Kebiasaan mengupil pada anak bisa menyebabkan mimisan pada anak.
Kalau si Kecil sudah mengalami hal ini, Parents mungkin panik dan sulit untuk berpikir bagaimana cara mengatasinya dan apakah mimisan pada anak berbahaya?
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari IDAI, bahwa mimisan terjadi pada 60% masyarakat, namun hanya 6% yang membutuhkan pertolongan medis.
Mimisan yang memerlukan pertolongan medis jika ada indikasi lain yang pemicu mimisan pada anak.
Artikel terkait: Mimisan saat Hamil, Apakah Berbahaya? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Jenis-Jenis Mimisan pada Anak
Ada dua jenis penyebab mimisan pada anak.
Pendarahan ini bisa menjadi menakutkan meskipun untungnya sebagian besar kondisi ini tidak serius dan bisa ditangani.
Ada dua jenis mimisan yang dikelompokkan dari asal perdarahannya, yaitu:
- Mimisan anterior: Merupakan pendarahan yang berasal dari pembuluh darah di bagian paling depan hidung. Biasanya pendarahan ini menyebabkan lebih dari 90% kasus epistaksis (pendarahan mimisan yang mudah diatasi). Pendarahan ini mudah ditangani bahkan dengan perawatan rumahan.
- Mimisan posterior: Mimisan ini terasuk yang kurang umum. Biasanya lebih sering terjadi pada orang lanjut usia. Pendarahan posterior bisa berasal dari arteri di bagian belakang hidung. Karena itulah, pendarahan ini sulit ditangani dengan perawatan rumahan, dan biasanya membutuhkan penanganan oleh dokter THT.
Artikel terkait: Berbahayakah Mimisan Saat Hamil? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Penyebab Mimisan pada Anak
Penyebab mimisan pada anak bisa diakibatkan oleh faktor-faktor berikut :
1. Udara yang Kering
Sebagian besar mimisan anterior disebabkan oleh udara kering. Iklim kering atau udara dalam ruangan yang panas mengiritasi dan mengeringkan selaput hidung.
Hal ini menyebabkan kerak yang mungkin gatal, kemudian berdarah saat digaruk atau digosok.
Pilek juga dapat mengiritasi lapisan hidung, dengan pendarahan setelah meniup hidung berulang kali.
Mengalami pilek selama cuaca musim dingin memang memicu terjadinya mimisan.
2. Alergi, Pilek, atau Infeksi Sinus
Alergi juga dapat menyebabkan masalah, karena dokter mungkin meresepkan obat (seperti antihistamin atau dekongestan) untuk mengendalikan hidung yang gatal, berair, atau tersumbat.
Obatnya bisa mengeringkan selaput hidung, menyebabkan mimisan.
3. Trauma atau Cedera Wajah
Cedera atau pukulan pada hidung dapat menyebabkan pendarahan, tetapi sebagian besar bukan merupakan masalah serius.
Tetapi, jika si Kecil mengalami cedera wajah yang menyebabkan hidung berdarah dan Anda tidak dapat menghentikan pendarahan setelah 10 menit atau memiliki kekhawatiran lain tentang cedera tersebut, segera dapatkan perawatan medis.
4. Idiopatik
Darah yang keluar dari hidung tidak diketahui penyebabnya.
5. Sering Mengupil
Kebiasaan mengupil pada anak juga dapat menjadi penyebab mimisan.
Hal ini disebabkan banyaknya pembuluh darah halus yang berlokasi di dalam hidung yang mudah sekali pecah bila mengalami benturan.
6. Cuaca Panas
Pada sebagian anak, kondisi cuaca yang panas akan meningkatkan tekanan pada pembuluh darah halus di daerah hidung sehingga mengakibatkan pembuluh darah tersebut pecah.
7. Genetik
Kelainan pembuluh darah bawaan.
Anak yang mimisan tipe ini biasanya mempunyai orangtua yang memiliki riwayat yang sama.
8. Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri dapat menyebabkan area yang sakit, merah, dan berkerak pada kulit di dalam hidung dan di depan lubang hidung. Infeksi ini dapat menyebabkan perdarahan.
Meskipun umumnya mimisan tidak berbahaya, kondisinya perlu diwaspadai jika sering terjadi.
Jika anak Anda mimisan lebih dari sekali seminggu, hubungi dokter.
Biasanya, mimisan yang disebabkan hal di atas mudah diobati. Terkadang pembuluh darah kecil di dalam hidung teriritasi dan tidak sembuh-sembuh, yang lebih sering terjadi pada anak-anak dengan alergi berkelanjutan atau yang sering pilek.
Seorang dokter mungkin dapat membantu dalam kasus ini.
Untuk pendarahan yang bukan karena infeksi sinus, alergi, atau iritasi pembuluh darah, dokter mungkin menyarankan tes untuk menemukan penyebabnya.
Dalam kasus yang jarang, kelainan pendarahan atau pembuluh darah yang terbentuk tidak normal bisa menjadi kemungkinan.
Artikel terkait: Sering Mimisan? Hati-hati dengan Gejala Penyakit Berbahaya Ini!
Faktor Risiko
Mengutip dari Hopkins Medicine, mimisan merupakan kondisi yang sering terjadi pada anak-anak.
Kebanyakan mimisan pada anak-anak terjadi di bagian depan hidung yang dekat dengan lubang hidung.
Bagian hidung ini memiliki banyak pembuluh darah kecil yang dapat rusak dengan mudah.
Seorang anak mungkin lebih berisiko mengalami mimisan jika:
- Tinggal di daerah dengan iklim kering atau ketika musim dingin
Anak-anak yang tinggal di iklim kering berisiko lebih tinggi mengalami mimisan karena tingkat kelembapan udara yang rendah. Begitu pula pada musim dingin di mana suhu udara di luar dingin tetapi di dalam ruangan panas. Hal ini dapat menyebabkan keringnya selaput halus yang ada di dalam hidung sehingga retak dan merusak pembuluh darah.
- Sering mengorek hidung
Menggaruk dan mengorek hidung dapat merusak pembuluh darah halus dan kemudian menyebabkan perdarahan.
- Mengalami alergi
Di dalam hidung terdapat selaput halus dengan banyak pembuluh darah kecil. Reaksi alergi terhadap serbuk sari, debu, dan bulu hewan peliharaan dapat membuat selaput ini menjadi kering dan pembuluh darahnya pun rentan pecah.
- Sakit flu
Ketika anak mengalami infeksi pernapasan atau hidung tersumbat, mimisan dapat terjadi karena peradangan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh seringnya membuang ingus dengan paksa atau kerusakan lapisan sensitif pada hidung yang disebabkan oleh virus atau infeksi.
Diagnosa
Mimisan biasanya di diagnosa dengan melihat gejalanya.
Pada umumnya, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan seputar riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan singkat untuk mencoba mengidentifikasi penyebab dari mimisan yang terjadi
- Jika mimisan disebabkan oleh benda asing yang tersangkut di hidung, mungkin juga akan ada gejala lain seperti rasa sakit atau gatal, keluarnya bau dari salah satu lubang hidung dan bau mulut selain pendarahan.
- Jika mimisan disebabkan oleh demam, gejala lainnya seperti hidung berair, gatal atau tersumbat, bersin dan mata gatal atau berair mungkin juga muncul.
- Jika selain mimisan, pasien juga mengalami gejala seperti kelelahan, anemia (dengan tanda-tanda pucat, lemah, dan sesak napas), infeksi berulang, dan banyak memar, bisa jadi terjadi kelainan darah.
Mimisan bisa membuat anak menjadi tidak nyaman tetapi biasanya tidak perlu dikhawatirkan karena tidak berbahaya.
