X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) Jadi Pemicu Utama Kerusakan Otak dan Stroke

Bacaan 4 menit
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) Jadi Pemicu Utama Kerusakan Otak dan Stroke

Disebut-sebut sebagai penyebab utama kerusakan otak dan stroke, ini kaitan antara ketiganya secara ilmiah.

Disebutkan, tekanan darah tinggi atau hipertensi sebagai penyebab utama stroke dan kerusakan otak. Sebenarnya, apa kaitan hipertensi dengan stroke dan kerusakan otak, ya, Bunda? Ini penjelasan ilmiahnya!

Table of Contents

  • Apa Itu Hipertensi?
  • id.theasianparent.com/tekanan-darah-tinggi/#Faktor_Risiko_Tekanan_Darah_Tinggi" title="Faktor Risiko Tekanan Darah Tinggi ">Faktor Risiko Tekanan Darah Tinggi
  • Kaitan Hipertensi dengan Kerusakan Otak
  • Alasan Orang Sulit Menurunkan Tekanan Darah
  • id.theasianparent.com/tekanan-darah-tinggi/#Komplikasi_Akibat_Tekanan_Darah_Tinggi" title="Komplikasi Akibat Tekanan Darah Tinggi ">Komplikasi Akibat Tekanan Darah Tinggi

Apa Itu Hipertensi?

hipertensi

Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang sangat tinggi. Yakni tekanan sistolik darah lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (140/90 mmHg) –normalnya 90/60 mmHg sampai 12/80 mmHg.

Kondisi ini tidak boleh dipandang sebelah mata. Dikatakan oleh dokter spesialis saraf RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S., hipertensi merupakan faktor risiko utama dari kejadian stroke.

“Setiap kenaikan tekanan darah sistolik 2 mmHg akan meningkatkan risiko stroke 10% pada orang dewasa,” demikian katanya dalam virtual media briefing yang diadakan Bayer bertajuk Waspada Hipertensi Merusak Otak, Rabu (31/8/2022).

Ini juga sesuai dengan fakta yang menujukkan bahwa 64-70% kasus stroke banyak disebabkan oleh hipertensi. Pada tahun 2021, diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa berusia di atas 25 tahun di seluruh dunia pernah mengalami stroke. Jumlahnya tak tanggung-tanggung, yakni sekitar 13,7 juta penduduk dunia, lebih dari 5,5 juta dari mereka meninggal. 

Artikel terkait: Hati-hati! Ini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati Hipertensi

Faktor Risiko Tekanan Darah Tinggi

Beberapa hal yang merupakan faktor risiko dari tekanan darah tinggi adalah:

  • Genetik, usia, ras, gender.
  • Riwayat keluarga: Orang tua hipertensi, bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat rendah (BBLR), dan perokok pasif.
  • Lingkungan yang sarat dengan polusi udara dan kebisingan.
  • Memiliki masalah tidur: Sleep apnea dan insomnia.
  • Aktivitas fisik yang terbatas dan obesitas.
  • Intake garam tinggi, intake kalium rendah.
  • Komorbid: Diabetes dan masalah hormon.
  • Masalah psikososial, etnis, dan sosial-ekonomi.

Artikel terkait: Berakibat Fatal dan Mengancam Jiwa, Apa Itu Kondisi Hipertensi Emergensi?

Kaitan Hipertensi dengan Kerusakan Otak

tekanan darah tinggi

Kejadian hipertensi bisa menyebabkan kerusakan sel dinding pembuluh darah (sel endotel), darah di otak menjadi menggumpal dan mengeras –mengganggu fungsi otot di dinding pembuluh darah nadi atau arteri. Dengan demikian aliran darah yang menuju ke otak pun terhambat, otak tak mendapatkan oksigen dan aliran darah yang cukup. Semakin lama, semakin banyak sel atau jaringan otak yang mati dan berujung pada memicu terjadinya stroke.

Tingkat keparahannya mulai dari skala ringan (Transient Ischaemic Attack/TIA) hingga stroke berat yang berakibat kecacatan menetap atau meninggal –bila tak segera ditangani.

Lebih parahnya lagi, tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit kronik yang tak bisa disembuhkan. Jadi jika Anda sudah didiagnosis penyakit ini, tujuan pengobatan Anda bukanlah sembuh, melainkan mengontrol tekanan darah.

