 5 minggu lebih efektif dalam meningkatkan kadar vitamin D pada orang dewasa daripada jumlah vitamin D2 yang sama.
Artikel terkait: Seberapa penting asupan vitamin D untuk ibu menyusui?
Gejala Kekurangan Vitamin D
Tubuh kekurangan vitamin D biasanya menunjukkan sejumlah gejala, seperti:
- Gampang sakit dan mudah terkena infeksi
- Kelelahan
- Luka lama sembuh
- Sakit tulang dan punggung
- Depresi dan kecemasan
- Rambut rontok
- Nyeri otot
- Pengeroposan tulang
- Kenaikan berat badan atau obesitas
Penyebab Defisiensi Vitamin D
Tidak ada penyebab tunggal kekurangan vitamin D. Risikonya secara keseluruhan mungkin terkait dengan kondisi medis tertentu serta faktor gaya hidup.
Berikut adalah beberapa faktor risiko paling umum untuk kekurangan vitamin D:
- Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas
- Jarang mengonsumsi ikan atau produk susu
- Memiliki penyakit ginjal kronis, penyakit hati, atau hiperparatiroidisme
- Memiliki kondisi kesehatan yang memengaruhi penyerapan nutrisi, seperti penyakit Crohn atau penyakit celiac
- Menjalani operasi bypass lambung
- Menggunakan obat-obatan tertentu yang memengaruhi metabolisme vitamin D, seperti statin dan steroid
- Jarang terpapar sinar matahari
****
Parents, itulah penjelasan tentang perbedaan vitamin D dan D3a, Pada umumnya, sebutan ‘vitamin D’ pada label suplemen merujuk pada jenis vitamin D2.
Baca juga:
Depresi bisa disebabkan oleh kekurangan vitamin D, cegah sekarang!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.