Namun, mimisan yang sering, terjadi terus-menerus, atau parah harus didiskusikan dengan dokter karena bisa saja ada kondisi medis lain yang mendasari yang menyebabkan perdarahan pada hidung.
Pertolongan Pertama saat Anak Mimisan
Biasanya mimisan tidak menyebabkan rasa sakit; namun, si Kecil mungkin sangat tertekan dan kesal dengan melihat dan merasakan darah saat mimisan.
Cobalah untuk menenangkan dan meyakinkan si Kecil, karena menangis akan membuat pendarahannya semakin parah, maka ikuti petunjuk pertolongan pertama berikut ini:
-
Dudukkan anak dengan tegak dalam posisi yang nyaman, dan condongkan tubuhnya sedikit ke depan.
-
Peras bagian bawah hidung yang lembut, tekan kedua lubang hidung dengan jari Anda (anak dapat melakukannya jika mereka lebih besar). Peras terus selama 10 menit.
-
Jangan terus-menerus melepaskan jari Anda untuk memeriksa apakah pendarahan telah berhenti. Darah perlu membeku dan ini membutuhkan waktu.
-
Setelah 10 menit, lepaskan hidung dan periksa apakah pendarahan telah berhenti. Jika mimisan berlanjut, tekan lubang hidung selama 10 menit lagi.
Selain meremas lubang hidung, cobalah cara berikut ini:
-
Jika anak dapat menoleransinya, letakkan handuk dingin atau kantong es di bagian belakang lehernya saat mereka duduk di pangkuan Anda.
-
Tawarkan anak es batu atau minuman dingin untuk mendinginkannya dan menghilangkan rasa darah.
-
Minta anak untuk memuntahkan darah yang menetes dari hidung ke mulutnya. Menelan darah dapat membuat anak muntah, yang dapat menyebabkan mimisan berlanjut atau memburuk.
Artikel terkait: Jangan Panik! 11 Langkah Tepat Menghentikan Mimisan pada Hidung
7 Cara Mengatasi Mimisan pada Anak
1. Bersikap Tenang
Anak akan bisa bersikap tenang apabila melihat orangtuanya bersikap tenang.
Rasa panik anak bisa mengakibatkan tersumbatnya jalan napas.
2. Posisikan Anak untuk Duduk
Minta anak duduk agar hidung lebih tinggi dari jantung.
Jangan suruh tidur telentang, sebab aliran darah dapat tertelan.
3. Bernapas Lewat Mulut
Bungkukkan badannya sedikit ke arah depan, dan suruhlah bernapas melalui mulut agar tidak ada darah yang tertelan.
4. Tekan Hidungnya
Tekanlah cuping hidungnya selama kurang lebih 5 menit.
5. Kompres Dingin / dengan Es Batu
Kompres dengan es batu termasuk cara yang efektif untuk menghentikan pendarahan.
Es batu bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah pada hidung sehingga pendarahan berhenti.
Selain itu, kompres pada hidung dapat memperlambat laju aliran darah pada hidung.
Paents bisa mengambil beberapa bongkah es batu dan lapisi dengan ain atau handuk yang lembut.
Pastikan es batu tidak menempel langsung pada hidung karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
6. Tekan Ulang
Bila darah belum juga berhenti, tekan lagi cuping hidungnya selama 10 menit.
7. Gunakan Bawang Merah
Selain menggunakan es batu, bawang merah juga dapat digunakan untuk menghentikan pendarahan akibat mimisan.
Senyawa belerang yang dikandung dalam bawang merah bisa membantu membekukan darah secara alami.
Selain itu, bawang merah juga kaya akan vitamin C dan bioflavonoid yang berfungsi sebagai penguat pembuluh darah kapiler.
Karena itulah bawang merah mampu menghentikan perdarahan.
Artikel terkait: Sering mimisan? Hati-hati dengan gejala penyakit berbahaya ini!
