Berbahayakah Mimisan Saat Hamil? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ditinjau secara medis oleh
dr. Gita Permatasaridr. Gita Permatasari bertugas di RSPP sebagai Dokter Umum, Medical Check Up Examiner, dan Konsultan Laktasi. Ia juga menjadi Manajer Pelayanan Pasien yang berkoordinasi dengan dokter spesialis dan perawat terkait kondisi pasien, termasuk berkoordinasi dengan asuransi terkait penjaminan pasien. Sebelumnya, dr. Gita melayani pasien di Klinik Ajiwaras, Cilandak KKO.
Sebuah tim profesional bersertifikat dan diakui di bidang kesehatan yang meninjau semua informasi yang berkaitan dengan kesehatan kehamilan dan kesehatan dan tumbuh kembang anak di theAsianparent. Tim ini terdiri dari dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter anak, spesialis penyakit menular, doula, konsultan laktasi, redaktur profesional, dan kontributor dengan lisensi khusus.
Mengalami mimisan saat hamil, Bun? Jangan keburu panik, simak cara mencegah dan mengatasinya ini.
Ketika hamil, sistem sirlukasi darah pada ibu semakin melebar guna mengakomodasi kehadiran bayi. Salah satu dampak dari perubahan ini adalah memicu terjadinya mimisan saat hamil, yang juga dikenal dengan istilah epistaxis.
Penyebab lainnya dari mimisan saat hamil juga ada.
Berikut ini penjelasannya, beserta cara mengatasinya.
Daftar isi
Berbahayakah Mimisan Saat Hamil bagi Ibu dan Janin?
Mimisan merupakan kondisi hilangnya darah dari jaringan yang melapisi hidung.
Ketika hamil, Bunda mungkin tidak sadar kalau volume darah meningkatkan sekitar 50 persen.
Semua aliran darah baru ini diperlukan selama proses kehamilan, salah satunya memberi makan si kecil yang sedang tumbuh di dalam kandungan Anda.
Pembuluh-pembuluh darah di tubuh Bunda juga melebar untuk membantu memindahkan darah ekstra ke seluruh organ dan janin.
Ini termasuk pembuluh darah kecil dan halus yang berada di hidung Anda.
Melansir situs Healthline, dengan lebih banyaknya darah yang masuk ke hidung (dan tubuh) ditambah lonjakan kadar hormon, kondisi ini terkadang membuat pembuluhnya jadi lebih mudah pecah dan berdarah sehingga menyebabkan mimisan pada beberapa ibu.
Kondisi ini tentu akan membuat ibu tidak nyaman, bahkan khawatir apakah bisa berdampak bagi janin?
Bunda tidak perlu cemas, karena mimisan yang Bunda alami tidak berbahaya bagi bayi.
Kecuali jika mimisan terjadi di trimester akhir, maka Bunda perlu waspada dan segera memeriksakan diri ke dokter.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa mimisan yang terjadi pada trimester akhir kehamilan membuat ibu hamil berisiko mengalami perdarahan pascamelahirkan.
Jadi, apabila Bunda mengalaminya, dokter akan menyarankan persalinan caesar untuk mengurangi risiko tersebut.
Artikel terkait: 14 Penyebab Sakit Perut Saat Hamil, yang Umum hingga Serius
Seberapa Sering Mimisan Saat Hamil Terjadi?
Mimisan sebenarnya umum terjadi saat hamil, dan biasanya terjadi ketika memasuki trimester kedua, bahkan ada yang terus mengalaminya hingga akhir masa kehamilan. Namun, hanya terjadi sementara, sifatnya ringan, dan tidak berbahaya. Salah satu tanda dari mimisan adalah ibu hamil sering merasa hidungnya tersumbat saat memasuki trimester kedua.
Situs BabyCenter menjelaskan, sekitar 20 persen ibu hamil mengalami masalah ini, sementara sekitar 6 persen perempuan tidak hamil juga pernah mengalaminya.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas juga, bila mimisan terus terjadi hingga pascakehamilan, Bunda perlu berkonsultasi dengan dokter.
Penyebab Mimisan Saat Hamil
1. Pembuluh Darah yang Melebar
Seiring kehadiran bayi, suplai darah di dalam tubuh ibu semakin meningkat. Hal ini menyebabkan pembuluh darah melebar dan menipis.
Tekanan pada pembuluh darah bisa menyebabkannya pecah hingga menyebabkan perdarahan dari hidung.
Selain perluasan pembuluh darah yang membuat ibu hamil lebih rentan mengalami mimisan saat hamil, Bunda juga kemungkinan besar mengalami mimisan dalam beberapa kondisi lain.
