Amankah ondansetron untuk ibu hamil?
Obat ondansetron merupakan salah satu obat yang sering diresepkan dokter saat mual.
Obat ini tergolong antiemetik kuat yang efektif mengatasi mual dan muntah akibat berbagai penyebab. Lantas, amankah obat ondansetron untuk ibu hamil?
Apa saja yang perlu Bunda ketahui jika dokter memberikan obat yang mengandung ondansetron?
Berikut adalah penjelasan tentang keamanan obat ondansetron untuk ibu hamil.
Artikel Terkait: 5 Posisi Tidur untuk Mengurangi Mual Saat Hamil Muda Beserta Tips Lainnya
Manfaat Obat Ondansetron
Ondansetron merupakan obat dari golongan antiemetik, yakni obat-obatan untuk mengurangi mual dan muntah.
Secara spesifik, obat ini termasuk ke dalam kelas antagonis reseptor serotonin 5-HT3, yang bekerja menghambat keluarnya serotonin di dalam usus dan sistem saraf pusat, yang memicu rasa mual dan muntah.
Obat ini sering digunakan untuk mencegah mual dan muntah pada individu yang akan menjalani kemoterapi atau radioterapi.
Obat ini juga kadang digunakan untuk mencegah mual dan muntah pada kehamilan. Meski demikian, ondansetron tidak efektif untuk mengatasi mual akibat mabuk perjalanan.
Amankah Ondansetron Dikonsumsi Ibu Hamil?
Dilansir dari laman web WebMD, ondansetron disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk digunakan untuk melawan mual yang berhubungan dengan kemoterapi.
Namun, untuk saat ini FDA belum menyetujui obat ini untuk mengatasi mual karena morning sickness.
Meski begitu, laman WebMD menambahkan, bahwa sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa ondansetron aman digunakan selama trimester pertama saat sebagian besar ibu hamil mengalami mual morning sickness.
Studi menunjukkan bahwa menggunakan ondansetron selama trimester pertama kehamilan tidak menyebabkan cacat lahir utama.
Satu studi yang dilakukan oleh Centers for Disease Control (CDC) dan Sloane Epidemiology Center di Boston University menunjukkan bahwa hampir 70% ibu hamil mengalami morning sickness selama trimester pertama, dilansir dari laman WebMD.
Mereka yang menggunakan ondansetron tidak memiliki peningkatan risiko cacat lahir janin utama.
Peringatan Khusus Sebelum Mengonsumsi
Ondansetron tidak boleh digunakan apabila:
- Sedang menggunakan obat apomorphine.
- Memiliki riwayat terhadap ondansetron atau obat lain yang sejenis (dolasetron, granisetron, palonosetron).
Untuk memastikan apakah obat ini aman digunakan, beritahukan dokter bila memiliki:
- Gangguan hati
- Gangguan elektrolit seperti rendahnya kadar kalium atau magnesium di dalam darah
- Gagal jantung kongestif atau detak jantung yang lambat
- Memiliki riwayat pribadi maupun keluarga dengan sindrom long QT
- Adanya sumbatan pada saluran cerna (lambung atau usus)
- Memiliki penyakit phenylketonuria (PKU)
Penggunaan obat ini juga meningkatkan risiko individu mengalami sindrom serotonin yang membahayakan nyawa. Sindrom ini terjadi ketika serotonin menumpuk di dalam tubuh. Kadarnya yang tinggi dapat menyebabkan gejala seperti:
- Agitasi (memberontak), delirium (pikiran berkabur), dan halusinasi (mendegar atatu melihat hal-hal yang tidak nyata)
- Berkeringat, detak jantung cepat
- Otot kaku, gemetar, kejang, atau gerak otot yang tersentak-sentak
- Koma
Meski tidak membahayakan janin, penggunaan obat mual ini pada ibu hamil tetap harus seizin dokter.