Perawatan Setelah Mimisan Berhenti
Beberapa cara ini perlu Anda lakukan setelah mimisan pada anak berhasil dihentikan:
- Istirahatkan anak selama beberapa jam jika mimisan tidak parah (Anda dapat menghentikannya sendiri dengan pertolongan pertama di atas). Istirahat selama 12-24 jam jika mimisan parah yang membutuhkan bantuan medis. Kegiatan yang tenang seperti menggambar atau membaca buku dianjurkan.
- Hindari memberi anak minuman atau makanan panas, atau mandi air panas atau pancuran setidaknya selama 24 jam.
- Beri tahu si Kecil untuk tidak mengorek atau meniup hidungnya selama 24 jam (dan selama seminggu jika hidungnya telah diobati).
- Jika hidung tersumbat, kain kasa harus tetap di tempatnya selama 24-48 jam. Anda perlu membawa si kecil ke dokter umum untuk pemeriksaan dan melepas kain kasa. Jangan mencoba melepas sendiri kemasannya. Jika jatuh dengan sendirinya dan pendarahan tidak kembali, tidak perlu kembali ke unit gawat darurat atau dokter umum.
Pencegahan
Karena sebagian besar mimisan pada anak-anak disebabkan oleh iritasi atau udara kering yang panas, beberapa tips sederhana ini dapat membantu mencegah mimisan pada anak:
- Pastikan kuku anak tetap pendek untuk mencegah cedera akibat mengupil.
- Jaga agar bagian dalam hidung anak tetap lembap dengan semprotan hidung atau gel saline (air asin), atau oleskan petroleum jelly atau salep antibiotik dengan lembut di sekitar lubang hidung.
- Pakai pelembap kabut dingin (atau alat penguap) di kamar tidur jika udara di rumah Anda kering. Jaga kebersihan alat untuk mencegah penumpukan jamur.
- Pastikan anak-anak mengenakan peralatan pelindung selama olahraga atau aktivitas lain yang dapat menyebabkan cedera hidung.
Bahkan dengan tindakan pencegahan yang tepat, anak-anak masih bisa mengalami hidung berdarah sesekali.
Jadi jika si Kecil mimisan, cobalah untuk tidak panik. Kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan hampir selalu mudah dihentikan.
Kapan Harus Khawatir?
Apabila tindakan di atas tidak juga menghentikan pendarahan pada anak, maka segeralah memeriksakan anak ke dokter.
Bisa jadi, ada faktor-faktor lain yang menjadi pemicu keluarnya darah melalui hidung seperti tumor, kelainan darah, dan lain-lain.
Segeralah ke dokter apabila anak mengalami kondisi sebagai berikut :
- mimisan tidak berhenti dengan penekanan
- membuat anak pingsan
- mimisan berulang kali selama beberapa minggu
- terjadi pada bayi atau balita di bawah 2 tahun
- memiliki mimisan dan kulit memar di mana saja di tubuh, kulit pucat atau riwayat keluarga gangguan pendarahan.
- anak Anda mungkin akan dirujuk ke spesialis THT (telinga, hidung, dan tenggorokan).
- dimulai setelah anak mulai minum obat baru
- secara teratur membutuhkan perjalanan ke ruang gawat darurat
- berlanjut setelah 20 menit memberikan tekanan pada hidung anak itu
- terjadi setelah cedera kepala, jatuh, atau pukulan ke wajah
- anak juga mengalami sakit kepala hebat, demam, atau gejala lain yang mengkhawatirkan
- hidung anak tampak cacat atau patah
- anak menunjukkan tanda-tanda kehilangan terlalu banyak darah, seperti tampak pucat, kurang energi, pusing, atau pingsan
- anak mulai batuk atau muntah darah
- anak memiliki kelainan pendarahan atau sedang mengonsumsi pengencer darah
Jika setelah mencoba pertolongan pertama pendarahan tetap berlanjut, bawa anak ke dokter umum atau unit gawat darurat rumah sakit terdekat.