2. Alergi
Beberapa jenis alergi juga bisa menyebabkan mimisan saat hamil, terutama jika sebelum hamil Bunda juga mengalami mimisan ketika alergi.
Penggunaan antihistamin, kebiasaan mengupil atau menggaruk hidung juga bisa mengganggu membran di hidung sehingga menyebabkan mimisan.
3. Infeksi Sinus atau Flu
Bila Bunda mengalami infeksi hidung atau sinus, selaput lendir cenderung kering dan pembuluh darah di hidung mudah pecah.
Iritasi dari kondisi flu dan infeksi juga bisa menyebabkan mimisan.
4. Kedinginnan atau Terlalu Kering
Selaput lendir di dalam hidung mudah mengering ketika cuaca terlalu dingin atau terlalu kering dan rentan mimisan.
Misalnya saat berada terlalu lama di ruangan ber-AC, kabin maskapai, atau ketika hari sedang terik-teriknya.
5. Cedera
Anda mengalami cedera di area tersebut, misalnya hidung terbentur sesuatu yang keras.
6. Bahan Kimia
Menggunakan bahan kimia di bagian hidung juga bisa mengiritasinya dan menyebabkan mimisan.
Seperti penggunaan obat hidung atau obat yang disemprotkan atau dihirup.
7. Kondisi Medis Tertentu
Bila Bunda memiliki kondisi medis tertentu, seperti tekanan darah tinggi atau gangguan pembekuan darah, ini juga bisa menyebabkan mimisan saat hamil.
Artikel terkait: Kram Perut Saat Hamil, Kapan Ibu Harus Konsultasi kepada Dokter?
Gejala Mimisan Saat Hamil
Mimisan bisa saja terjadi di salah satu hidung atau keduanya. Dan durasinya bisa berlangsung dari beberapa detik hingga hampir 10 menit.
Volume darah yang keluar bisa sangat berat layaknya perdarahan, dan ada juga yang berupa darah kering dan berkerak di dalam hidung yang bahkan tidak Anda sadari hingga Anda meniupnya.
Saat mimisan terjadi, tidak ada gejala khas.
Jika Bunda mengalami mimisan dan dalam posisi sedang berbaring atau tidur, Anda mungkin tidak akan menyadarinya.
Bunda hanya akan merasakan seperti sesuatu mengalir di bagian belakang tenggorokan Anda saja.
Akan tetapi, bila Anda telah didiagnosis dokter menderita tekanan darah tinggi dan mengalami mimisan, segera periksakan ke dokter kandungan Anda, ya, Bunda.
Cara Menghentikan Mimisan
Jika Bunda mengalami hidung mimisan saat hamil, lakukanlah ini:
- Duduk dan condongkan tubuh sedikit ke depan, tetapi jaga agar kepala lebih tinggi dari dada/jantung Anda.
- Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, cubit dengan kuat seluruh bagian bawah hidung atau kedua lubang hidung dengan lembut.
- Bernapaslah melalui mulut dan tutup lubang hidung Anda selama 10 hingga 15 menit. Ini membuat darah mengalir ke hidung dan bukan ke tenggorokan.
- Jangan melepaskannya alih-alih ingin memeriksa untuk melihat apakah perdarahan telah berhenti sebelum itu, karena dapat mengganggu pembekuan. Bila memungkinkan, Bunda bisa menggunakan timer.
- Lalu duduk tegak atau berdiri tegak untuk menurunkan tekanan darah di rongga hidung, agar bisa mencegah perdarahan lebih lanjut.
- Oleskan es untuk menyempitkan pembuluh darah dan memperlambat perdarahan. Anda bisa menggunakan kantung es atau apa pun yang beku yang ada di dalam freezer lalu tempelkan pada bagian atas batang hidung dengan posisi tidak menutupi lubang hidung.
- Jangan membungkus hidung dengan kain kasa atau tisu.
- Jangan berbaring dengan posisi dagu ke atas atau memiringkan kepala terlalu ke belakang. Ada kemungkinan Bunda malah akan menelan darah yang berisiko menyebabkan mual dan muntah atau bahkan membuat Anda secara tidak sengaja menghirup darah ke paru-paru Anda.
- Jika mimisan masih mengalir, ulangi semua tahapan di atas selama 10 menit kembali.
- Hindari minuman panas atau atau alkohol, karena bisa menyebabkan pembuluh darah di hidung melebar.
Mencegah Mimisan Selama Kehamilan
Apakah mungkin untuk mencegah mimisan selama kehamilan?
Bunda sangat mungkin mengalami mimisan saat hamil tanpa alasan sama sekali.
Akan tetapi, Bunda juga dapat menurunkan risiko mimisan dengan menjaga tekanan di hidung Anda turun, Bunda.
Salah satunya dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengiritasi pembuluh darah di bagian hidung.