Pada ibu menyusui, belum diketahui apakah kandungannya bisa dikeluarkan di dalam Air Susu Ibu (ASI) sehingga berefek pada bayi.
Selain itu, penting untuk diketahui bahwa obat ini tidak boleh digunakan pada anak di bawah usia 4 tahun.
Dosis yang Perlu Diperhatikan
Obat ini termasuk obat keras sehingga hanya bisa diperoleh dengan resep dokter. Obat ini tersedia dalam beberapa bentuk sediaan:
- Tablet 4 mg dan 8 mg
- Sirup
- Supositoria
- Larutan untuk injeksi
Dosis pertama ondansetron biasanya diberikan sebelum operasi, kemoterapi atau radioterapi dilakukan.
Obat ini bisa diberikan secara oral maupuan suntikan intramuskular (ke dalam otot), dan suntikan intravena (ke dalam pembuluh darah).
Dosis pemberian bergantung pada cara pemberian dan penyebab gejala:
- Dosis oral obat ini adalah 8 mg setiap 12 jam, yang diberikan 1-2 jam sebelum radioterapi, 30 menit sebelum kemoterapi, 1 jam sebelum dilakukan pembiusan praoperasi. Dosis untuk anak-anak adalah 0,15 mg per kg berat badan dengan maksimum 16 mg per kali pemberian. Ondansetron dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
- Dosis suntikan intravena adalah 4 mg setiap 12 jam dengan dosis maksimum 16 mg per kali pemberian.
Penggunaan obat ini tentu saja harus sesuai dengan anjuran dokter. Hindari mengubah dosis secara mandiri atau menggunakannya lebih lama dari yang dianjurkan.
Interaksi Ondansetron dengan Obat Lain
Ondansetron dapat berinteraksi dengan obat, vitamin, dan suplemen yang dikonsumsi. Interaksi obat dapat menimbulkan efek yang berbahaya atau membuat obat menjadi tidak efektif.
- Interaksi yang menimbulkan efek berbahaya. Obat seperti apomorphine tidak boleh digunakan bersamaan dengan ondansetron karena dapat membuat tekanan darah menjadi terlalu rendah hingga seseorang tidak sadarkan diri.
- Interaksi yang meningkatkan efek samping. Konsumsi obat antidepresi seperti fluoxetine dan paroxetine dapat meningkatkan kadar ondansetron di dalam darah. Selanjutnya, hal ini akan meningkatkan risiko efek samping ondansetron.
- Interaksi yang membuat ondansetron kurang efektif. Konsumsi obat antikejang seperti phenytoin atau carbamazepine, serta obat tuberkulosis seperti rifampin, rifabutin, atau rifapentine, akan menurunkan kadar ondansetron di dalam darah. Ini akan membuat kerja ondansetron menjadi kurang efektif.
Dosis Ondansetron untuk Ibu hamil yang Direkomendasikan
Morning sickness bisa disebabkan oleh hormon yang dilepaskan oleh plasenta human chorionic gonadotropin (hCG).
Ketika mual dan muntah menjadi sangat parah sehingga menyebabkan penurunan berat badan dan dehidrasi, dokter Anda mungkin mendiagnosis Anda dengan hiperemesis gravidarum dan meresepkan obat lain.
Dilansir dari laman web Healthline, dosis ondansetron untuk ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum (mual kehamilan) dan memerlukan rawat inap adalah maksimal 10 miligram melalui terapi intravena (IV) setiap 8 jam.
Mual kehamilan yang lebih ringan bisa diobati dengan dosis oral yang lebih rendah, yaitu 4 hingga 8 mg setiap 8 jam. Obat mual ini harus diawasi oleh petunjuk dokter.
Artikel Terkait: 19 Cara Alami Atasi Mual saat Hamil, Ampuh dan Bumil Harus Coba!