Kata dr. Eka, banyak orang yang tak sadar dirinya menderita tekanan darah tinggi, karena memang penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala. Ini juga alasan mengapa hipertensi disebut sebagai silent killer.

Alasan Orang Sulit Menurunkan Tekanan Darah

Ada beberapa faktor seseorang sulit mencapai target dalam menurunkan tekanan darah. Di antaranya disebutkan dr. Eka sebagai berikut:

  • Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi
  • Sosio kultural, perilaku, dan motivasi
  • Akses ke fasilitas kesehatan
  • Pengadaan obat-obatan yang terbatas
  • Biaya pengobatan
  • Kormobiditas
  • Hubungan pasien-dokter
  • Tenaga medis tidak update keilmuan

Artikel terkait: Bantu Turunkan Tekanan Darah Tinggi, ini 7 Buah-buahan yang Sehat Dikonsumsi

Komplikasi Akibat Tekanan Darah Tinggi

hipertensi

  • Jantung: Serangan jantung, penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan kardioiopati.
  • Renal failure, yaitu kondisi di mana ginjal kehilangan kemampuannya dalam membuang racun dan menyeimbangkan cairan dalam tubuh.
  • Blood vessel damage: Aneurisma, penyakit pembuluh darah tepi
  • Neurological: Stroke dan demensia
  • Retinopathy, seperti kebutaan
  • Sakit kepala: Badan merasa melayang dan kejang

Dengan melihat akibat dan komplikasinya, adalah penting untuk mengelola (mengenali dan mengendalikan) tekanan darah tinggi dengan baik. Salah satu cara mengontrol tekanan darah adalah dengan rutin mengukur tekanan darah sendiri –bisa dengan home blood pressure monitoring (HBPM).

Sementara untuk pasien tekanan darah tinggi, disarankan untuk tidak sekadar rutin mengukur tekanan darah secara benar dan berkala, tetapi juga mematuhi menjalani pengobatan.

Baca juga:

Ketahui Manfaat Mengukur Tekanan Darah Rutin Sendiri di Rumah, Apa Saja?

Alami Hipertensi? Ini 5 Makanan Terbaik untuk Turunkan Tekanan Darah

Benarkah Sering Mimisan Bisa Jadi Tanda Darah Tinggi? Simak Penjelasan Ini

Cerita mitra kami
Selain Menjaga Kebersihan, Ini Upaya Lain yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Hepatitis A
Selain Menjaga Kebersihan, Ini Upaya Lain yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Hepatitis A
Mengenal Lebih Jauh Gejala Hepatitis A
Mengenal Lebih Jauh Gejala Hepatitis A
Diare dan Dehidrasi pada Anak
Diare dan Dehidrasi pada Anak
Faktor Risiko Hepatitis A: Seseorang Lebih Mudah Terkena Hepatitis A Jika Memiliki Kondisi Ini
Faktor Risiko Hepatitis A: Seseorang Lebih Mudah Terkena Hepatitis A Jika Memiliki Kondisi Ini

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Ester Sondang

Diedit oleh:

Finna Prima Handayani

  • Halaman Depan
  • /
  • Penyakit
  • /
  • Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) Jadi Pemicu Utama Kerusakan Otak dan Stroke
Bagikan:
  • Sindrom Asperger pada Anak: Penyebab, Gejala, Perawatan

    Sindrom Asperger pada Anak: Penyebab, Gejala, Perawatan

  • Radang Tenggorokan pada Anak: Kenali Gejala, Penyebab, serta Pertolongan Pertama

    Radang Tenggorokan pada Anak: Kenali Gejala, Penyebab, serta Pertolongan Pertama

  • Selulitis Orbita pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

    Selulitis Orbita pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

  • Sindrom Asperger pada Anak: Penyebab, Gejala, Perawatan

    Sindrom Asperger pada Anak: Penyebab, Gejala, Perawatan

  • Radang Tenggorokan pada Anak: Kenali Gejala, Penyebab, serta Pertolongan Pertama

    Radang Tenggorokan pada Anak: Kenali Gejala, Penyebab, serta Pertolongan Pertama

  • Selulitis Orbita pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

    Selulitis Orbita pada Anak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.