Begini cara mencegah mimisan selama kehamilan:
- Gunakan pelumas untuk mencegah kekeringan di bagian hidung. Beberapa ahli merekomendasikan petroleum jelly. Yang lain menyarankan pelumas berbasis air khusus yang tersedia tanpa resep di apotek. Semprotan atau tetes hidung saline juga bisa membantu.
- Hindari mencubit atau menggosok hidung atau wajah Anda terlalu keras.
- Tiup hidung dengan lembut jika ada sumbatan yang diakibatkan pilek atau flu.
- Bersin dengan posisi mulut terbuka (siapkan tisu agar droplet tidak ke mana-mana). Tujuannya untuk mendistribusikan tekanan bersin, bukan memusatkan semuanya di hidung.
- Hindari mengupil terlalu sering atau keras.
- Hindari AC dan kipas angin.
- Jaga kelembapan udara di rumah dengan menggunakan pelembap udara, terutama selama musim dingin.
- Hindari latihan intens yang melibatkan banyak membungkuk atau melompat.
- Minum banyak cairan untuk menjaga selaput lendir Anda terhidrasi dengan baik.
- Jika dokter menyarankan Anda menggunakan obat semprot hidung atau dekongestan, gunakan persis seperti yang diinstruksikan. Jangan menggunakannya terlalu sering karena obat-obatan ini dapat mengeringkan dan semakin mengiritasi hidung Anda.
- Hindari penggunaan produk spray hidung yang bisa menyebabkan membran mengering.
- Hindari lingkungan yang menyebabkan iritasi, seperti lingkungan penuh asap rokok, parfum yang berlebihan, dan bahan kimia lain yang bisa menyebabkan iritasi hidung.
Artikel terkait: Sakit Kepala Saat Hamil: Jenis, Penyebab, Gejala, dan Tips Mengatasi
Kapan Sebaiknya Menemui Dokter?
Meskipun mimisan bisa terjadi pada kehamilan dan disebut-sebut tidak berbahaya, tetapi ada juga ibu yang mengalami perdarahan hebat saat mimisan.
Dalam beberapa kasus, mimisan saat hamil merupakan pertanda masalah kesehatan yang hanya bisa diketahui setelah diperiksa oleh dokter.
Oleh sebab itu, bila Bunda mengalami gejala seperti di bawah ini, segeralah menemui dokter.
- Bunda merasa kehilangan banyak darah selama mimisan, misalnya bila hidung berdarah lebih dari 10 menit atau jika mengeluarkan banyak darah dengan volume yang tidak wajar.
- Mengalami sesak napas atau sulit bernapas saat mimisan.
- Mimisan terjadi setelah Bunda mengalami benturan keras di kepala.
- Mimisan disertai rasa kebas di wajah, sensasi geli yang ekstrem, yang bisa menjadi penanda stroke.
- Mengalami mimisan disertai hilang kesadaran.
- Mimisan disertai kepala pusing dan lemas.
- Perdarahan sangat parah yang tidak berhenti bahkan setelah 30 menit.
- Sedang mengonsumsi obat antikoagulan yang bisa memperparah kondisi mimisan.
- Mimisan dan punya riwayat tekanan darah tinggi.
- Penglihatan kabur atau kunang-kunang.
- Sakit kepala kronis atau parah.
- Muntah (bukan disebabkan morning sickness)
- Edema atau pembengkakan tiba-tiba di kaki.
- Sakit perut
- Perut kembung parah
- Demam
- Panas dingin
- Berat badan menurun secara tiba-tiba
- Mata atau kulit menguningnya
- Urine berwarna gelap
- Feses berwarna terang
Dalam kasus yang sangat jarang, mimisan bersama dengan gejala lain mungkin merupakan tanda bahwa Anda memiliki kondisi kesehatan yang serius.
Gejala serius ini sangat jarang terjadi.
Jika Bunda memilikinya, Anda akan menyadarinya! Jadi, segeralah memeriksakan diri ke dokter.
Mimisan saat hamil memang sering terjadi daripada saat sedang tidak terjadi. Namun, Bunda tidak perlu mengkhawatirkannya.
Segera temui dokter kandungan bila mengalami mimisan lebih dari 10 menit atau perdarahan berat.
Nosebleeds during pregnancy
www.babycenter.com/pregnancy/your-body/nosebleeds-during-pregnancy_255
Why a Bloody Nose While Pregnant Is Totally Normal (and How to Treat It)
www.healthline.com/health/pregnancy/nosebleeds-while-pregnant
Baca juga:
Berbahayakah Mimisan? Ketahui Jenis, Gejala, dan Penanganannya
Jangan Panik! 11 Langkah Tepat Menghentikan Mimisan pada Hidung