Efek Samping yang Perlu Diperhatikan
Efek samping yang umum terjadi akibat penggunaan ondansetron, mencakup:
- Sakit kepala
- Diare atau konstipasi
- Rasa melayang
- Rasa mengantuk
- Rasa lelah
Bila sifatnya ringan saja, efek-efek ini dapat menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari atau minggu. Bila terasa berat atau tak kunjung menghilang, konsultasikan dengan dokter.
Efek samping ondansetron yang lebih serius mencakup:
- Konstipasi, kembung, atau nyeri perut yang hebat.
- Sakit kepala yang disertai dengan nyeri dada, rasa melayang, pingsan, dan detak jantung cepat.
- Jantung berdetak cepat dan keras
- Kuning pada kulit dan bagian putih mata
- Gangguan penglihatan berupa mata buram atau kehilangan penglihatan secara sementara (berlangsung selama beberapa menit hingga beberapa jam).
- Tingginya kadar serotonin di dalam tubuh yang ditandai dengan agitasi, halusinasi, demam, detak jantung cepat, refleks-refleks tubuh terlalu aktif, mual, muntah, diare, kehilangan koordinasi, hingga pingsan.
- Munculnya reaksi alergi berat, yang ditandai dengan kulit memerah (flushing), sulit bernapas, tenggorok atau lidah membengkak, rasa melayang, dan batuk.
Segera cari pertolongan medis apabila mengalami efek samping yang serius, terlebih bila gejala dirasakan teramat berat hingga mengancam nyawa.
Efek Samping Ondansetron pada Ibu Hamil
Dikutip dari laman NCBI, studi kasus-kontrol menemukan ada peningkatan risiko langit-langit mulut sumbing pada bayi yang terkait dengan ondansetron.
Namun, temuan ini perlu dikonfirmasi dengan penelitian lebih lanjut. Bukti yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar bayi yang terpapar ondansetron dalam kandungan tidak memiliki cacat lahir ini.
Obat ondansetron untuk ibu hamil yang digunakan setelah sekitar minggu ke 10 kehamilan tidak akan dapat menyebabkan masalah ini karena janin bayi telah berkembang sepenuhnya pada tahap ini, dilansir dari laman Medicines in Pregnancy
Tidak ada kekhawatiran bahwa penggunaan ondansetron untuk ibu hamil dapat memengaruhi kemungkinan keguguran, lahir mati, kelahiran prematur atau berat bayi lahir rendah.
Alternatif Ondansetron untuk Ibu Hamil
Tantangan utama dalam mengobati ibu hamil dengan obat-obatan adalah keselamatan janin dan ibu. Jadi, penggunaan ondansetron harus digunakan dengan hati-hati dan harus dengan resep dokter.
Penggunaan obat ondansetron untuk ibu hamil biasanya akan dilakukan setelah dokter sudah coba meresepkan obat-obatan lain dengan catatan keamanan yang lebih baik dalam kehamilan (misalnya, doksilamin-piridoksin), dilansir dari laman NCBI.
Dilansir dari laman Medicines in Pregnancy, terdapat beberapa resep obat lain yang dapat digunakan untuk mengobati mual dan muntah berat selama kehamilan.
Dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan tersebut sebelum akhirnya merekomendasikan ondansetron untuk ibu hamil.
Artikel Terkait: 8 Obat Alami untuk Meredakan Mual Saat Hamil, Catat, Bun!
Biasanya, dokter kandungan akan berbicara kepada Anda tentang kemungkinan risiko dan akan memutuskan bersama apakah ini sebanding dengan manfaat pengobatan obat tersebut.
Demikian informasi terkait ondansetron untuk ibu hamil yang penggunaannya harus diawasi dan sesuai dengan resep dokter.
Semoga bermanfaat.
***
Baca juga:
id.theasianparent.com/obat-batuk-untuk-ibu-hamil
id.theasianparent.com/obat-radang-untuk-ibu-hamil
id.theasianparent.com/obat-jerawat-yang-aman-untuk-ibu-hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.