Seorang dokter akan memeriksa hidung dengan cahaya untuk melihat apakah mereka dapat menemukan pembuluh darah yang berdarah.
Dokter mungkin akan melakukan:
- Mengoleskan krim atau salep yang mengandung obat khusus untuk memperlambat aliran darah ke bagian dalam hidung anak.
- Gunakan kauter, yaitu bahan kimia khusus yang membekukan atau membakar pembuluh darah untuk menghentikan pendarahan (proses yang disebut kauterisasi).
- Bungkus hidung anak dengan pembalut hidung. Dokter mungkin juga akan meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi bakteri saat kasa atau pembalut tersebut berada di hidung. Kadang-kadang, anak-anak yang membutuhkan pembalut hidung dapat dirawat di rumah sakit semalaman.
Jika pembalut hidung tidak diperlukan, dokter akan meresepkan salep antibiotik untuk dioleskan ke bagian dalam hidung anak hingga empat kali sehari selama seminggu atau lebih untuk membersihkan infeksi ringan yang mungkin ada.
Pertanyaan Populer Terkait Mimisan pada Anak
Jika dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak lebih sering mengalami mimisan, terutama pada usia 3 hingga 10 tahun.
Meski tampak menakutkan, Parents tidak perlu khawatir karena mimisan pada umumnya tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan khusus.
Berikut adalah beberapa pertanyaan populer seputar mimisan pada anak beserta jawabannya yang menarik untuk disimak.
Apakah mimisan pada anak itu berbahaya?
Mimisan atau pendarahan yang terjadi di hidung tidak berbahaya, tetapi juga bisa menjadi gejala dari suatu penyakit tertentu.
Jika anak berulang kali mengalami mimisan, sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter.
Apa yang harus dilakukan pada saat anak mimisan?
Hal yang pertama harus dilakukan orangtua ketika anak mimisan adalah jangan panik dan tetap tenang.
Bantu anak untuk duduk dengan posisi kepala agak tunduk kemudian tutuplah hidung dengan menggunakan tisu.
Lalu tekan-tekan perlahan bagian hidung anak yang mengalami mimisan selama kurang lebih 10 menit dan amati reaksinya.
Parents pun bisa menggunakan kompres dingin pada pangkal hidung untuk membantu agar pendarahan cepat berhenti.
Apa obat alami mimisan pada anak?
Obat alami yang dipercaya dapat menyembuhkan mimisan adalah daun sirih.
Daun ini dikenal mengandung senyawa anti bakteri dan anti peradangan sehingga sering digunakan ketika mimisan.
Kenapa anak habis demam mimisan?
Saat demam, pembuluh darah akan melebar dan menipis.
Ketika ada tekanan atau gosokan di area hidung yang memiliki banyak pembuluh darah kecil, maka bisa saja terjadi mimisan.
Berapa lama anak mimisan?
Pada umumnya mimisan terjadi sekitar 10 hingga 15 menit.
Akan tetapi jika mimisan terus terjadi hingga lebih dari 30 menit, maka sebaiknya segera dapatkan perawatan medis.
Apa penyebab anak mimisan di malam hari?
Mengutip dari Cleveland Clinic penyebab mimisan yang terjadi saat sedang tidur di malam hari sama dengan penyebab mimisan terjadi di siang hari.
Yaitu membran hidung kering oleh udara yang kering, serta adanya alergi, pilek dan/atau infeksi saluran pernapasan atas lainnya yang merusak selaput hidung halus yang melapisi hidung.
***
Semoga informasi mengenai mimisan pada anak ini bermanfaat bagi Parent, ya.
***
Baca juga:
Berbahayakah Mimisan? Ketahui Jenis, Gejala, dan Penanganannya
Berbahayakah Mimisan Saat Hamil? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Bermain di Air Terjun Bogor, Hidung Anak ini Kemasukan Lintah Selama 1 Bulan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.